Playboy | Na Jaemin

Von rubycinnamons

217K 20.4K 2.6K

[✔️] ❝Kenalin aku Na Jaemin, laki-laki yang suka sama kamu dan cuma aku yang bisa milikin kamu, oke?❞ - Na Ja... Mehr

Pembuka
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Penutup
Behind The Story
criminal

Bab 50

5.7K 372 60
Von rubycinnamons

Ini chapter terakhir jadi panjang, sekitar 4100+ words tapi bakal ada epilog,
tenang aja


Happy Reading

Jaemin membaca surat medis Lami, apa ini juga dipalsukan oleh keluarga Lami? Jaemin melihat nama rumah sakit tersebut dan nama dokter yang tertera di surat medis itu

"Dokter Kang?"

Jaemin langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Hyunjin secepatnya

"Jin! Hyunjin!" ujar Jaemin tidak sabaran

"Hah? napa Jaem?" tanya Hyunjin bingung

"Jemput gue sekarang, gue dapetin hal gila disini," ujar Jaemin tidak santai, membuat Hyunjin mengernyit bingung

"Hal gila apa?" tanya Hyunjin

"Udah jemput aja," ujar Jaemin tidak menjawab pertanyaan Hyunjin

"Iya iya gue otw nih!" jawab Hyunjin

"Obat biusnya bener-bener bikin Lami lupakan sama apa yang gue lakuin ke dia?" tanya Jaemin

"Iya Lami gak bakal inget kok kalo lo yang nyuntik dia, efek samping dari obat itu bikin ingatan kita hilang sementara, makanya sebelum Lami inget itu semua kita harus gercep!" jelas Hyunjin

"Jangan lupa ajak Felix, kita gak langsung pulang ke rumah tapi ke rumah sakit," ujar Jaemin dan Hyunjin mengangguk

"Yaudah sekarang gue otw, bawa semua bukti-bukti yang lo dapet disana," ujar Hyunjin

"Yaudah gua bukain pintu kamar Lami dulu, tadi dia udah gue kunciin," ujar Jaemin dan langsung menutup sambungan teleponnya dengan Hyunjin

Jaemin langsung memasukkan beberapa dokumen rahasia tersebut dan langsung keluar dari kamar orang tua Lami

"Makasih bi udah jagain, bentar lagi saya mau pamit, makasih ya bi," ujar Jaemin sopan dan maid itu pun mengangguk

"Iya sama-sama den, semoga sukses ya rencananya," ujar maid tersebut dan Jaemin mengangguk semangat

Jaemin pun langsung kembali ke kamar Lami dan membuka kunci pintu kamarnya dan setelah itu ia langsung turun ke bawah untuk menunggu Hyunjin menjemputnya

"Kebenaran akan terungkap, tunggu aja!" gumam Jaemin sambil tersenyum sinis

••••

Hyunjin tidak lama berhenti di depan pekarangan rumah milik keluarga Lami dan Jaemin pun langsung keluar dari rumah Lami

Hyunjin dan Felix melihat Jaemin yang baru saja keluar dari gerbang rumah Lami dan naik ke dalam mobil milik Hyunjin

"Jaem, lo dapetin bukti apa?" tanya Hyunjin sambil melajukan mobilnya kembali

Jaemin mengatur nafasnya sebentar, "Mereka udah gila." ucap Jaemin

Sontak Hyunjin dan Felix pun mengernyitkan dahinya bingung, mereka tidak mengerti dengan ucapan Jaemin barusan

"Mereka gila kenapa Jaem?" tanya Felix

"Keluarga mereka licik, mereka banyak ngelakuin tindakan kriminal, mulai dari penggelapan dana sampai penyelundupan barang ekspor secara ilegal," jelas Jaemin

"Gue sangat menyayangkan dengan kebiasaan ayah gue yang selalu tanda tangan kontrak atau surat tanpa dibaca dulu, karena ayahnya Lami bakal ambil alih perusahaan ayah gue sepenuhnya kalau gue nikah sama Lami,"

