Kau Anggap Aku Apa (Completed)

Od jssicanbbn

1.3M 81.6K 2.9K

"Jadi, Bang Arya bohongin Karin?" "Enggak gitu, Yin...." "Abang selama ini pacaran sama Karin karena disuruh... Více

Prolog
(1) Masuk SMA
(2) Cinta Pertama
(3) Kesal! Kesal! Kesal!
(4) Steven dihukum
(5) Diana Menyebalkan!
(6) Tiga Orang
(7) Ayin Cintanya Sama Abang
(8) Abang Paham
(9) Tembak?
(10) Pacar Bang Aya
(11) Pengumuman Berpacaran
(12) Settingan?
(13) Karin Benar-Benar Jatuh
(14) Kapan Baik-Baik Saja?
(15) Merasa Kenal
(16) Drama Persahabatan
(17) Akhirnya Double Date
(18) Semua Manusia Jahat
(19) Egois atau Romantis?
(20) Karin Butuh Arya
(21) Teman Masa Kecil
(22) Sahabat Selalu Ada
(23) Gelang Putih (Lov3)
(24) Terbongkar
(25) Menerima Kepedihan
(26) Apa Salah?
(27) Titik Balik
(28) Kelicikan Diana
(29) Saudara Saling Topang
(30) Ulang Tahun Karin
(32) Menyadari Perasaan
(33) Steven Bodoh
(34) Stalker
(35) Pertengkaran Lagi
(36) Abang-Adik Zone
(37) Bang Arya/Bang Aya
(38) Penjelasan Mama
(39) 7 Hal Romantis
(40) Cowok Idaman Karin
(41) Izin Pindah
(42) Dion Sialan
(43) Aku Cemburu!
(44) Simbol Metal
(45) Izin Pindah
(46) Ulang Tahun Arya
(47) Patah Kesekian Kali
(48) Kehilangan Kesekian Kali
Perubahan Ending
Please, Don't Give Up On Me
Kemungkinan Berlanjut

(31) Pantai Lagi

26.8K 1.8K 59
Od jssicanbbn

Terkadang saking sudah terlalu lama bersama jadi tidak paham membedakan mana rasa sayang karena sudah terbiasa dan mana rasa cinta.

***...***...***

Pukul 3 sore rumah kediaman Karin dan Satya tampak ramai. Ada Elsa, Steven, Dion, serta Arya. Mereka berencana pergi kepantai bersama merayakan ulang tahun Karin sekaligus liburan sejenak. Berhubung memang mereka juga sedang libur semesteran.

Steven mengangkat tikar biru kedalam mobil Arya. Sedangkan Dion mengangkat 1 dus air mineral gelas ke dalam mobilnya sendiri.

Arya pun sibuk membantu Steven merapikan barang-barang dimobilnya.

"Udah selesai," ujar Arya.

"Oke... berangkat," sahut Satya.

"Lo ikut siapa, Rin?" tanya Elsa.

Karin tidak langsung menjawab matanya beralih kearah mobil Dion dan Arya.

"Ikut gue," sahut Arya tanpa melihat kearah Karin.

Karin langsung menggeleng.

"Gue ikut Kak Dion," ujar Karin.

Arya langsung menoleh pada Karin, padahal tadi dia hampir masuk kedalam mobil. Wajah Arya sudah menunjukkan ketidaksukaan pada keputusan Karin barusan, tetapi cewek itu tidak peduli sama sekali.

"Yaudah, gue juga dimobil Kak Dion, deh," ujar Elsa menuju mobil Dion.

Arya menatap Dion yang ternyata sudah menatap kearahnya. Cowok itu seakan tengah menyombongkan diri karena Karin lebih memilih ikut dengannya membuat Arya semakin kesal.

"Gue juga," Steven ikut melangkah kemobil Dion.

Namun, belum berapa langkah Satya sudah menangkap topi hoodie coklat Steven membuat cowok itu kembali tertarik mundur.

