KENAN [LENGKAP]

By aysinnaaf

4.2M 432K 31.9K

[SEBAGIAN CERITA DI PRIVATE, DISARANKAN UNTUK TERLEBIH DAHULU MEMFOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA DILARANG KE... More

Kenan dan Kayana ❀
Si Gadis Kuat ❀
Kenan dan Segala Masalahnya ❀
Ravandra ❀
Kenan Tidak Sebaik Itu ❀
Emosi Kenan ❀
Pengenalan Tokoh
Kisah Kelam Kayana ❀
Janji Kenan ❀
Sedang Berbaik Hati ❀
Keluarga Wijaya ❀
Anggota Keluarga Baru ❀
Keterkejutan Feren ❀
Kenan dan Dafa ❀
Dendam ❀
Ravandra Turun Tangan ❀
Keluh Kesah ❀
Tentang Kenan ❀
Pendekatan Pertama ❀
Pendekatan Kedua ❀
Ancaman❀
Penyelesaian ❀
Rumah Baru ❀
Jatuh Cinta ❀
Tragedi ❀
Cemburu ❀
Leo ❀
Kenan vs Leo ❀
Kayana or Hanum ❀
Perubahan ❀
Blushing ❀
Pertemuan Pertama ❀
Hukuman ❀
Cafe ❀
Leo dan Ayana ❀
Dimulai ❀
Kenan Tak Paham ❀
Ada apa dengan Kenan? ❀
Keponakan untuk Ravandra ❀
Hanum dan Keira ❀
Ayana kuat ❀
Jalan-Jalan ❀
Mommy Pergi ❀
Keira ❀
Tegar ❀
Bersalah ❀
Pesan Keira untuk Leo ❀
Kembali Mengundang Petaka ❀
Sadar ❀
Dafa vs Aldi ❀
Kenan Polos?
Ikan Cupang
Dafa dan Lala
Gang Leader
Ravandra Jelek
Sedikit misteri
Arsel Kembali
Lahiran
Extra Part
Triple A
Apa Kabar Mahesa

Victorious ❀

66.7K 7.5K 354
By aysinnaaf

Jangan lupa Vote agar aku makin semangag dan Follow agar kamu nggak ketinggalan cerita menarik lainnya :)

Gelak tawa membuka pertemuan anggota inti Victorious gen-5, mereka berempat sukses sesuai dengan keinginan mereka masing-masing. Hanya Iqbaal yang agak berbeda, dia tetap meneruskan cita-cita almarhum Kenan menjadi hakim. Mereka juga sudah memiliki pasangan masing-masing, parahnya Sean berhasil menikahi model internasional.

"Gue udah bilang kalau belum sanggup menikah jangan nikah dulu, kalau belum sanggup punya anak jangan punya anak dulu. Bandel sih," ujar Iqbaal saat Feren menceritakan kisah rumit hidupnya.

"Iya gue salah," ucap Feren pasrah.

Sean tertawa. " Lo sangat salah bro. Terus aja membuat orang benci sama lo, passion lo itu kan?"

Feren mendesah pelan, dia melonggarkan dasi yang terasa mencekek lehernya. Dia melirik Rio, cowok itu masih sibuk menghisap dan menghembuskan asap rokok.

"Kenan anak gue nggak beda jauh sama Kenan sahabat kita. Perubahan sikapnya, bahkan kebencian yang dipendam pada keluarganya."

Rio menoyor kepala Feren. " Yang membuat dia benci keluarganya sendiri itu lo bego! Lo yang bertingkah seolah tidak menganggap dia."

"Santai dong," decak Feren pada Rio.

Iqbaal mendengus kesal. "Kalau nggak ingat sahabat mah lo sudah kita gebukin, setan. Lo ya sikap setan lo nggak pernah berubah, tau gini mending gue jadi suami Shalsa."

Feren makin disudutkan. "Nggak usah bawa-bawa Shalsa dong. Yang jadi titik permasalahannya itu gue sama Kenan."

