Three Words 2 [ChangLix]

By sweetbearry10

364K 36.1K 19.5K

Kumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is ju... More

Three Words
Euphoria
Euphoria II
The Light
The Light II
The Light III
You Belong With Me 🔞
You Belong With Me II
You Belong With Me III
You Belong With Me IV
PENTING
You Belong With Me V
You Belong With Me VI 🔞
You Belong With Me (BONUS) 🔞
Mr Coffee
Mr Coffee II
Mr Coffee III
Mr Coffee IV
Mr Coffee V
Mr Coffee VI
The Miracle Is You
The Miracle Is You II
New Normal
New Normal II
New Normal III
New Normal IV
New Normal V
New Normal VI
Brother 3
You Are My Miracle
You Are My Miracle II
You Are My Miracle III
You Are My Miracle IV
The Journey
The Journey II
The Journey III
The Journey IV 🔞
The Journey V
The Journey VI
The Journey VII
Love & Life
Love & Life II
Love & Life III
Love & Life IV
Love & Life V
Love & Life VI
Love & Life VII
Two Of Us
Two Of Us II
Two Of Us III
Two Of Us IV
Two Of Us V
Two Of Us VI
Love Potion🔞
Love Potion II
Love Potion III
Love Potion IV
Love Potion V
Love Potion VI
Everlasting
Clarity
Clarity II
Clarity III
Clarity IV
Clarity V
Sweet Chaos
Sweet Chaos II
Sweet Chaos III
Sorry
Sweet Chaos IV
Sweet Chaos V
Sweet Chaos VI
Loveguard
Loveguard II
Loveguard III
Loveguard IV
Loveguard V 🔞
Loveguard VI
Loveguard VII
Starry Night
Relationshit
Relationshit II
Relationshit III
Relationshit IV
Dandelion
Dandelion II
Dandelion III
Dandelion IV
Dandelion V
Dandelion VI
Season I : Spring
Season II : Summer🔞
Season III : Autumn
COMING SOON
Season IV : Winter
Catch You, Love You
Catch You, Love You II
Catch You, Love You III
Catch You, Love You IV
SEQUEL

Euphoria III

3.9K 464 305
By sweetbearry10

"Tidak bisa."

Felix merengut mendengarnya. Padahal ia sudah menekan gengsinya tapi Changbin malah menolak untuk bertemu dengannya.

"Kenapa?"

"Um... Sedang sibuk."

Sibuk apa? Ini sudah malam, apa yang sedang lelaki itu lakukan? Felix ingin bertanya tapi rasa malu mengalahkan rasa ingin taunya. Ia meremat bajunya pelan kemudian menjawab ucapan dosennya dengan terpaksa.

"Ya sudah."

"Marah?"

"Tidak."

Tanpa menunggu jawaban dosennya Felix segera mematikan panggilan itu dan menggulung diri di balik selimut. Ngambek ceritanya. Ponselnya kembali berdering menampilkan nama dosennya namun pemuda manis itu memilih mendiamkannya.

"Menyebalkan!"

Felix menendang selimutnya asal. Iya Felix akui ia merindukan dosen menyebalkannya. Tapi kenapa ketika ia sudah mengakuinya lelaki itu justru seperti menjauh darinya. Felix kesal. Pikiran negatif pun mulai merasuki pikirannya. Apa Changbin bosan dengannya? Apa lelaki itu sudah dapat penggantinya? Apa lelaki itu akan meninggalkannya? Pikiran itu terus saja berputar di kepala Felix. Dan ucapan kakaknya pun kembali terngiang.

"Jika kau terus begitu bisa saja kekasihmu akan meninggakanmu."

Felix tidak mau! Ia menggeleng kencang dan segera mengambil ponselnya untuk menghubungi dosennya. Tepat ketika ia membuka line sebuah pesan dari lelaki itu membuatnya terkejut.

Seo Changbin

|Keluarlah

Dengan cepat Felix segera berlari keluar dari rumahnya. Sepi. Tidak ada siapa-siapa. Ia pikir Changbin akan ada disana, tapi ternyata perkiraannya salah. Ia membuka roomchatnya dengan dosennya dan membalas pesan lelaki itu dengan cepat.

Seo Changbin

Pak Changbin mengerjai|
saya, ya?

|Tidak sayang

Tapi Pak Changbin
tidak ada disini|

|Aku tidak bilang jika
aku ada disana

Oh|

|Jangan marah

Tidak|

|Ambil bungkusan yang
ada di pagar
|Selamat malam sayang


Felix menoleh ke arah pagar rumahnya dan segera berjalan untuk mengambil bungkusan yang menggantung disana. Ia membukanya lalu melihat dua batang coklat dan sebuah flashdisk berwarna putih. Oh, ada sebuah pesan yang ditulis di sebuah kertas juga. Felix mengambil kertas itu dan segera membacanya.


