MAFIA IN LOVE / BOSS (END)

By CielAmora

5.3M 548K 87.4K

---BXB---Mafia JAEYONG.NOMIN.CHANBAEK.MARKHYUK.HUNKAI Lee Taeyong adalah seorang pebisnis sukses yang tanpa... More

Burn
‼️TOLONG JANGAN SKIP‼️
Prologue
Mafia 1
Mafia 2
Mafia 3
Mafia 4
Mafia 5
Mafia 6
Mafia 7
Mafia 8
Mafia 9
Mafia 10
Mafia 11
Chit-chat
Mafia 12
Mafia 13
Mafia 14
Mafia 15
Mafia 16
Mafia 17
Mafia 18
Mafia 19
(Mafia 20)
Mafia 21
Mafia 22
Mafia 23
(Mafia 24)
Mafia 25
Mafia 26
Mafia 27
Mafia 28
Art : Prince
Mafia 29
Mafia 31
Mafia 32
Mafia 33
Mafia 34
Mafia 35
Mafia 36 (1)
Mafia 36 (2)
(Mafia 37)
(Mafia 38)
Mafia 39
Mafia 40 (1)
Mafia 40 (2)
Mafia 41
Mafia 42
Mafia 43 end
Prologue
Boss 1
Boss 2
Boss 3
Boss 4
Boss 5
Boss 6
Boss 7
Boss 8
Boss 9
Boss 10
Boss 11
Boss 12
Boss 13
Boss 14
Boss 15
Boss 16
Boss 17
Boss 18
Boss 19
Art : Park family
Boss 20
Boss 21
Boss 22
Boss 23
Boss 24
Boss 25 (1)
Boss 25 (2)
Boss 26
Boss 27
Boss 28
Boss 29 (1)
Boss special 00
Boss 29 (2)
Boss 30
Boss 31 (1)
Boss 31 (2)
Boss 31 (3)
Boss 32 (1)
Boss 32 (2)
Boss 33
Boss 34
Boss 35
Boss 36 (1)
Boss 36 (2)
Boss 38 (1)
Boss 39 end
❗ PO MIL & BOSS❗

Mafia 30

55.5K 6.1K 410
By CielAmora

Pagi ini Taeyong terlihat melangkah seorang diri menyusuri lorong panjang mansion besar keluarga Park.

Matanya terlihat menatap nanar sekeliling. Hanya ada beberapa orang penjaga yang langsung menunduk hormat kearahnya.

"Apa Jaehyun tidak pulang semalaman?" gumamnya seraya berjalan kearah dapur.

"Selamat pagi" sapa Baekhyun yang terlihat baru saja meletakan menu sarapan diatas meja sementara Chanyeol datang dari belakang dengan membawa menu lainnya.

"Duduklah Taeyong. Kita sarapan bersama" ucap Chanyeol seraya melepas apron yang dipakainya.

"Maaf aku tidak membantu membuat sarapan dan juga-- selamat pagi Ayah. Pagi Papa" balas Taeyong malu-malu.

Yeah. Dia masih merasa sedikit sungkan dengan kedua orangtua calon suaminya itu.

"Jangan sungkan begitu Taeyong. Kami berdua memang sudah terbiasa membuat sarapan bersama karena kami tidak punya pekerjaan" kekeh Baekhyun yang membuat Taeyong ikut tersenyum dan duduk ditempatnya.

"Kemana Jeno, Mark dan Jaehyun?"

"Owh. Semalam aku terpaksa mengirim mereka bertiga untuk mengurus masalah di Mexico. Karena mereka buru-buru dan juga sudah lewat tengah malam aku sengaja melarang mereka menghubungimu" jelas Chanyeol yang akhirnya membuat Taeyong mengangguk paham.

"Nanti mereka pasti akan menghubungimu. Paling setelah Jeno bangun" lanjut Baekhyun yang sudah hapal dengan kebiasaan si bungsu.

"Yeah. Papa benar" setuju Taeyong seraya mulai memindahkan menu untuk sarapannya.

"Kemana kau pagi ini?" tanya Chanyeol yang melirik sebentar kearah menantunya itu.

"Aku ada pertemuan dengan beberapa orang rekan Ayah. Mungkin juga mengecek beberapa pekerjaan setelahnya" jawab Taeyong.

