Bluegrass || Taelice || ✅

By TsyashllaN

106K 13.7K 2.1K

"I like blue" "Why?" "Cause the meaning it's you" Lalisa adalah seorang mahasiswa Skotlandia yang baru saja m... More

💙>1
💙>2
💙>3
💙>4
💙>5
💙>6
💙>7
💙>8
💙>9
💙>10
💙>11
💙>13
💙>14
💙>15
💙>16
💙>17
💙>18
💙>19
💙>20
💙>21
💙>22
💙>23
💙>24
💙>25
💙>26
💙>27
💙>28
💙>29
💙>30
💙>31
💙>32
💙>33
💙>34
💙>35
💙>36
💙>37 : The Last

💙>12

2.9K 399 48
By TsyashllaN


Akhirnya setelah mendapati libur selama dua hari secara tidak sengaja, Lisa bisa kembali meneruskan kegiatan rutinnya untuk menjadi seorang mahasiswa. Kembali bangun pagi dengan semangat, sarapan sehat dan tak lupa mobilnya yang sudah kembali dari bengkel yang katanya sempat membuat heran sebab tak memiliki kerusakan apapun.

Tapi Lisa tidak peduli, dia tidak ingin memikirkan segala hal aneh mengenai hari itu karena ia tidak ingin mengulang memori mengerikan yang menimpa dirinya.

Dan karena ia sedang dalam mood yang baik, pemilihan style nya pun terlihat mengagumkan kali ini. Terlihat sangat mempesona dengan ditambah riasan wajahnya yang hampir sempurna.

Ia merasa menjadi pribadi yang berbeda.

Well, berterima kasihlah pada Jennie yang sempat memberikan berbagai penjelasan padanya mengenai mempadu-padankan gaya agar terlihat memukau. Tidak disangka, ilmu yang Lisa dapatkan sangat berguna juga.

Mobil Toyota Aygo itu meluncur dan memasuki lahan parkir kampus dengan perlahan dan memarkirkan kendaraannya dengan rapi sesuai dengan kendaraan milik yang lain. Gadis bersurai curly yang sengaja ia gerai itu segera keluar dengan membawa tas dan tak lupa ponselnya yang selalu menjadi prioritasnya.

"Lisa? "

Lisa yang baru saja mengaktifkan alarm mobilnya sedikit tersentak mendengar baritone tak asing itu, dan sesuai dugaannya pemuda tampan bersurai biru itu muncul dari belakang tubuhnya dengan sebuah senyuman kotak terukir di wajahnya.

" V? Kau juga baru sampai? " ujar Lisa yang tak bisa menyembunyikan ekspresi senang bercampur terkejutnya.

Pemuda yang selalu terlihat kasual itu mengangguk, " Bagaimana kalau kita masuk kedalam bersama? "

" Tentu"

Pada akhirnya mereka berdua memilih meninggalkan lahan parkir untuk masuk kedalam gedung kampus sebab suasana terasa semakin ramai. Dan lagipula bukan tempat yang cocok untuk memulai sebuah obrolan di tempat parkir seperti itu, bukan?

Sejujurnya Lisa merasa senang bisa jalan berdua dengan pemuda bersurai biru ini, sebab ia tampan dan memiliki perangai yang hangat.

Namun semuanya terasa sedikit canggung sebab tatapan dari beberapa mahasiswa disana yang menatap mereka berdua dengan intens. Semua ini mungkin disebabkan oleh si pemuda berambut biru, dan lagipula siapa yang tidak heran saat melihat mahasiswa baru yang memiliki wajah tampan terlihat jalan memasuki kampus bersama Lisa yang notebene terkenal sebab digosipkan berpacaran dengan Hanbin si anak Rapper.

Ew, terlihat seperti cerita romantis remaja yang sangat familiar.

Lisa tidak peduli, ia merasa tidak ada yang salah sejauh ini. Mereka hanya jalan bersama untuk memasuki kampus tempat mereka sama-sama mencari ilmu, tidak lebih.

"Lisa, maukah kau temani aku sebentar? "

V berujar di tengah-tengah perjalanan mereka, Lisa yang semula masih asik beradu pemikiran di otaknya kini teralih dan mengangguk dengan cepat.

