Permaisuriku~

By BeautifulSea25

1M 89.9K 14.2K

[BUKAN NOVEL TERJEMAH] "Tiada kasta dalam cinta," .. Dewi Harnum adalah seorang pelayan di suatu Kerajaan. Ia... More

Permaisuriku~
Bab 1. Kecantikan Seorang Pelayan
Bab 2. Pangeran Yang Tersohor
Bab 3. Isteri Pangeran Mahkota
Bab 4. Tak Selamanya Terwujud
Bab 5. Sebuah Keputusan
Bab 6. Harum Sang Permaisuri
Bab 7. Surat Perintah Kerajaan
Bab 8. Sosok Lain
Bab 9. Kembali ke Istana
Sekilas Info---Jangan Di Bikin Pusing
Bab 10. Deklarasi Kepemilikan
Bab 11. Bukan Satu-satunya
Bab 12. Menuju Perang Kerajaan
Bab 13. Penantian Berharga
Bab 14. Kedatangan Sang Mahadewi
BUKAN UPDATE - Marhaban Ya Ramadhan
Bab 15. Menjaga Sikap
Bab 16. Kelopak Bunga Mawar Basah [SPECIAL BAB]
Bab 17. Kaalillya --- Nama Yang Terlarang
Bab 18. Kaalillya --- Gadis Cantik Berhargaku Yang Tersayang
BUKAN UPDATE - Meluruskan Suatu Hal
Bab 19. Pelayan Tiada Duanya
Bab 20. Pesona Seorang Pelayan
Bab 21. Perang Kerajaan---Bringtham VS Kashi
Bab 23. Datang Untuk Pergi
Bab 24. Hari Kebangkitan Cinta
Bab 25. Tanpa Sadar Terikat
Bab 26. Pernikahan Politik
Bab 27. Selir Sita Hamil?
Bab 28. Merasa Terancam
Bab 29. Perihal Pengaman
Bab 30. Dewi Harnum Meninggal?
Bab 31. Pertemuan Dua Insan [SPESIAL BAB]
Bab 32. Cinta Sepanjang Masa [SPESIAL BAB]
Bab 33. Kehilangan
Bab 34. Hatiku Hanya Menginginkanmu [SPESIAL BAB]
Bab 35. Ikhlaskan
Bab 36. Berpisah Untuk Bersatu
Bab 37. Kelicikkan Raja Alardo
Bab 38. Kesalahan Satu Malam
Bab 39. Keresahan Hati
Bab 40. Menunggu
Bab 41. Ujung Penantian
BUKAN UPDATE - Meluruskan Hal Lain
Bab 42. Akhir Penantian [SPESIAL BAB]
Bab 43. Ratu dari Pancakanta
Bab 44. Hadiah Pernikahan [1]
Bab 44. Hadiah Pernikahan [2]
Bab 45. Tinggal Kenangan
Bab 46. [Tidak] Berharga
Bab 47. Bulan Purnama Sempurna [SPESIAL BAB]
Bab 48. Dunia Milik Kita [SPESIAL BAB]
Bab 49. Terungkap [1]
Bab 49. Terungkap [2]
Bab 50. Kilas Balik [SPESIAL BAB]
BUKAN UPDATE - PLAGIAT ...? (YES/NO)

Bab 22. Perang Pangeran---Laksya VS Leonard

14.3K 1.3K 206
By BeautifulSea25

Di dedikasikan untuk Amnafi

Tahu aja kalau ide cerita, khusus cerita 'Permaisuriku~' itu kadang rada-rada😅

***

Maap, spam sebentar yaa <3
*Lewatin juga gak pa-pa:)

Di papan pengumuman udah Author kasih tahu, ya---dua alasan utama, kenapa Author gak bisa up secara rutin dan gak nentuin jadwal up ^^

Kenapa Author post gitu? Soal nya---cukup sering komen yang pengin Author adain jadwal up. Author gak marah kok, karena itu tanda nya ... Cerita Author cukup di minati oleh pembaca ^^

Author juga gak mau kalian nungguin cerita Author up, tapi harus berakhir kecewa, kalau Author tentuin jadwal up, tapi Author gak bisa up tepat waktu karena belum nemu ide atau feel dalam setiap cerita:(

Maklum, kadang Author kayak bunglon---berubah-ubah, suka maju-mundur cantik, naik-turun ganteng dan nomaden XD

