I'm Always Be Yours (END)

By windabp

2.9M 116K 3.8K

ADULT STORY 🔞 "Nothing Hurt more than realizing he meant everything to you but you meant nothing to him" Kat... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Another Story
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
New story
Info Penting

Chapter 9

62.7K 3.9K 50
By windabp

Max Xavierano Miller merupakan salah satu billionaire muda tersukses di Amerika. Di usianya yang menginjak 28 tahun, ia telah berhasil mengambil alih dan membuat perusahaan Miller semakin sukses dibawah kepemimpinannya. Max melebarkan sayap bisnisnya merambah ke berbagai usaha seperti Miller Hotel & Resort yang telah tersebar di berbagai belahan dunia, Miller Enterprises merupakan penguasa industri televisi kabel dan broadband (Miller Communications), surat kabar, majalah, stasiun radio (Miller Media Group), otomotif, perbankan, retail, real estate, tambang emas dan berlian.

Ia mematut dirinya kembali pada cermin besar yang berada di walk in closet untuk merapikan posisi jasnya. Ia memakai kemeja putih dengan dua kancing teratasnya dibuka serta jas hitam mahal membalut pas tubuhnya yang sempurna dan atletis. Max memang jarang memakai dasi jika bekerja, ia hanya akan memakainya jika menghadiri suatu acara penting yang mengharuskannya berpakaian formal. Selebihnya ia hanya akan mengenakan pakaian semi formal, itulah ciri khas seorang Max.

Mobil Bugatti La Voiture Noire mewah Max membelah jalanan kota New York. Ia memang lebih nyaman menyetir sendiri dibandingkan dengan seorang supir. Dalam urusan pekerjaan Max dibantu oleh dua orang kepercayaannya, Jordan yang merupakan asisten pribadinya dan Zion yang menjadi tangan kanan sekaligus merangkap sebagai wakil CEO. Jordan dan Zion tidak selalu mengikutinya, mereka hanya ia pekerjakan di kantor saja. Sesekali Max akan memilih salah satu dari mereka untuk menemani perjalanan bisnisnya ke luar namun tidak sampai mengurus kebutuhan pribadinya. Pria itu tahu jika Jordan maupun Zion memiliki kehidupan sendiri, selain itu Zion juga merupakan sahabat sekaligus sepupunya. Zion hanya membantu Max sementara, ia belajar tentang bisnis dan mengelola perusahaan pada Max sebelum mengambil alih perusahaan ayahnya.

Mobil yang dikendarai Max berhenti di depan gedung pencakar langit tinggi dan megah. Ia langsung disambut oleh para pegawainya yang telah berbaris rapi menunduk hormat padanya. Dibalas Max hanya dengan anggukan, lalu pria itu berjalan memasuki sebuah elevator khusus yang diperuntukkan untuk para petinggi di perusahaannya yang diikuti oleh Zion dan Jordan.

"Kenapa kau tiba-tiba tertarik untuk memilih sendiri brand ambassador untuk perusahaan?" tanya Zion sambil melirik sepupunya itu penasaran

"Kenapa? Apa tidak boleh?"

"Bukan tidak boleh, hanya saja biasanya kau selalu mempercayakan semuanya padaku"

"Anggap saja aku sedang berbaik hati ingin membantumu dan juga meringankan pekerjaanmu" sahut Max cuek

Zion terkekeh pelan, ia memang telah terbiasa dengan sikap Max yang menyebalkan. Ia lantas menyodorkan tumpukan map kepada Max setelah pria itu duduk di meja kebesaran dalam ruang kerjanya.

"Ini data-data 5 model utama kita yang akan menjadi kandidat untuk produk terbaru perusahaan. Kau bisa memilihnya pelan-pelan Max, mereka semua cantik-cantik dan juga seksi" jelas Zion menggebu-gebu penuh semangat

"Lalu menurutmu siapa yang pantas untuk menjadi brand ambassador terbaru kita tahun ini?"

"Jelas saja Freya, dia supermodel internasional yang karirnya sedang melejit dan naik daun saat ini. Apa lagi yang kubaca dia tidak hanya cantik namun juga cerdas. Coba saja kau lihat, she's very gorgeous and so damn hot"

"Baiklah aku akan memikirkannya, walaupun dia pilihanmu tapi belum tentu dia juga pilihanku. Kau tau kriteriaku sangat tinggi" timpal Max angkuh

"Ya ya tuan Miller yang terhormat, aku tau dengan jelas siapa tipe idealmu" ejek Zion sambil melangkah cepat keluar dari ruangan

Sebelum Max mengamuk lebih baik ia memilih kabur dari sana, karena ia tahu jika sudah membahas tipe wanita pasti akan membuat suasana hati Max berubah seketika.