" Kemana? "

V menghentikan langkahnya dan menoleh untuk sekedar menatap manik bambi gadis cantik disebelahnya yang entah mengapa hari ini terlihat sangat mengaggumkan. Sementara Lisa tak bisa berkutik saat dengan intens nya pemuda bermanik setengah biru itu menatapnya dengan tajam tanpa arti.

Namun nyatanya dibalik tatapan tajam itu ada sosok lembut didalamnya yang entah sejak kapan membuat Lisa nyaman berada didekatnya.


・・


" Tumben Lisa belum sampai kekampus di jam segini " ujar Hanbin menatap jam tangannya lalu kembali menatap kearah kerumunan mahasiswa yang sibuk dengan aktifitas mereka.

Rosé ikut mendesah cemas entah untuk yang ke berapa kalinya. Gadis blonde ini ingat betul bahwa ia sudah memberi tahu sahabatnya itu untuk menghampirinya ke taman kampus setelah ia datang, namun nyatanya gadis bermarga Manoban itu bahkan tak memunculkan batang hidung nya sama sekali.

"Apa mungkin dia sakit lagi? " ujar June membuat Rosé langsung menatap kearah nya kesal.

" Mana mungkin"

June lantas kembali diam setelah dibalas sahutan ketus serta tatapan malas dari Hanbin yang menganggapnya tak masuk akal. Tentu saja tak masuk akal, sebab Hanbin sempat mengajaknya jalan kemarin dan ia ingat betul bahwa Lisa dalam keadaan sehat hingga akhirnya ia pulangkan kembali kerumahnya dengan selamat.

Belum sempat June membalas ucapan ketus Rosé yang dilimpahkan untuknya, dirinya sudah disambut tepukan lembut yang mengenai tepat belakang bahunya hingga ia sontak menoleh cepat.

Dan disana, sosok pemuda tampan berambut abu-abu dengan sosok pemuda berkacamata bulat sudah menyambutnya dengan senyuman lembut. Hanbin dan Rosé yang berada di sekitar June mau tak mau ikut membalas senyum mereka berdua.

"Selamat pagi"

"Pagi Jimin. Tidak disangka kita berpapasan disini " ujar June seraya melayangkan jabat tangan ala anak laki-laki pada umumnya.

" Aku pun tak sengaja lewat, dan menemukan kau tengah berada disini. Apa kau menunggu seseorang? " Jimin bertanya setelah memperhatikan wajah mereka yang terlihat sangat gelisah sejak sapaan diawal.

June nampak menggaruk tengkuknya canggung, sempat merasa tak enak hati untuk menceritakan hal sepele seperti ini.

Belum sempat June mengutarakan semua, Rosé sudah menyela dengan cepat, " Kami hanya sedang menunggu Lisa, teman kami yang belum juga sampai padahal jam mata kuliah ku dan dia akan segera dimulai beberapa menit lagi"

Jimin mengangguk-angguk mendengar ucapan Rosé sama halnya dengan JK yang memilih sebagai pendengar saja.

" Rosé!"

Dan pembicaraan mereka terusik dengan datangnya dua gadis cantik yang tak lain adalah Jennie dan Jisoo yang menatap mereka dengan heran. Belum lagi melihat ada kehadiran dua pemuda asing yang semula Jennie tahu hanyalah sosok mahasiswa baru dikampus ini.

"Jennie? Jisoo? "

" Kalian sedang apa disini? Ayo ke kelas " ajak Jennie yang langsung menggenggam pergelangan tangan sahabatnya tanpa memperdulikan empat pemuda disekitar mereka.

" Jennie, tapi Lisa belum dateng "  balas Rosé yang menolak untuk diajak kekelas.

Jennie memandang Rosé sejenak lalu kembali beradu pandang dengan Jisoo sebelum akhirnya tawa mereka membuncah. Mengabaikan tatapan heran dari Hanbin, June, Jimin, JK bahkan Rosé sekali pun.

" Apa ada yang lucu? Kau gila ya " ujar Hanbin kesal menatap tingkah gadis yang selalu menjadi musuhnya tiap kali bertemu itu.

" Jadi kalian disini nungguin Lisa? Ya jelas lah Lisa tidak akan sampai kesini" ujar Jisoo yang kembali membuat seluruh kepala disana berpikir heran.