Hyunjin dan Felix pun terkejut

"Holy shit?! jadi mereka pengen ambil alih perusahaan ayah lu demi keuntungan mereka sendiri?" tanya Felix dan Jaemin mengangguk

"Karena perusahaan ayah Lami hampir bangkrut makanya dia ngelakuin hal ilegal gitu buat nyelametin perusahaannya," jelas Jaemin

"Terus masalah surat medis gimana?" tanya Hyunjin yang sebenarnya masih terkejut dengan hal yang ia dengar barusan

"Gua udah ambil suratnya, kita sekarang ke rumah sakit sekarang tempatnya gue tau dimana," ujar Jaemin

"Dimana?" tanya Hyunjin

"Harvey Hospital, rumah sakit ternama di Bandung," ujar Jaemin

(AN : so gue bakal pake nama rumah sakit karangan gue sendiri, karena terlalu gimana gitu kalau pake rumah sakit yang ada di kehidupan nyata.)

"Oke kita langsung kesana!" ujar Hyunjin dan langsung membanting stirnya mutar balik arah mobilnya

Jaemin menghela nafas lega, penyelidikannya tinggal membutuhkan beberapa hari lagi menuju pengungkapan kebenaran

••••

Harvey Hospital, Bandung

Jaemin dan kedua temannya sudah berada di rumah sakit yang ada di surat medis milik Lami dan mereka pun langsung ke resepsionis rumah sakit

"Selamat siang sus!" sapa Jaemin

"Siang mas, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin bertemu dengan Dokter Kang karena saya ada perlu dengan beliau," ujar Jaemin

"Sebelumnya apakah sudah membuat janji dengan beliau karena beliau sedang sibuk sekarang," tanya suster tersebut

"Oh belum sih sus tapi calon istri saya pernah konsultasi dengan Dokter Kang, jadi saya ingin tanya-tanya tentang perkembangan kehamilan calon istri saya nanti," ujar Jaemin berbohong

"Tapi maaf kalau belum buat janji kalian tidak bisa bertemu dengan beliau, mohon maaf," ujar suster itu sopan

Hyunjin menghela nafas kasar, "Suster tau Tuan Hwang Minhyun kan?" tanya Hyunjin dan suster itu pun mengangguk

"Saya tau, beliau adalah pemegang saham terbesar Harvey sekarang," jawab suster itu

"Saya anaknya, jadi tolong tunjukkan dimana ruangan Dokter Kang, karena kita ada perlu dengan beliau," ujar Hyunjin tajam

Suster itu pun sedikit ciut mendengar penuturan Hyunjin yang penuh penekanan itu dan suster itu pun membungkuk minta maaf

"Saya minta maaf, saya akan kasih tau dimana Dokter Kang berada,"

"Well, where is he?" tanya Felix yang sedikit kesal dengan suster ini yang mempersulit rencananya dan teman-temannya

"Dokter Kang ada di lantai 10, dia adalah pimpinan disini jadi ruangannya ada disana," jawab suster itu dan mereka bertiga pun langsung menuju ke lift dan memencet tombol lantai 10

"Ternyata keluarga Lami bayar dokter mahal juga," gumam Jaemin

"Selicik itu kah mereka? gue gak nyangka sama mereka," ujar Hyunjin dan Felix pun mengangguk setuju

"Sebentar lagi bukti-bukti kita akan lengkap," ujar Felix

Tidak lama kemudian, lift berhenti tepat di lantai 10 dan mereka pun langsung mencari ruangan manager dan mengetuknya pelan

"Permisi?" ujar Jaemin sopan

"Silahkan masuk,"

Jaemin dan kedua temannya pun masuk ke dalam ruangan tersebut

"Selamat siang, kalian siapa ya?" tanya Dokter Kang bingung

"Kami bertiga ada perlu sama dokter, bolehkah kami bertiga duduk terlebih dahulu?" tanya Hyunjin dan Dokter Kang tersentak sedikit

