I Lost Everything [Completed]

By yekyutae

14.6K 984 305

Aku kehilangan segalanya... More

Prolog
1~ His Life
2~ Bad Day
3~ Incident
4~ Attention From A Friend
5~ Like My Brother
6~ Change Slowly
7~ You Shine My Day
8~Evanescent
10~ The Second Fact
11~ Time With You
12~Why?
13~ One Step Closer
14~ Comeback Together
15~ Anger-Unexpected
16~ The Last Story
17~ The Last Story-Ver.2

9~ The Fact

518 52 9
By yekyutae

Hari ini harus kembali berjalan seperti biasanya. Meskipun Ae Ri telah tiada, tetapi ketiga anaknya harus tetap meneruskan hidup tidak boleh terlarut dalam kesedihan.

Donghae, yang selama beberapa hari ini begitu bahagia dengan sang ibu yang akhirnya meninggalkannya untuk selamanya boleh dibilang jika ialah yang paling terpukul diantara kedua kakaknya.

Tapi, seperti kalimat diatas tadi hidup harus terus berjalan.





...

Kini dirinya sedang berjalan di koridor sekolah dengan memegang pegangan tas ranselnya. Jujur saja ia masih sedih hari ini tapi tak mungkin ia meninggalkan sekolah hanya untuk merenung di rumahnya.


"Pagi Hae... Kukira kau tak masuk hari ini. Eumm aku mendengar kabar jika ibumu meninggal dunia ya,, aku turut berduka cita Hae. Maaf karena tak melayat ke rumahmu, aku tak tau rumahmu dimana" itu adalah Kibum yang tiba-tiba sudah berjalan di sebelahnya, bersama Woojin tentunya.


"Apa? Ibu Hae hyung meninggal? Aku turut berduka cita hyung, maaf aku tidak tau" Woojin ikut bicara.

"Iya benar, terima kasih Kibum, Jin~ah" jawab Donghae berusaha tersenyum.

Saat mereka tiba di pinggir lapangan, Woojin pun memisahkan diri untuk menuju kelasnya dan Hyukjae tidak sempat untuk melihat Woojin. Mungkin jika ia melihat, bisa saja ia juga berspekulasi bahwa Woojin itu mirip dengan adik bungsunya.








~

Malam hari di rumah keluarga Kim, Kibum mendatangi pamannya yang sedang berada di ruang kerjanya.

"Oh, Kibum... Ada apa Bum?" tanya Kangin sedikit terkejut karena keponakannya yang jarang sekali mendatanginya, kecuali jika ada hal yang benar-benar dianggapnya penting. Kini tiba-tiba datang.

"Paman, apa paman sedang sibuk?" tanya Kibum mendudukan dirinya di hadapan sang paman.

"Tidak, kau datang pas saat paman sudah menyelesaikan semua pekerjaan paman. Memangnya apa yang ingin kau tanyakan?" Kangin sudah hapal tujuan keponakannya yang satu ini.

"Soal Woojin" sahut Kibum singkat.

Kangin mengangkat sebelah alisnya saat mendengar jawaban sang keponakan yang cukup ambigu. Namun selang beberapa detik kemudian ia mengerti maksud keponakannya.

"Cepat atau lambat ingatan masa lalu Woojin akan kembali, Bumie" ujar Kangin yang mengerti arti dari gurat kegusaran yang terpancar di wajah Kibum.

"Tapi aku tak ingin jika nanti Woojin harus kembali ke keluarganya. Aku sudah terlanjur menyayanginya" sahut Kibum datar tanpa ekspresi.

"Apa yang membuatmu tiba-tiba mengatakan hal ini?"

"Nama aslinya Kyuhyun kan?"

Kangin menganggukan kepalanya.

"Teman baruku berkata jika dia kehilangan adiknya 8 tahun lalu, namanya sama. Aku takut kalau itu benar-benar Woojin" terang Kibum.


"Bukankah itu hal yang bagus Bum? Dia memang harus kembali pada keluarganya, kau harus menerima ini Bum" peringat Kangin.

Kibum diam terlalu malas untuk menanggapi ucapan sang paman, takutnya malah ribut.

"Sudahlah aku malas membahasnya" ujar Kibum berjalan keluar.

