Hari ini adalah hari kepulangan Glen dari rumah sakit, Cia dan Celine sedang berada di rumah sakit tempat Glen di rawat.
"Siapa sih Glen yang bikin lo kayak gini? Kata Cia juga ini yang kedua kalinya"
"Bukan siapa-siapa" jawab Glen.
"Oh ya, besok gue pinjam catatan lo ya selama gue gak masuk"
"Oke"
Celine dan Glen larut dalam obrolan mereka, sedangkan Cia, ia sama sekali tidak ikut mengobrol dengan mereka, jangankan ikut mengobrol, pikirannya saja tidak ada di sana.
Sejak tadi, pikirannya masih tertuju pada kejadian di sekolah tadi.
FLASHBACK ON
"CIA"
"Kenapa?"
"Lo kenapa sih gak mau pulang sama kita? Kasian mama, kemarin dia mikirin lo terus"
"Kita udah bahas ini kemarin"
"Setidaknya lo pikirin lagi Cia, lo tega bikin mama kandung lo sedih kayak gitu cuman karena mikirin lo. Lo jangan bertindak seakan-akan mereka orang asing. Mereka orangtua kandung lo, Ci"
"Maaf, tapi gue tanya siapa yang membuat kita menjadi orang asing? Bukan gue. Okay, gue gak bermaksud buat nyalahin mereka. Tapi, nyatanya, mereka yang nitipin gue ke orangtua gue yang sekarang, mereka yang buat gue gak kenal sama mereka, mereka yang buat gue mengenal mereka seperti orang asing. Lo gak akan pernah tahu apa yang gue rasain, karena lo gak ada di posisi gue" jawab Cia lalu berbalik.
"CIA, MAMA MASUK RUMAH SAKIT KARENA STRESS MIKIRIN LO"
DEGG
Cia membalikkan badannya, ia menatap Leo, berusaha menemukan kebohongan di manik matanya. Namun, hasilnya nihil. Sama sekali tak tersirat kebohongan, yang Cia lihat hanyalah sebuah kejujuran.
"Dia butuh lo, dia sayang sama lo. Jangan egois. Mama di rawat di RS.Cahaya" ujar Leo lalu meninggalkan Cia.
FLASHBACK OFF
"Ci, are you okay?" Tanya Celine.
"Hah? I-iya, gue baik-baik aja kok"
"Ya udah kalau gitu kita pulang sekarang" ujar Glen.
Ketiga orang itu berjalan keluar dari ruangan Glen. Glen dan Celine terus memperhatikan Cia yang menatap ke depan dengan pandangan kosong, dan mereka tahu, Cia sedang memikirkan sesuatu.
Tapi, mereka hanya membiarkannya, tak berniat menanyakan apa pun, mereka yakin Cia akan bercerita dengan sendirinya.
"Mama di rawat di RS.Cahaya"
Seketika langkah Cia terhenti.
"Ini kan Rumah sakit Cahaya, artinya mama di rawat di sini" batinnya.
"Ci, kenapa berhenti?"
"Ehm, sorry ya gue ada urusan. Kalian pulang duluan aja, hati-hati" Setelah mengatakan itu, Cia langsung meninggalkan mereka. Ia berlari menuju tempat administrasi, untuk menanyakan ruangan Bunga.
Sedangkan Glen dan Celine,...
"Cia kenapa sih?" Gumam Celine.
"Gak tau, ya udah la, kita tanya besok aja" usul Glen.
Celine hanya mengangguk.
🌱🌱🌱
Gadis itu sudah berada di depan pintu ruangan Bunga di rawat, ia menghela nafasnya lalu mengetuk pintu itu dan membukanya.
"Cia?" Ujar Leo.
Bunga yang mendengar Leo menyebut nama Cia pun menoleh ke arah pintu.
"Cia, kamu datang?" Cia hanya mengangguk kecil menanggapi pertanyaan Bunga.
Bunga berusaha untuk duduk, Cia yang melihat itu segera membantunya.
Bunga memeluk gadis itu, anak yang selama ini sangat ia rindukan. Ia bahkan menyesal karena telah menitipkan Cia untuk di rawat orang lain.
"Makasih karena kamu mau jengukin mama. Mama sayang banget sama kamu" Cia hanya diam menerima pelukan itu.