"Apa kau tidak keberatan kalau kami ikut? Kami ingin berkunjung ke tempat menantu kami bekerja sesekali" ucap Baekhyun yang membuat Taeyong mengerjap pelan.

"Tentu saja boleh. Aku akan sangat senang kalian mau berkunjung. Aku akan menelpon sekretarisku untuk menyiapkan sambutan" ucap Taeyong terdengar bersemangat.

"Owh. Tidak perlu berlebihan begitu nak. Kami hanya ingin berkunjung biasa. Kau tau seperti yang si mungilku ini bilang. Kami ini pengangguran jadi tidak punya pekerjaan" kekeh Chanyeol yang membuat kedua pria cantik itu ikut tertawa.

"Baiklah kalau begitu" balas Taeyong yang kembali melanjutkan sarapannya.

Sementara itu dibelahan bumi lain. Tepatnya disebuah gedung tinggi di benua Amerika. Terlihat beberapa orang yang tengah terlibat dalam pembicaraan serius.

Siapa lagi jika bukan Mark dan Jeno yang didampingi oleh Lay teman baik Chanyeol sekaligus orang kepercayaannya. Ketiganya terlihat duduk dengan wajah dingin dan gaya angkuh membuat aura dominan itu benar-benar terasa.

"Kalian sudah melanggar kesepakatan yang kalian buat sendiri dan sekarang kalian bilang kalau itu tidak sengaja?" tanya Mark seraya bersidekap dada.

"Kesengajaan macam apa yang dilakukan secara berulang-ulang?" imbuh Jeno seraya memainkan sebuah handgun yang sejak tadi memang dipegangnya dan terkekeh pelan setelahnya.

"Hyung lihat. Isinya masih penuh" ucap Jeno seraya menunjukan mainannya kearah Mark yang sejak tadi hanya diam seraya menyandarkan tubuhnya pada kursi.

"Kau mau mencoba pelurunya? Kudengar suara ledakannya sangat bagus" balas Mark yang membuat Jeno menyeringai.

"Anda mau tau tidak apa alasan kami mau duduk membuang waktu disini bibi?" tanya Jeno kearah wanita angkuh didepan mereka yang terlihat memasang senyum sombong.

"Harusnya aku yang bertanya soal itu. Kupikir yang datang adalah Jaehyun Park ternyata justru bocah ingusan seperti kalian. Hanya membuang waktuku" balas wanita itu dengan tatapan tajam. Sepertinya dia benar-benar tidak suka akan kedatangan tiga orang didepannya itu.

"Bibi tau tidak. Keluarga kami memiliki kitab undang-undang sendiri. Disana tercatat dengan jelas kalau saat seseorang bertanya itu harusnya dijawab. Itu pasal berapa hyung?"

"37 atau 38? Aku lupa" balas Mark enteng dan menyeringai kecil saat melihat beberapa orang yang masuk kedalam ruangan itu.

"Apa Kakek mau ikut bermain dengan kami?" tanya Jeno pada Lay yang terlihat terkekeh pelan seraya menghisap cerutunya.

"Tunjukkan permainan apa yang kalian siapkan sebenarnya" balas Lay yang membuat dua bersaudara itu kompak menyeringai.

"Kau akan lihat Kakek jadi bersiaplah. Jika tidak kuat Kakek tau jalan keluarnya atau lambaikan tangan ke kamera" balas Jeno yang kembali memutar handgun ditangannya.

"Kita main hide and seek ya. Tapi sekarang waktunya kalian yang jaga" ucap Mark bersamaan dengan lampu yang seketika padam diseluruh gedung.

"Hitungan kesepuluh. Permainan dimulai bibi" bisik Jeno yang entah bagaimana caranya sudah berada dibelakang wanita angkuh tadi yang seketika tersentak dan sontak berbalik.

Dia terlihat menodongkan senjatanya bermaksud untuk menembak Jeno tapi yang didapatnya hanya udara kosong.

"Kami bilang hitungan kesepuluh bibi" ucap Mark dari sisi kiri.

"Kurasa mereka tidak bisa berhitung boys" ucap Jaehyun yang entah sejak kapan ada disana membuat wanita tadi terbelalak. Sementara Lay dan anak buahnya sudah pergi entah kemana.

"Jaehyun? Kau kah itu? Berhenti bermain-main" pekik wanita itu sedikit panik.