Katanya coklat bisa mengembalikan mood yang buruk, jadi aku membelikannya agar kau bisa tersenyum lagi. Dimakan ya, sayang. Jangan lupa gosok gigi setelah memakannya.
Lihat isi file dalam flashdisk. Semoga kau menyukainya.
Aku mencintaimu♥️


Kapan Changbin ke rumahnya? Katanya sibuk, lalu kenapa ia mengirimi Felix bungkusan itu? Kenapa juga tidak memberikannya langsung. Felix kan ada di rumah. Ia ingin bertemu juga dengan dosennya.

Felix menghembuskan nafasnya pelan kemudian segera masuk ke rumahnya untuk melihat isi flashdisk yang Changbin berikan. Ia sangat penasaran.






"Astaga."

Felix menahan kekesalannya ketika membuka isi dari flashdisk yang diberikan Changbin. Disana memang hanya ada satu folder tapi isinya beranak pinak sampai membuat Felix pusing.

"Ini apa sih?"

Felix terus menggerutu ketika sudah membuka satu persatu folder namun masih saja terus beranak. Dosen menyebalkannya itu benar-benar mengerjainya ya? Felix curiga dosennya memberikan coklat untuk mengembalikan mood Felix yang buruk karena dikerjai dengan banyaknya folder disana.

"Oh ada filenya!"

Felix memekik semangat ketika akhirnya ia menemukan satu folder berisi beberapa file. Ia tidak masalah, setidaknya sudah menemukan file itu saja merupakan pencapaian luar biasa.

Felix segera membuka salah satu file lalu wajahnya menjadi datar seketika. Bagaimana tidak, ia sudah susah payah membuka seluruh folder untuk menemukannya tapi malah file itu berisi bahan untuk skripsi. Felix kan sudah berekspektasi akan mendapatkan sesuatu yang romantis.

Beberapa saat kemudian ponselnya berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Felix segera membaca pesan dari dosennya dan umpatan lolos begitu saja dari bibirnya.


Seo Changbin

|Sudah ketemu filenya?
|Itu bisa dijadikan referensi
untuk skripsimu
|Semangat sayang

Terima kasih|
Tapi|
Blocked|


Felix sedang tidak bercanda. Ia benar-benar memblokir dosennya kemudian mematikan ponselnya agar lelaki itu tidak bisa menghubunginya lewat nomor telepon.

"Aku benar-benar menyesal bisa menyukai orang seperti dia," gumam Felix pelan dan menatap nanar ke arah laptopnya. Ia pikir Changbin akan memberinya kejutan setelah tidak bertemu seminggu lebih.

Mungkin bukan kenyataan yang kejam, tapi harapannya yang terlalu tinggi yang justru menjatuhkannya.

Dengan iseng Felix membuka satu persatu file yang ada disana. Mungkin ada sekitar 50 file, tapi Felix dengan rajin membukanya. Habisnya mau bagaimana lagi, ponselnya kan mati, daripada ia bosan lebih baik melihat-lihat isi flashdisk dari Changbin saja.

Ketika sudah berada di file paling akhir, Felix terdiam membaca judulnya. Nama filenya berbeda dengan yang lain, kenapa ia baru menyadarinya. Felix membaca isi file itu setelahnya segera berlari keluar dari rumahnya.


Pasti kau sedang marah, ya?
Ah, aku ingin melihat ekspresi marahmu, pasti sangat menggemaskan.
Sudah aku bilang coklatnya dimakan untuk menghilangkan mood yang buruk.
Maaf ya sayangku..

Jika kau sudah membaca tulisan ini, segera pergi ke taman dekat rumahmu. Aku akan menunggumu jadi tidak perlu buru-buru. Ganti pakaianmu dengan baju hangat. Jangan lupa kenakan jaket.

Satu lagi.
Aku mencintaimu.


Tanpa mempedulikan pesan Changbin yang memintanya mengganti baju, pemuda manis itu berlari kencang menuju taman dekat rumahnya untuk menemui dosen pembimbingnya. Felix sangat rindu.

"Pak Changbin!"

Changbin yang sedang berdiri bersandar di mobilnya menoleh dan tersenyum mendapati mahasiswa kesayangannya berlari ke arahnya.

"Hai say—"

Grep

Changbin tak bisa melanjutkan ucapannya ketika dengan tiba-tiba Felix memeluknya. Ini kejadian langka.

"Felix."

Changbin mencoba melepas pelukan Felix namun pemuda manis itu justru mengeratkan pelukannya dan semakin mengenggelamkan wajahnya di bahu dosennya.

"Hei kenapa?" Tanya Changbin pelan sembari menepuk rambut Felix dengan sayang.

"Kangen."

Sebelah alis Changbin terangkat mendengar jawaban mahasiswanya. Tumben sekali anak itu manis padanya. Tapi tak bisa dipungkiri hatinya senang mendengarnya.

