πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Sangat Membenci Me...

By iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter XXIII Status Hubungan

2.6K 124 26
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Tharn, berat"

". . ."

"Tharn, kubilang berat. Bukankah kamu bisa memahami bahasa manusia?"

"Entahlah"

"Dasar..."

Kali ini, Tharn tidak lagi paham mau seberapa keras teman sekamarnya ini mengumpat. Karena dia hanya merasakan satu hal... Perasaan lega.

Dia begitu lega karena usahanya dalam seminggu ini tidak sia-sia. Meskipun anak itu masih tidak bisa menghargai, tapi paling tidak usahanya ini mampu membuat status mereka tidak akan kembali seperti sebelumnya. Yah, malam itu dia sudah mengakui bahwa dirinya mabuk, walaupun bukan seperti yang dituduhkan oleh Type, bagaimanapun juga kemampuan alkohol memang bisa membuatnya bertindak seperti itu.

Saat dia menciumnya di tengah restoran, Tharn masih sangat yakin mabuk hanya membuatnya lebih berani. Karena dia pasti akan berpikir berkali-kali jika dalam situasi yang normal. Hanya saja, jika dirinya mengakui bahwa saat itu sedang mabuk, dia tidak mungkin bisa tetap bersikap dingin selama ini 'kan...

Memang alkohol saat itu telah mempengaruhi pikirannya. Meskipun orang-orang seperti Thara sudah terbiasa dengan reaksi semacam itu, malam itu bisa dibilang pengaruh alkohol yang dirasakan memang tidak begitu besar, jika dibandingan dengan tudingan Type untuk menolak perasaannya. Meskipun dia begitu kecewa, terus menerus berpikir, bahkan seandainya pikirannya itu rusak, dia selalu bertanya... Akankah segalanya akan baik-baik saja untuknya jika saatnya tiba?

Pertanyaan itu terus saja berputar di pikiran Sang Drummer, bahkan ketika dia bangun tidur di keesokan harinya. Hanya saja, sekarang otaknya saat bangun jauh lebih jernih daripada saat dalam pengaruh alkohol, dan kembali bisa bekerja dengan penuh efisien.

Tharn tahu, Type bukan tipe orang yang akan dengan mudah berbaikan dengannya, sedangkan dia pasti akan bertindak sebaliknya, dan berusaha untuk membiarkannya berbuat salah lagi....

Tapi!

Tiba-tiba saja sebuah ide terbesit di benaknya saat dia bermaksud untuk mengucapkan maaf dan melakukan apapun seperti biasa, dia berusaha untuk bertindak seolah mereka tidak pernah memiliki hubungan apapun seperti sebelumnya. Waktu itu dia sempat bertanya pada dirinya... Apa yang akan dilakukan Type jika dia yang marah kali ini?

Saat itu dia bermaksud untuk sementara menjalankan idenya. Bagaimanapun juga, Tharn berpikir tidak ada salahnya mencoba bersikap seperti ini. Sehingga Tharn mulai berubah tidak banyak bertemu, hanya terdiam, tidak lagi menatapnya, bersikap dengan jelas bahwa dirinya marah, sambil terus menunggu dan melihat apa yang akan dilakukan anak itu untuknya.

Awalnya dia berpikir, seandainya saja dia mulai tidak tertarik dan bersikap acuh tak acuh, mungkin saja dia pun bisa merasa bahagia karena telah mengambil jarak yang selama ini memang diinginkan oleh anak itu. Sehingga, belakangan ini dia memutuskan untuk pulang ke rumah, setiap mau tidur selalu saja memikirkan apa bagusnya menjalin hubungan seperti ini, dan Tharn mulai tersadar. Dari awal dia seharusnya telah memperhitungkan seorang pembenci gay hanya ingin bersikap baik pada pria gay malang sepertinya.

Tapi setelah dia mulai bisa menerima cukup jauh, ternyata anak itu melakukan sesuatu yang diluar dugaannya.

Hari ketika dia pulang dari rumah, Thara yang berniat untuk menyerah dan ingin mendekat melihat sesuatu yang tidak terduga benar-benar terjadi...

Type tidak tahu, saat pertama kali dia meletakkan sekaleng sprite di meja dan memintanya untuk minum, hati si pendengar langsung saja menegang. Dia jelas tidak tahu kalau sebenarnya tubuh Tharn gemetar. Dia terus memaksa dirinya untuk tidak menerima hadiah yang diberikan, dan memerintahkan otaknya untuk mengambil alih hatinya. Berusaha dengan keras untuk marah padanya, tidak memperdulikannya sambil terus menunggu dan melihat apa yang akan dilakukan Type setelahnya. Semua ini, demi mengetahui dia masih punya harapan untuk memiliki hatinya atau tidak.

Bahkan Thara tidak menyangka bahwa anak itu akan melakukan hal yang sama setiap hari, dia membiarkannya menyimpan setiap kaleng yang tidak diambil. Demi menjaga prinsipnya, Tharn terus menenangkan hatinya agar tidak bersikap berlebihan dengan semua itu. Bagaimanapun juga, anak itu ternyata masih perduli terhadapnya, meski sekecil apapun.