Kalau menurut Author pribadi ... Nentuin jadwal up itu seperti kita sedang berjanji, dan janji itu adalah hutang. Author gak mau buat janji karena gak mau punya hutang:(

Semoga kalian bisa sedikit mengerti dan gak kecewa ya---aamiin:)

Ps: Ada alur flashback-nya, ya, masih ingat cara ngenalin alur back nya, 'kan? 😅

***

"Mengalah bukan berarti kalah ataupun tanda jika kita lemah. Kadang kala, mengalah itu di perlukan untuk membentuk pribadi yang lebih kuat, hingga menyerang dengan hebat di waktu yang tepat~"

- Pangeran Leonard



.
.

Tak lama setelah Dewi Harnum pingsan, sebuah cermin rias yang terletak berhadapan dengan ranjang Pangeran Leonard tersebut, tiba-tiba memancarkan sinar terang berwarna keemasan. Perlahan, sosok Pangeran yang telah lama terkurung dalam Labirin kutukan pun menampakkan diri nya secara nyata.

Hanya demi Permaisuri nya.

Kaki panjang nya melangkah pelan ke arah Dewi Harnum yang tak sadarkan diri di lantai kamar yang dingin. Wajah pucat nya yang terlalu tampan itu melempar senyum lembut---penuh kerinduan pada sosok Permaisuri nya. Rambut putih kusut---berantakan milik nya terayun teratur oleh sepoi angin malam yang masuk melalui celah-celah jendela kamar. Manik keemasan nya berkaca-kaca, menahan kerinduan yang menyesakkan dada sekaligus menahan sakit yang teramat saat rantai kutukan Iblis di tubuh nya yang semakin menjalar---menyelimuti diri nya dengan erat.

Ia tak bisa berlama-lama berada di luar...

Ia menggendong Dewi Harnum di depan, lalu melangkah perlahan ke arah ranjang dengan manik nya yang tak lepas dari paras ayu Sang dara. Cara nya membawa Dewi Harnum begitu lembut, penuh ke hati-hatian---seolah ingin menunjukkan pada alam semesta, jika Dewi Harnum adalah sosok paling berharga bagi Iblis tersebut.

Iblis Leozard meletakkan Dewi Harnum ke atas ranjang dengan penuh perasaan dan gerakan teramat pelan, seolah jika ia berbuat kasar sedikit saja---sosok cantik itu akan hancur dan menghilang dalam sekejap. Ia duduk di sisi tubuh Dewi Harnum dengan tangan dingin nya yang menggenggam erat tangan hangat Dewi Harnum---tanpa berniat menyakiti.

Seketika, rasa hangat menyelimuti jiwa dan hati Iblis tersebut. Ia mengertakkan rahang nya---menahan amarah saat melihat kilasan kegiatan Permaisuri nya. Bisa-bisa nya, semua orang memandang rendah dan memperlakukan belahan jiwa nya dengan sangat tidak sopan. Tak lama, manik emas nya berkilat ganas saat bayangan Permaisuri nya di dekati---bahkan di sentuh oleh pria lain berputar dalam kepala nya.

Ia akan meminta Pangeran Leonard untuk menghabisi Pangeran sialan yang telah berani menyentuh Permaisuri nya tersebut.

"Eungh ... Nenek, Biyung..." rancauan gelisah Dewi Harnum dalam tidur nya---mengeluarkan Iblis Leozard dari kemarahan nya. Manik emas nya kembali menyorot Dewi Harnum lembut. "Hiks..." isak Dewi Harnum dengan berlinang airmata dari sudut mata nya yang masih terpejam.

Tangan Iblis Leozard yang satu nya lagi menghapus airmata gadis nya lembut. Ia menepuk-nepuk pelan puncak kepala Dewi Harnum---menenangkan nya. Namun, Dewi Harnum semakin gelisah dalam tidur nya.

"Bopo, jangan lakukan itu..."

"Hiks ... Jangan bawa Biyung pergi..."

*[Bopo | Panggilan kepada Ayah untuk rakyat jelata]

Tangan Iblis Leozard menutup sebentar mata terpejam gadis nya dengan bibir nya yang bergerak---mengucap sebuah mantera dengan mata tertutup, untuk menghilangkan mimpi buruk yang menyerang alam bawah sadar Dewi Harnum---agar Permaisuri nya itu bisa tidur dengan damai dan tenang.