Jennie kembali menarik pergelangan tangan Rosé dengan maksud untuk membawanya ikut kekelas seperti tujuan awal mereka namun masih di tahan oleh Rosé yang masih tak puas dengan jawaban dari mulut Jisoo tadi.

"Maksud Jisoo, mending kita kekelas saja karena Lisa tidak akan datang kemari" Jennie masih berusaha membujuknya untuk ikut bersamanya.

"Kenapa? "

" Aku dengar dari anak-anak lain katanya mereka melihat Lisa sedang sarapan bersama mahasiswa baru itu di cafe kampus" ujar Jennie sebelum ditimpal oleh Jisoo dengan menunjuk Jimin yang masih setia berdiri mengikuti arah pembicaraan mereka.

"Saudaramu kan? Yang memiliki rambut warna biru? Anak-anak melihat Lisa sedang sarapan dengannya di cafe " sambung Jisoo.

Rosé hanya diam dengan wajah kesal sembari mau tak mau menerima ajakan Jennie untuk jalan bersamanya ke kelas. Namun suasana tak sama dengan raut wajah Hanbin dan Jimin yang tengah berada disana.

Entah perasaan jenis apa yang Hanbin rasakan, namun entah mengapa hatinya mendadak panas dan kesal mendengar berita mengejutkan seperti itu. Dan dengan cepat ia melangkah pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih kebingungan tanpa pamit.

June yang terkejut akhirnya ikut pamit pada Jimin meski tak enak hati dan memilih menjemput Hanbin yang terlihat tengah kesal setelah mendengar berita tadi.

" Apa itu benar, hyung? " JK bertanya setengah heran dan tak percaya dengan ucapan yang terdengar tak pasti dari dua gadis tadi.

Jimin hanya menghela nafas, manik onyx berkilaunya tertutup sejenak sebelum terbuka kembali dengan tatapan dingin seolah ia baru saja melihat sesuatu dari indra penglihatannya yang lain.

" Ya, itu benar"


・・・


" Benarkah? Jadi kau ini dulu suka membolos pelajaran? "

Lisa terkekeh geli sepanjang mendengar cerita yang tertutur keluar dari mulut pemuda tampan dihadapannya ini. Cerita mengenai kepribadian aslinya, hobinya, kesukaannya, dan seluruh hal tak terduga yang diluar ekspektasinya. Nyatanya sejauh ini tidak buruk juga berkenalan dengan sosok misterius ini.

"Aku bukan lah sosok anak laki-laki rajin yang suka mengumpulkan pelajaran sekolah tepat waktu, Lisa" balas V seraya menyeruput minuman miliknya.

"Kau menarik sekali ya "

" Maksudmu? "

" Kau bisa membuat seseorang nyaman untuk berada disekitarmu hanya dengan sebuah cerita mengenai dirimu dahulu" ujar Lisa dengan tatapan mata lurus menghadap manik pemuda itu.

V terkekeh sendiri, sejujurnya tak ada alasan khusus mengapa ia sendiri juga bisa memilih Lisa sebagai teman berceritanya yang menyenangkan. Semuanya hanya karena sebuah perasaannya sejak awal yang penasaran akan sosok gadis ini hingga pada akhirnya mereka berdua berakhir dengan saling tertawa disini.

"Kau juga Lisa. Kau orang yang menyenangkan, aku sangat suka berada didekatmu" balas V yang tak urung membuat Lisa bersemu merah sebab kata-katanya.

"Dan aku rasa, aku tak akan mungkin bisa jauh-jauh darimu mulai sekarang " sambung lelaki itu tanpa rasa ragu hingga membuat Lisa lagi-lagi bersemu merah sebab kata-katanya.

" Hati-hati jika berbicara, kau bisa membuat orang lain berpikiran aneh tentang kita tahu" ujar Lisa yang sudah tak tahan dengan ruang lingkup yang sudah didominasi oleh pemuda biru ini.

V kembali terkekeh melihat tingkah menggemaskan gadis cantik dihadapannya dengan semburat merah di pipi yang tampak manis.

"Kenapa? " balas V menggodanya. Pemuda tampan ini sepertinya akan memiliki hobi baru dari sekian banyak hobi yang ia sukai.

