Our Serendipity

By spica01

8.2K 1.3K 151

Katakan, apa kau percaya kalau pertemuan kita adalah salah satu dari konspirasi semesta? Apa ketidaksengajaan... More

OUR SERENDIPITY 01
OUR SERENDIPITY 02
OUR SERENDIPITY 03
OUR SERENDIPITY 05
OUR SERENDIPITY 06
OUR SERENDIPITY 07

OUR SERENDIPITY 04

993 178 10
By spica01


Warning: ooc, oc, mention m-preg, rated scene

Implisit (?) mature scene di seluruh chapter ini, saya ingatkan kalau ada yang tidak berkenan lebih baik di-skip aja ya yorobuun...


.


He kissed like he was drowning and I was air...


.


Blazer Jeno berhasil dilucuti saat pintu di belakang mereka tertutup rapat. Kaus hitam tanpa lengan menyusul sedetik kemudian, teronggok di atas parket kayu seolah tanpa beban. "Kau sadar dengan apa yang akan terjadi setelah ini, 'kan?" Jeno tidak mengindahkan tatap kagum Renjun pada tubuhnya. Mata sewarna karamel itu terfokus pada bilah-bilah otot kuat efek dari rajin mengencani gym-juga dojang demi mengasah kemampuan taekwondo-nya. "Masih ada waktu untuk mundur sebelum terlambat." Langkah mereka berhenti di dekat kaki ranjang besar berkanopi pada salah satu kamar di lantai atas villa.

Renjun mendesis tidak suka. "Jangan mengguruiku seolah aku anak kecil yang tak mengerti masalah orang dewasa..."

"Dengan penampilanmu, kau terlihat seperti salah satunya."

"Kuharap yang tadi itu pujian."

Jeno tertawa melihat kelebatan rasa gugup di balik kepercayaan diri yang sengaja dibesar-besarkan. Ia bisa menilai mana orang yang belum, atau sudah berpengalaman. Dan menilik dari bahasa tubuh Renjun, jelas sekali kalau dia ini murni masih perawan. Mungkin dia sering bermain solo, tapi tetap saja tidak pernah terlibat kegiatan seksual secara langsung dengan orang lain.

Jeno never did it with a virgin.

Ia selalu menganggap (ini mungkin hanya pemikirannya saja) kalau mereka membosankan, tidak bisa diajak bermain-main karena kurang pengalaman. Tapi mungkin asumsinya akan terpatahkan pada hari ini, karena ia keburu tertarik pada sosok Renjun, jauh sebelum niat meniduri pemuda itu melintas dalam kepala.

Lagipula ini bakal terjadi hanya sekali. Setelah one night stand berlalu, mereka akan menjadi orang asing pada keesokan hari. Kecuali jika Jeno meyakinkan hati untuk mengenal lebih dekat seorang Huang Renjun, begitupun sebaliknya.

"Aku pakai toiletnya dulu," gumam pelan Renjun membuyarkan perhatian Jeno dari keranjang fancy berisi kotak-kotak alat kontrasepsi dan lubrikan di atas meja tepat di sebelah tempat tidur. Baik sekali sang tuan rumah pesta masih mau mengingatkan orang lain untuk melakukan safe-se* dan menghindari risiko penyakit menular-intinya adalah agar para tamu undangan tetap baik-baik saja sepulangnya mereka dari villa.

Ketika Renjun selesai dengan urusan kamar mandi, Jeno-yang bertelanjang dada-tengah fokus pada ponsel dalam genggaman. Lelaki tampan itu menatap tajam. "Kutanya sekali lagi, kita masih bisa berhenti sebelum kau menyesali ini."

Memilih untuk tidak banyak bicara, tindakan impulsif pemuda mungil di hadapannya cukup menjadi jawaban. Pakaian yang melekat satu persatu dilepas. Kulit mulus serta kemolekan tubuh Renjun sempat membuat tenggorokan Jeno kesulitan menelan saliva. Puting dan areola-nya benar-benar merah muda, dengan pubis tipis yang tumbuh rapi di antara kedua belah paha. Jeno seperti menyaksikan langsung penampakan bidadari hendak membasuh diri di telaga berair sebening kaca.

"Suka dengan apa yang kau lihat?"

Delusi untuk melakukan hal-hal berating dewasa dengan tubuh itu mendadak buyar oleh pertanyaan retoris barusan. Bak singa menuruti kemauan pelatihnya, kepala Jeno mengangguk secepat kilat.

Hell yeah, tentu saja ia bakal berkata iya...

Badan ranjang berderit di bawah tekanan beban. Senyum Jeno terus saja mengembang saat sang lawan bicara melakukan serangan pertama. Ciuman Renjun tidak berteknik, mereka sepolos sapuan mahkota bunga atau gula-gula kapas di bibirnya. Tapi entah bagaimana, hal itu sanggup membuat gairah Jeno meradang sampai ke ubun-ubun kepala.

Jagat raya serasa bergerak lambat menuju mereka. Kilasan empat musim membentuk pusaran tanpa henti di sekitar; rimbun batang-batang cherry merah muda, silau matahari merajai pesisir pantai, lembaran daun ginko kuning tua terhalau angin, sampai butiran bunga salju yang perlahan jatuh ke bumi.