Sampai di akhir pekan, Sang Drummer muda benar-benar harus menjaga hatinya untuk tetap mengeras. Dia berusaha untuk tidak berpaling, kemudian kembali ke ruangan, dan memeluk tubuh Type dengan erat. Apalagi saat mengingat anak yang keras kepala itu menautkan alisnya, terus menerus memberikannya minuman bersoda untuk berbaikan.

Seseorang yang punya harga diri tinggi jelas tidak akan memperlihatkan sikapnya, Tharn bisa tahu lirikannya setiap saat ketika dia sedang membuka kaleng soda yang dijatuhan ke atas tempat tidur.

Tharn sadar, tindakannya saat ini menandakan bahwa dirinya... Kalah lagi. Menyerah pada Type sekali lagi.

Sekarang, dia merasa tidak ada salahnya mendapatkan hadiah setelah bersikap begitu keras pada dirinya selama ini.

Plak

"Type, sakit"

Hanya saja, sepertinya hadiah yang pertama di dapat adalah pukulan keras di kepala. Sampai pria yang baru saja membungkuk, memeluk tubuh orang di atas tempat tidur mengangkat satu tangan untuk menggosok kepalanya dengan alis mata terjalin. Saat mendongak untuk menatap pria yang baru saja memukulnya, dia hanya memalingkan wajah. Tapi ekspresi wajahnya membuat Tharn berpikir, dia sekarang sedang merasa malu. Merasa malu karena untuk pertama kali menciumnya lebih dulu. Sampai pada akhirnya Tharn bicara;

"Aku menunggu begitu lama untuk bisa berbaikan denganmu..."

"Bangsat, sudah kubilang 'kan tidak akan berbaikan denganmu!'

Setelah kalimatnya selesai, Type mulai tersadar. Jelas tidak mungkin menerima kenyataan bahwa memberi soda selama seminggu lebih ditambah dengan ciuman merupakan saat-saat terbaik untuk Tharn, dan semua itu ditujukan untuk mengujinya. Langsung saja matanya memicing kemudian menunduk untuk melihat pria itu;

"Tunggu. Ucapanmu ini terdengar seperti tahu bahwa aku akan berbaikan denganmu...Sialan, Dasar Tharn Brengsek!!!"

Orang yang baru saja tersadar hampir melompat dari tempatnya, dia menatap ke arah pria yang sekarang sedang duduk di sebelah tempat tidur, menatapnya dengan ekspresi yang terlihat tampan meskipun masih ada jejak dingin di sana. Hanya saja kali ini, caranya tersenyum mirip dengan senyuman yang muncul dari hati. Walaupun begitu Type masih jengkel saat tahu fakta bahwa Tharn selama ini pura-pura marah terhadapnya, pria itu mengatakan kalimatnya sambil menaikkan salah satu alisnya;

"Pada akhirnya aku tahu, bahwa kamu ternyata perduli padaku"

"Apa-apaan itu! Aku tidak..."

"Apa kamu merasa marah saat aku pulang ke rumah tanpa memberitahumu"

"Aku tidak..."

"Kamu membawakan sprite karena ada maunya 'kan"

". . ."

Pada akhirnya anak keras kepala yang terus saja menyangkal terdiam. Dia mengepalkan tangannya begitu erat sampai berwarna pucat, wajahnya terlihat begitu memerah sampai ke telinga karena menahan rasa malu sekaligus marah, sedangkan matanya berkilat seolah siap kapan saja menendang keluar pria di hadapannya. Bagaimanapun penampilannya, Tharn terlihat tidak perduli. Karena pria itu hanya berdiri dari tempatnya duduk dan pindah ke tempat tidurnya. Sedangkan ekspresi wajahnya yang tajam dan mengagumkan itu masih tersenyum dan terlihat begitu lega dengan semua ini.

"Aku berbicara benar, bukankah begitu?"

"Benar!"

Tiba-tiba anak yang selalu saja keras kepala mengatakan dengan suara yang berat, membuat Tharn langsung berpaling dan menatap kagum padanya. Meskipun begitu, dia masih belum bisa memahami ekspresi apa yang diperlihatkan anak itu, hanya saja dia langsung bertindak...

Salah satu kaki jenjang anak itu saat ini telah sampai ke tengah dadanya, seseorang yang duduk di atas tempat tidur melompat menghindar, sehingga kaki Tharn sempat mengenai meja jepang saat memandang kosong ke arah anak itu, tidak tahu apa yang yang sedang terjadi. Sesaat kemudian...

Bruk!

"Aduh!"

Pria yang merasa kakinya sakit sekarang sudah melupakan rasa sakitnya dan menatap seseorang. Type mengangkat kedua ujung bibirnya dengan salah kaki yang diletakkan di atas dadanya, memperlihatkan senyuman kejamnya, Tuan Thiwat yang bercahaya membuat hatinya terpesona sejenak, anak itu telah merubuhkan tubuhnya sampai terjatuh ke belakang seolah mengatakan kali ini rasa sakit di tubuhnya akan disebabkan olehnya, ini akibat telah berani menguji hatinya selama ini.