"Aku juga," jawab Changbin setelahnya. Changbin masih mengusap rambut Felix dengan sayang kemudian ia menyadari jika mahasiswa kesayangannya itu hanya mengenakan kaos tipis dan celana pendek.

"Kenapa tidak ganti baju?"

"Tidak sempat."

"Ayo pulang dulu, kau harus ganti baju."

Changbin melepas pelukannya lalu merapikan rambut Felix yang berantakan karena berlari. Felix menatap dosennya kemudian bertanya pelan.

"Memangnya mau kemana?"

"Rahasia."

"Kalau begitu saya tidak mau ganti baju."

"Ya sudah."

Changbin melepas hoodie yang ia kenakan kemudian memberikannya pada Felix.

"Pakai itu. Ayo berangkat."

Felix berkedip kemudian segera mengenakan hoodie milik Changbin dan menyusul lelaki itu masuk ke dalam mobil.

Selama di perjalanan dua orang itu hanya diam tanpa ada suara. Sesekali Felix melirik Changbin yang fokus menyetir, ia ingin memulai percakapan tapi ia ragu dan merasa sedikit malu.

Akhirnya Felix memilih kembali menatap ke arah jalan. Diam-diam ia menghirup aroma parfum milik dosennya di hoodie yang ia kenakan. Rasanya hangat dan nyaman. Hanya begitu saja sudah membuat jantung Felix berdebar.

Felix menggigit bibir bawahnya dan matanya kembali melirik dosennya. Setelah mengumpulkan keberanian, pemuda manis itu segera menarik pelan sebelah tangan Changbin untuk ia genggam.

"Kak Changbin."

Ciittt

Seperti nyawanya dicabut paksa, Felix memegangi dadanya dengan dramatis. Sedangkan Changbin sama saja, wajahnya terlihat bodoh dengan mulut yang sedikit terbuka. Lelaki itu sangat terkejut mendengar panggilan Felix padanya sampai ia mengerem mendadak. Untung saja jalanan sedang sepi, jika tidak kan nyawa mereka yang jadi taruhannya. Kak Changbin katanya? Manis sekali.

Dengan segera Changbin menepikan mobilnya kemudian menatap Felix dengan senyum lebar di wajahnya.

"Panggil aku lagi," pinta Changbin sembari mengeratkan genggaman tangan mereka.

"Tidak mau."

Felix memalingkan wajahnya yang memerah agar Changbin tidak bisa melihatnya. Ia sangat malu. Changbin yang melihatnya tersenyum geli kemudian menyentuh wajah Felix agar kembali menatapnya.

"Panggil lagi, sayang."

Felix menunduk kemudian bergumam pelan dengan malu-malu sampai telinganya memerah.

"Kak Changbin."

Changbin tersenyum. Tangannya bergerak mengusap pelan pipi Felix sampai pemuda manis itu kembali mendongak menatapnya.

"Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan."

"Apa?"

Jantung Felix berdegup kencang menunggu Changbin melanjutkan ucapannya. Dosennya itu mendekat pada wajahnya, mereka bertatapan cukup lama sebelum Changbin bicara.

"Kau tau kan aku sudah jatuh cinta padamu?"

Felix diam sebentar kemudian menganggukkan kepalanya.

"Aku akan selalu melindungimu dan berusaha membuatmu bahagia."

Felix harap-harap cemas menunggu ucapan selanjutnya dari Changbin.

"Ada satu hal penting yang ingin aku sampaikan."

"Apa?"

Changbin semakin mendekat, kemudian berbisik pelan di samping telinga Felix.

"Segera selesaikan skripsimu."

Felix berkedip kemudian mendorong dada dosennya menjauh. Lagi-lagi ia berharap terlalu jauh. Dosennya benar-benar tidak bisa romantis. Semakin kesal lagi ketika ia mendengar dosennya justru terkekeh. Felix ngambek!





"Ini tempat apa?"

"Bukit," jawab Changbin sembari menggandeng tangan Felix semakin naik menyusuri jalan sempit.

"Ya tau."

"Sudah tau kenapa bertanya?"

Felix melirik dosennya malas kemudian kembali bertanya.

"Maksudku ini tempat untuk apa?"

"Tentu saja untuk kita berduaan."

"Aku serius bertanya."

"Aku serius menjawab."

Sudahlah, Changbin mode menyebalkan sedang kumat. Kalau sudah begitu Felix lebih memilih mengalah saja.

"Nah sampai."

Mata Felix berbinar menatap pemandangan dari atas bukit. Pantulan sinar lampu gedung bertingkat dan juga kendaraan yang melintas terlihat indah dari atas sana.

"Indah kan?"

"Iya."

"Tapi lebih indah wajahmu."

