Ayra Story [TAMAT] ✓

By Selvi_Nurajiba

1.1M 61.1K 3.6K

(FOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM BACA.) SUDAH DI REVISI ✓ Mengisahkan seorang gadis cantik yang sangat baik h... More

Prolog
AS : 1 ❤️
AS : 2 ❤️
AS : 3 ❤️
AS : 4 ❤️
AS : 5 ❤️
AS : 6 ❤️
AS : 7 ❤️
AS : 8 ❤️
AS : 9 ❤️
AS : 10 ❤️
AS : 12 ❤️❤️
AS : 13 ❤️❤️
AS : 14 ❤️❤️
AS : 15 ❤️❤️
AS : 16 ❤️❤️
AS : 17 ❤️❤️
AS : 18 ❤️❤️
AS : 19 ❤️❤️
AS : 20 ❤️❤️
AS : 21 ❤️❤️
AS : 22 ❤️❤️
AS : 23 ❤️❤️
AS : 24 ❤️❤️
AS : 25 ❤️❤️
AS : 26 ❤️❤️
AS : 27 ❤️❤️
AS : 28 ❤️❤️
AS : 29 ❤️❤️
AS : 30 ❤️❤️
AS : 31 ❤️❤️❤️
AS : 32 ❤️❤️❤️
AS : 33 ❤️❤️❤️
AS : 34 ❤️❤️❤️
AS : 35 ❤️❤️❤️
AS : 36 ❤️❤️❤️
AS : 37 ❤️❤️❤️
AS : 38 ❤️❤️❤️
AS : 39 ❤️❤️❤️
AS : 40 ❤️❤️❤️
AS : 41 ❤️❤️❤️
AS : 42 ❤️❤️❤️
AS : 43 ❤️❤️❤️
AS : 44. Kamu & Kenangan [END]
Extra Part❤️
Extra Part II ❤️
Cerita Kiel
Cast 1
Silsilah Keluarga Dimrit
Sorry

AS : 11 ❤️❤️

27.2K 1.6K 24
By Selvi_Nurajiba

[SUDAH DI REVISI]

Monmaap jikalau ada typo.

Happy reading readers♡.
****

Jam menunjukkan pukul 15.30.

Kini di kediaman Mahendra dan kayla ada sedikit drama yang di buat oleh agan. Di mana agan sedang merengek ingin menginap di sana kepada Mahendra tetapi Mahendra selalu menolaknya. Sedangkan Kayla dan Ayra hanya menjadi penonton setia dari perdebatan dua lelaki berbeda usia tersebut.

"Ayahhhh ayolahhh agan pengen nginep. Pengen sama Ayra ayahhhh." Rengekan agan terdengar menjijikkan di mata Mahendra. Di mana sifat dingin bocah ini ketika di sekolah pikir Mahendra.

"Untuk hari ini kamu gak boleh nginep di sini agan! Ayah mau menghabiskan waktu bersama Ayra tanpa gangguan dari kamu maupun yang lain!." Ucapan tegas tersebut selalu manjadi alasan agar agan tak menginap. Dan agan selalu mengeyel tak mendengarkan.

"Ko ayah jahat si?." Kesal agan.

"Jahat apanya? Kamu yang jahat mau nagmbil waktu ayah sama ayra!." Jawab Mahendra membuat Agan menggerutu.

"Aishhh bundaaaa ayo dong bujuk ayah suapaya agan boleh nginep di sini." Kini agan sedang merengek kepada Kayla yang sedari tadi hanya menjadi penonton.

"Ngertiin ayah kamu sayang. Bunda juga sama pengen menghabiskan waktu sama Ayra jadi bunda bukan larang kamu buat nginep. Tapi kasih kita waktu sayang oke." Jelas Kayla dengan lembut. Ia bukannya tak memperbolehkan agan menginap di rumahnya tetapi ia hanya ingin menghabiskan waktu bertiga bersama putri dan juga suaminya.

Agan yang mendengarnya semakin lesu. Agan tau apa maksud dari ayah dan bundanya. Tetapi agan malas pulang ke rumah yang seperti hutan sunyi itu dan agan sepeti orang utannya di mana ia yang selalu mencairkan suasana. Agan ingin bersama Ayra. Ia sangat nyaman dan bahagia ketika di dekat adiknya itu. Tidak seperti yang lainnya membuatnya seperti orang utan.

Ayra yang melihat agan semakin lesu pun menghampiri agan dan mengecup pipinya, sehingga membuat agan terkejut bukan main. Ini kali pertamanya Ayra mengecupnya. Agan menoleh ke arah Ayra dengan tatapan sendu.