Hanya saja Tharn terlihat tidak menurunkan kesadarannya, tidak juga memutar tubuhnya untuk melarikan diri. Dia juga tidak menangkap kaki Type yang berada di dadanya untuk turun. Pria itu hanya tetap terbaring di tempatnya. Menatap ke arah wajah anak yang sekarang sedang membungkuk di depan tubuhnya, sikapnya ini sudah seperti iblis kejam yang siap memangsanya.

"Kamu lupa mengatakan satu hal 'kan.... Kamu telah menipuku!"

"Tapi malam itu aku benar-benar merasa sakit"

Tharn hanya mengatakan beberapa kata, tapi anak itu hanya menginginkannya mati saat ini, meskipun saat ini anak itu ingin sekali mengangkat kakinya untuk menginjak pria yang terbaring di bawahnya sampai hancur, dia sekarang berjongkok di sisi tubuhnya, menatap ke arah pria yang sekarang sudah duduk sambil mengembalikan pandangan serius ke arahnya dengan cara yang cukup mengagumkan;

"Malam itu, aku sudah bersikap jujur... Kamu memang lebih dari sekedar teman bagiku"

Sang Drummer masih tidak tahu, ucapannya ini cukup berpengaruh atau tidak. Bagaimanapun juga, dia masih dengan jelas memperlihatkan semua ini padanya, mungkin dia akan di pukuli lagi setelahnya, tapi...

"Terserah, aku tidak tertarik masalah apapun itu, aku menendangmu karena kamu telah menipuku"

Type berbicara sambil menepuk pipi Tharn, sikapnya saat ini seperti berada di level lebih tinggi darinya, hanya saja dia tidak melihat sesuatu yang akan terjadi.

Hemp!

"Sialan!"

Saat Type bermaksud untuk kembali ke atas tempat tidur, tapi Tharn memegangi pergelangan kakinya sekuat tenaga, hanya saja anak yang hampir jatuh ke depan secara alami bisa bertahan. Kali ini pria setinggi tiang sudah menarik tubuh Type dari belakang, kemudian menahan tubuhnya dan menjatuhkan mereka.

Bagaimanapun juga, orang yang baru saja terkena serangan harus menahan rasa sakitnya , dia hanya memeluk pinggang anak yang sedang duduk di atas perutnya,sambil bertanya padanya;

"Sekarang... Aku cukup berarti untukmu 'kan?"

Tharn mengira, saat ini kemungkinan besar Type akan menyerangnya. Dia sendiri tidak tahu kesempatan seperti ini akan datang lagi atau tidak.

"Bukan..."

Seandainya saja Type tidak terdengar enggan saat merespon, mungkin Tharn tidak akan menahan diri. Caranya berbicara terdengar seolah kata-kata terhenti di bibir, sampai Tharn mendongak untuk menatap lekat-lekat wajahnya, dia memutuskan untuk menarik niatan yang muncul sesaat lalu... Untuk sekelebat memperhatikan ekspresi bingung anak yang terlihat tidak bisa melarikan diri kemanapun itu.

"Bagaimana Type?"

Anak yang tiba-tiba terdiam membuat pria yang bertanya harap-harap cemas, saat anak itu bergerak menyingkir, pria itu duduk dan mempererat pelukannya kemudian bertanya;

"Aku cukup berarti untukmu 'kan?"

Tharn menunduk, meletakkan kepalanya di punggung Type. Anak dari wilayah selatan itu menutup matanya, kemudian menjawab;

"Kamu..."

Tharn ingin mengatakan pada Type yang sekarang, sikap diam yang baru ditunjukkannya untuk sesaat entah kenapa membuat hatinya sakit. Bagaimanapun juga, kata 'teman' diantara mereka masih tidak bisa menjawab jenis hubungan apa yang sedang mereka jalani saat ini, mau berapa kalipun Type berpikir.

Saat tiba-tiba termenung, dia bisa merasakan pelukan hangat Tharn dari belakang tubuhnya, sedangkan kepalanya yang berat telah bersandar di pundaknya, pria itu sudah bertingkah seperti seekor anjing. Anak itu bahkan tidak menyangka pria itu telah menipunya selama seminggu lebih. Karena tidak tahan dengan sikapnya, Type bermaksud untuk memutar tubuhnya dan memukul wajah pria yang sedang bersikap manja itu dengan sikunya. Hanya saja, hatinya ternyata berkata lain... Meskipun memiliki pemikiran kejam begitu, ternyata dia merasa baik-baik saja dengan sikapnya yang seperti ini.

Sekarang Type mulai paham dengan jelas. Mengapa Thara menggunakan kata 'teman' setiap berbicara dengannya. Tujuannya agar dia bisa mengikuti aliran saat bersamanya. Mau bersikap jujur dengan tetap berada disisinya...

