SILENTKILLER (Naja Mahatma)

Por sabrina1928

6.2M 369K 331K

(Sudah di terbitkan oleh penerbit Loveable.redaksi) FOLLOW DULU SEBELUM BACA || TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU... Mais

Prolog
Cast SK
•Silentkiller 01•
•Silentkiller 02•
•Silentkiller 03•
•Silentkiller 04•
•Silentkiller 05•
•Silentkiller 06•
•Silentkiller 07•
•Silentkiller 08•
•Silentkiller 09•
•Silentkiller 10•
•Silentkiller 11•
•Silentkiller 13•
•Silentkiller 14•
•Silentkiller 15•
•Silentkiller 16•
•Silentkiller 17•
•Silentkiller 18•
•Silentkiller 19•
•Silentkiller 20•
•Silentkiller 21•
•Silentkiller 22•
•Silentkiller 23•

•Silentkiller 12•

101K 14.7K 25.6K
Por sabrina1928

Sedih ih part kemaren ga sampe target komennya:(

Yg ini sampe target dong, 15k:(

Bye!

Saat di sekolah Naya tersenyum senang karna akan mendapat series Upin Ipin yang tidak pernah di tontonnya. Lagi-lagi Stella menghela napasnya karna Naya kembali tersenyum sendiri tanpa sebab, astaga mengerikan, Stella takut Naya gila.

"Udah napa lho ah!"

"Ih Naya nggak ngapa-ngapain kok."

"Maksud gue lo tuh udahan senyum-senyumnya. Kek orang miring tahu nggak?" timpal Stella membuat Naya menggembungkan pipinya cemberut. Sudah seperti biasa ia melakukannya, bukannya jijik tapi menambahkan kesan imut pada Naya.

"Naya gak miring kok, Naya kurang lurus aja."

"Oh ASTAGA! Naya punya berita penting yang lo harus tahu, Stella!" pekik Naya tiba-tiba membuat seisi kelas terdiam.

"Berita apaan, Nay? Bu Cantika nggak ngajar?" sambar Dewa.

"Pak Sehan pasti masuk kan?" tanya Fitri yang suka sekali pada pak Sehan, karna guru muda tersebut lumayan tampan.

"Anjir, pengennya lo pada itu mah. Bukan masalah itu, kepo aja," balas Stella membuat semuanya bersorak lalu kembali sibuk ke urusan masing-masing.

"Apa? Berita apa?" tanya Stella.

"Naya pacaran." Stella perlahan menarik senyumnya.

"Serius, Nay."

"Eh dikira Naya bercanda kali ya," balas Naya seraya menyibakkan rambutnya. Lalu tak lama Stella tertawa kecil dan berusaha untuk menahan tawanya dan kembali menatap Naya.

"Pacaran sama siapa? Adam?"

"Ngapain sama Adam, ada nggak seganteng kak Naja tau." mendengar hal tersebut, Adam yang telinganya tajam langsung menghampiri Naya.

"Eh apaan lo tadi ngomong? Gue ganteng se langit anjir."

"Pede!" tukas Naya dan Stella bersamaan. Adam menghela napasnya pelan.

"Terus-terus maksud lo, elo pacaran sama kak Naja?" tanya Stella, dan dengan cepat Naya mengangguk tak lama Stella beneran tertawa, menertawakan jawaban Naya.

"Kenapa ketawa?" tanya Naya.

"Ngelawak lo!"

"Seriusssss." dan keduanya tetap tidak percaya.

***

"Pulang sekolah langsung ke makam?" tanya Steven pada Naja, refleks Naja mengangguk, dia yang sedang sibuk bermain ponsel.

"Hm tapi gue nggak bisa," ujar Steven tiba-tiba membuat keempatnya menoleh, baru kali ini Steven tidak ikut.

"Lah kenapa?" itu suara Opan.

"Nyokap gue maksa balik."

Semuanya mengangguk paham.

