Johnny Seo
Apa kamu yakin tetap akan bertahan jika pada akhirnya kamu harus mengetahui kebenaran hanya dari sepenggal kalimat yang diucapkan temanmu saat ini.
Kamu menggelengkan kepala seraya tidak percaya oleh ucapan Taeyong saat ini.
"Gue yakin dalam sebuah hubungan yang paling penting adalah harus saling percaya satu sama lain.."
"Dan gue yakin Yong, kalo Johnny ga bakal ngelakuin itu ke gue." Lanjutmu.
"Apa lo yakin y/n ? Kalo kepercayaan lo dihianati kaya gini, apa lo yakin masih bisa bertahan?" Ucapnya sambil memegang bahu kamu.
Kamu tau, bahwa selama ini Taeyong masih menyukai dirimu meskipun kamu sudah 5 tahun menikah dengan Johnny.
"Dia suami gue"
"Suami lo ngehamilin ade gue Y/N"
"Lo punya bukti apa?"
"Gue emang ga ada bukti, tapi apakah cukup benda bergaris 2 di loker ade gue, semua tas guccay dan chenel yang ada dikamarnya walaupun dia masih kuliah, dan-"
"Dan apa ?" Mata kamu mulai memerah mau mengeluarkan saringgan...ga
"Dan gue pernah liat dia jalan bareng ade gue sampe ke hotel bareng."
"Atas dasar apa lo bilang gitu?"
"Ya karena gua ngelihat semuanya!" Taeyong membentakmu dan terlihat lebih frustasi dari sebelumnya.
Pikiranmu menjadi kacau tak tau arah, dan dadamu terlalu sesak untuk memasok oksigen.
Apakah alasan dia lembur akhir akhir ini adalah itu? Bahkan Johnny pulang ke rumah selalu pada saat kamu sudah tertidur. Persetan dengan menunggunya, dia hanya akan memarahimu karena menunggunya pulang.
🌱
Pada akhirnya juga akan sama dengan apa yang kamu pikirkan, dia akan meninggalkanmu dan bermain dengan perempuan lain. Melihat foto pernikahanmu yang telah diambil 5 tahun lamanya saat ini terasa berat hanya untuk memandangnya.
Seseorang memelukmu dari belakang, pelukannya terasa hangat dan sangat nyaman. Akan tetapi terasa menyakitkan.
"Honey." Bisiknya yang kemudian mencium lehermu.
"Kamu ngapain?" Lanjutnya.
"Nothing.." Katamu singkat dan pergi meninggalkan dia.
"Babe i'm home."
Langkahmu terhenti, bagaimana setelah semua ini terjadi dia bisa bersikap biasa saja?
Apakah hanya bualan Taeyong saja? Ah tidak meskipun Taeyong masih menyukaimu dia tidak akan menghianatimu, dia sahabatmu.
"I know, aku hanya cape. Aku mau tidur.." Kamu mulai melangkahkan kakimu kembali dan pergi ke kamar.
Sudah beberapa menit berlalu, seharusnya Johnny sudah berada di kamar ini jika dia memang merasa kamu berubah.
Kamu pergi ke lantai bawah untuk mengambil segelas wine. Namun, saat kamu hendak melangkahkan kaki ke dapur, kamu mendengarkan suara orang bertengkar di depan rumah.
Keinginan tahuan-mu membuatmu melangkah untuk melihat siapa, pintu rumahmu terbuka tapi tidak terlalu lebar dan kamu bisa mendengengarkan suara Johnny dari ruang tamu.
"Kenapa kamu ninggalin aku?!"
"Aku nggak ninggalin kamu, aku akan bertanggung jawab."
"Kenapa kamu harus ngebiarin ini semua ke aku?! Aku masih kuliah!!"
"Dengar, bukankah kita sudah jelas dari awal?"
"Jelas jelas gundulmu! Ini aku hamil dan ini anakmu! Bagaimana aku ngejalanin masa masa kuliahku jika aku harus seperti ini hah?!"
Kamu terdiam, kakimu terasa lemas dan kemudian tangismu pecah.
Johnny membuka pintu rumah dan melihat dirimu yang berdiri tak jauh dari tempat dia berdiri. Dia menghampirimu dan segera memelukmu.
"Honey, ini bukan seperti apa yang kamu pikirkan."