Meskipun begitu, dia masih tidak bisa melihat apakah baik-baik saja Thara jika dia melakukan seperti ini terus menerus.

Aku yang seperti ini, sebenarnya apa yang disukainya dariku

Anak dari wilayah selatan itu sadar, jika dirinya menyetujui semua ini hanya karena sedang bersikap baik, kesalahan itu jelas akan semakin membuat Tharn semakin terluka. Tapi, jika dia mengatakan bahwa pria itu memang lebih dari sekedar teman, seharusnya dia merasa jijik dengan dengan pemikiran itu, hanya saja saat ini Type sendiri tidak yakin.

Sekarang dia memang tidak memikirkan apapun... Meskipun begitu, dia tidak pernah berpikir untuk melangkah lebih lanjut.

Type mengakui, jika dia suka tidur bersamanya. Mengakui bahwa pergi bersama dengannya bukan sesuatu yang buruk, meskipun begitu otaknya terus menerus mengingatkan pada dirinya bahwa dia adalah pria.

Pria seharusnya bersanding dengan wanita.

Hanya saja...

"Kamu pasti sedang berpikir bahwa aku bisa menjadi pacarmu atau tidak 'kan?"

"Jika bisa, itu bukan sesuatu yang buruk"

"Ehem!"

Type menekan suara di tenggorokan, meskipun begitu hatinya menegang, sampai dia harus buru-buru menyimpulkan semua ini sebelum dirinya mulai dibingungkan dengan pemikirannya lagi.

"Saat ini, aku sudah cukup berarti untukmu 'kan?"

Saat Tharn sekali lagi bertanya padanya, Type rasanya ingin memukul kepalanya karena dia merasa harus segera menjawab;

"*TTM[1]!"

"Hm?"

Suara terkejut terdengar dari belakang tubuh Type, sedangkan kepala berat itu sudah terangkat dan menatap ke arah wajahnya. Type memalingkan kepala untuk menangkap pandangan pria itu. Memperlihatkan senyumannya yang licik, seolah dia cukup lelah untuk memikirkan apa yang sedang dirasakannya sekarang. Meskipun tahu bahwa dirinya memang perduli pada pria itu, dan dia tahu bahwa tidak mungkin tetap mengatakan teman biasa, maka dia memilih untuk menerimanya.

Lebih dari teman, tapi tetap saja kami bukanlah pasangan kekasih

"Benar, anggap saja sebagai tetangga yang memiliki ketertarikan sama. Tidak lebih."

Lupakan, lebih baik memang tidak menggunakan kata 'teman' untuk bisa tidur bersama. Apalagi sekarang hubungan mereka telah menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, mungkin inilah jawaban terbaik yang bisa diberikan.

Meskipun begitu, kata-kata dari Type membuat Tharn menghela nafas panjang. Kemudian bicara...

"Ini cukup baik"

"Apa kamu memang mudah dipuaskan dengan ucapan seperti ini? Benarkah ini bagus?"

"Seandainya aku menginginkan status hubungan yang lebih dari ini, paling tidak kamu sudah membiarkanku melakukannya"

Ketika Type bertanya, pria itu menjawabnya dengan nada yang benar-benar terdengar puas. Anak itu menatap ke mata coklat pria di dihadapannya, ekspresinya benar-benar penuh dengan daya tarik. Dia menatapnya sejenak dan hampir saja memperlihatkan perasaan yang sebenarnya melalui pandangan, hanya saja anak itu mengalihkan kepalanya, karena... Dia masih merasa takut. Dia takut, pria itu mampu merubah perasaannya untuk berjuang lebih dari saat ini.

Cukup, hubunganmu sekarang dengannya sudah sampai pada batasan tertinggi!

"Menyingkir, mau kupukul dengan sikuku! Kamu ternyata lebih rakus dari yang kubayangkan"

Anak berkulit gelap itu menggerakkan tangannya untuk melepaskan pelukannya, kemudian berdiri dan saat dia berjalan dua langkah ke depan, tiba-tiba saja langkahnya berhenti, kemudian berbalik dan bicara...

"Tharn, kalau kalau menarik kakiku sekali lagi setelah ini. Aku bersumpah, tidak akan memberikan ruang untukmu lagi di tempat ini."

Tangan jahil yang sudah terulur untuk menarik pergelangan kakinya diam-diam terhenti, Type tetap berdiri tidak berani melangkah, dia takut kalau pria itu menariknya lagi dia pasti akan merasa sakit karena harus menahan beban tubuhnya sekali lagi, jadi dia menatap ke arah pria yang sedang terbaring di atas lantai. Hanya saja, saat pandangannya bertemu... Type bisa melihatnya tersenyum, senyumnya sekarang sama sekali tidak bisa diterka.

Thara tidak langsung menjawabnya. Pria itu hanya menggunakan ujung jari untuk menggosok pergelangan kakinya, menggosok dengan lembut sampai membuat anak itu merasa tidak nyaman;

"Kamu sedang melakukan apa?"