"Oke santai, Pen. Lo ngapain dah, Ja?" tanya Alan melihat Naja yang sibuk memainkan ponselnya.

"Ngegame," jawab Naja.

"Biasaan," tukas Erick, Naja menatap Erick sekilas dengan mata tajam. Masih mengingat kejadian semalam, Erick langsung menyengir kuda saat ditatap tajam oleh Naja, bisa di bilang Naja ngomel tadi malam sebab meracuni pikiran Naya, kekasih Naja.

"Ya maap, Ja. Lagian polos banget sih, emak gue aja tahu hitomi tanaka," ujar Erick polos membuat Alan dan Opan cekikikan.

"Dahlah males gue sama lo, Rick."

"Iya, goblok."

Naja menghela napasnya pelan lalu menatap ponselnya yang tiba-tiba berbunyi, notif ponselnya masuk sebuah chat dari Line yang membuat matanya menyipit.

Kanaya Clarissa :
Akak:)

Naja yang tadinya tidak mau balas, tapi pesan Naya kembali masuk membuat dia menyerngit geli.

Kanaya Clarissa :
Abwang

Dalam hati Naja jijik sekali membaca pesan yang Naya ketikkan, tidak bisakah gadis itu mengetik dengan tulisan normal?

Najaatma :
Salam

Kanaya Clarissa :
Hm apa ya? Halo

Najaatma :
Y

Kanaya Clarissa :
Naya bawa sesuatu lho

Najaatma :
G pdli

Kanaya Clarissa :
HARUS!

Naja tidak membalas pesan Naya, dan sibuk memainkan kembali gamenya. Sedangkan Naya termenung karna pesannya tidak di balas, apakah Naja marah karna Naya pakai huruf besar semua?

"Ah elah," ucap Naya gusar.

***

Dan yang di tunggu semua murid akhirnya datang. Di mana semua murid beristirahat, dan saat itu Naya dan Stella sudah berjalan bersama, Naya akan membuktikan kepada Stella bahwa Naja adalah pacarnya. Stella sudah menahan Naya untuk tidak berlebihan dalam berhalu, tapi jelas Naya tidak terima di bilang halu.

"Ayo, Stella!" ajak Naya.

"Ck, iya pelan-pelan aja. Nggak usah lari-larian," ujar Stella yang tidak di dengar Naya. Dan pas sekali Naja dan teman-temannya sedang berjalan menuju kantin. Naya langsung menghentikan langkah mereka dengan memanggil nama Naja.

"Kak Naja!" pekik Naya dan Stella menutup mukanya karna malu, astaga bagaimana ini? Naya akan berulah.

Naja menatap Naya yang sudah membawa tupperware pink di tangannya, ada nasi goreng yang dibuatkan bibinya, jelas bukan buatannya karna Naya tidak bisa masak.

Naya melambaikan tangannya pada temen-temen Naja.

"Hai, kenalin tuh temen Naya, Stella!" ucap Naya menunjuk Stella, astaga Stella mau meninggal rasanya, terlebih saat dia melihat semua orang kini menatap Stella.

"Eh anjir cakep," bisik Opan pada Alan dan Erick langsung maju.

"Eh beb, eh Stella maksudnya."

"Hai," Stella membalas dengan malu-malu. Sampai akhirnya Naja kembali menatap Naya lalu hendak berbalik dengan cepat Naya menahannya.

"Kak Naja, Naya kan belum selesai."

"Ja, ish gaboleh gitu," ucap Erick memperingati, Naja menghela napasnya pelan lalu kembali menatap Naya. Naya refleks melebarkan senyumnya.

Naya menyodorkan kotak makannya pada Naja.

"Dari Naya nih."

"Oh," dan hanya itu balasan Naja.

"Kok oh? Terima, Kak," ucap Naya lagi, Naja mengangguk.