"Bukan seperti apa yang aku pikirin? Lalu apa semua ini?!" Kamu menjauhkan diri dari Johnny dan selalu menepis tangannya yang hendak meraihmu.
"Sayang, dengerin penjelasan aku dulu. Aku ngelakuin ini semua ada alasannya."
"Apa?!! Atas dasar apa kamu ngelakuin ini semua?!!!"
"Aku ngelakuin ini semua demi kita. Demi keluarga kita."
"Aku tau kamu ga bisa punya keturunan." Kamu terdiam dan kemudian tertawa dengan mirisnya. Betapa menyedihkan hidupmu saat ini?
"Aku hamilin dia agar aku ada keturunan." Lanjutnya.
Johnny mulai melangkahkan kakinya mendekatimu dan memelukmu. Kamu ingin melepaskan diri dari pelukannya, namun nihil. Kekuatan Johnny jauh lebih besar darimu.
"Dengarkan aku, aku mungkin terdengar egois bagimu. Tapi aku hanya menginginkan seorang anak dari darahku sendiri."
Ini semua terdengar gila bagimu tapi tidak baginya, Johnny memang menginginkan seorang anak dari awal kamu menikah dengannya dan beberapa tahun yang lalu kamu telah diagnosa bahwa kamu akan susah untuk memiliki keturunan, karena kamu mandul dan kamu tidak memberi tau Johnny akan hal ini.
Ketakutan terbesarmu adalah ketika dia meninggalkanmu akan hal ini. Dan benar, ini telah terjadi. Kamu juga seharusnya tidak menyalahkannya jika pada akhirnya dia akan meninggalkan dirimu.
"Gila!" Perempuan itu adalah adik dari Taeyong, Joy. Mengapa harus dia?
Joy dengan segera pergi dari sana dan begitupula Johnny yang menyusulnya. Kamu merasa gagal untuk menjadi seorang istri karena tidak bisa mengandung seorang anak dan sekarang?
Malam itu, tepat dengan seperti yang kamu duga. Johnny tidak pulang ke rumah, malammu menjadi semakin kacau pada setiap harinya.
🌱
Beberapa hari telah berlalu dan ya dia tidak pulang atau sekedar mengirim kabar untukmu. Kamu mengambil mantelmu dan segera berangkat menuju kantor.
"Sekertaris Y/N Seo, direktur Lee mencari anda."
Seo, marga suamimu. Benar, pernikahan selalu membuat ikatan yang mutlak akan tetapi pernikahan itu sendiri bisa sewaktu waktu berubah makna menjadi kebencian.
"Sulit bukan?" Ucap Taeyong sambil memberikan secangkkr teh untukmu dan kamu hanya membalasnya dengan anggukan.
"Malam itu, Joy pulang bersama Johnny kerumah. Dia bertanggung jawab atas kehamilannya. Maaf gue mungkin terlalu terbawa emosi meskipun udah tau semuanya dari awal. Gua mukul dia berkali kali. Johnny ga ngelawan gua, mungkin dia sadar bahwa itu kesalahannya. Bagaimana bajingan itu bisa ninggalin wanita yan-"
"Gua mandul. Ga heran juga kalo dia ninggalin gua kaya gini." Potongmu.
"Gua tau, Johnny cerita sendiri di club." Kamu tersenyum tipis mendengarkannya.
"Iyakah? Menyedihkan.." Ucapmu yang kemudian pergi dari ruangan Taeyong dan berpindsh ke ruang kerjamu.
Kamu menaruh tas kerjamu dan mulai untuk fokus bekerja. Akan tetapi banyak sekali pikiran yang menghantuimu saat ini.
"Apakah Johnny akan menceraikan ku?" Pikirmu. Tak lama kemudian handphonemu berbunyi yang menampakkan nomor Johnny disana.
Kamu memutuskan untuk mengabaikan panggilan itu beberapa kali sampai akhirnya Johnny menuliskan sebuah pesan...
"Huh.. Honey.."
🌱
Kamu menepati janjimu, pergi ke rumah mertuamu pada malam harinya. Tentu dengan mobil Johnny yang telah parkir di halaman itu.
Melihat siluet dari jendela, mereka tampak bahagia mesti tanpa adanya dirimu disana. Kamu menghembuskan nafas berat dan berjalan dengan amat terpaksa menuju rumah itu.
Setelah memencet bel, pintu-pin terbuka dan kamu disambut hangat dengan mama dan papa mertua kamu.