Ayra yang mengertipun langsung berbicara lembut kepada agan. "Beri aku waktu menghabiskan kebersamaan dengan orang tuaku ka. Setelah itu kita bisa menghabiskan waktu bersama." Setelah mengucapkan hal tersebut Ayra tersenyum manis kepada agan.

Mahendra dan kayla hanya tersenyum melihat tingkah sang putri yang menggemaskan. Ia sangat bersyukur karena telah di pertemukan dengan sang putri.

"Baiklah kalo gitu Kaka pulang sekarang oke. Besok Kaka kemari." Ucap agan pada akhirnya membuat Mahendra tersenyum senang. Tak ada pengganggu pikirnya.

"Kamu hati-hati di jalan. Langsung pulang ke rumah." Nasihat Kayla.

"Baik bunda. Kalo gitu agan pamit." Ucap agan seraya mengecup pipi Ayra dan juga Kayla. Saat akan mengecup pipi Mahendra, Mahendra langsung menghindar. Kayla dan Ayra tertawa melihat wajah panik sang ayah. Dan agan tersenyum senang telah mengerjai sang ayah.

"Bubaye. Assalamualaikum." Setelah itu agan menghilang dari balik pintu.

"Walaikumsallam." Balas Kayla dan Ayra.

"Anak itu." Desis Mahendra.

"Sudah kamu ini gitu ajah mau marah. Ayo sayang kita istirahat." Ajaknya kepada sang anak.

"Aku di tinggal?." Tanya Mahendra saat melihat anak dan istrinya menaiki tangga. Tak ada sahutan dari mereka dan Mahendra langsung menyusul mereka.

.....

Di SMA Jagaraga sudah waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing. Zeta sempat di panggil ke ruang BK. Dan kepala sekolah sempat murka saat mengetahui anaknya di tindas oleh Zeta. Anto a.k.a kepala sekolah sekaligus ayah Ani berniat mengeluarkan Zeta. Tetapi ia langsung bungkam saat Zeta menyebutkan nama orang tuanya. Dan di situ Anto langsung meminta maaf kepada Zeta yang tak di hiraukan oleh Zeta. Melainkan Zeta langsung keluar dari ruang bk tersebut tanpa sepatah kata. Bck totopik.

Kini Zeta dkk sedang menuju parkiran. "Jenguk Ayra yok?." Ucapan Ardhan membuat semuanya diam dan langsung mengangguk sebagai jawaban.

"Bentar dah." Ucap Rahid tiba-tiba saat mereka semua hendak menaiki motor masing-masing.

"Ngapa lagi si?." Tanya Zeta kesal.

"Kita beli buah tangan dulu lah. Yah kali jenguk orang gak pake buah tangan. Mau di taro di mana coba muka gue yang ganteng ini." Ucap Rahid dengan pd.

"Muka Lo yang ganteng itu bisa di taruh di buku Yasin ko hid." Jawab ardhan santai.

"Anjir Lo kira gue dah mati apa." Kesal Rahid.

"Kan perasaan Lo udah mati. Gara-gara di duain meli." Ucap Gafi yang sedari tadi diam dengan santai.

Jleb. Rahid yang mendengarnya ingin sekali melempar Gafi ke antartika. Tetapi tak jadi Lantaran ia sangat menyayangi AC berjalannya itu. Sekedar info meli itu mantan Rahid yang paling Rahid sayang. Tapi sayang Rahid di duakan oleh meli sehingga membuat Rahid mati rasa.

"Lo sekalinya koar mulut lo bikin jleb ati orang tau gak." Ucap Rahid dengan bibir yang di monyongkan.

"Udah udah ah. Ayo karang otw dulu beli buah. Terus kita langsung otw rumah sakit." Lerai Zeta. Dan merekapun segera bergegas pergi.

.....

Kini mereka berempat sedang berjalan beriringan di koridor rumah sakit. Dengan Rahid yang senyum-senyum manis kepada suster cantik yang ada di sana. Ardhan yang menentang buah dan plastik makanan, entah untuk apa itu makanan. Gafi yang berjalan dengan wajah tampan datar bin mata tajamnya. Dan Zeta yang fokus mengunyah permen karetnya.

Mereka berempat menjadi pusat perhatian oleh orang-orang yang ada di sana. Bagaimana tidak murid SMA yang bening-bening seperti mereka ada di sini. Membuat yang lain heboh.

Setelah sampai di depan pintu ruang rawat Ayra, Rahid merapihkan tatanan rambutnya dan juga bajunya yang berantakan. Hal tersebut tak terlewatkan oleh ketiga temannya.

"Ngapain Lo hid rapihin rambut gitu?." Tanya Ardhan bingung.

"Gue harus kelihatan rapih dan ganteng banget di depan camer." Jawab Rahid sambil menyengir.