"Taruh aja di kelas gue," ucap Naja cuek saat Naja hendak berbalik Naya langsung menahan tangan Naja dan kali ini sudah membuka kotak makannya seraya menyodorkan makanannya di depan Naja.

"Ini Nasi goreng enak banget, Kak Naja. Kak Naja harus cobain!"

Naja refleks menepis tangan Naya membuat sekotak makanan Naya tumpah dan berserakan kemana-mana. Naja terdiam sejenak, dan raut Naya saat ini terkejut, semuanya cukup terkejut, cuma yang sangat nyesek adalah Naya saat melihat makanannya tumpah di lantai.

"Ja," itu suara Opan menegur, karna apa yang dilakukan Naja saat ini keterlaluan.

Naja menatap muka Naya yang kecewa, namun dengan cepat Naja pergi begitu saja. Steven mengejar Naja begitu pun Erick dan Opan, lain dengan Alan yang langsung menghampiri Naya.

"Eh jangan nangis," ucap Alan mengingatkan namun air mata Naya sudah keluar.

"Kurang ajar banget sih temen lo!" pekik Stella hendak mengejar Naja, namun Alan menahannya.

"Eh udah, maafin temen gue. Dia gasuka nasi goreng," jelas Alan tiba-tiba, Stella menaikkan sebelah alisnya.

"Gasuka ya nggak suka aja, bilang aja gausah di buang kan bisa!"

"Sorry sekali lagi, ada alasan kenapa dia tiba-tiba nepis. Maafin ya, hm gue samperin Naja dulu, Naya semangat ya," ucap Alan lalu pergi mengejar Naja. Lain dengan Naya yang langsung berjongkok di depan nasinya yang sudah berserakan.

"Itu yakin pacar? Kan udah gue bilang beberapa kali kalo lo tuh jangan berlebihan!" omel Stella kesal. Naya mengusap air matanya.

"Kak Naja emang pacar Naya," balas Naya seraya terisak.

"Ck! Tau ah, udah buang aja tupperwarenya. Bekas tangan orang sialan itu," suruh Stella gemas.

"Engga, Stella."

"Kenapa lo masih peduli sama dia?"

"Bukan, tupperware mahal, sayang dibuang," jawab Naya lalu mengambil kotak makanannya. Stella menelan salivanya lalu berusaha menahan tawanya, astaga di saat seperti ini Naya bisa saja membuatnya seperti ini.

"Ayo, Stella," ajak Naya.

"Dah jan nangis, nanti kalo nangis lagi gue jadi pen nampol--"

"Jangan tampol kak Naja," sela Naya.

"Tampol lo, bukan Naja."

Naya melotot lalu berlari menjauh dari Stella. Sejujurnya Naya cukup terkejut karna respon Naja yang begitu dingin dan menyakitkan itu, bagaimana tidak? Kenapa harus di tepis tangannya?

Sudah di perlakukan kasar, bodohnya sepulang sekolah Naya masih sibuk memperhatikan Naja. Naja dan teman-temannya pergi begitu saja dengan mobil Naja yang paling terakhir di antara mobil yang lainnya. Naya menghela napasnya, benar juga kata Stella, kalau pacar seharusnya Naja mengajaknya untuk pulang bareng dong?

Stella sebenarnya sudah mengajak pulang bareng, tapi Naya memilih untuk pulang sendiri. Alasannya ya karna ia ingin menemui Naja dan bertanya kenapa lelaki itu memperlakukannya dengan kasar. Bukannya Naya ini pacarnya?

Dan Mamang ojek kembali datang, kembali ke mamang ojek yang kemarin, Abangnya menatap Naya dari atas sampai bawah.

"Hm neng lagi--"

"Naya manusia, Bang. Gausah takut, yakali setan secantik Naya," ucap Naya.

"Hm iya, Neng."

"Ayo bang kayak Rossi bisa nggak? Kejar mobil merah ya."

"Rossi mah kalah sama saya, Neng."