Sean berdecak. "Lo jujur deh, apa yang membuat lo sensian sama anak lo sendiri! Kalau karena namanya sama dengan mantan gebetan istri lo, sumpah lo yang bego kan kalian yang ngasih nama."

Tidak terhitung berapa kali Feren menghelakan napasnya berat. "Sebenarnya saat itu gue belum siap punya anak lagi, gue cuma mau punya anak satu. Apalagi perusahaan gue lagi banyak masalah, dan Kenan selalu aja nangis yang bikin gue makin sumpek. Tapi sikap nggak suka gue terus berlanjut saat gue ngelihat sisi Almarhum Kenan di dalam dirinya."

"Seharusnya lo bersyukur, bukannya saat Kenan meninggal lo yang paling kehilangan? Tapi kenapa saat tuhan menghadirkan Kenan kembali dalam wujud anak lo sendiri, lo seakan tidak menerima?"

"Gue salah, iya gue bodoh banget. Dulu tangan ini selalu gue pakai buat mukul Kenan kalau lagi kumat, sekarang malah gue gunakan buat nampar Kenan anak gue sendiri."

"Masih ada waktu bro, lo masih bisa perbaiki."

Feren menggeleng. "Gue nggak yakin karena dia sudah punya keluarga sendiri. Shalsa memaksa Kenan nikah sama gadis yang ditemui di apartemen Kenan. Dia nggak mau anak kesayangannya itu masuk ke pergaulan bebas."

"Heh, kalian ini gimana sih? Nggak bercermin apa, karena nikah muda keluarga kalian jadi berantakan gini. Lo dan Shalsa belum sanggup berkeluarga, tapi nekat. Trus sekarang malah maksa anak kek gitu juga." Sean menepuk jidatnya, tidak habis pikir dengan jalan pikiran dua sejoli ini.

"Awalnya gue juga mikir gitu, tapi gue lihat Kenan bahagia dengan keluarga barunya bahkan sudah punya anak." Feren melihat langit-langit cafe, dia iri dengan Kenan yang mampu mencintai anak orang, sedangkan dirinya malah mencampakkan anak sendiri.

"Almarhum Kenan yang sekeras itu bisa lo taklukkan, masa Kenan yang darah daging lo sendiri nggak sanggup lo taklukkan. Jika almarhum Kenan bisa menerima lo dari sikap-sikap bejat lo itu, gue yakin Kenan juga bisa. Intinya cuma satu, lo harus menerimanya sebagai anak sendiri."

Sean dan Rio mengangguk setuju.

"Atau lo bisa ngasih Kenan buat gue. Dia anak yang hebat soalnya," ucap Rio tersenyum miring melihat sosok yang mereka bicarakan masuk ke dalam cafe. Kenan menggendong anak kecil dan menggandeng gadis seumurannya.

"Enak aja, lo kira bikin dia nggak pakai usaha."

"Halah bacot."

"Itu kan Kenan, istrinya cantik banget." Sean menunjuk Kenan yang kini sedang bicara dengan pelayan cafe.

Feren tersentak, ternyata dunia ini benar-benar sempit. Tapi apa yang mereka lakukan malam-malam di cafe, apa tidak takut jika status mereka ketahuan.

"Cucu lo? Kok udah gede aja, mana wajahnya bule banget," celetuk Iqbaal. Mereka berempat diam-diam memperhatikan Kenan dan keluarga.

"Nah itu yang gue nggak tahu, soalnya pernikahan mereka belum genap sebulan."

"Udah jangan lihatin mulu, ntar mereka risih lagi dan tahu keberadaan bapaknya ini," tegur Rio.

"Saran gue ya, lo temukan kembali celah di hati Kenan. Dia anak yang baik, sopan lagi. Lo yang mendorong dia masuk ke dalam dunia penuh kebencian maka cuma lo doang yang bisa menarik dia keluar dari sana."