"Lo ikut kita bedua," ujar Satya memupuskan harapan Steven.

Tapi, karena tidak berani melawan akhirnya Steven menurut. Cowok itu masuk kedalam mobil Arya dikursi penumpang belakang, sedangkan Satya duduk disamping Arya didepan.

Mata Arya masih tidak lepas dari Karin yang saat ini sudah duduk disamping Dion. Mereka berseberangan dengan kaca mobil Dion yang transparan.

"Yin," panggil Arya masih tidak terima.

Tapi, belum sempat berkata apapun Dion sudah menjalankan mobilnya lebih dulu didepan mereka. Mau tidak mau Arya juga mulai melajukan mobilnya.

"Sialan," umpat cowok itu kesal.

Satya yang berada disamping Arya hanya bisa menggeleng tidak percaya. Cowok itu semakin yakin kalau sahabatnya sebenarnya mencintai adiknya, tapi tidak sadar sama sekali. Terlebih sekarang adiknya sudah tidak lagi mengejar Arya.

Satya berdecak.

"Selamat berjuang, deh," ucap Satya membuat kerutan di dahi Steven.

"Berjuang buat apa, Kak?"

"Buat dapetin kembali orang yang udah pergi," jawab Satya yang malah mendapat tatapan tajam dari Arya.

"Emang siapa yang pergi?"

"Ada. Orang didepan," sahut Satya lagi melirik Arya dengan pandangan meledek.

"Kok gitu? Kenapa bisa pergi?"

"Stev, mending lo diem deh. Daripada gue turunin lo disini," ujar Arya kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Steven.

Satya hanya terkekeh sementara Steven langsung mengatup mulutnya kembali. Tahu gini mending dia bawa mobil sendiri tadi.

***...***...***

"Kenapa lo gak ikut Kak Arya, Rin?" tanya Elsa memulai perbincangan didalam mobil.

"Gak papa," jawab Karin.

"Lo lagi berantem sama Kak Arya?"

"Enggak".

"Lah terus?"

Karin mendengus kesal.

"Karena gak mau aja," jawab Karin.

"Bukannya lo selalu nemplok ya sama Kak Arya," ujar Elsa.

Karin menoleh kebelakang. Menatap ke arah Elsa yang memandangnya penasaran. Jelas, selama ini yang Elsa tahu kan Karin itu nempel sekali dengan Arya kayak perangko.

"Gue udah putus sama dia," ujar Karin berniat menghentikan perbincangan mereka.

Namun, Karin salah besar. Dengan memberitahu Elsa dia sudah putus malah menimbulkan banyak pertanyaan lagi dikepala Elsa. Terlebih cewek itu kaget dengan kenyataan Karin dan Arya yang sudah tidak bareng.

"Kenapa bisa?"

Karin sudah kembali keposisi awalnya. Memandang kedepan.

"Dia gak cinta sama gue," jawab Karin.

"Loh? Tapi kan Kak Arya yang nembak lo," Elsa masih tidak paham.

"Karena disuru sama Bang Satya".

Sejenak suasana mobil menjadi sunyi. Terlebih Dion yang daritadi diam-diam ikut mendengarkan juga rada terkejut dengan apa yang Karin ucapkan barusan. Namun cowok itu cepat-cepat menyembunyikan keterkejutannya.

"Terus sekarang lo gak papa?" tanya Elsa perlahan. Takut sahabatnya masih dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Karin mengangguk.

"Kemarin sempet berantem sama Bang Satya. Tapi setelah dipikir-pikir lagi niat Bang Satya sebenarnya cuma supaya gue bisa ngerasain happy dicintai balik sama orang yang gue cintai. Jadi gue udah baikan sama Bang Satya," jawab Karin yang berhasil membuat senyum diwajah Dion terbit.

"Bagus, deh," kali ini Dion yang mengangkat suara.

Karin melirik pada Dion dan ikut tersenyum melihat Dion yang tampak senang dengan jawaban Karin tadi.