"Mama khawatir sama kamu, akhir akhir ini ga kesini. Lagian kalian kenapa ga berangkat bareng bareng? Harus pisah gini..." Kamu tersenyum.
"Lagi banyak kerjaan Ma, di kantor juga lagi ada masalah jadi ya gini." Bohongmu.
"Jaga kesehatan, jangan workaholic gini. Gimana kamu mau suburnya." Sakit? Iya sangat sakit. Ibu mertua kamu juga sangat menginginkan seorang cucu.
"Mama, y/n baru pulang kerja jangan dipusingin kaya gini." Bela Johnny yang kemudian memelukmu dan mengusap puncak kepalamu lembut.
"Iya iyaa, kalian ini udah lama nikah tapi masih kaya pasutri baru aja." Ledeknya.
Makan malam berlangsung lancar tidak ada apapun dan sekarang kamu disini bersama Johnny, halaman belakang dengan tatapan Johnny yang seolah olah tak ingin lepas darimu.
"Honey~" Ucapnya sambil membenarkan rambutmu dan kamu memilih untuk tidak menjawabnya.
"Honey.." Panggilnya lagi.
"Sayang." Lagi
"Baby?" Lagi
"Y/N Seo. " Dan akhirnya memanggil namamu.
"Masih berlaku marga Seo dinamaku?" Ucapmu.
"Kok bilangnya gitu?"
"Apa kamu masih mau berpura pura kaya gini terus? Aku ini apa bagimu? Apaa???"
"Istriku."
"Huhh.. istri? Kamu masih nganggep aku istri setelah hamilin anak orang?"
"Sayang itu demi kita."
"Demi kita apa hanya demi kamu?!"
"Kita sayang.."
"Keknya cukup buat kamu aja yang suka sama ini semua aku engga."
"Lalu aku harus apa? Bilang ke mama?! Kalo kamu ga bisa punya keturunan?! Kamu mandul?! Gitu-"
/plak. Kamu menampar pipinya dan menangis sejadi jadinya.
"Aku ini istri kamu, kenapa kamu tega!!!" Karena tangisanmu terdengar sangat kencang membuat Mama mertuamu terkejut dan segera menenangkan dirimu di dalam peluknya.
"Kalian ini kenapa?!" Namun Johnny hanya terdiam.
"Johnny.." Kali ini Papa mertuamu yang bertanya.
"Y/N mandul, dia ga bisa menuhin kemauan mama." Ucapnya.
Tangismu semakin berat dan begitu juga pelukan dari mama mertuamu semakin erat. Kamu semakin takut bahwa dirimu akan dibuang lagi.
🌱
Semuanya seperti mimpi buruk bagimu. Setelah beberapa tahun terlewati dan disinilah kamu. Berada di taman kota.
Kalian berdua resmi bercerai beberapa bulan setelah tragedi malam itu. Johnny memutuskan untuk menceraikanmu lalu menikah dengan Joy. Dan dirimu?
"Bundaa!!!" Panggil anak kecil yang tengah berlari ke arah ibunya yang sekarang duduk disebelahmu.
"Eh- kok Echan belepotan gini?"
"Tadi abis main sama Malk, Malk nakal masa Echan disuluh makan pasil!!!"
Joy dengan anaknya. Kamu tersenyum melihat Haechan yang sangat menggemaskan.
"Tante Y/N!!! Echan tadi lihat Malk encing dipohon!!!"
"Ih engga!! Ngadi ngadi kamu!!" Akhirnya mereka berdua berantem dan kamu hanya tertawa melihat kelakuan mereka.
"Sayang." Seseorang mencium pipimu tiba tiba, dan itu adalah Taeyong.
"Mark ayo, papa udah jemput!"
"Baik bossq"
"Ohiya Joy, gimana? Johnny mau jemput kapan?" Lanjutmu.
"Mas Johnny udah mau sampe kok, kalian duluan aja."
"Hati hati ya, aku tinggal dulu." Kalian berpamitan dan Haechan pun menangis tapi tak lama setelahnya Johnny datang menjemput.
Dan begitulah kehidupan kalian, bagaimana nasib kalian telah ditentukan dengan cinta dan pertengkaran.
Mengenai Mark, dia adalah anak angkat kalian yang kalian ambil dari panti asuhan. Dia adalah anak baik dan periang, penyuka semangka, dan berhumor rendah.
-END-