Setelah di rasa, Dewi Harnum telah tenang dalam tidur nya---Iblis Leozard membuka mata dan menarik tangan nya yang menutupi mata Dewi Harnum. Bibir nya meniup pelan kepala Dewi Harnum dari jarak yang agak jauh, lalu tersenyum hangat. Jangan lupakan, sinar keemasan yang selalu setia melingkupi tubuh Iblis Leozard.

"Tak ku izinkan satupun menganggumu, Permaisuriku. Sekalipun, itu mimpi burukmu."

Tangan Iblis Leozard merapikan rambut dan mengusap wajah ayu Dewi Harnum lembut dengan aura bahagia yang tak pernah luntur dari paras tampan nya. Iblis Leozard memiringkan sedikit kepala nya ke kiri---membiarkan sinar rembulan menerangi wajah cantik alami Sang Dewi.

"Aku sangat merindukanmu, Dinda." ucap Iblis Leozard penuh perasaan.

Ia mengecupi satu persatu jemari tangan Dewi Harnum dengan mesra, lalu mengecup punggung tangan nya lama. Ia mencondongkan tubuh---mendekatkan wajah tampan nya pada wajah ayu Dewi Harnum. Helaan napas hangat Dewi Harnum yang terdengar teratur membuat Iblis Leozard memejamkan mata---menikmati hangat napas gadis itu walau akan terasa sangat sakit jika terkena rantai kutukan Iblis yang berada di wajah nya.

Ia menyeruak ke area leher Dewi Harnum sembari memejamkan mata. Bibir nya mengecupi lekukan leher jenjang nan indah gadis nya tergesa---tanpa meninggalkan jejak. Sedangkan hidung nya---menghirup rakus harum tubuh gadis nya, seperti seorang pengembara yang telah menemukan mata air untuk mengatasi dahaga nya. Gadisnya seperti oase di padang pasir yang tandus dan gersang.

Seakan tak puas, Iblis Leozard beralih pada sisi leher Dewi Harnum yang lain. Bibir dan hidung mancung nya melakukan hal serupa, tetapi lebih rakus dan ganas. Saat ia hilang kendali, taring nya yang tajam nan runcing---siap menerkam gadis nya jika saja suara isteri nya---Dewi Hanum tak terdengar.

"Aku akan benar-benar mengurung diri ku di dalam jurang keabadian, jika kau melakukan itu, Kanda."

Suara serius penuh nada mengancam itu menyadarkan Iblis Leozard dari kabut gairah yang menghiasi mata indah nya. Ia menjauhkan tubuh nya dari Dewi Harnum dengan enggan---berat hati dan tak rela.

"Bisakah, kau percepat saja masa hukuman ku, Dinda?" tanya Iblis Leozard lembut. "Aku sangat ingin hidup kembali bersama mu---membangun bahtera cinta kita yang mengagumkan."

"Ini hukuman karena di masa lalu, kau sudah mengecewakanku, Kanda. Jadi, terima saja."

"Yah ... Hukuman dari seorang Isteri yang terluka terhadap sikap suami nya memang sangat mengerikan." sahut Iblis Leozard terkekeh miris, walau tatapan nya tak lepas dari wajah tidur Dewi Harnum yang terlihat damai tersebut.

Iblis Leozard mengecup kening Dewi Harnum penuh perasaan, lalu menatap nya lekat. "Aku sangat mencintai mu, Permaisuriku~" ucap nya tulus.

Ia berdiri, berjalan ke arah cermin lalu menghilang di balik cermin.

Di sisi lain, Pangeran Leonard hendak tidur namun mengernyit heran saat melihat bayangan Iblis Leozard yang berada di sisi ranjang nya. Ia lebih terheran lagi saat manik biru nya melihat rantai kutukan Iblis di wajah Iblis Leozard yang semakin banyak.

"Terakhir kali, rantai kutukan Iblis mu tak sebanyak itu ... Apa yang barusaja kau lakukan, Leo?" tanya Pangeran Leonard tajam dan dingin.

Iblis Leozard tersenyum remeh. Rona bahagia belum hilang dari wajah nya. Tanpa kata, ia menggenggam erat tangan Pangeran Leonard sembari menutup mata---menyalurkan apa yang ia dapatkan dari genggaman tangan Dewi Harnum beberapa saat lalu, agar Pangeran Leonard juga mengetahui nya. Walau heran, Pangeran Leonard tak protes. Ia ikut menutup mata.