" Aku tidak mau jika sampai Bae Irene datang dan menamparku hanya karena salah paham ini "

V mengernyit," Bae Irene? "

" Iya, dia kekasihmu kan? "

Bukannya menjawab iya ataupun tidak, V malah kembali terkekeh seolah-olah ucapan Lisa adalah lelucon. Tatapan Lisa kembali masam sebab tanggapan V yang terkesan mengejeknya dengan tertawa seperti itu.

" Kami tidak punya hubungan spesial apapun, ku anggap dia temanku dan tidak lebih"

"Tapi kenapa kalian berdua selalu bermesraan di mana-mana? " ketus Lisa seolah dirinya merasa cemburu pada tingkah kekasihnya dan itu membuat V balik merasa heran pada pertanyaannya.

" Bermesraan seperti apa? "

" Ku lihat ia selalu menggandeng tanganmu dan selalu bersandar didekatmu kemanapun kalian pergi"

"Kau sepertinya tahu sekali? Kau memperhatikan kami? " lagi-lagi V menggoda gadis cantik dihadapannya hingga semburat merah muncul entah untuk yang ke berapa kalinya.

" Enak saja, itu tidak sengaja karena kemunculan kalian memang selalu mencuri perhatian untuk orang sekitar tahu" ketus Lisa kesal sebab di goda terus menerus. Nyatanya pemuda tampan dihadapannya ini bisa bertingkah menyebalkan juga.

"Aku pun tak tahu mengapa ia selalu begitu, dan aku juga tidak bisa menolak nya untuk berbagai alasan. Bagiku kedekatan antara lawan jenis yang murni, ya hanya denganmu" ujar nya menjelaskan, sempat membuat Lisa berdehem untuk menetralkan degup jantungnya yang tak karuan.

"Jadi seperti itu"

"Sama halnya dengan kau dan Hanbin, kau akui kalau kalian tak punya hubungan spesial tapi ia memang selalu bersikap begitu padamu dan kau pun tak bisa menolaknya" ucapnya dengan lembut, mendengarnya bicara seperti ini entah mengapa terlihat seperti sosok kakak yang sangat dewasa.

V berdehem, menetralkan suasana yang sedikit berbeda hingga membuat Lisa sangat kesusahan hanya untuk sekedar menarik nafas dengan lancar.

" Aku minta maaf jika aku berlebihan, kumohon jangan anggap aku aneh dan berlari untuk menghindar. Karena bisa dekat denganmu adalah salah satu hal yang ku suka dan ku takuti sekaligus " V menatap manik bambi gadis itu intens.

Gadis itu terpaku dalam tatapannya hingga tanpa sadar hatinya menghangat, harus Lisa ingat bahwa pemuda ini tidak melakukan kontak fisik apapun dengannya tapi menariknya ia bisa membawanya pada suasana hati yang nyaman.

"Terima kasih sudah menganggapku seperti itu, dan ku harap aku tak menjadi alasanmu untuk takut pada apapun itu" balas Lisa yang diakhiri senyuman manis hingga matanya setengah menyipit.

V balas tersenyum hingga beberapa menit kemudian mereka berdua saling tertawa entah untuk alasan apa, tapi yang Lisa tahu bahwa ia sudah punya teman baru disini dan terlebih seorang teman yang menarik dipandangannya.

Dan V merasa tak ingin membuat kesalahan lama terulang lagi mulai detik ini.






















To be Continue

Hai, kita bertemu lagi💙

Continue Reading

You'll Also Like

7.3K 1K 14
Ketidak percayaan kawan-kawan Lisa terhadap larangan di hutan Sibgu membuat mereka harus merasakan akibatnya. Mereka melanggar pantangan yang seharus...
27.4K 2.6K 62
💖 FOLLOW DULU YUK SEBELUM BACA 💖 💥💥💥 Gavriel Davin Pradipta seorang siswa kelas dua belas yang terkenal sebagai trouble maker dan begitu dingin...
146K 17.6K 40
Rated M : untuk kata-kata kasar dan tindakan yang mengandung unsur kekerasan || bahasa frontal || mature contents dalam batas aman || disarankan untu...
946K 45.6K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...