Axella

Por tiararachmah_

2.5K 598 58

__ Apa yang kalian pikirkan bila mempunyai saudara kembar? Menyenangkan? Seperti saudara kembar pada umumnya... Más

Prolog.
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[14]
❗PENGUMUMAN❗
[15]

[13]

72 26 3
Por tiararachmah_

Kini mereka ber 7 -Ell, Raquel, Fadlan, Al serta galih dan vino juga tak lupa dengan Clarissa- sedang asyik memakan bakso di kantin sambil mendengarkan Ell bercerita tentang kejadian tadi yang di paksa galih untuk bercerita. Mereka selalu menampilkan ekspresi ngeri setiap Ell menceritakan kata demi kata yang membuat mereka merasa resah terhadapnya dan sesekali memandang Raquel secara bergantian.

Setelah kejadian di taman belakang sekolah tersebut, Raquel mengajak mereka ke kantin untuk menenangkan dirinya dan Ell yang masih menangis di dekapannya. Tak lama vino dan galih serta Clarissa datang karena mendapat telefon dari Fadlan yang meminta mereka datang.

"Anjir... Keren Ell, lu punya alterego." wajah galih menampilkan ketakjubannya. Galih merasa ngeri dan takjub secara bersamaan saat mendengar cerita dari Ell.

Fadlan yang duduk bersebelahan dengan galih pun menjitak kepalanya gemas atas tuturannya tersebut.

"Anying Fadlan gelo, sakit kepala mulus gue nih kena jitakan lo!" Kesal galih sambil merintih kesakitan dan mengelus kepalanya tersebut.

"Keren dari mananya bego! Kasian Ell yang anak baek-baek jadi keliatan jahat tau gak." Ujar Fadlan yang tak mengindahkan rintihan sakit dari seorang galih.

Mereka pun tertawa melihat galih yang tersiksa oleh sahabatnya itu.

"Seneng lo pada gue tersiksa gini ye." Ujar galih makin kesal sambil melahap bakso terakhirnya. Sesungguhnya galih masih sangat lapar.

Berbeda dengan Al yang sedari tadi ngelamun entah apa yang cowok itu pikirkan. Baksonya saja masih tersisa banyak.

Mata galih berbinar saat melihat mangkok Al yang masih penuh dengan bakso.

"Al gak baik loh buang-buang makanan, Mening baksonya buat gue." Ujar galih menampilkan deretan gigi putihnya dan menaik turunkan alisnya cepat.

Yang di ajak ngobrol justru masih asyik dengan lamunannya sambil memainkan garpu yang ada di tangannya.

"Lah ni anak ngapain ngelamun?" Bingung galih yang merasa di hiraukan.

Sontak semua orang yang berada di meja tersebut menatap Al.

"Al, lo kenapa dah dari tadi diem aja?" Ujar Raquel heran.

Tetap tak ada respon dari Al. Ell yang menyadari hal tersebut justru menyodorkan garpu yang tertancap bakso di ujungnya ke arah yang cowok tersebut beri tatapan kosong. Al yang kaget melihat bakso itu kemudian menatap Ell heran.

"Nih makan bakso gue aja kalo yang punya lo gak enak."

Tanpa aba-aba Al memakan bakso yang di sodorkan Ell. Terlihat seperti sedang suap-suapan memang.

"Enak kan bakso gue?" Yang di jawab anggukan kecil dari Al.

Entah mengapa Fadlan yang melihat kejadian tersebut merasa gerah. Vino yang menyadarinya mengelus punggung Fadlan.

"Tahan ya bro, belum saatnya." Ujar Vino.

Galih makin merasa lapar dan tanpa aba-aba dia mengambil mangkuk Al.

"Buat gue aja ya Al, kesian baksonya nangis gak ada yang makan."

"Yeu... Lo ya Ali asal ambil punya orang aja." Clarissa memberi sentilan kecil ke manusia yang ada di hadapannya ini.

"Apasi lo curut, orangnya aja kagak protes tuh."

"Ya kan Al." Lanjut galih memberi tatapan kepada Al yang masih mengunyah bakso dari Ell. Galih berdoa agar teman yang berasal dari kutub utaranya itu memberi izin karena perutnya kini masih bergejolak meminta jatah.

Al yang selesai mengunyah dan menelan bakso tersebut kembali mengangguk kecil.

Galih yang melihatnya menampilkan wajah cerah serta sumringahnya dan kembali menatap Clarissa meremehkan.

"Tuh lo liat kan, Al mah baik ke gue gak kayak lo, pelit."

Clarissa yang tak terima dengan perkataan galih. Berujar,
"heh Al tuh lagi males sama lo, jadi dari pada dia nolak terus seharian ditempelin lo yang kek anak ayam ke indungnya!"

"Dih enak aja tuh mulut nyorocos!"

Dan terjadilah adu bacot antara Clarissa dan galih tentang Al yang berbaik hati memberikan baksonya ke galih.

Ya, bakso Al kembali di abaikan. Kasihan ya baksonya di abaikan melulu.

Mereka pun kembali berbincang-bincang menghiraukan Clarissa dan galih yang masih bertengkar.