Thiwat bersedekap sambil bertanya. Tapi pria itu sama sekali tidak meresponnya, dia hanya merubah posisi dengan mendekatkan wajahnya, sampai membuat orang yang melihat tindakannya sedikit ketakutan. Tharn dengan cepat mencium pergelangan kakinya, setelah itu menjulurkan lidahnya yang hangat dan menyeret ujung lidahnya di kulitnya, membuat Type berjengit kaget. Seperti tersengat listrik, benda miliknya mulai berdetak dengan suka rela karena merasa terkejut. Perasaannya sekarang campur aduk. Saat melihat anak itu mulai merasakan sensasi, kali ini pria itu mulai beraksi. Tharn perlahan-lahan bangun, wajahnya sudah menyerang sampai di bagian lutut.

"Emh~"

Type yang lengah tidak sengaja melepaskan erangannya saat rasa panas mulai menjalar di tubuhnya, dia pun kehilangan kendali saat pria itu sampai di tubuh bagian bawahnya. Tharn terus menerus melakukan gerakan memutar di sekitar sana, berusaha untuk membuat benda milik anak itu berdiri . Hanya saja, benda itu tidak seperti yang dipikirkannya, meskipun begitu dia bisa merasakan tubuh anak itu sudah sangat memerah, kali ini Type bertanya sekali lagi:

"Kamu sedang melakukan apa?"

"Memangnya, aku sedang apa?"

"Ini benar-benar menjengkelkan, Tharn"

Type mulai mengingat, saat dia berusaha untuk mengundangnya tidur bersama, pria itu benar-benar bersikap sulit untuk diajak. Tapi sekarang, saat anak itu berusaha untuk membalasnya, apapun yang yang dilakukan oleh Tharn membuatnya selalu merasa sangat tertarik, dan rasa tertariknya ini begitu membuatnya tertekan.

Kali ini, tangan pria itu sudah bergerak untuk merebut benda yang ada di pangkal pahanya, kemudian menggosok naik-turun dengan perlahan. Sampai celana pendek yang sedang dikenakan oleh anak itu sudah terangkat naik. Hanya saja, Type yang masih berdiri ini sama sekali tidak menggerakkan tangannya, dia seperti sedang menunggu, jika memang membesar apa yang akan dilakukan pria itu.

Saat ini Thara mengeluarkan lidahnya dan menggunakannya dengan bergerak naik turun, benda itu pun pada akhirnya membesar, kemudian dia memasukkan tangannya dari bawah celana pendek yang cukup lebar untuk digerayang, ketika jarinya sampai di pangkal paha, kulitnya menempel pada wilayah terlarang dan sudah tidak terhalang oleh celana yang masih dipakai, si pemilik pakaian menahan nafasnya. Karena saat ini bukan hanya tangan Sang Drummer saja yang bergerak, tapi ujung lidahnya juga sudah mencapai pangkal paha.

Tiba-tiba saja...

Sruk

Seluruh celana yang menghalangi telah ditarik turun sampai ke pergelangan kaki, si pemilik terlihat tidak perduli saat melepaskannya.

"Berbaringlah Type"

Jujur saja, Type ingin marah pada pria itu, tapi karena dia harus menahan nafsu selama hampir dua minggu ini, Thiwat dengan senang hati berbaring. Setelah itu disusul oleh pria berhidung tembok yang sekarang langsung mengikuti di atas tubuhnya. Wajahnya yang halus menatap ke arah pangkal kaki yang telah memerah...

Dasar curang

"Kamu ingin tidur bersamaku 'kan?"

"Kalau yang kamu maksud tidur bersama seperti itu lagi... Aku pastikan akan menendangmu turun dari tempat tidur sekarang juga!"

"TTM, berarti saling tertarik satu sama lain. Tapi tidak bisa bersama satu sama lain"

Tiba-tiba saja cerita ini telah berubah sebelum Type memiliki waktu untuk persiapan. Dia hanya menatap dengan wajah yang memerah sampai ke daun telinga, saat mendengarkan pria itu mengatakan kalimatnya. Jantungnya berdegup sangat kencang, dia menuding semua ini karena mereka tidak berolahraga di dalam ruangan selama berhari-hari.

"Meskipun TTM , berarti menyukaiku... aku sudah menjadi milikmu"

"Egh"

Type masih belum sempat merespon ucapannya, pria itu sudah menyentuh bagian inti tubuhnya. Sehingga dia hanya bisa mengerang, kemudian secara akurat memasukkan lidah ke dalam mulut pria itu. Seolah mengatakan, bahwa sebaiknya melupakan apapun yang ada di otaknya sekarang. Karena tubuhnya sudah sangat menginginkan pria itu.

Kedua tangan Type terangkat, melingkar di leher Tharn agar ujung lidah mereka bisa lebih intim saat terjalin, tanpa disadari dia juga menghisap lidah pria itu, suara cumbu ini bergema di seluruh ruangan. Tangan Sang Drummer muda masih saja bergerak untuk membangkitkan perasa cinta Sang Pangeran pujaannya dengan cepat.