Leo tersenyum menatap keduanya, ia senang jika mamanya bisa tersenyum seperti sekarang.
🌱🌱🌱
Setelah 1 jam berada di sana, Cia memutuskan untuk pulang, karena ia masih ada jadwal untuk latihan berenang, tentunya.
"Cia pulang dulu" ujar Cia lalu menyalami tangan Bunga. Setelahnya, Cia keluar dari ruangan Bunga, ia berjalan meninggalkan ruangan itu.
"Cia, tunggu"
"Ci, gue mau bilang makasih karena lo udah mau jenguk mama"
"Gimana pun, dia mama kandung gue, kan?" Leo tersenyum seraya mengangguk.
🌱🌱🌱
"Awww" rintih gadis itu ketika tangannya di tarik paksa oleh laki-laki di hadapannya.
"Lepasin, Jer"
Laki-laki itu mendorong Cia, membuat tubuh gadis itu membentur dinding.
PLAKK
"Gue tahu sekarang, kenapa lo gak mau nerima gue. Karena lo suka sama orang lain kan?"
"JAWAB GUE, CIA"
Jeri, laki-laki itu mengangkat wajah Cia dengan tangannya, membuat gadis itu menatap dirinya.
"Gue rela berubah demi dapatin kembali hati lo, Ci. Tapi lo justru nolak gue gitu aja?"
"Cih, lo bilang berubah? Sikap lo yang kayak gini menunjukkan lo udah berubah? Sadar dong, Jer. Lo bahkan belum berubah sama sekali"
"Lo" jeri mengangkat tangannya, ingin menampar Cia. Cia memejamkan matanya.
1 detik
2 detik
3 detik...
Cia tidak merasakan apa-apa, Cia membuka matanya perlahan, melihat tangan Jeri di tahan oleh Celine.
"Jangan kasar sama cewek" ujar Celine lalu menghempaskan tangan laki-laki itu.
"Siapa suruh lo ikut campur? HAH?"
"Terserah gue dong. Ya, gue tahu pasti lo belum tahu gue siapa. Gue Celine, dan gue sahabatnya Cia, jadi gue gak akan ngebiarin lo nyakitin Cia"
"Cia, ikut gue" ujar Jeri sambil menarik tangan Cia. Celine berusaha melepaskan tarikan tangan Jeri.
Jeri yang kesal dengan Celine, mendorong Celine, membuatnya terjatuh. Telapak tangannya tak sengaja menyentuh paku, membuat darah segar mengalir dari tangannya.
"Celine, lo gak pa-pa?" Celine mengangguk, Cia beralih menatap Jeri.
"Lo apa-apaan sih, ngapain lo lukain sahabat gue? Asal lo tahu, sikap lo yang kayak gini, bikin gue tambah benci sama lo" ujar Cia lalu membawa Celine pergi dari sana.
Kedua gadis itu masuk ke dalam mobil Cia.
"Lo kok bisa ada di sana?" Tanya Cia yang lagi menggobati tangan sahabatnya itu.
"Kebetulan aja tadi gue lewat"
"Oh ya, Ci. Gue mau tanya soal tadi. Kenapa tadi tiba-tiba lo bilang ada urusan?"
"Jadi tadi gue jenguk mama gue. Kata Leo, mama sakit karena stress mikirin gue. Gue udah milih, Li. Gue milih buat tetap tinggal sama orangtua angkat gue"
"Pilihan lo gak salah kok, Ci. Jangan di pikirin lagi"
🌱🌱🌱
"Ma, sebenarnya aku udah menemukan keberadaannya, dia sudah ada di Indonesia, tepatnya di kota ini. Bahkan, aku sudah beberapa kali bertemu dengannya"
"Kamu serius?"
"Iya, ma"
"Dia di mana? Kamu tahu gak dia tinggal di mana? Mama pengen banget ketemu sama dia"
"Walaupun dia udah korupsi di perusahaan papa?"
"Gimana pun dia anak mama, dan dia juga kakak kamu. Sebesar apa pun kesalahannya dulu, mama percaya dia udah berubah"
"Kalau kamu ketemu lagi sama dia, kamu tolong suruh dia pulang. Bilang ke dia, kalau mama sama papa udah maafin dia"
"Iya, ma. Glen janji sama mama"
TBC
10.06.2020
Cindy Caroline