Eh Kathrine🌚
Enjoy💖
Currently Jaemin dan aku lagi di mobil.
Kita berdua pulang ke apartment Jaemin. Ya, aku hampir tidak pernah pulang ke rumahku sendiri. Who cares? Toh ngga ada yang nunggu.
Cklek!!
"Ayo bangun sayang. Udah sampe" Jaemin membukakan pintu mobilku. Aku yang sedari tadi tidur terbangun.
"Capek banget skolah hm?" Tanya Jaemin, lalu menggandengku masuk ke rumah.
"Ganti baju dulu. Sini makan." Jaemin menyuruhku ganti baju sembari dia menyiapkan makanan.
Sebenarnya aku malas ganti baju, aku gerah. Aku mencopot semua bajuku termasuk bh ku, dan hanya memakai celana dalam dan kaos oversize Jaemin yang paling besar dan paling tipis. Bahuku pun otomatis terlihat.
"Udah." Kataku sembari duduk di meja makan. Tatapan ku tertuju pada punggung kekar Jaemin, lalu turun menuju bokongnya. Demi apa aku sangat menginginkan itu. Tetapi aku berjanji padanya tidak melakukan itu pada Jaemin, aku takut kita putus hanya karena aku bernapsu.
"Kat sudah selesai!" Jaemin memasak makanan yang bisa dibilang kelewat sederhana. Steak. Jaemin itu benar benar suami idaman.
"Wah babyyy!!! You are the bestt!!!" Lalu aku memeluknya dan menciumnya berkali kali.
Jaemin hanya tertawa kecil, lalu kembali mendudukan ku di kursi meja makan.
"Eat a lot babee" kata Jaemin lembut
"Gimme my appetizer!" Kataku.
Jaemin hanya tertawa kecil dan mencium bibirku singkat. Sungguh aku sudah mabuk dengan ciuman lembut seorang Na Jaemin.
Aku makan steak yang dibuat Jaemin cepat. Sebegitu enaknya. Sekali sekali aku menaikkan kaosku yang melorot.
Jaemin tiba tiba mengernyitkan dahinya, menatapku curiga.
Aku yang sadar akan hal itu langsung bertanya, "hm? Kenapa nana? Baby?"
"Kamu barusan ngapain?" Jaemin menatapku tidak santai.
"Ha? What do you mean?" Aku bingung dengan Jaemin yang menatapku begitu.
"Kissmark. Aku ngga ninggalin kissmark di dada kamu waktu itu." Kini Jaemin menatapku tajam.
Oh sial. Aku menyalahkan diriku yang entah membiarkan Jeno meninggalkan kissmark di dadaku atau aku yang memakai baju Jaemin yang paling besar sehingga dadaku terlihat.
"E-ehm." Aku mulai menatap ke segala arah.
"Kathrine." Jaemin menekankan suaranya, masih menatapku tajam.
Aku tidak bisa berkata apa apa. Aku mematung. Tangisku mulai pecah.
Jaemin langsung memelukku, lebih tepatnya mendekapku erat, lalu mengusap rambutku dan mengecup kepalaku. Terlebih lagi dia mengusap punggungku, menenangkanku.
"Kenapa Kat? Hm? Ada apa? Cerita sama aku dong" tanya Jaemin lembut.
Aku masih terisak. "J-jeno..." jawabku, lalu tangisku kembali pecah. Memang Jeno yang melakukannya padaku, tapi aku yang memintanya.
Jaemin mengepalkan tangannya erat. "Sudah sampai mana dia?" Aku tau jelas bahwa Jaemin marah. Sangat marah.
Aku menceritakan semuanya. Aku menceritakan Jeno sudah memasuki ku. Aku tidak bisa berbohong. Aku takut pada Jaemin.
Jaemin semakin marah mengetahuinya. Dia bilang dia harus mencari Jeno, lalu menghajarnya karena telah memerkosaku. (Ehm sebetulnya aku yang minta sih)
Aku menangis sembari memohon, meminta Jaemin jangan melakukan itu. Aku beralasan bahwa jika Jaemin melakukan itu, dia bakal dikeluarkan dari sekolah. Alasan yang lebih tepat sih aku tidak mau kehilangan sex partner.
Aku menenangkan Jaemin lalu kita berdua ke kamar. Jaemin mendekapku erat, menyelimuti kita berdua, dan mengecup kepalaku berkali kali.
"Kat" katanya, dengan suara yang agak serak dan tertahan, "jangan pergi dariku"
Aku mengangguk. "Ngga akan Na. I love you very much. I'll never let you go." Kataku.
Aku bisa mendengar Jaemin terisak. Aku melihat Jaemin menangis.
"Jangan... pergi..." Jaemin terus menangis.
Aku menciumnya dalam, untuk menenangkannya.
"Never. I'll never leave you." Bisikku, lalu kembali mencium pacarku yang aku amat sangat cintai, Na Jaemin.
Aww so sweet🥺 Jaemin sayang banget sama Kathrine🥺
Kat jangan buat Jaemin sakit ya awas lo.
Soft Jaemin🥺
Aku benernya gatau sih mau nulis apa. Asal nulis aja, gabut jam 4 pagi. Tapi kok jadinya soft banget huhu🥺
Vote and comment ya gais💖
Dehet😆