"Okeee! Let's go!"

***

Mobil Naja terparkir di tempat pemakaman umum, entah untuk apa mereka kesana. Naya langsung turun dan saat hendak membayar, mamang ojek kembali menatapnya.

"Se-sekarang kuburan, Neng?"

Naya menyodorkan uangnya, "besok neraka mau anterin nggak, Bang?"

Refleks mamang ojek langsung menancap gas layaknya Rossi karna ketakutan. Astaga mamang ojek agak sinting kayaknya, tapi Naya suka:v

Naya melangkahkan kakinya menuju pohon besar yang letaknya tak berada jauh dari makam yang sedang dikelilingi Naja dan teman-temannya. Seperti orang bodoh Naya menguping apa yang mereka bicarakan.

"Gimana kabar lo, Fer? Gabisa game kan lo di sana?" tanya Opan.

"Gila," gumam Alan.

"Bahagia ya Fer, btw gue ke belet kencing," ucap Erick.

"Jan di pohon, nanti junior lo di potong lho," tukas Opan.

"Anjir serem," tanggapi Alan. Erick berdecak sebal karna omongan ngaco teman-temannya, dengan cepat ia melangkahkan kakinya menuju toilet.

Opan dan Alan tak lama pergi, lain dengan Naja yang masih berdiam diri menatap batu nisan seseorang.

"Baik-baik di sana. Gue, Opan, Alan, Steven bakal bantu wujudin keinginan kita waktu itu," ucap Naja membuat otak Naya berpikir sejenak. Lalu ia ber'oh' paham dengan apa yang terjadi. Dan bodohnya ia bersuara membuat Naja refleks menoleh ke sumber suara dekat pohon besar.

Mampus, matilah Naya. Tadi makanannya yang ditepis mungkin kali ini mukanya. Naya memejamkan matanya dan berdoa semoga Naja tidak melihatnya. Tapi bukan Naja namanya yang mudah dibohongi seperti anak kecil.

Saat Naja menuju ke beradaan Naya, Naya langsung bergeser kesamping. Dan berlanjut terus sampai akhirnya Naja memutuskan untuk berhenti mengitari pohon dan Naya yang mengira Naja masih mengejarnya langsung menabrak tubuh Naja.

"Aw," ringisnya.

Naja memasang wajah datar, Naya kembali berulah.

Naya memainkan jarinya.

"Na-naya minta maaf, Kak."

"Makanan lo gue tepis nggak cukup buat lo jera?" tanya Naja, Naya memanyunkan bibirnya seraya menunduk.

"Minta maaf, Kak. Kaki Naya ngajakin Naya ngikutin kak Naja, Naya gak lagi-lagi deh," Naya sudah berurai air mata. Jelas dia takut di tatap tajam oleh Naja.

"Naya nggak akan gangguin lagi," ucap Naya hendak berbalik namun Naja langsung menarik tangan Naya sampai keluar daerah pemakaman.

"Gausah nangis, nanti diikutin penghuni sini," ancam Naja, Naya melotot seraya menatap sekitar panik ketakutan. Lain dengan Naja yang langsung menarik Naya sampai jaraknya kini terkikis, Naja dengan belas kasihannya karna melihat Naya langsung mengusap air mata gadis itu.

Ingat hanya kasihan.

"Kak Naja marah ya sama Naya?" tanya Naya.

"Nggak," jawab Naja seraya merapihkan rambut Naya yang seperti anak kesetanan.

"Lo naik apa kesini?"

"Mamang ojek," jawab Naya.

"Pantes rambutnya kayak kesetrum."

"Hehe mamang ojeknya mantan pemain motor GP, kak. Jadi ya gitu," jelas Naya, Naja menaikkan sebelah alisnya.

"Lawak lo?"

"Ih serius, tadi mamangnya bilang Rossi aja kalah sama dia," ujar Naya yang membuat Naja menghela napasnya pelan. Mendengar helaan napas Naja, Naya menggembungkan pipinya.