"Kau tau Nayeon~ssi harusnya kau tidak perlu ikut campur dalam bisnis gelap seperti ini. Hanya untuk mengejarku" balas Jaehyun yang sekarang terdengar dari sisi sudut kanan.

Nayeon semakin panik saat mendengar suara tubuh orang-orang yang mulai berjatuhan. Dia bisa menebak kalau itu adalah pengawalnya karena suara pekikan tertahan mereka.

Sementara ketiga pelaku yang tidak lain Jaehyun, Mark dan Jeno hanya terus membunuh orang-orang itu dengan menggunakan sebilah pisau dalam kegelapan.

Walau keadaan memang gelap gulita mereka seolah bisa melihat seperti siang hari berkat latihan yang mereka jalani.

Owh. Kalian tidak akan mau tau latihan apa? Lain kali biar Jeno yang jelaskan.

"Kkkk. Suara nafas ketakutanmu terdengar lucu bibi" ucap Jeno terdengar dari sisi kiri setelah berhasil mematahkan leher penjaga lain.

"Ckckck. Percuma kau meminta bantuan dengan menekan tombol tak berguna itu bibi. Tidak akan ada yang datang untuk menolongmu" ejek Mark saat mendengar suara tombol darurat dari gelang Nayeon.

"Kasihan~ mungkin saja batrai-nya habis bibi, mau Jeno yang cek kan?" tawar Jeno dengan nada remeh yang kentara.

"Brengsek kalian!" pekik Nayeon masih dengan menodongkan pistolnya kesembarang arah.

"Ini balasan untuk kejahatan yang dulu sudah kau lakukan bibi" balas Jeno yang berdiri tidak jauh dibelakangnya membuat Nayeon melepaskan dua tembakan.

DOR!

DOR!

"Maaf. Anda belum beruntung. Silakan coba lagi" ucap Jeno dari sisi kanan kemudian tertawa pelan.

"Ayo temukan kami bibi" sahut Mark.

"Kudengar kau yang memata-matai keluarga Lee sebelum penyerangan yang terjadi 18 tahun lalu" ucap Jaehyun dari arah samping yang membuat Nayeon berbalik.

"A-apa maksudmu. Aku t-tidak mengerti?" kilah Nayeon dengan napas memburu.

"Kau membantu si bajingan itu untuk menjebak nenek-ku sialan!" seru Jeno yang mulai terpancing emosi.

Namun ditahannya dengan menikam habis korban selanjutnya.

Orang-orang memang sejak tadi berusaha untuk melawan namun pergerakan mereka terbatas entah bagaimana caranya seluruh senjata yang mereka miliki tidak memiliki peluru.

"Berapa lama kalian semua bekerja dalam dunia hitam ini paman? Sampai tidak bisa membedakan pistol yang berisi dan tidak" kekeh Jeno yang kembali berdiri.

"Jangan menangis bibi. Kita akan bermain untuk waktu yang lebih lama--karena permainan baru saja dimulai" bisik Mark bertepatan dengan suara rentetan tembakan diseluruh lantai gedung.

"Dengar itu bibi. Semua orang memiliki peran masing-masing dan kau-- urusanmu dengan kami" lanjut Mark.

"Yeah-- dan yang harus kau lakukan hanya satu nona. Jawab kuis dari kami" imbuh Jaehyun yang menikam kuat leher lawannya sebelum memotongnya.

"Jika jawaban yang kau berikan sesuai kita akan ganti kepertanyaan selanjutnya. Tapi jika tidak-- satu jawaban salah sama dengan satu sayatan" ucap Jeno dengan seringai miringnya bersamaan dengan jatuhnya orang terakhir didalam ruangan itu.



.
.
.
.
.
Mrs.Oh

Continue Reading

You'll Also Like

73.4K 4.7K 19
[Completed] Punya pacar cemburuan? terlalu posesif? Kebanyakan orang nggak suka terlalu di posesifin tapi kalo lo nilai keposesifan pasangan lo denga...
72.3K 3.4K 7
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
130K 8.8K 24
Angelina revanya Kayla gadis polos, lugu Namun dibalik wajahnya dia licik dan Manipulatif Hingga suatu hari dia ber transmigrasi ke novel " becaus o...
440K 34.4K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.