'kriiingggg'

Bel tanda masuk berbunyi. Siswa dan siswi berhamburan masuk kekelas, begitu juga dengan mereka. Galih dan Clarissa akhirnya berhenti bertingkar saat mereka berpisah ke arah kelasnya masing-masing. Sedangkan Fadlan dan vino masih di kantin. Yah biasa lah anak badboy.

Clarissa dan Al sekelas karena itu mereka berjalan sama arah, tapi tak berjalan beriringan karena Clarissa takut dengan Al yang tampangnya dingin yang berjalan sedikit cepat darinya.

Pelajaran sudah di mulai tetapi Al tak bisa fokus, ia kembali ngelamun dengan pikiran yang bercabang. Al selalu memikirkan Ell, lebih tepatnya semua hal yang diceritakan oleh cewek tersebut. Ternyata apa yang dia takutkan selama ini justru datang lebih cepat.

---

Bel pulang berbunyi. Al menchat Ell agar pulang bareng dengannya.

Ell berada di depan kelasnya menunggu kehadiran Al yang memang beberapa menit lalu memberinya pesan.

"Ell, gue balik duluan ya. Btw kok nunggunya di sini? Nggak di depan gerbang?" Raquel heran, biasanya Ell akan menunggu jemputannya di gerbang sekolah tetapi kini cewek itu mengatakan akan menunggu di depan kelas.

Saat Ell ingin menjawab, Al datang kearah mereka. Okay sepertinya Raquel menyadari sesuatu. Dia mengangguk kecil dan tersenyum jahil ke arah Ell.

"Buruan jalan." Ujar Al yang mengajak Ell agar segera beranjak.

"Wesss... Kalian pulang bareng nih ceritanya?" Ujar Raquel menggoda.

Ell yang salting segera menarik tangan Al, "Ra gue duluan ya. Dah..." Ell berjalan sambil melambai ke arah Raquel yang dijawab lambaiannya.

Tak lama datang Fadlan yang berlari tergesa-gesa ke arah Raquel dengan di susul vino dan galih di belakangnya.

"Ra Ell mana?" Tanya Fadlan.

"Ell udah di booking duluan sama Al, barusan pergi."

Fadlan yang mendengarnya menghembuskan nafas kasar. Raquel yang mengerti memberi semangat dengan menepuk-nepuk bahu kiri Fadlan.

"Makanya lo jadi cowok harus gercep kayak Al. Gue cabut duluan. Bye..."

---

Ell dan Al kini berada di sebuah kafe, Al sengaja mengajak Ell ke tempat ini karena ada yang ingin dibicarakan.

Ell sedang asyik menyeruput minuman coklatnya itu yang dibelikan oleh Al. Sedangkan Al hanya membeli jus buah mangga.

Al menatap cewek yang ada di hadapannya lekat, sambil meminum jusnya. Ell sadar dia sedang di tatap lekat oleh cowok ini, tentu ia merasa tak nyaman.

"Ngeliatin guenya biasa aja dong Al, nanti suka loh..."

"Ell yang di ceritain sama lo itu cuma sebagian kan?" Tanya Al to the point. Ia yakin sekali yang diceritakan Ell saat dikantin hanyalah setengahnya dan Al ingin mengetahui seluruhnya.

Ell menghentikan aktivitasnya dan mengerutkan dahinya. "Maksudnya?" Sebenarnya Ell mengerti apa yang dimaksud Al, cuma dia tak ingin memberi tahu hal tersebut. Tentu Ell tidak menceritakan tentang 'berkas' kepada teman-temannya melainkan hanya tentang alterego yang dimilikinya.

Al justru semakin lekat memandang Ell. Siapa yang tidak risih di pandang seperti itu? Karena merasa tak enak, Ell menarik nafas dan menghembuskannya kasar. Ell pasrah untuk manusia yang satu ini.

"Okay, apa yang mau lo tau?"

"Semuanya."

Baiklah, sepertinya cowok ini bisa dia percayai. Bagaimanapun Ell membutuhkan orang agar dapat membantunya mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Lagi pula firasat Ell mengatakan Al bisa di andalkan dan entah mengapa ia juga merasa dekat dengan Al, oh ya jangan lupa Ell tahu Al mengetahui hal ini juga. Terbukti dengan dirinya yang memanggilnya 'Axella' saat itu, manamungkin Ell tidak curiga. Ell juga selama pelajaran berlangsung selalu memikirkan hal tersebut.

"Okay, nanti gue kasih tau. Lo sendiri kok bisa tau nama diri gue yang lain itu Axella?" Rasa penasaran Ell tak bisa dibendung lagi.

"Nanti lo tau sendiri." Jawab Al santai.

Ell benar-benar ingin menjambak muka Al yang datar itu, iya muka Al bukan rambutnya. Bisa-bisanya Al ingin mengetahui semua urusan tentangnya, tetapi saat di tanya mengapa, Al dengan santainya bilang 'nanti lo tau sendiri' bikin naik darah saja.

"Yaudah gue gak bakal kasih tau lo. Lagian lo siapa ikut campur urusan gue?" Ujar Ell dengan raut wajah yang kesal dan tangan yang dilipat didepan dadanya.