"Maaf," ucapnya seraya memasang puppy eyes, "jangan marah lagi, Naya takut."

tatapan mata Naja jatuh kepada bibir Naya yang sedang dimanyunkan. Demi apa hati Naja tergerak saat melihatnya, dengan cepat ia menggeleng untuk mengenyahkan pikiran bodohnya.

"Iya, gue gak marah," jawab Naja tanpa menatap Naya.

"Kakak gak marah tapi gamau natap Naya, itu tandanya kakak masih marah."

Naja berdecak sebal.

"Lo mau tau kenapa gue nggak mau liat lo?" tanya Naja, Naya mengangguk.

"Bibir lo goda gue," balas Naja seraya menatap tajam mata Naya. Naya menelan salivanya, lalu menutup bibirnya.

Astaga, jangan bilang kak Naja mau jual bibir Naya, nanti Naya gapunya bibir astaga.

"Jangan, Kak. Hm pake aja nih nggak papa, tapi jangan di jual," ucapan ngaco Naya membuat Naja mengusap wajahnya kasar.

"Gila lo ya?"

"Ah? Iya, gara-gara kak Naja."

"Lho kok gara-gara gue?!"

"Karna kak Naja ganteng, Naya jadi tergila-gila." Sudah cukup, Naja ingin membumi hanguskan orang yang di depannya saat ini.

"Ikut gue, mau gue pake kan bibirnya?" Naya melotot refleks mengangguk antusias.

"Masuk ke dalam mobil," tutur Naja lalu meninggalkan Naya sendiri. Sedangkan Naya tersenyum bahagia lalu berlari menuju mobil Naja.

Bodohnya Naya tidak paham dengan apa yang Naja ucapkan.

TBC!

Habislah bibirmu Naya:)

KEPO LANJUTANNYA GAK?👀
Gak yah, hm baiklah.

Spam komen ya kalo mau lanjuttt, mak sab tungguin😘😘😘😘

MENURUTMU YG DIMAKAM ITU SIAPA?

KENAPA NAJA MENEPIS NASI GORENG NAYA?

KENAPA MAMANG OJEKNYA GAJE?

KENAPA MAIL GAK MUNCUL? lgi selingkuh dia:v

Kenapa author bikin cerita gaje bgt? Karna emg gini😋

SEMOGA SUKA!

SPAM KOMEN SIAPPPP???

FOLLOW IG : SAB_FEBRIANN
NAJA.MAHATMA
KANAYA_CLA
SILENTKILLER.OFC

NIH CERAMAHIN MEREKA :

NAJA

NAYA

STELLA

ADAM

OPAN

STEVEN

ALAN

ERICK

MADONA (tungguin aku muncul ya gaiseh)

Btw eh btw? MAAF DM/WA/WATTPAD/LINE blm aku bacain, aku lgi ujian, please minta maaf ya kalo ada salah. Aku bacain kok klo lgi senggang:)

.
.
.
.

Syg author nggak?:( syg dong, biar rajin up:(

Maafin typo:")

Love u all!

Continuar a ler

Também vai Gostar

Sociopath Girl Por mantis

Ficção Adolescente

13.7K 1.6K 11
Gadis berusia 18 tahun dikenal karena sifat sosiopatnya yang langka dan hanya ada satu di SMA Erudite, Nayanika Ilunga namanya. Gadis cantik tetapi...
6M 256K 57
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.6K 413 42
Baik buruknya seseorang biasa dinilai lewat penampilan, dengan siapa bergaul, bahkan sampai dengan siapa memiliki hubungan. Lantas jika Dewa dan Rena...
109 72 15
1 tahun Ratu Canada Rantara sudah menjadi siswi di SMA Karya Bakti namun dia belum pernah bertemu dengan Raja Nendra Ananta. Kejadian itu mempertemu...