"Anjir emang Mao Ayra sama lo, yang modelan k'e Lo banyak noh di pasar emperan." Celetuk Zeta yang membuat ardhan tertawa. Gafi tersenyum tipis. Dan Rahid yang mengumpat Zeta.

"Dah ah gue mau masuk duluan." Ucap Rahid dan setelah itu ia membuka pintu ruang rawat Ayra dan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum." Ucap Rahid saat di dalam ruang rawat Ayra dengan senyuman yang membuat matanya menyipit seakan terpejam. Di belakangnya juga ada Zeta Gafi dan Ardhan yang terbengong.

"Walaikumsallam." Jawab orang-orang yang di dalam ruang rawat Ayra.

Saat mata Rahid terbuka sama halnya dengan teman-temannya yang terbengong.

"Sejak kapan Ayra berubah jadi keriputan gitu?." Bisik Rahid kepada Ardhan yang kini telah di sampingnya.

"Gue juga gak tau. Beda banget anjir. Kemarin Ayra cantik banget kaya calon istri gue. Tapi ko sekarang berubah kaya omah gue." Balas Ardhan dengan berbisik.

Zeta dan Gafi yang melihatnyapun sama terkejutnya sejak kapan Ayra menjadi nenek-nenek yang terbaring sangat lemah. Dan sejak kapan keluarga Ayra berwajah seperti orang barat?.

"Kalian siapa?." Tanya om-om yang berwajah bule tersebut dengan bingung.

"Kita temen Ayra om. Mau jenguk Ayra." Jawab Rahid kikuk.

"Siapa Ayra? Kami gak kenal Ayra siapa?." Sahut tante-tante yang berada di samping om-om bule tadi.

"Loh ini bukannya ruang rawat Ayra yah. Teman kami?." Jawab ardhan bingung.

"Bukan ini ruang rawat ibu kami." Jawab om tersebut.

"Bukan om kemarin ini tuh ruang rawat Ayra." Jawab Ardhan ngotot.

"Tapi di sini adanya ibu kami. Tak ada yang namanya Ayra." Ucap si Tante bule.

"Ko gitu si om tante. Terus teman kita kemana?." Tanya Rahid kesal.

"Mungkin teman kalian sudah kembali ke rumahnya. Dan juga ibu saya baru saja di rawat di sini." Jelas si om saat mengerti apa yang di maksud.

"Lah ko gitu." Jawab Rahid dan ardhan berbarengan.

"Ohh gitu. Yaudah om maaf yah kami tidak tahu. Kalau begitu kami permisi." Ucap Zeta yang sedari tadi menyimak. Akhirnya zetapun keluar dengan Rahid yang di tarik olehnya dan di ikuti Gafi.

Ardhan terdiam, menatap sepasang suami istri bule tersebut bergantian dan terakhir fokusnya kepada sang nenek yang di rawat di atas ranjang bekasan Ayra.

"Nih om buah tangan dari saya. Karena sudah salah alamat. Tadinya ini buat temen saya Ayra. Karena mungkin ayranya dah balik dari pada mubazir saya kasih ke neneknya ajah. Cepet sembuh nek. Assalamualaikum!." Ucap Ardhan dengan ketus. Dan menaruh buah tangan di atas ranjang. Setelah keluar ia segera berlari ke arah teman-temannya yang sudah sedikit jauh.

Hari ini betapa malunya ia. Berdebat dengan bule serasa sedang menjadi Mentri luar negri. Huhu intinya ardhan hari ini galau+malu. Biasanya juga malu-maluin wk.

Dan merekapun memilih untuk pulang atas perintah Gafi. Padahal Zeta ingin menanyakan kepada agan siapa tau ia mengetahui Ayra di mana. Karena ia baru ingat jika Ayra adalah sepupu agan. Tetapi tak jadi karena Gafi yang memerintah mereka pulang dengan tegas. Untuk urusan Ayra mereka akan menanyakannya langsung kepada agan, pasti agan mengetahuinya.

.
.
.
.
.

Don't forget to vote and coment gais♡♡.


See you next chapter yups♡
Luve rider ❤️.

Continue Reading

You'll Also Like

109K 5.6K 57
FOLLOW SEBELUM BACA!! REVISI✔️ Jadi bagaimana aku bisa pulang jika rumahku saja sudah dibuat hancur berantakan oleh orang-orang di dalamnya. Rumah ya...
13.1K 794 22
"Hahahah, gue tau. Pasti lo tuh suka kan sama gue, makanya lo alasan bantuin gue dan pura-pura jadi pacar gue. Padahal sukak kan lo sama gue" "..." ...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

695K 33.6K 51
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
815K 55.1K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...