"Peganglah"

Tharn berbisik lembut saat kepalanya menjauh, membiarkan anak itu tidak sempat menjawab, karena pada saat ini Tharn telah merebut pergelangan tangannya, kemudian mengarahkan tangan anak itu ke pangkal paha celana panjangnya. Sentuhan itu membuat Type terdiam di tempatnya.

Kamu sudah berubah menjadi naga!

Anak yang baru saja menyentuh daerah pangkal paha terkejut saat merasakan benda keras yang panas di balik celana panjangnya.

Pemikiran itu muncul tepat saat dia merasakan seberapa panas benda yang bersembunyi di balik celana panjang itu. Type membiarkannya mengarahkan tangannya untuk mengeluarkan benda di balik celana itu agar bisa mengambil udara bebas. Saat ini, benda di bagian inti tubuh pria itu telah sepenuhnya membesar, apalagi saat Type memegang sesuai keinginannya. Tindakannya ini memperlihatkan bahwa dia harus menekan nafsunya, sama sepertinya. Terkadang Type pun merasa iri melihat ukurannya.

Sebenarnya Type sekarang sudah tidak bisa berpikir saat ini, dia hanya meraih kesempatan ini untuk menyusuri benda yang telah memanas milik teman sekamarnya ini. Jujur saja, ini baru pertama kali untuknya. Meskipun dia tidak paham mengapa orang-orang mampu menghisap benda seperti itu di bibirnya, tapi untuk sekejap dia berpikir, jika memang harus mencoba pada benda milik Tharn, mungkin rasanya tidak seburuk yang dipikirkan.

Fwib Fwib

Anak muda itu perlahan tapi pasti menggerakkan tangannya naik turun, sedangkan kedua matanya yang tajam terkunci menatap wajah pria yang sekarang juga sedang menggosok benda miliknya...

Tharn mengambil nafas dalam... Kemudian menghembuskanya perlahan-lahan...

Terlihat panas, tapi sangat memuaskan.

Kamu benar-benar pria yang seksi!

Type mengatakan ini pada dirinya, karena dia bisa melihat ekspresi yang sangat diinginkannya, sama seperti Tharn yang begitu ingin melihat ekspresinya.

Pandangan mata pria itu terlihat panas, seolah api berkobar tersirat, suara nafas menderu saat mendekapnya, bibirnya sedikit terbuka, mengeluarkan nafas yang pendek, dan kulit di pipinya memerah dengan peluh yang menetes dari pelipis kepala.

Semakin melihat ekspresi pria itu, semakin memanas gairah yang mengikuti setelahnya.

"Egh!"

Type yang saat ini berada di bawah tubuh pria itu mengeluarkan erangan saat jari Tharn masuk untuk memperlebar tubuh bagian tengahnya. Rasa tidak nyaman dan sakit tergambar jelas di wajah Type, hanya saja dia membutuhkan sesuatu lebih dari ini. Untuk sesaat...

Tiba-tiba saja pria yang berada di atas tubuhnya berdiri, sampai Type bertanya dengan nada yang tidak puas;

"Kamu mau kemana?"

"Mencari sesuatu yang bisa membawamu ke surga"

"Bangsat"

Ternyata sesuatu ini tidak lain adalah sebuah botol gel pelumas, dia mengambil botol itu di laci meja belajarnya. Setelah itu Tharn datang kembali, di saat yang sama dia sudah melepaskan celana panjangnya, kemudian melepaskan kemeja yang dipakainya sampai Type sekarang bisa dengan jelas menyelidik seluruh bentuk tubuhnya.

Beberapa waktu lalu, anak itu terlihat menahan diri. Terkadang diapun lebih memilih untuk melarikan diri. Tapi kali ini, setelah mengumumkan status hubungan mereka, Type mulai memperhatikan dengan seksama seberapa bagusnya teman seruangannya itu. Jelas semua ini pertama kali untuknya.

Ternyata tubuh pria itu sangat kekar, meskipun kulitnya putih. Walaupun terlihat berotot, tapi ukuranya tidak menganggu. Hanya saja cukup bagus apabila masuk ke dalam majalah yang ditujukan untuk kaum wanita. Dadanya yang berkulit cerah itu terlihat bidang walaupun ditumbuhi sedikit bulu rambut, bisa dilihat bahwa dia memang keturunan orang barat. Hanya tidak mengganggu mata. Karena kulitnya putih, maka warna putingnya terlihat lebih cerah darinya. Hanya saja, adik kecilnya ternyata berwarna lebih gelap darinya, dan ukurannya...

Sebaiknya tidak usah dikatakan karena cukup menyakitkan untuk dibahas.

Pokoknya, secara keseluruhan...

Tharn mungkin seorang pria yang bisa membuat para gadis menangis kecewa karena dia adalah gay.

Orang itu mengatakan bahwa dirinya milikku.