Kangin menghela napas melihat Kibum yang melenggang keluar dari ruang kerjanya. Ia sudah tahu jika Kibum akan seperti ini.

Seketika otaknya melayang pada kejadian di masa lalu, tepatnya 7 tahun lalu.




...

Sekelompok agen rahasia yang bermarkas di daerah Seoul sedang berkumpul di markasnya. Mereka sibuk membahas hal yang tengah menjadi pengawasannya, ada yang sibuk melihat data di komputer dan ada juga yang sedang menyusun strategi.

"Jadi bagaimana, apakah kita akan langsung melakukan penggerebekan?" tanya salah satu anggota polisi yang ikut bergabung membahas strategi yang direncanakan oleh kelompok itu.

"Ya, secepatnya kita harus menggerebek tempat itu. Karena mereka sudah mempersiapkan segala hal untuk mengambil organ dari anak-anak yang mereka culik" sahut anggota intelijen yang tak lain adalah Kim Kangin.

Sekolompok agen rahasia beserta polisi ini tengah mengawasi kasus penculikan anak untuk diambil organnya yang kemudian diperjual belikan. Komplotan penjahat ini bermarkas di daerah pinggiran kota Seoul di tempat kumuh bekas pabrik yang tidak terpakai. Disana terdapat puluhan anak yang sudah mereka culik, sebelum dilakukan pengambilan organ anak-anak tersebut mereka lebih dulu menyiksanya.

"Pak Kim ada info masuk, disana ada lagi satu anak yang menjadi korban penculikan. Usia anak itu 8 tahun dan dia ditemukan di taman saat sedang sendirian" rekan kerja menghampirinya untuk menyampaikan info tersebut.

"Kita harus terus mengawasinya, besok atau lusa kita harus membongkar kejahatan ini semua"

...



Senyum tipis itu tercetak di bibir Kangin. Kenangan yang indah dimana saat itu ia hidup dengan penuh kewaspadaan, karena hal itu pula anggota keluarganya bertambah.










...

"Eumpph...empphhh" seorang anak berkulit pucat dengan mata bulatnya itu kini sedang berusaha melepaskan ikatan yang menjerat kaki dan tangannya, mulut bocah ini pun dilakban. Ia menggerak-gerakkan badannya liar dengan harapan ia bisa terbebas dari ikatan tali yang telah membuat tangan dan kakinya memerah.

Seorang pria berperawakan dewasa menghampiri anak tersebut dan langsung membuka lakban yang membekap mulut anak itu dengan kasar.

"Akhhh"

"Apa kau tidak bisa diam hahhh? Sejak tadi kau terus bergerak. Kau mau mencoba melepas ikatan itu? Tidak bisa anak kecil!" bentaknya.

"Ahjussi... Kumohon lepaskan ikatan ini ahjussi.. Kyu mohon.. Biarkan Kyuhyun pulang hikss" anak kecil yang mengaku bernama Kyuhyun itu menangis ketakutan.

"Hahahaa kau takut ya.. Jangan harap kau bisa keluar dari sini. Asal kau tahu, kau dan teman-temanmu itu akan kuambil organ tubuhmu untuk dijual dan kalian akan mati hahahaaa" ucap pria itu seraya menunjuk Kyuhyun dan belasan anak seusianya yang ada di ruangan tersebut. Anak-anak itu semakin ketakutan, mereka sudah beberapa hari dikurung disana dan sudah beberapa kali pula mereka mencoba untuk kabur tapi usahanya selalu gagal karena para penjahat itu selalu bisa menangkapnya kembali. Akhirnya anak-anak itupun memilih pasrah selain takut jika akan dikasari, mereka juga lelah untuk mencoba kabur. Tenaganya seakan habis karena selama di tempat penyekapan mereka makan makanan yang tak layak. Mereka memilih untuk pasrah dan berharap jika orang tua mereka atau polisi akan menyelamatkan mereka.

"Ahjussi kalian jahat! Aku bisa melaporkan kalian ke polisi! Keluarkan aku dan teman-temanku dari sini!!!" Kyuhyun kecil meneriaki penculik yang ada dihadapannya.

Srraakk...

"Berani-beraninya kau membentakku dasar anak manja!" pria itu menjambak rambut Kyuhyun sangat kuat hingga kepalanya mendongak.