Al kembali meminum jusnya.
"Terserah."

Apa sih mau cowok ini? Tadi ingin tahu urusan Ell kini malah bilang terserah. Ell memijat pelipisnya tanda pusing dengan tingkah cowok ini.

"Gue mungkin bisa bantu lo kalau lo mau cerita yang sebenarnya, but it's okay kalau lo gak mau cerita atau ragu sama gue, tapi gue bukan tipe orang yang mau ikut campur urusan orang lain sembarangan."

Mendengar ucapan panjang seorang Al saja sudah membuat Ell yakin. Cowok ini sepertinya memang orang yang benar-benar dapat diandalkan.

"Lo ada urusan gak sekarang?" Tanya Ell yang di jawab gelengan kepala Al.

---

Kini Al sudah sampai di rumah Ell dan memarkirkan motor ninja hitamnya itu. Ell mengajak Al masuk kedalam rumahnya. Sepertinya bi inem sedang kepasar karena rumah yang terlihat sepi.

Al berjalan mengikuti Ell dari belakang sambil memandang seisi rumah ini dengan pandangan yang sukar di artikan.

Mereka berjalan menaiki tangga. Sesampainya di depan kamar Ell, Ell hanya memegang kenop pintu tersebut tanpa ada niat membukanya.
Jujur saja ini pertama kalinya Ell membawa seorang teman cowok kedalam rumahnya di tambah kedalam kamarnya. Beruntung orang tua Ell belum kunjung pulang, kalau tidak tamatlah riwayat Ell.

Ell menelan silivanya kasar, ia tak yakin apa yang dilakukannya ini benar atau salah. Ell pun membuka pintu tersebut ragu dan memastikan kamarnya tidak acak-acakan akibat ulahnya tadi malam.

Ell mengelus dadanya saat melihat kamarnya rapih, sepertinya bi inem sudah merapihkan kamar ini. Kemudian mempersilahkan Al masuk. Kemudian Ell menutup pintu tersebut.

Al keliling kamar Ell untuk melihat-lihat isi kamar cewek ini, tak lama ia duduk di ujung kasur Ell.

Setelah manaruh tasnya, Ell berjalan ke arah meja belajarnya untuk mengambil berkas tersebut.

Jantungnya hampir copot karena barang yang dicari tidak ada. Ell berharap bi inem tidak membaca berkas tersebut atau bahkan yang buruknya kalau bi inem mengambil lalu memberitahu ke ayahnya.

"Mampus gue Al!"

"Kenapa?"

"Berkasnya gak ada!"

Ell semakin khawatir, dia mencari berkas tersebut di kamarnya secara tergesa-gesa karena saking paniknya.

Mampus gue kalau bi inem yang ngambil terus di kasih tau ke bokap gue terus gue di mutilasi hidup-hidup.

"Pelan-pelan carinya Ell."

"Palalu pelan-pelan, itu berkas penting banget, semua yang mau lo tau ada di berkas itu!" Ujar Ell kemudian mencari di kasurnya, hingga Al yang asyik duduk di suruh nya untuk berdiri.

Mata Al tertuju ke laci meja belajar Ell yang sepertinya lupa di cek oleh cewek ini. Al berjalan dan membuka laci tersebut dan matanya langsung tertuju keberkas yang lumayan tebal dengan sampul kuning kemudian di ambil oleh Al.

"Yang ini?" Ujarnya sambil menunjukkan berkas kuning yang ada di pegangannya.

Ell yang masih setia mengobrak-abrik seisi kamarnya menatap benda tersebut, tak lama Ell mengelus dadanya lega sambil menghampiri Al.

"Dapet dari mana?"

"Laci meja belajar lo."

Ell merasa bodoh di hadapan cowok ini. Ia kemudian memandang seisi ruangan ini, sudah seperti kapal pecah.

Sudahlah Ell tak peduli lagi, hanya untuk saat ini Ell tak peduli harga dirinya jatuh di hadapan seorang Al.

Ingat hanya untuk saat ini!

Ell mengambil benda tersebut dari tangan Al, dan duduk di kasur sambil menyilangkan kedua kakinya. Al melakukan hal yang sama dengan Ell. Mereka kini duduk berhadapan dengan berkas yang di taruh di tengah mereka.

Ell menggigit bibir bawahnya masih tak yakin sambil menatap Al dan berkas tersebut secara bergantian.

Al mengerti pergerakan Ell.
"Gue kan udah bilang, kalau lo masih ragu gak usah maksain buat ngasih tau gue."

"Lo janji ya gak kasih tau ke siapapun, dan bantuin gue." Kini Ell mengeluarkan jari kelingkingnya.

Al mengangguk mantap dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Ell.

"Gue akan berusaha semaksimal mungkin."

___

Sorry telat update, dikarenakan author yang sedang melaksanakan ujian onlen:))

Vote⭐ &
Komen jangan lupa😌♥️

Seguir leyendo

También te gustarán

806K 96.1K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
MARSELANA Por kiaa

Novela Juvenil

1.7M 56.2K 25
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
514K 55.9K 23
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...
3.4M 278K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...