Saat bayangan Iblis Leozard sudah menghilang, Pangeran Leonard membuka mata cepat. Tatapan haus darah menghiasi manik biru nya yang tampak lebih gelap dan kelam tersebut. Tak lama, cermin di kamar nya hancur tak berbentuk---menimbulkan suara yang khas. Rahang nya menegang, gigi nya bergemeretak---menahan amarah. Kemudian, bibir seksi nya yang terkatup rapat itu bergetar pelan---mengeja nama seseorang dengan geram dan penuh emosi yang tak terjabarkan.

"Pangeran. Leoneel."

Tunggu pembalasanku!

.
.

Pangeran Leonard menyerang dengan membabi buta---penuh emosi saat wajah Pangeran Laksya tiba-tiba berubah menjadi wajah sialan Pangeran Leoneel. Pangeran Laksya menaikan sebelah alis nya---tertarik. Bibir nya menyeringai sinis saat menyadari jika emosi musuhnya itu sedang tak baik. Pangeran Laksya dengan lihai menangkis semua serangan Pangeran Leonard. Kedua nya, hanya berperang dengan menggunakan pedang---tak menggunakan satupun kekuatan mereka. Namun, kedua Pangeran tampan tersebut sulit untuk di kalahkan oleh satu sama lain.

"Raja terkuat sekalipun, akan kalah jika mereka tak bisa mengontrol emosi nya, Leon." ucap Pangeran Laksya melempar senyum misterius ke arah Pangeran Leonard.  "Dan ... Ku pastikan, kau akan kalah, Pangeran kejam!" tambah nya angkuh.

Pangeran Leonard menggeram kesal. Ia menyerang Pangeran Laksya kalap. Tak lama, ia terjatuh ke tanah saat Si Rubah licik itu menendang perut nya dengan gerakan cepat---ke lewat cepat hingga Pangeran Leonard harus pura-pura mengalah. Ia menyeringai remeh saat pedang Pangeran Laksya berada di dekat sisi leher nya. Di mana, posisi Pangeran Laksya berdiri, sedangkan posisi Pangeran Leonard berbaring setengah badan di tanah.

"Kau lihat, Leon? Akulah pemenang nya." ucap Pangeran Laksya sombong.

Pangeran Leonard menyeringai miring. "Kau tahu ... Apa yang paling berbahaya dalam perang, Laksh?" tanya nya datar. Pangeran Laksya mengernyit bingung. "Yang paling berbahaya itu ... Ketika kau memandang remeh kemampuan lawan mu." tambah Pangeran Leonard menyeringai penuh siasat licik.

Pangeran Laksya bergeming. Ia menunduk---membulatkan mata saat pedang Pangeran Leonard menyentuh perisai perang nya---menghunus tepat ke arah jantung nya. Jika pedang itu di dorong sedikit saja, bisa di pastikan Pangeran Laksya akan tumbang saat itu juga. Terlebih, musuhnya adalah Pangeran Leonard.

Pangeran sekaligus Iblis Perang paling berbahaya dan mengerikan di seluruh pelosok Negeri.

"Dan ... Tidak semudah itu untuk mengalahkanku, Pangeran sombong!" tambah Pangeran Leonard bangkit---menendang perut Pangeran Laksya, sedikit terbang di udara sembari menghunuskan ujung pedang nya yang runcing ke arah Pangeran Laksya yang berbaring di tanah sembari menutup mata santai.

Pangeran Leonard berteriak geram lalu menusuk musuhnya dengan pedang kesayangan nya---menciptakan raut panik pada Pasukan Kashi namun menciptakan senyum kemenangan pada Pasukan Bringtham.

Sayangnya, senyum kemenangan mereka berubah menjadi raut kesal sekaligus kecewa saat Pangeran Leonard tak membunuh Pangeran Laksya dengan benar. Pedang Pangeran Leonard malah menusuk tanah---tepat di sisi kepala Pangeran Laksya, hanya berjarak seujung kuku saja.

Pangeran Laksya membuka mata perlahan, melempar senyum menantang pada musuhnya itu. "Kau bisa membunuhku, Leon. Aku tak takut mati."