Max mengambil dokumen yang tadi diberikan Zion padanya, ia mebalik tiap halaman tanpa minat.

"Mana yang dibilang cantik" guman Max

Sampai pada halaman terakhir pria itu terpaku menatap foto seorang gadis bermata biru yang telah lama ia rindukan. Max mengumpat, ia tentu saja tau jika ini ulah sepupunya. Foto model lain semua mengenakan gaun tapi hanya foto gadis ini saja yang mengenakan pakaian dalam dan memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang sangat seksi. Yang lebih sialan lagi kenapa tiba-tiba miliknya mengeras hanya dengan memandang foto gadis ini.

Max menekan sebuah tombol disudut kiri meja kerjanya untuk memanggil Zion.

"Kau benar-benar tidak becus, aku menyuruhmu untuk mencarinya tapi kenapa kau tidak sadar model yang kau kagumi itu adikku" bentak Max pada Zion yang baru saja membuka pintu untuk memasuki ruangannya

Zion mengerutkan dahinya "Apa maksudmu Max? Adikmu?" Jeda beberapa saat sebelum Zion tersadar dan mengumpat "Shit, jangan bilang Freya itu Angel yang kau cari selama ini?"

"Bodoh, gadis ini memang Angel. Aku sudah bilang padamu untuk mencari tau jejaknya selama ini"

"Mana aku tau kalau Freya itu Angel, lagipula kau hanya menyuruhku menyelidiki dan mencari Angelicia Miller. Aku pun tidak menyangka dia akan mengganti namanya menjadi Freya Angelicia dan lagi aku tidak pernah bertemu dengan adik angkatmu itu. Kau juga tidak pernah memperlihatkan fotonya padaku. Di mansionmu bahkan hanya ada foto masa kecil kalian saja" protes Zion membela dirinya

Max selama ini memang selalu mencari-cari keberadaan Angel. Itu semata-mata dilakukan karena terdorong akan rasa bersalahnya, bagaimana pun ia telah menyakiti hati gadis itu dengan kata-kata kasarnya. Sayang Max tidak mempunyai foto Angel saat remaja, yang ada hanya foto mereka saat masih kanak-kanak. Parahnya lagi semua akun sosial media adik angkatnya itu pun ikut menghilang.

"Bagaimana bisa aku tidak menemukannya selama ini? Dia bahkan telah menjadi model terkenal"

Zion tampak berpikir sesaat sebelum menanggapi ucapan sepupunya itu "Kurasa ini semua ulah Paman Al"

"Apa?"

"Aneh bukan jika kita tidak bisa menemukan jejak Angel padahal dia hanya mengganti namanya bukan wajahnya. Adik angkatmu bahkan menjadi seorang model terkenal, bagaimana mungkin kau tidak pernah bertemu dengannya padahal selama ini kau lebih sering berkencan dengan para model? Ya benar, aku yakin ini semua karena orangtuamu Max. Paman Al bahkan pernah mengatakan padaku jika kita tidak akan pernah bisa menemukan ataupun menganggu Angel lagi"

Mak berdecak kesal " Sudah aku duga, tapi kenapa Daddy tidak ingin aku menemukan Angel? Apa mereka sudah tidak menyayangi Angel? Apa mereka tidak mau bertemu Angel lagi?" gumam Max pelan

"Entahlah aku juga tidak tau Max. Kau bisa tanyakan langsung pada kedua orangtuamu"

"Hm, aku harus segera menanyakan hal ini pada mereka. Tapi sebelum itu sebaiknya kita bersiap untuk rapat hari ini. Apa semua sudah beres?" timpal Max sambil melirik jam tangan Rolex Sky-Dweller yang terpasang di pergelangan tangan kirinya

"Ah iya ada dua meeting hari ini. Aku tinggal menyiapkan bahan rapat terakhir dengan Zach, setelah itu kita bisa langsung berangkat" sahut Zion sigap sebelum meninggalkan ruangan

Max kembali menatap lekat-lekat gadis difoto itu dengan berbagai perasaan yang berkecambuk di dalam dadanya.

"Akhirnya aku menemukanmu Angel" bisik Max lirih


*****


Seharusnya hari ini Freya bisa menikmati waktu liburnya sebelum besok kembali memulai aktifitasnya sebagai seorang model. Namun sayang gara-gara saudara kembarnya, ia harus rela membuang waktu santainya untuk mengantarkan dokumen ke kantor Jayden.