"Dengarkan aku baik-baik. Aku akan melepaskan ikatan ini tapi jangan harap kau akan bisa keluar dari ruangan ini. Karena kau bisa lihat kan di ruangan ini tidak ada jendela kecuali satu pintu yang selalu dijaga olehku dan teman-temanku" Kyuhyun menatap sekeliling ruangan itu, benar saja ia tidak menemukan satu jendela bahkan ventilasi pun tidak ada.

"Sudah. Kau bisa bebas bergerak tapi tidak untuk keluar" ujarnya setelah melepaskan ikatan Kyuhyun.

Kyuhyun bukan tipe anak penurut. Ia akan melakukan segala cara agar keinginannya dituruti. Seperti yang terjadi saat ini.

"Akhh sialan!" ringis si penculik saat Kyuhyun dengan begitu berani menggigit tangan kekarnya hingga mengeluarkan darah.

"Yakk apa yang kau lakukan hahhh?! Kau berani denganku bocah"

"Makanya keluarkan aku dari sini kalau tidak aku akan menggigitmu lebih keras" tantang Kyuhyun.

Anak-anak yang ada disitu terkejut dengan aksi Kyuhyun yang sangat berani itu.

"Ohhh kau menantangku!" seringai si penculik yang begitu menyeramkan.

Buaghhh

Dengan tidak begitu berperasaan dia membenturkan kepala belakang Kyuhyun pada tembok di belakangnya dengan sangat keras. Bukan sekali dua kali, dia melakukannya tiga kali berturut-turt sangat keras hingga berakhir dengan Kyuhyun yang tidak sadarkan diri.

"Dasar bocah lemah, cihh. Berani-beraninya dia menantangku" cibir si penculik menatap remeh tubuh Kyuhyun yang terkapar tak sadarkan diri.

"Apa kalian lihat-lihat hahh? Kau jangan melawanku jika tidak mau bernasib sepertinya" ancamnya pada anak-anak yang sedang menatap Kyuhyun prihatin.

...

Trak!

Saat jam belajar sedang berlangsung tiba-tiba saja Donghae menjatuhkan pulpennya. Kibum yang duduk di sebelahnya terkejut langsung bertanya.

"Hae, kenapa?"

"Tiba-tiba aku kesemutan Bum" jawab Donghae jujur.

"Oh begitu"

Kibum memilih untuk kembali menulis.

"Akhhh"

Terdengar kembali ringisan dari Donghae yang membuat Kibum menoleh ke arahnya lagi. Ia mendapati sahabatnya yang sedang membungkuk mengambil pulpen yang jatuh.

"Kau kenapa lagi sih?" tanya Kibum yang lagi-lagi merasa terganggu kegiatan menulisnya.

"Itu leherku serasa tersengat listrik saat membungkuk tadi"

"Jangan halusinasi deh. Kuperhatikan kau akhir-akhir ini sangat aneh" ujar Kibum sedikit sinis.

Donghae memilih terdiam merasakan segala rasa yang menimpanya. Seperti saat ini, matanya sedikit sakit saat digerakkan.

"Aku kenapa... Akhh melihat ke papan tulis rasanya buram sekali padahal tadi biasa saja" gumamnya dalam hati.





...

Suasana di tempat penyekapan itu sedang mencekam. Beberapa orang polisi sudah mengepung para penjahat yang tadi sempat melakukan perlawanan.

"Ayo ikut kami. Kalian ini sindikat penjual organ tubuh manusia. Jelaskan semuanya di kantor"

Akhirnya polisi dapat menggiring mereka.

Tersisalah sekelompok anak-anak bersama anggota polisi lain dan beberapa anggota intelijen.

"Anak-anak.. Kalian tidak usah takut ya, kalian akan ahjussi antar ke rumah kalian masing-masing. Kalian hapal alamat rumahnya kan?" tanya salah satu anggota intelijen, Kangin.

Semua anak itupun mengangguk. Terlihat jika wajah mereka berbinar karena akan kembali ke rumah. Tapi ada satu anak yang menarik perhatiannya, anak itu duduk di pojok ruangan dengan tatapan kosong.

"Hei adik kecil, kamu kenapa tidak bergabung bersama teman-temanmu?" ia bertanya seraya menyentuh pundak anak tersebut.