"Kau akan mati di tanganku. Pasti. Tapi, tidak sekarang. Wajahmu baru sedikit membuatku bosan dan muak, Laksh." balas Pangeran Leonard menyeringai sinis.

"Sialan!"

Pangeran Leonard menarik pedangnya, berdiri lalu mengulurkan tangan ke arah musuhnya itu dengan raut datar. Sayangnya, Pangeran Laksya menendang kembali perut Pangeran Leonard hingga mundur beberapa langkah ke belakang. Ia menyeringai miring saat Pangeran Laksya mengambil pedang nya yang terjatuh lalu ujung mata pedang itu mengenai perisai perang nya---tepat di jantung Pangeran Leonard.

"Ini bukan perang! Pangeran Laksya telah berbuat curang! Kita harus segera membantu Pangeran Leonard, Jenderal." ucap Jenderal Alac tegas.

"Pangeran Leonard bisa melindungi diri nya sendiri, Jenderal Alac. Iblis Perang itu akan memenangkan perang ini." sahut Jenderal Lathan datar.

"Tapi---" Jenderal Alac menghela napas kesal saat Jenderal angkuh dari Alaska itu mengabaikan nya.

"Aku---Pangeran Laksya mengakui kekalahanku dengan berat hati." teriak Pangeran Laksya melempar tersenyum manis pada Pangeran Leonard, tanpa menurunkan pedang nya.

"Apa-apaan ini? Ini bukan perang, Pangeran!" ucap Jenderal Suta geram.

Pangeran Arkash yang sejak tadi mengamati detail sikap kedua Pangeran dari Kerajaan besar itu pun menarik bibir nya perlahan---menyeringai penuh arti. "Kita akan mendapat banyak keuntungan walau kalah perang, Jenderal."

Jenderal Suta mengernyit. "Maksud Anda, Pangeran?"

"Ku rasa ... Kedua Pangeran itu bersahabat,"

"Apa?!" pekik Jenderal Suta tak percaya.

"Tidak, 'kah kau harus menurunkan pedang mu, jika mengaku kalah, Pangeran sombong?" cibir Pangeran Leonard geli.

"Hei, Pangeran kejam ... Walaupun aku kalah, tetapi aku harus selalu terlihat mempesona, bukan?" balas Pangeran Laksya mengerling jahil.

Pangeran Leonard berdecih kesal.

"Aku---Pangeran Leonard mengakui kekalahanku dengan senang hati." teriak Pangeran Leonard menimbulkan raut bingung di wajah semua orang, terlebih dari Pasukan Bringtham sendiri.

Pangeran Laksya menurunkan---memasukan kembali pedang nya ke dalam sarung pedang di pinggang nya dengan senyum puas---seolah ialah pemenang dalam perang ini.

"Tetapi, karena Pangeran Laksya telah mengakui kekalahan nya lebih dulu---aku meminta Putri bungsu dari Kerajaan Kashi secara pribadi." tambah Pangeran Leonard dingin---tak terbantahkan.

Pangeran Arkash bersiul senang.

"Aku juga akan memastikan, jika Kerajaan Kashi akan mendapat hak mereka secara adil dari Kerajaan Bringtham. Mulai saat ini, Kerajaan Kashi dari Lahore akan mendapatkan dukungan penuh dari Kerajaan Alaska." seru Pangeran Leonard tegas dan serius, menciptakan raut puas dan perasaan lega di hati Jenderal dan Pangeran dari Kerajaan Kashi tersebut.

"Walaupun aku terpaksa harus mengalah, tetapi ... Aku sangat puas, sahabatku." ucap Pangeran Laksya menggoda---menciptakan keterkejutan untuk semua orang, kecuali Pangeran Arkash.

Pangeran Leonard berdecih sinis. "Ingatkan aku untuk membenturkan kepalamu agar waras, Laksh."

Pangeran Laksya tertawa geli. Sahabat seperguruan nya ini tak pernah berubah---selalu kejam dan bicara sarkas. Mereka berpelukan ala pria bangsawan lalu kembali memisahkan diri.

"Apa rencanamu setelah ini, Leon?"

"Menjemput Putri Kashi."

"Putri Rashi memang cantik. Padahal, sebelumnya aku ingin menjadikan nya Selirku yang ke sekian." gurau Pangeran Laksya mengedipkan sebelah mata nya jahil.