Saat memikirkan ini, rasa panas mulai menjalar di seluruh tubuh Type. Begitu panas, sampai dia menjilat bibirnya saat menatap ke arah tubuh Sang Drummer yang sudah duduk di ujung ranjang. Pria itu membuka kakinya lebar-lebar, kemudian membungkuk untuk menggunakan bibir dan lidahnya, menjilat tubuhnya seolah dirinya ini es krim...

"Ha~...Hegh! Tharn... Kamu benar-benar ahli dengan ini"

Type dipaksa untuk menerima, dia mengerang sambil membisikkan ucapannya saat lidah pria itu beraksi, setelah itu menggunakan bibir untuk membungkus adik kecilnya, kemudian menghisap dengan sangat keras sampai tubuh bagian bawahnya akan terbang, sedangkan jantungnya yang berdetak kencang akan melompat dari dada. Rasanya begitu nikmat, sampai anak itu mencengkram erat bantal.

Engh.. Sialan, memangnya enak

Type telah bertanya seperti ini berulang kali, karena mau berapa kalipun melihat Tharn beraksi, saat dia menggunakan mulut, menghisap, memanjakan tubuhnya. Ekspresi wajahnya tidak pernah sekalipun terlihat jijik. Sangat berbeda dengan yang diperlihatkannya.

Pria itu terlihat begitu menyukai tongkat panas miliknya, seperti benda itu adalah permen manis yang harus dihisap dan dijilat. Terlihat... Enak.

"Engh~... Tharn brengsek... Ah~... Egh... Aku tersengat, bangsat!"

Type yang tidak tahan dengan ini telah menggunakan tangan untuk menjauhkan kepala. Hanya saja gerakan mulut itu masih terlalu kuat.

Sepertinya sudah tidak tahan

Tharn pada akhirnya menjauhkan wajah, kemudian terkekeh lalu bicara;

"Nikmat"

Dia... Benar-benar sialan!

Ketika mendengar ucapan Tharn, wajah anak itu berubah memerah sampai rasanya ingin meledak. Dia merasa begitu malu. Tapi anak itu tidak lama merasa demikian.

Dingin

Gel berwarna bening telah meluncur masuk melalui pintu di bagian belakang tubuhnya, jari-jari itu bergerak secara diplomatis untuk memperlebar jalan...

"Egh!"

Type yang terkejut mengerang saat jari-jari pria itu masuk lebih dalam dengan bantuan gel . Sebelum bisa mengeluarkan suaranya lagi, kali ini Tharn membungkuk untuk memberikannya ciuman sambil tangannya terus bergerak untuk mencari titik sensitif di dalam;

"Tharn... Berhenti, jarimu... Jangan di sebelah sana"

Pinggang Type menggelinjang naik setiap jarinya memukul tempat yang sama, setelah pria itu sadar, dia mulai keluar-masuk dengan keras agar bisa mencapai ke tempat terdalam pada titik itu, setiap jarinya mengenai titik itu, mata anak itu terbelalak, tubuhnya menegang, sedangkan tangannya telah menarik seprei di atas ranjang.

Tapi bukannya menarik tangannya menjauh, pria itu mendongak untuk melihat ekspresi wajah Type... Ekspresi anak itu benar-benar membuatnya tidak tahan lagi untuk terus menggodanya.

"Maafkan aku, tapi aku tidak bisa menunggu lebih dari ini. Kamu... Terlalu nikmat"

"Aku tidak... Egh~! Tharn...Hah~....Egh~... Punyamu... Panas... Hah~... Hah~..."

Type yang berusaha untuk protes, menyingkirkan rasa terkejutnya saat benda panas itu melesak masuk ke tubuhnya tanpa ragu. Rasa panas yang menjalar membuatnya hampir gila. Gesekan ini mengingatkannya pada jari yang dimasukkan beberapa saat lalu. Kali ini dia sama sekali tidak bisa melawan gesekan antara dinding lembut di dalam dengan benda keras itu.

Meskipun tubuhnya menegang, disisi lain, tubuhnya juga mampu menerima dengan baik. Walaupun pun ada rasa sakit, tapi perasaan nikmat jauh lebih besar. Bahkan erangan di tenggorokan tidak sengaja keluar dari bibirnya.

Ini nikmat... begitu nikmat sampai rasanya ingin memohon untuk bisa merasakan lagi...

"Tharn... Bergeraklah... Cepat~... Aku tidak sanggup..."

Type yang mengerang telah membuat pria yang sudah dibanjiri keringat menggunakan kedua tangan untuk menjaga pinggangnya, kemudian menggerakkan pinggangnya perlahan, kecepatannya semakin lama semakin meningkat, sedangkan kedua kaki Type sudah melingkar erat di pinggangnya, anak itu melingkarkan kedua tangan di tubuhnya dengan nafas yang berat, melihat ini pria itu bahagia, kali ini mereka sudah saling memberikan tubuh satu sama lain.

Melakukan hubungan badan dengan Tharn, sialan benar-benar, sangat hebat.