Anak itu tidak menjawab apapun, ia hanya menggelengkan kepalanya.

"Eumm... Namamu siapa?"

Lagi, anak itu hanya menggelengkan kepalanya.

"akhh..." tak lama kemudian anak itu menjambak rambutnya, wajahnya terlihat sangat kesakitan hingga akhir ia jatuh tidak sadarkan diri.

Kangin yang panik langsung mengangkatnya menuju mobil dan membawanya ke rumah sakit.


~

Kangin pulang ke rumahnya malam hari bersama anak kecil berwajah menggemaskan yang dituntun oleh tangan kanannya.

"Paman... Itu siapa?" tanya anak keponakannya saat melihat sosok anak kecil tersebut.

"Ini adikmu, paman antarkan kamu ke kamar dulu ya. Kamu harus istirahat" Kangin menuntun Woojin ke kamar kosong yang ada di rumahnya. Ia meninggalkan Kibum yang sedang kebingungan.

Tak berapa lama kemudian Kangin kembali mendatangi Kibum yang tengah duduk dan menatapnya seolah minta penjelasan.

"Kibum... Dengarkan paman ya, anak yang tadi itu adalah korban penculikan yang kebetulan kasusnya terbongkar oleh paman. Dia hilang ingatan karena saat diculik, kepalanya dibenturkan beberapa kali yang berakhir dengan dirinya amnesia. Paman tidak tahu orang tua, atau alamat anak itu makanya paman membawanya kesini. Tak apa kan? Dia untuk menemanimu juga" jelas Kangin.

Mata anak berwajah dingin itu berbinar mendengar penuturan pamannya. Ia akan memiliki teman di rumah, selama ini dia kan kesepian.

"Waaah paman.. Bumie senang akhirnya Bumie punya teman di rumah. Oh iya paman, siapa nama anak itu ?"

"Namanya itu Lee Kyuhyun, paman melihat nama yang terdapat di kaos bagian bawahnya"

"Paman, bagaimana kalau namanya diganti dengan Kim Woojin.. Lebih bagus kan?" tanya Kibum meminta persetujuan.

"Paman setuju saja denganmu Bumie" jawab Kangin seraya mengacak rambut keponakannya. Jarang sekali ia melihat Kibum tersenyum lebar.

Kibum ini memiliki kepribadian yang cuek. Kedua orang tuanya telah tiada dan dia adalah anak tunggal, sementara Kangin sendiri belum berkeluarga.



~

Sejak hari itulah Lee Kyuhyun menjalani kehidupannya sebagai seorang Kim Woojin. Namun sayang, kepribadiannya berubah dingin. Ia menjadi sangat tertutup dan jarang sekali bicara.

Ternyata sifatnya itu karena dia mengalami trauma. Karenanya, dua tahun setelah kejadian itu Kangin pindah ke London. Kebetulan ia sudah berganti profesi menjadi pekerja kantoran, dan saat itu juga dia dipercaya untuk memegang cabang perusahaan di London. Sejak tinggal di London lah kepribadian Woojin mulai kembali. Anak itu kembali ceria dan terbuka, bahkan sifat jahilnya yang sempat terpendam itu kini kembali.

Sementara itu keluarga Lee, sejak kehilangan Kyuhyun mereka membenci Donghae dan menyalahkannya akibat hilangnya Kyuhyun.

Yang membuat Donghae kuat adalah sang ayah. Ya, hanya ayahnya lah yang tidak menyalahkannya. Hal itu sedikit membuat Donghae bernapas lega. Namun, dua tahun setelah kejadian itu sang ayah meninggal karena sakit.

Sejak saat itu pulalah kehidupan seorang Lee Donghae semakin berat. Ia juga selalu berusaha mencari adiknya.

...







"Woojin!" panggil Donghae pada Woojin yang sedang berjalan keluar gerbang sekolah.

"Kenapa hyung?"

"Kyu... Kita pulang bersama ya" ajak Donghae.

Woojin berdecak.

"Ck!.. Lagi-lagi kau menyebutku Kyu. Sudahlah aku tak suka"

Woojin langsung melangkah cepat meninggalkan Donghae. Entah kenapa ia sangat tidak suka dengan panggilan 'Kyu', dia pun tak mengerti alasannya.