"Kalau kak Arya?" tanya Elsa agak berhati-hati.

Dion langsung melihat pada Karin. Memperhatikan ekspresi Karin dan menebak apa yang cewek itu rasakan.

Karin mengedik bahu santai. Matanya beralih pada jendela disamping kirinya. Menatap jalanan yang cukup ramai kendaraan.

"Gue udah gak ada urusan lagi sama dia," jawab Karin.

Elsa memilih menyudahi perbincangan mengenai asmara Karin kemarin. Dia merasa Karin sudah berhasil melewati kenyataan pahit kemarin, maka dari itu Elsa tidak mau membahasnya lagi dan mengorek ulang luka yang sepertinya sudah berhasil Karin sembuhi sendiri.

***...***...***

Setelah perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 1 jam akhirnya mereka tiba dipantai.

Arya, Steven, Dion, dan Satya mengangkati barang-barang mereka lalu menaruh dibawah pohon kelapa yang cukup tinggi dan besar sehingga ada bayangan dibawahnya yang menjadi tempat mereka menggelar tikar.

Karin melangkah mendekati pantai. Angin berhembus mengenai wajahnya, hingga rambut panjang cewek itu berterbangan berantakan. Beberapa kali Karin merapikan lagi dan lagi rambutnya.

Cewek itu menghela napas berat. Kepalanya langsung memutar ulang saat Arya menembaknya dipantai ini. Padahal itu semua karena suruhan Satya. Karin masih ingat jelas betapa bahagianya dia dihari itu.

Saking hanyut dalam kenangan Karin tidak menyadari Arya yang sudah menyusulnya. Cowok itu sudah memerhatikannya dari awal mereka sampai tadi.

Arya melepaskan kunciran rambutnya, lalu cowok itu mengambil rambut Karin dan mengkitanya menjadi satu.

Karin awalnya terkejut dan saat dia melirik dan mendapati Arya yang mengikat rambutnya, cewek itu malah bungkam. Terkejut dengan Arya yang tiba-tiba saja sudah berada didekatnya.

"Kasihan mata kamu jadi ketusuk-tusuk," ujar Arya setelah berhasil mengikat rambut Karin.

Cowok itu melangkah kedepan dan berdiri tepat disamping Karin.

"Kenapa tadi gak ikut Abang aja?" tanya Arya mengungkit kejadian sebelum kepantai tadi.

Karin tidak menjawab. Cewek itu hanya menatap Arya dengan pandangan tidak terbaca, setelahnya Karin berbalik berjalan menghampiri yang lain tanpa mengindahkan pertanyaan Arya.

Arya hanya bisa menghela napas. Kemudian mengikuti Karin berkumpul dengan yang lainnya.

"Ini yang masak siapa?" tanya Arya menatap makanan yang sudah tersusun ditengah-tengah mereka.

"Elsa," jawab Steven.

"Dia emang jago masak," lanjut Steven lagi membuat Elsa tersenyum malu.

"Yok makan," ujar Satya memulai suapan pertamanya.

Mereka makan bersama. Dengan beberapa menu makanan yang enak-enak.

"Lo cobain ini, deh," ujar Steven tiba-tiba menyodorkan sesendok kuah sayur pada Elsa.

Elsa yang awalnya terkejut menaikkan alisnya. Namun setelah paham, cewek itu membuka mulutnya dan mendapat suapan dari Steven.

"Enak, kan. Lo yang masak lo juga yang gak mau nyoba," ujar Steven.

Sedangkan yang lain hanya menatap mereka dengan berbagai pandangan.

"Berasa jadi nyamuk," ujar Satya.

"Berasa jadi angin," sambung Arya.

Dion terkekeh.

"Jangan digangguin nanti Elsa malu," ujar Dion yang lebih dulu mendapati pipi Elsa memerah.

Karin tidak ikut bicara. Mata cewek itu terus memerhatikan kedua sahabatnya. Apa ada yang dia tinggalkan?