"Bagaimana kabar Gaurvy? Ku dengar, dia semakin cantik."

Raut Pangeran Laksya langsung berubah serius dengan rahang menegang. "Jaga batasanmu, Leon. Gaurvy---isteriku!"

"Jika waktuku luang, aku akan berkunjung ke Kerajaan Lahore. Isteri mu mungkin masih mencintaiku." ucap Pangeran Leonard datar, namun terdengar nada humor di setiap getar suara nya.

"Tidak perlu datang, jika tujuan mu hanya ingin merebut Gaurvy-ku! Lebih baik, urusi saja Permaisuri mu itu!" tukas Pangeran Laksya kesal.

"Pasti." balas Pangeran Leonard dingin. Ia berjalan ke arah Kuda hitam nya, lalu naik ke atas tubuh nya. "Ingin minum bersama?" tawar nya datar.

Pangeran Laksya mengangguk kaku. Ia pun menaiki Kuda putih nya, lalu menyorot sahabat nya menggoda. "Jika kau merebut Gaurvy-ku, aku juga akan merebut Permaisurimu, Leon." gurau nya geli. "Bagaimana? Kita impas, bukan?"

"Jika itu terjadi, ku pastikan kau akan benar-benar mati di tanganku, Laksh." balas Pangeran Leonard serius, manik biru bahkan sudah terlihat kelam.

Pangeran Laksya tergelak pelan---menganggap ucapan Pangeran Leonard sebagai suatu hal yang lucu. "Aku bercanda, Leon. Kau ini serius sekali." kekeh nya menggeleng geli.

"Bercanda mu tidak lucu!" sentak Pangeran Leonard datar.

"Kau dulu yang mulai!" bela Pangeran Laksya tak mau kalah.

Pangeran Leonard menyorot tajam. "Aku serius. Walau aku tak mencintai Gaurvy---akan ku pastikan kebahagiaan selalu menjadi milik nya." ucap nya serius---penuh janji.

"Ya, ya. Aku tahu. Gaurvy-ku adalah sahabat baik pertamamu---"

"Yang dengan berani menyatakan cinta padaku." sela Pangeran berkedip jahil, lalu memacu Kuda nya---meninggalkan Pangeran Laksya yang akan meledak.

"Leonard sialan!" umpat Pangeran Laksya berang. Tangan mencengkram tali Kuda putih nya erat seraya menatap punggung kokoh Pangeran Leonard dingin.

"Gaurvy hanya milikku, Leon. Persetan dengan persahabatan kita. Jika kau merebutnya ... Aku akan melawanmu hingga titik darah penghabisan." gumam Pangeran Laksya penuh aura permusuhan.

Ia menghela napas dalam---meredam emosi, lalu mulai memacu Kuda nya---mengejar Pangeran Leonard yang sudah cukup jauh.

Tetapi, jika Permaisurimu lebih segala nya dalam berbagai hal dari Gaurvy-ku ... Aku tak masalah, jika harus menukar Gaurvy-ku dengan Permaisurimu, Leon~"

♥♥

HOPE YOU LIKE IT!

Jangan lupa vote, komen yang banyak + share ke temen-temen kalian yaa :D

------------

Adakah team-nya...

1. GALAK --- Gaurvy - Laksya

2. GALE --- Gaurvy - Leonard

3. LANUM --- Laksya - Harnum

Atau ... Masih team-nya LENUM? 😅

--------------

Gaurvy atau Harnum? 😅

See you soon😘

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 76.6K 40
(BELUM DI REVISI) Aline Putri Savira adalah seorang gadis biasa biasa saja, pecinta cogan dan maniak novel. Bagaimana jadi nya jika ia bertransmigra...
35.1K 2.1K 45
Sekuel of The King Of Devils 19+ (Bijaklah dalam memilih bacaan!!!) Dia adalah putri dari pasangan iblis dan manusia. Dirinya mewarisi kecantikan da...
1.3M 122K 32
Lelah melawan penyakit selama bertahun-tahun, Bella berdoa kepada Tuhan untuk segera mencabut nyawanya dan diberikan kehidupan baru yang lebih baik...
701K 65.7K 42
Stop plagiat mulailah belajar menulis dengan pemikiran Kalian sendiri. jangan menjual karya orang lain hanya untuk kepentingan pribadi. Jadwal update...