"Aishh Lee Donghae bodoh! Tuhh kan Kyu jadi pergi" rutuk Donghae.

"Jadi kau mengira jika Woojin itu adalah Kyuhyun, adikmu yang hilang?"

Tiba-tiba Kibum sudah berada di belakangnya dan bertanya dengan nada yang sangat dingin.

"Kibum..."

Donghae terkejut karena ia tertangkap basah oleh Kibum.

"Apa? Kau mau mengelak?"

"Ya. Aku memang benar mengira jika Woojin adalah adikku. Aku sangat mengenali wajah dan sifatnya yang tidak pernah berubah. Jadi katakan, jika Woojin bukanlah adikmu Kibum~ah!" ujar Donghae datar. Jarang sekali ia bicara dengan nada seperti ini.

"Hahaa ternyta aku pintar Lee! Woojin memang Kyuhyun, adikmu" jawab Kibum tertawa meremehkan.

"Kenapa dia bisa ada bersamamu Kibum?"

"Dia menjadi korban penculikan sindikat penjual beli organ manusia. Sangat kebetulan karena pamanku yang membongkar kasus ini. Dia amnesia, itulah yang menyebabkan dia tinggal bersamaku"

"Kau, kau jangan berharap aku akan mengembalikan adikmu itu padamu. Bermimpilah Lee Donghae!" ujar Kibum sebelum meninggalkan area sekolahnya.

Clak...

Tetesan air mata yang sejak tadi menggenang di pelupuk matanya kini telah terjatuh. Kenapa semuanya seperti ini? Pertanyaan itulah yang menari-nari di otak Donghae.

"Kyu, ternyata benar dugaan hyung. Tapi kenapa harus seperti ini hikss.." lirihnya.

Dari jarak yang sedikit jauh ada sosok Hyukjae yang sejak tadi melihat segala gerak-gerik Donghae. Hyukjae dibuat bingung tatkala Kibum meninggalkan Donghae yang terlihat menangis. Sepertinya pertengkaran sedang terjadi di antara mereka, tapi agak aneh juga kenapa sahabat sedekat mereka bisa bertengkar. Apakah masalah perempuan? Itulah pikir Hyukjae.

Dirinya memang tidak tahu perlihal Woojin karena dia memang belum pernah bertemu dengan anak itu. Mungkin saja kalau dia bertemu dia juga akan merasakan hal yang sama seperti Donghae.

"Ah aku bisa memanfaatkan momen ini agar anak bau amis itu tidak punya teman" seringai khas itu kembali muncul di wajah seorang Lee Hyukjae. Entahlah dia ini sangat suka melihat wajah kembarannya yang menderita.

Lee Hyukjae, di kembaranmu. Apa kau tak bisa merasakan segala rasa sakit dan penderitaannya?

Pekalah!







*TBC

Mohon maaf yaaa baru di up lagi sekarang...

Vote dan komentarnya jangan lupa yaa...😊😆

See You Next Chapter😘


#Jangan lupa juga berkunjung ke Eternal Sunshine😂

Continue Reading

You'll Also Like

178K 8.2K 105
In the vast and perilous world of One Piece, where the seas are teeming with pirates, marines, and untold mysteries, a young man is given a second ch...
210K 9.5K 59
Orm Kornnaphat's feelings for Lingling Sirilak have undergone a transformation over time. Initially, at the age of 11, Orm held an unromantic, platon...
1.3M 98K 73
▃▃▃▃▃ "𝗚𝗘𝗚𝗘 𝗛𝗔𝗦 𝗛𝗘𝗔𝗥𝗗 𝗠𝗬 𝗣𝗥𝗔𝗬𝗘𝗥𝗦!" 𝘀𝗵𝗲 𝘄𝗮𝘀 𝗰𝗮𝘀𝘁𝗲𝗱 𝗮𝘀 𝘁𝗵𝗲 #𝟭 𝘃𝗶𝗹𝗹𝗮𝗶𝗻𝗲𝘀𝘀 𝗯𝗲𝗰𝗮𝘂𝘀𝗲 𝘀𝗵𝗲 𝘄...
36.3M 1.1M 58
He's rude, he's arrogant and downright insolent. She's a damaged good with walls built so high it's a surprise even she can see over them. It's...