Felix mengabaikan ucapan Changbin dan memilih duduk di tanah memperhatikan pemandangan yang tersaji di depannya.

"Felix."

"Ya?"

"Sepertinya aku yang kalah."

Felix menoleh menatap Changbin dengan raut bingung.

"Apanya?"

"Aku yang jatuh padamu. Kau sudah membuatku jadi budak cinta seperti keinginanmu saat itu."

Changbin terkekeh pelan mengingat kejadian awal mereka bisa jadi dekat. Sangat lucu jika diingat, mereka cukup nekat juga saat itu. Tapi itu justru meninggalkan kenangan yang berharga di hati Changbin.

"Kau itu seperti variabel x, dan aku adalah variabel y-nya. Dimana kau masih bisa bebas, sedangkan aku sudah terikat rasa cinta."

Tangan Changbin bergerak menggenggam tangan Felix kemudian ia kecup pelan punggung tangan pemuda manis itu.

"Maaf selama ini aku selalu membuatmu tertekan karena ucapanku. Maaf aku tidak bisa menjadi dosen pembimbing yang baik untukmu. Dan juga maaf karena setelah itu aku justru jadi semakin mengganggumu dengan tingkahku. Maafkan aku yang tidak bisa menunjukkan rasa cintaku dengan semestinya."

"Kenapa harus minta maaf? Aku justru bersyukur dengan itu," jawab Felix sembari menggeser duduknya lebih dekat pada Changbin. Ia menyandarkan kepalanya di bahu kokoh dosennya kemudian kembali melanjutkan bicara.

"Jika kakak tidak melakukan semua itu, bukankah kisah kita juga akan berbeda? Kita tidak akan bisa duduk berdua disini, tidak bisa menghabiskan hari-hari bersama, dan tidak bisa saling berbagi cinta."

Felix mengeratkan genggamannya dan kembali bicara dengan tenang.

"Aku berterima kasih pada kakak yang selalu berusaha menunjukkan rasa cinta, juga selalu menjagaku dengan sabar. Maaf aku selalu ketus pada kakak. Setelah seminggu tidak bertemu, aku memikirkan banyak hal. Aku merasa kosong ketika kakak tidak datang menggangguku, dan aku baru menyadarinya jika aku sangat rindu."

"Aku senang mendengarnya," ucap Changbin dengan senyum yang mengembang.

"Kak."

"Ya?"

"Uji analisis menunjukkan jika variabel x berpengaruh terhadap variabel y. Tapi dalam kisah ini aku akan mengubahnya. Variabel y sangat berpengaruh pada variabel x. Kakak memiliki pengaruh yang besar untukku. Terima kasih. Kakak sudah mengucapkan ini beberapa kali, tapi biarkan aku menjawabnya kali ini."

Felix menegakkan duduknya kemudian dengan perlahan ia mengecup pelan bibir dosen pembimbingnya.

"Aku juga mencintai kakak."

Changbin terpaku, kemudian tangannya bergerak pelan menarik tengkuk Felix dan kembali menyatukan bibir mereka. Tidak seperti ketika di ruang dosen, kali ini ciuman mereka disertai dengan rasa cinta.

Biarlah bulan dan bintang yang menjadi saksi dimana dua hati saling berbagi rasa. Si dosen muda dan mahasiswa manisnya, akhirnya mereka bisa bersatu menjadi sepasang kekasih yang sesungguhnya. Berbagi cinta juga suka cita.








Seo Changbin dan Lee Felix.
Ayo bahagia bersama.






Selesai





Baru ini aku bikin romantisme pake proposal skripsi. Mohon maaf ya apabila kurang manis hehehe

Maaf ya aku updatenya malem terus, makasih yang udah nungguin ceritanya. Nanti aku usahakan update agak lebih cepet biar pada nggak begadang nungguin cerita.

Besok ganti cerita ya? Move on yuk move on.

Continue Reading

You'll Also Like

200K 18.5K 51
Hyunjin membunuh seseorang dan Jeongin tidak sengaja melihatnya, pria manis itu berusaha kabur namun naas. Ia mengalami kecelakaan tragis dan berpur...
5.4K 377 5
Cinta memang tidak kenal batasan, semua orang berhak merasakan cinta. Rasa cinta kerap kali menjadi pusat kontrol alam bawah sadar yang sulit dikenda...
54.5K 5.3K 24
Udah berusaha dapetin hatinya, malah suka sama adek gua -Lia . . . ⚠️BXB AREA⚠️ Top! Yeonjun Bott! Soobin ➡️17.02.2021 - 28.03.2021⬅️
940K 55.7K 33
🔞 mpreg ❌ bdsm ⚠ BXB "Kau tidak lebih dari sebatas boneka ku. Im Changkyun" Start : 12 November 2020 End : 26 Mei 2021 #1 - mpreg #1 - brothership #...
Wattpad App - Unlock exclusive features