Keadaan ini seperti familiar dalam ingatan. Jeno seolah pernah merasakan, tapi dia tidak yakin kapan.

Perlahan dia melupakan berbagai pemikiran dalam kepalanya, sewaktu insting karnal mulai menguasai semua.


.


Satu jam terlewati, dan Jeno merasa kalau ia baru saja mengalami resureksi.

Setelah ejakulasi, tubuhnya mendadak malfungsi akibat gelombang ekstasi yang terus-terusan menyerang diri. Entah sumpah serapah macam apa yang keluar dari mulutnya, Jeno tidak peduli. Yang pasti, akibat kepuasan luar biasa tadi, ia seolah-olah mengalami kematian lalu dilahirkan kembali ke bumi.

"Nghh..."

Terengah, ia segera menyadari keadaan mereka. "Ah, sorry, aku akan keluar sekarang..."

Meski tenaganya nyaris terkuras, dia tetap berusaha untuk tidak menyakiti Renjun yang masih terhubung dengannya di bawah sana. Beruntung karet pengaman super tipis ini tidak sampai tergesek sobek, karena kalau sampai terjadi, hal itu bakalan menyeret mereka ke dalam sebuah malapetaka.

"Pelan-pelan, ahh, sial... uhh..."

Pemuda manis itu mengaduh dengan dahi berkerut dan bibir bawah tergigit. Penampilan Renjun sangat kacau; rambut kusut, dengan tubuh mengilat akibat keringat dan air mata. Dia benar-benar berbeda dengan image-nya di awal aksi mereka.

Berdeham untuk mengembalikan suara, ia takut-takut bertanya. "Ti-tidak sampai robek dan berdarah 'kan?!" Wajah Renjun pias oleh ngeri berlebihan mengingat rasa sakit di bokongnya yang ternyata cukup lumayan juga.

Gila, dia baru diterobos monster atau bagaimana?? Kenapa rasanya seperti baru saja duduk di atas bara neraka?!

Jeno hampir terbahak mendengar seruan lemah itu, tapi ia bergegas menuruti keinginan Renjun yang menyuruhnya untuk melakukan pengecekan, dan sekuat tenaga menahan diri untuk tidak melakukan ronde kedua.

"Nope. Kau baik-baik saja."

"Huuffh, untunglah..."

Butiran air hangat menggenang di sudut-sudut mata, bisa jadi karena lega-atau bisa juga karena menyesal, saat akhirnya Renjun tersadar kalau ia sudah memberikan virginity-nya 'secara sukarela' pada seseorang yang padahal baru saja dia kenal.

"Maaf kalau aku agak kasar tadi..." tangan Jeno terjulur untuk mengusap rambutnya. "Biar kubantu kau membersihkan diri."

Renjun menggeleng, wajah disembunyikan pada permukaan halus bantal. "Aku bisa sendiri." Posisinya lalu berubah menyamping-fetal position, demi menghindari tatap Jeno pada tubuhnya.

Nah, kenapa Renjun malah terlihat seperti anak kecil yang berakhir ngambek karena keinginannya tidak dituruti begini?

"Atau kau mau ke kamar mandi?"

Renjun kembali menggeleng, helai-helai rambut yang terserak begitu kontras dengan warna putih kain pembungkus bantal. Gumam pelan inkoheren terus diberikan sebagai bentuk rajukan, agar Jeno diam dan berhenti membujuknya sekarang juga.

Jeno menyerah. Belum pernah ia menaruh rasa khawatir berlebih pada partner-nya usai mereka bersetubuh. Melihat Renjun bersikap begini, malah membuat ia diselimuti perasaan bersalah.

"Oke." Ia berkata seraya bangkit dari ranjang. "Aku ke toilet dulu. Katakan padaku kalau kau nanti butuh sesuatu."

Jeno masih sempat memberi Renjun satu tatap sangsi, sebelum benar-benar berlalu untuk ambil permisi.


.


Tbc~


.


.


Ahay, kalo ada yang nggak nyaman, ntar saya rombak lagi chapter ini, huhuhu malu... :') wkkkss...

Tadinya niat mau tiga chapter udah, eh malah lanjut, hehe... dua atau tiga part lagi tamat deh, ini isinya romance aja, nggak ada konflik berarti. Ajang senang-senang waktu itu di sela ngerjain Reprise, maaf kalo nggak sesuai ekspektasi ya yorobun...

Sekian dulu, sampai jumpa di part selanjutnya, ciaoo!!

Continue Reading

You'll Also Like

196K 4.1K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...
105K 12.6K 18
Ada beberapa (banyak) hal krusial yang membuat Renjun enggan berada dalam satu ruang yang sama dengan Lee Jeno Noren/ Jenren (JenoxRenjun) AU BxB
1.8M 123K 49
╻renjun is babysitting two grown men╹ ❀ norenmin / jaenoren ❀ chogiwanese ━┅ ✎ this is made out of pure entertainment and a hundred perc...
142K 16K 22
"𝙏𝙤𝙪𝙘𝙝 𝙮𝙤𝙪𝙧𝙨𝙚𝙡𝙛, 𝙜𝙞𝙧𝙡. 𝙄 𝙬𝙖𝙣𝙣𝙖 𝙨𝙚𝙚 𝙞𝙩" Mr Jeon's word lingered on my skin and ignited me. The feeling that comes when yo...