Sepanjang memasuki gedung pencakar langit itu banyak pasang mata menatap penasaran akan kehadirannya disana. Baik laki-laki ataupun perempuan memandang takjub kearah gadis cantik yang tengah berjalan anggun mengenakan minidress baby blue dengan tali spaghetti dan bandana berbentuk pita yang mempermanis penampilannya. Mungkin tidak banyak yang mengetahui jika Freya merupakan anak pemilik perusahaan karena selama ini ia memang tidak pernah tertarik dengan dunia bisnis. Selalu kembarannya yang mengambil alih perusahan sang ayah, sedangkan Freya sendiri hanya fokus pada karir modelingnya saja.

Freya menekan tombol lift setelah tadi menanyakan pada receptionist letak ruangan Jayden. Saat elevator itu terbuka ia buru-buru keluar dari sana hingga tanpa sengaja menabrak seseorang.

"Maafkan aku, apa kau baik-baik saja?" tanya sebuah suara bariton di depannya yang terdengar begitu dingin dan datar

Suara pria itu begitu mengusik ketenangan Freya, bahkan membuat isi perutnya jungkir balik seketika. Suara yang telah lama tidak pernah ia dengar lagi sejak 6 tahun lalu, suara yang begitu dikenalnya. Freya mendongak menatap wajah pria itu, ia terperangah melihat sosok yang berdiri dihadapannya. Tubuh Freya menegang ketika matanya bersitatap dengan sepasang mata tajam bernetra coklat. Pria itu hanya mengenakan kemeja putih yang dibalut jas hitam tanpa dasi. Dua kancing teratas kemejanya dibiarkan terbuka tampak sangat pas di tubuhnya yang tinggi dan gagah. Nafas Freya tercekat bahkan untuk mencoba menjauhkan diri pun ia tidak sanggup, seolah tenaganya menguap hilang entah kemana.

"A-aku baik-baik saja Tuan" ucap Freya berusaha mengubah intonasi suaranya agar tidak bergetar

Freya ingin menunjukan jika lali-laki di depannya ini tidak berpengaruh apapun bagi dirinya. Ia harus kembali menjadi Freya yang dingin dan angkuh, ia tidak boleh lemah hanya karena tatapan mengintimidasi dari pria ini.

"Freya kau sudah datang" seru Jayden yang tiba-tiba telah berada disampingnya

Freya pun tersadar dan segera menjauhkan diri mundur beberapa langkah dari pria di depannya itu.

"Ini berkas yang kau maksud kan? Sudah ya aku pulang dulu Jayd" ucap Freya sambil menyodorkan sebuah map coklat kepada Jayden

"Kau memang dewi penolongku, thanks sweety" Jayden mengecup pipi Freya yang segera berlalu dari sana

Freya menyadari jika sepasang mata tajam mengamati gerak-geriknya sedari tadi namun berusaha ia abaikan. Freya bahkan dibuat merinding hanya karena tatapan pria itu. Ia masih bisa mendengar sayup-sayup suara Jayden mempersilahkan pria itu masuk ke dalam ruangannya. Freya bergegas pergi dari sana, disepanjang jalan ia hanya bisa komat-kamit melafalkan doa semoga tidak dipertemukan lagi dengan pria itu. Setelah sekian lama tidak mungkin Freya masih menyukainya kan?














Duhhh gemesssss akhirnya mereka ketemu juga kannn
Semoga masih banyak yang nungguin cerita ini yaaaa 😘😘😘😘
Jangan lupa tinggalkan jejaknya yaaa
Makasi buat yg udah vote dan ramein kolom komentarnya 🙏🏻💕💕






14 Juni 2020
Windabp ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

34.6K 372 2
cuman Cerita One shoot/two shoot aja, btw all K-Pop bxb!! konten dewasa, bl, bxb, yaoi, frontal, vulgar, kasar, sex, BDSM, dirty talk, Jorok, boypuss...
381K 14.1K 46
Capella Cough model berusia 26 tahun yang merupakan anak tunggal, tidak sengaja tersesat di ruang rahasia milik mafia yang bernama Lucas. Kejadian it...
24.9M 654K 52
Karena tersesat di rumah besar nan mewah itu, membuat Miracle terjerat dalam sebuah ikatan berduri yang tidak bisa terlepas. Bahkan miliknya yang pa...
1.4M 78K 73
Lana Sharin melelang keperawanannya di sebuah kelab malam mewah. Seorang pria bernama Darren Raveno membelinya dengan harga mahal untuk satu malam pe...