20:00 [✔]

By Lee_Wookyung

6.5K 1.2K 180

[SEDANG DALAM TAHAP REVISI] ❝ Jam delapan lo deketin peti kemas di pinggir taman itu, lo bakal ngalamin ya... More

[ a/n 0.1 ]
01 | m a l a m
02 | p e n g e n a l a n
04 | l i h a t
05 | f a k t a
06 | d i m u l a i
07 | b e r h e n t i
08 | b e r s a t u
09 | t u n t a s
10 | g e n g
SECTION 2
11 | awal yang baru
12 | siswa baru
13 | rasa curiga
14 | diari
15 | pengantar
16 | bagian taehyun
17 | antara mereka
18 | pangeran
19 | pertemuan orang tua
20 | saksi
21 | sekian lama
22 | kunci
23 | peri imajinatif
24 | dongeng peri
25 | hari terakhir pertama
26 | pertengahan
27 | keputusan
28 | manajer
29 | ketahuan
30 | bintang lapangan
31 | voli
32 | instagram
33 | hari terakhir kedua
34 | makhluk lain
35 | mengambil buku
36 | perlihatkan
37 | kita bertemu
38 | ibu peri
39 | ibu peri (2)
40 | cermin mama
41 | datang lagi
42 | hilang
43 | labirin
44 | mama dan peri
45 | detik-detik
46 | selamat tinggal
47 | acara realita
48 | peraturan
49 | kompetisi
50 | pulang
51 | kenyataan
52 | bintang
53 | kisikan
54 | terakhir dari akhir
55 | abadi [end]
[ a/n 0.2 ]
[ ayo buka ]

03 | p e s a n

366 65 7
By Lee_Wookyung


• 20:00 •


"Jen, inget gak tadi yang di kelas?" Jaemin membuka percakapan dengan pertanyaan, yang tentu saja langsung membuat Jeno teringat akan suatu peristiwa.


"Inget."


"Menurut lo, Hwang sama Kim tuh beneran tetanggaan gak sih?" Jaemin melanjutkan ketika sudah diberi tanda lampu hijau. Biasanya di petang sepulang sekolah begini Jeno jadi pendiam sekali karena kelelahan.


"Ya terus, kalo mereka bukan tetanggaan apa lagi? Ga mungkin kalo cuma temen biasa sampe sedeket itu."

"Bukan, maksud gue ...." Jaemin berhenti, menatap sesuatu di depan sana.

Hwang dan Kim berdiri enam meter dari peti kemas, terlihat ragu untuk sekadar lewat. Padahal yang Jaemin lihat, tak ada yang aneh dengan sekitarㅡya, hanya ada peti kemas dan dirinya dengan Jeno di belakang mereka.

Alis Jaemin yang tertutup poni itu terangkat refleks. Peti kemas itu, ya....

"AAARGH!"

Jeritan itu, lagi.

Jaemin yang panik dan penasaran segera melompat dan hendak berlari mengejar duo Hyunjin. Namun Jeno sudah duluan menarik lengannya.

"Jangan, Jaem. Itu urusan mereka. Lo gak usah ikut-ikutan," peringat cowok itu tegas. Alisnya menukik tajam, menandakan bahwa se-serius itu peringatannya.

"Tapi kan ...."



"Argh, gila lo! Ngapain pake gandengan tangan segala, sih?! Lo bilang, lo ga mau ketauan?" Hwang berdecak kesal. Ia tak marah, hanya saja kejadian tadi membuatnya cukup syok.

"Ya salah lo sendiri, ngapain masih ajak gue lewat situ!" Kim ikut kesal, tidak mau disalahkan.

Sekarang sudah terlambat. Jaemin sudah melihat mereka berduaan, bahkan sudah melihat Kim yang menggandeng erat tangan Hwang, saudara kembarnya. Padahal mereka sudah berusaha keras untuk menutupi siapa identitas asli mereka.

"Ah gatau ah, bodo amat!" Tersinggung, Kim akhirnya masuk duluan ke rumahnya meninggalkan Hwang di luar pagar yang masih frustasi.

***


"Hai, Jaemin~"


"Ah anjir lo lagi. Kenapa sih, suka banget deketin gue?" Meski begitu, Jaemin tetap menggeser duduknya agar Heejin bisa ikut makan dengannya. Baru saja ia akan memasukkan sesuap nasinya, jadi batal lagi ketika Heejin kembali mengajaknya bicara.

"Ah, ya...." Heejin mengetuk-ngetukkan meja kantin dengan jemari lentiknya. "Gue ada info lagi nih buat lo. Soal Hwang-Kim, hihi. Lo mau denger gak?"

Jaemin ragu, tapi ia tetap bertanya, "Apa lagi?"


Yash, gotcha! Heejin berseru ria di dalam hati, kala Jaemin sudah terang-terangan tertarik dengan umpannya. "Sebenernya gue juga mau bilang ini buat keselamatan lo aja, sama Jeno. Karna gue gak mau loㅡ"


"Bawel. Buruan! Gue gak makan-makan ini!"


Heejin tertawa, sarkas. Ia melirik ke kanan-kiri untuk memastikan tak ada yang mendengar percakapan mereka. "Hwang sama Kim itu bukan tetangga."