"Kamu, berbaliklah"

Tharn berbisik sambil menarik tubuh dari anak itu. Type yang mendengar melakukan sesuai ucapan, dengan sederhana membalik tubuhnya, setelah berbalik dia bisa merasakan benda panas itu mulai melesak masuk lagi, kali ini lebih dalam dari sebelumnya, sedangkan kedua tangan pria itu mencubit dua puting di dadanya sambil terus bergerak lebih agresif

Kret kret kret

Kali ini, tubuh kedua pria itu masing masih bergerak dengan begitu panas. Suhu tubuh mereka meningkat, suara nafas menderu bercampur dengan suara ranjang yang berderit. Semakin cepat deritan yang terdengar, menandakan bahwa permainan di atas ranjang semakin memanas. Sampai Type yang mendengar ini tidak tahan untuk berbicara;

"Ranjangnya... Tidak patah... 'kan... Ha~"

"Em~ ... Tidak usah perduli..."

"Tidak... Em~, Tharn... Lebih cepat..."

"Sakit... Atau tidak?"

"Tidak~... Tidak sakit...Em~ Em~.... Sialan!"

Saat ini, Type menarik bantal untuk menutupi erangannya. Karena di tahu bahwa dinding asrama itu tipis. Dia berusaha untuk tidak membuat suara berisik. Tapi karena suasana yang seperti ini, jelas tidak bisa membuatnya menahan diri. Apalagi perasaan membahagiakan lama kelamaan mulai meningkat. Sampai pada akhirnya bantal yang menyembunyikan kepalanya telah terlempar entah kemana. Dia sudah membungkuk bersama pria di atasnya, dan suara deritan ranjang menjadi semakin cepat.

"Aku mau keluar di dalam... Ah~... Boleh 'kan?"

"Dasar Heghh~!"

Sebelum Type bisa menjawabnya. Dia sudah mencapai puncak dan telah melepaskan semuanya di atas tempat tidur, sedangkan Tharn masih menekan tubuhnya dengan berat berkali-kali, hanya saja saja di detik-detik terakhir Tharn memilih untuk menarik tubuhnya, kemudian melepaskan semuanya di atas punggung lebar anak di bawahnya...

Setelah itu Type langsung berbaring di atas tempat tidur, sedangkan pria di atas tubuhnya untuk sejenak bersandar padanya dan terengah-engah. Sebelum pada akhirnya berbaring di sebelahnya. Terlihat lelah.

"Type" Thara memanggilnya.

"Ha?"

"Ranjangmu tidak rusak"

Type tidak tahu Tharn sedang ingin bercanda atau tidak, tapi saat melihatnya tersenyum, dia tertawa dengan nafas yang masih terengah-engah. Karena sesaat lalu, anak itu takut ranjang tua di asrama akan patah menjadi dua, karena dia tidak tahu harus mengatakan apa pada pengurus asrama jika itu sampai terjadi.

Meskipun bisa bersama, walaupun masih belum bisa menerimanya...mungkin diam-diam bisa memakannya sampai habis.

"Sudah terlanjur seperti ini, tentu aku tidak bisa menjadi sekedar teman biasa"

Saat berbicara begini suara Tharn berbaur dengan nafas yang terengah. Kali ini dia tidak mungkin bisa kembali

"Hampir saja mematahkan ranjang, masih menanyakannya lagi"

Type hanya merespon seperti ini, sehingga pria di sebelahnya langsung terdiam. Meskipun begitu, dia menolak untuk bergerak. Sama seperti dirinya. Type sekarang tidak mempermasalahkan ini. Jadi dia tetap terbaring ditempatnya, dan berpikir bahwa berbagi ranjang yang sama ternyata tidaklah buruk.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

*[1] กิ๊ก(gík):TTM(Teman Tapi Mesra)/Casual Boyfriend/Girlfriend. Mimin pakai istilah yang sangat umum digunakan di Indonesia dan cukup mengena. Jika dalam bahasa inggris istilahnya bernama FWB(Friend With Benefits). Ini status hubungan yang saling menguntungkan, tapi tidak ada perasaan di dalamnya. Ya, mereka dekat cuma ada maunya saja tapi tidak ada cinta di dalam hubungan itu. Kayak lagu...

♬♪♩♬ Cukuplah saja berteman denganku, janganlah kau meminta lebih. Ku tak mungkin mencintaimu. Kita berteman saja, teman tapi mesraaa~ ouwooo wo wowoo♬♪♩♬

 

Continue Reading

You'll Also Like

722 57 14
Apakah kita memiliki hak untuk mengakhiri hidup kita sendiri? Tingkat kematian yang meningkat secara mencurigakan pada pasien terminal meninggalkan j...
254K 21.6K 126
[WARNING TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR CERITA BL(BOYS LOVE) YANG SUDAH CUKUP UMUR...
3.5M 27.4K 47
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
5.3K 698 29
Penulis : ShiShi Penerjemah Inggris : @Rosy0513 Penerjemah Bahasa : @Miss_Recca_Hanabishi Sinopsis : Adalah BeiTang MinQian, seorang supermodel kelas...