Arya menyikut tangan Karin yang duduk disebelahnya. Sambil melirik Karin dengan senyuman miring.

"Suapin aku juga, dong," ujar cowok itu.

Karin hanya melempar tatapan tajam pada Arya setelahnya kembali sibuk memakan makanannya kembali tanpa merespon apapun pada permintaan Arya barusan.

Arya terkekeh merasa lucu dengan sikap Karin yang terlihat menggemaskan, tetapi menyakitkan disaat bersamaan.

Setelah makan mereka sama-sama berjalan kepinggir pantai.

"Enak juga ya kepantai," ujar Steven.

Elsa mengangguk menimpali perkataan Steven.

Karin menyipitkan matanya. Sinar matahari membuat cewek itu susah melihat.

Arya yang memang tidak pernah melepas pandangannya dari Karin tersenyum kecil. Cowok itu merasa lucu melihat Karin yang menyipitkan matanya.

Kemudian Arya mendekati Karin dan mengambil kacamata yang dia sangkutkan dileher kausnya. Lalu cowok itu memasangkan kacamata riben itu pada Karin.

Karin menatap Arya yang berada tepat didepannya. Menatap orang yang selama ini dia cintai. Cewek itu selama sepersekian detik hampir saja terlena. Namun dengan cepat Karin memundurkan tubuhnya.

"Tadi lo ngasih karet rambut, sekarang kacamata, jangan-jangan abis ini lo ngasih sendal lo juga lagi," ujar Satya mendekati Arya dan Karin.

Arya tersenyum mendengar omongan Satya, lalu melirik pada Karin dengan seringai jail diwajahnya.

"Kalau Karin gak mau sepatu putihnya kotor, gue juga bakal ngasih sendal gue," sahut Arya.

Satya bersiul. Sedikit mendukung sahabatnya terlebih melihat Karin yang sudah tidak bereaksi berlebihan ketika didekat Arya membuat Satya berani mendukung Arya pelan-pelan supaya bisa berbaikan lagi dengan Karin.

Karin tidak mengindahkan Arya dan Satya. Cewek itu malah membuang muka dan berjalan kearah Elsa yang berdiri beberapa langkah darinya.

"Sa, main air yok," ujar Karin asal dan menarik Elsa lebih dekat kelaut.

Cewek itu hanya berusaha menghindari Arya. Dia tidak mau lagi jatuh kelobang yang sama dan berakhir dengan harapan yang sia-sia.

Arya hanya bisa tersenyum canggung melihat Karin yang sudah agak jauh darinya.

"Sabar, ya," ujar Satya sambil menepuk pundak Arya.

"Kayaknya lo emang mesti nyerah aja, deh. Tunggu sampai nanti Karin dengan sendirinya maafin lo," lanjut Satya lagi.

Arya menghela napas berat.

"Iya".

Satya menoleh pada Arya terkejut dengan Arya yang cepat sekali mengiyakan omongannya.

"Gue bakal cari cara lain supaya Karin mau balik lagi jadi adik kesayangan gue".

Satya mendengus. Dia pikir Arya beneran mau menyerah tadi. Satya cukup kasihan dengan Arya yang masih berpikir Karin sebagai adiknya. Bahkan Satya sendiri sadar, Arya menatap Karin bukan sebagai adik lagi, tapi lebih dari itu. Sayangnya, Arya belum menyadarinya.

***...***...***

Haloooo...

Terima kasih masih membaca cerita ini, ya (:

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Byebyeee.

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

10.8K 1.2K 62
🍌UPDATE DUA KALI SEMINGGU🍌 Mikha. Nama yang dikenal se-SMA Wismagama. Bukan karena prestasi yang selalu di capai nya, tetapi ia dikenal sebagai 'ga...
6.3M 268K 58
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
1.4M 64.9K 42
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
92.9K 5K 45
[Selesai] (Spin off My Little Girlfriend) Sesuai dengan keputusannya ingin mandiri ditambah dengan akan kesedihannya karena peliharaanya bernama 'Bab...