"Daddy Lala mau esklim," rengek Lala
Dia tidak mau diam di atas pangkuan Ayana.

"Nggak, udah malam ntar kamu sakit." Kenan sengaja mengajak Ayana dan Lala main ke cafe agar bisa melihat-lihat cafe yang kini menjadi milik mereka bertiga. Kenan asyik dengan ipadnya, ada beberapa berkas yang mesti dia selesaikan malam ini.

"Dad, hiks Lala mau esklim." Lala memasang wajah memelas, dia berpura-pura nangis tanpa ada air mata.

"Lala nggak boleh gitu, sudah malam nanti kalau Lala sakit gimana?" Ayana mengecup puncak kepala Lala.

"Tapi Mom, Lala pengen banget. Udah lama Lala nggak dibolehin mamam esklim," ungkap Lala yang kini menyandarkan kepalanya ke dada Ayana. Dulu setiap dia ingin es cream, mamanya akan memukuli dirinya.

Ayana menoleh pada Kenan, memberi tatapan memohon agar Kenan mengizinkan. Tetap saja Kenan menggeleng, dia takut Lala sakit apalagi malam ini suhu cukup dingin. Ayana mencoba meraih tangan Kenan, sekali lagi dia mencoba merayu Kenan. Tapi tindakan Ayana seakan menjadi bumerang untuk dirinya, Kenan mengambil alih keadaan, dia mengenggam tangan Ayana dan berhasil membuat darah Ayana berdesir.

"Nggak Aya...," ucap Kenan lirih.

"Maafin Mom ya sayang," bisik Ayana pada Lala. Gadis kecil itu sudah berhenti menangis, dia tertidur.

"Ken, Lala kayaknya pengen banget deh. Besok aku beliin ya." Kenan mengangguk, jari jempolnya mengusap-usap punggung tangan Ayana.

Ayana menunduk, dia merasakan jantungnya berdetak kencang. Seluruh tubuhnya meremang menerima sentuhan hangat dari Kenan. Sudah susah payah dia menarik tangannya, tapi tenaga Kenan bukan tandingannya. Kenan bersikap sangat acuh, dia masih terfokus pada pekerjaanya meskipun salah satu tangannya tidak lepas menggenggam tangan Ayana lalu menggoda dengan sentuhan lembut.

"Ken lepas," ucap Ayana. Dia kesulitan untuk memperbaiki posisi Lala yang tertidur di pangkuannya.

"Hmm," jawan Kenan.

"Ish, Ken lepasin." Ayana cemberut.

"Biarin aja, nggak bikin dosa juga."

"Iya nggak bikin dosa tapi bikin jantung gue kerja keras," batin Ayana menggerutu.

Kenan mengalihkan pandangannya pada Ayana, dia berusaha memasang tampang sedatar mungkin. Ayana makin menggemaskan jika cemberut, apalagi kini dia sedang memangku Lala yang terlelap. Ah Kenan tak menyangka akan diberi dua bidadari sekaligus. Tuhan itu sangat baik bukan?

"Ya," panggil Kenan.

Ayana mengangkat kembali kepalanya, manik mata Kenan seakan langsung menghentikan pergerakannya. Dia mendadak kaku, kenapa Kenan terlihat sangat cool dengan alis naik turun seolah menggoda.

"Apa Ken?" sahut Ayana.

"Kitakan sudah nikah, tapi lo atau pun gue masih belum tahu karakter satu sama lain. Lo mau kita pacaran? Ya kek anak-anak seumur kita."

"Ha?" Ayana serasa kehilangan oksigen untuk beberapa detik.

"Pacaran setelah menikah, gue rasa itu bukan hal buruk." Ayana mengangguk pelan, dia merasakan kedua pipinya memanas. Mungkin kini wajahnya memerah seperti tomat. Sikap Kenan memang sederhana, tapi mampu menerbangkan jutaan kupu-kupu di perutnya.