"Terus?"

"Sodara kembar."

"Terus?"

"Kok terus lagi?" Heejin jadi bingung. Dikata lagi mau keluar parkiran, kali.

"Ya terus gue harus percaya sama omongan lo? Murahan. Lo juga siapa mereka sih, ikut campur aja?" Akhirnya Jaemin bisa menyuapkan sesendok sup hangat ke mulut. Rasa laparnya kian terkikis.


"Tapi lo juga tertarik kan?" Cewek itu, benar-benar tau semua, ya? "Gue tau lo bisa tuntasin masalah ini. Gue tau lo pahlawan.

Tuntasin mereka."


Jaemin tersedak mendengar kalimat terakhir. Dia benar-benar tidak tahu apa maksudnya, tapi yang jelas itu terasa aneh jika dikatakan oleh cewek seperti Heejin. "Apaan si ah lo ga jelas lama-lama."


"Tapi gue serius."

Bukan Jaemin namanya kalau masih mengacuhkan Heejin. Ia benar-benar muak dijejeli banyak info yang belum akurat adanya. Lagi pun ia tak suka kalau semua info itu diperoleh dari orang lain, bukan dari usahanya sendiri.

Seperti kata Jeno ketika mereka masih kelas sembilan. "Jaemin tuh sok hebat, apa-apa maunya sendiri. Tapi emang beneran hebat si."

Jeno bicara seperti itu ketika teman sekelas mereka yang lain heran, kenapa Jaemin bisa tahu menahu keberadaan hasil kertas ujian yang disembunyikan oleh seorang siswa. Jadi begitulah. Heejin harusnya mengenal kemampuannya terlebih dahulu.

BUGH!

BANG!

"WOI KIM, LO APA-APAAN!" Cowok itu sontak berdiri kaku, memepetkan tubuh agar tak bersentuhan dengan Kim yang kini sedang mencegatnya dengan kedua tangan yang ditempelkan ke dinding.

"Lo dibilangin apa aja sama Heejin tadi?" Kini cewek bermarga Kim itu yang gantian bertanya. Wajahnya ganas, tapi tetap pucat karena ketakutan.

"Apa sih urusannya sama lo? Gue gak percaya kok, tenang. Dah sana minggir, gue mau ke kelas nyamperin Jeno."

BANG!

Suara peraduan hentakan tangan dengan dinding logam menimbulkan suara tak enak. Alhasil mereka langsung menjadi pusat perhatian. Beruntung, Kim langsung melepas cegatannya ketika sadar.

"Gue ga tau masalah lo apa sama gue. Yang jelas, lo sama Hwang cuma punya masalah sama Heejin. Gue ga percaya, serius! Ngapain juga sih percaya sama kalimat abal-abalnya Heejin?"

Setelah tahu ia punya kesempatan untuk kabur, Jaemin langsung pergi begitu saja. Tak peduli bagaimana pandangan orang tentang mereka, yang penting ia harus keluar dari masalah rumit ini.

"J-Jaemin... tolong, tolong jangan musnahin gue. Tolong... musnahin mereka aja."

Mendengar itu, Jaemin langsung berbalik. Betapa terkejutnya ia kala melihat langsung Kim yang menangis sambil bersender di dinding dengan hampa. Sehampa itu, sampai hati nurani Jaemin bergerak untuk membantunya.

***

Entah dirasuki apa tubuhnya, Jaemin sekarang jadi merasa iba dengan keadaan Kim dan Hwang yang tak jelas. Mereka kelihatannya sama-sama merasa sengsara, tapi tak pernah menunjukkan diri bahwa mereka benar-benar saudara kandung.

Jaemin pun masih tak mengerti mengapa mereka tak mau mengungkap fakta itu. Padahal ia sudah lihat dan dengar sendiri tempo hari.

"ARGH!"

Jaemin langsung menoleh, bersamaan dengan Hwang yang bisa dilihat, ia kelihatan khawatir. Jaemin jadi salah fokus sekilas, karena kalau begitu benar adanya Hwang adalah saudara kembar Kim.

Bisa dilihat, Kim sedang mencuri pandang pada peti kemas yang terlihat dari jendela kelas. Namun, kemudian ia menjerit lagi sambil membuang pandangan. Hwang juga melakukan hal yang sama, seakan ada sesuatu yang aneh di sana.

"Gak ada apa-apa," gumam Jaemin sambil melihat ke arah yang sama dengan duo Hyunjin. "Eh?" Sekarang, ia sadar dengan apa yang aneh di sini.

Kim dan Hwang seakan melihat sesuatu di sana, di peti kemas hangus itu. Sedangkan Jaemin tidak menyadari apa pun yang aneh. Itu berarti....



"Kalian indigo?"

Continue Reading

You'll Also Like

415K 30.7K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
92.1K 9.2K 37
FIKSI
77K 7.8K 57
OneDream_id : AQUARIUS A story by : @zakisept Aquarius Bagaspati Arsendra, orang yang paling tenang. Setenang air danau yang bisa menghanyutkan. Dia...
9.1K 503 25
SUDAH TERBIT!! Kisah yang bercerita tentang seorang remaja bernama Angkasa, lelaki yang mempunyai Trust issue berlebih terhadap perempuan. Terutama B...