Ayana tersentak saat Kenan tiba-tiba berdiri, dia mengikuti kemana arah mata Kenan memandang. Tatapan Kenan mendadak memancarkan amarah, Ayana masih belum mengerti kenapa Kenan begitu membeci papanya sendiri. Padahal, Ayana ingin merasakan bagaimana punya ayah dan ibu.

"Ken," panggil Ayana. Dia kesulitan untuk berdiri, tubuh Lala itu cukup berat untuk seukuran tubuh Ayana.

"Kita pulang ya," ajak Ayana takut terjadi hal yang tidak diinginkan. Lagi pula, ada beberapa tugas sekolah yang harus dia selesaikan.

"Dia ngapain disini sih," desis Kenan tidak suka. Ayana memperbaiki posisi Lala, dia menggendong Lala dengan baik. Maklumlah tiba-tiba menjadi emak dadakan, semua belum ada yang beres.

Ayana mengaitakan jemarinya dengan jemari Kenan, bodo amat dengan gengsi yang terpenting Kenan tidak mengamuk di cafenya sendiri. Kenan menoleh, dia tersentuh melihat tatapan memohon dari Ayana. Beberapa saat kemudian dia menghelakan napas gusar, dia memasukan ipad ke ranselnya lalu mengambil alih Lala dari gendongan Ayana.

"Yuk," ucapnya mempererat genggaman. Ayana mengangguk kaku, entah kenapa setiap melakukan kontak dengan Kenan darahnya berdesir hebat.

Lala dibaringkan dibangku penumpang, sedangkan Ayana duduk di sebelah Kenan. Mereka sama-sama hening, Ayana larut dalam pikirannya begitu pula Kenan yang memang banyak pikiran. Ayana memberanikan diri melirik Kenan dari ekor matanya, tatapan tajam Kenan menjurus memperhatikan jalanan yang masih ramai.

"Ngomong aja," ucap Kenan mengagetkan Ayana.

"Ak...aku bingung aja kenapa kamu kelihatan benci banget sama papi kamu. Nggak boleh dendam Ken, apalagi sama orang tua sendiri. Tanpa dia, kamu nggak bakalan ada."

Kenan berdecak, "Tahu apa lo sama hidup gue Ya? Gini ya, tidak akan ada asap jika tidak ada api. Tidak akan ada dendam jika tidak ada luka yang membebani."

Ayana kicep, Kenan benar dia tidak tahu apa-apa tentang hidup Kenan. Tanpa diizinkan mengenal lebih jauh mereka terpaksa melakukan pernikahan. Tapi bukankah Kenan ingin mereka mengenal satu sama lain? Keterbukaan akan masalah masing-masing bisa menjadi solusi yang cukup baik.

Gimana pendapatmu?

Jangan lupa vote

Jangan lupa Share

Jangan lupa comment

Jangan lupa berbahagia 😉😉

Revisi 11 Juli 2023

Continue Reading

You'll Also Like

BAGASKARA By Cancer

Teen Fiction

8.5K 243 49
"Gas, Cinta itu butuh pengorbanan" "gue tau daa.. Tapi bukan berarti lo harus mengorbankan perasaan lo demi orang lain" Alur santai tapi menggebu wk...
5K 1.2K 50
⚠WARNING KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN KEKERASAN⚠ _____ Kebersamaan malah yang membawa Lovata ke dalam labirin setan. Menjebak dirinya yang tidak bisa k...
390K 15.7K 32
"lo jadi pacar gue sekarang dan selamanya titik" ucap seorang lelaki "Tapi.." "Ngga ada tapi tapian" "Ish" kesal perempuan tersebut Rank #1 Mostwante...
1.6K 303 21
Ke Sekolah Cari Ilmu. X Ke Sekolah Cari Mati. ✓ Luxury High School merupakan sekolah terpandang dengan beragam Extracurricular menarik dan populer. ...