"O-Oh iya silahkan duduk," ujar Dokter muda itu dan mereka bertiga pun duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut

"Ngomong-ngomong kalian ada perlu apa ya sampai harus menemui saya?" tanya dokter tersebut bingung

Jaemin pun langsung membuka tasnya dan meraih surat medis tentang kehamilan milik Lami dan melemparnya ke meja

"Dokter Kang, Kang Daniel lebih tepatnya. Apakah betul kalau anda yang membuat surat medis tentang kehamilan perempuan bernama Lami?" tanya Jaemin dingin dan datar

Dokter yang ternyata bernama lengkap Kang Daniel itu pun terdiam, ia sedikit terkejut saat mendengar penuturan Jaemin

"G-Gimana kamu t-tau?" tanya Daniel bingung dan Jaemin tersenyum

"Sekarang jawab pertanyaan saya dengan jujur, apakah anda disuruh memalsukan surat medis itu?" tanya Jaemin tajam

Nafas Daniel tercekat, ia meremat jas dokternya itu, mukanya tampak gugup dan menatap Jaemin dengan tatapan kosong

"O-Oh enggak kok, emang itu Lami benar-benar hamil," jawab Daniel dan mata Jaemin memicing

"Saya calon suaminya Lami yang kena tuduh atas kehamilan Lami, saya tanya sekali lagi! apa benar Lami beneran hamil?" tanya Jaemin menajam

"Iya, Lami memang hamil dan bukannya kamu yang membuat Lami hamil seperti itukan?" tanya Daniel yang mulai santai

Entah keberanian dari mana tetapi Daniel menjadi seberani itu

"Jangan bohong Dokter Kang, kami semua udah ngumpulin semua bukti tentang pemalsuan kehamilan Lami, jadi sampaikan kepada kami, apakah itu surat medis palsu?" tanya Hyunjin lebih tajam

"Maaf, itu bukan surat medis palsu, itu memang benar bahwa Lami tengah mengandung anak," jawab Daniel

Felix menghela nafas kasar, "Anda dibayar berapa sama ayahnya Lami sehingga anda terus menutup mulut dan berbohong seperti ini."

Ucapan Felix sontak membuat Daniel terdiam, dokter ini seperti terkena skakmat dari Felix

"So tell us the truth, now!" tekan Felix yang mulai kesal dengan Daniel

Hyunjin pun diam-diam mengaktifkan voice recorder di ponselnya sebagai barang bukti tetapi sebelum itu diaktifkan Jaemin kembali membuka mulutnya

"Kasih tau kami hal yang sebenarnya, saya yakin anda belum menerima bayaran dari ayahnya Lami karena ayahnya Lami sedang berada diujung kebangkrutan perusahaannya, jadi buat apa anda bekerja sama dengan pria tua itu," ujar Jaemin tajam

Hyunjin pun langsung mengaktifkan voice recordernya

Pria bernama Kang Daniel ini tampak menghela nafas kasar, semua yang dikatakan oleh Jaemin semuanya benar, ia belum mendapat bayaran dari ayahnya Lami, Marius

"Benar, Tuan Marius meminta saya untuk memalsukan surat medis untuk anaknya, karena Marius ingin mengambil alih perusahaan milik Tuan Jeffrey dan saya dijanjikan diberi uang sebanyak satu miliar jika saya memalsukan surat medis itu," ungkap Daniel

Jaemin tersenyum sinis

"Tetapi sampai sekarang saya belum mendapatkan bayarannya sepeser pun, katanya saya akan dibayar setelah Marius mengambil alih perusahaan Jefrrey, Marius menipu Jeffrey karena ia tahu jika Jeffrey tipe orang yang mentandatangani kontrak tanpa membacanya terlebih dahulu,"

••••

Dua minggu kemudian...

Semua pelajar yang duduk di kelas 12 sudah menyelesaikan ujian kelulusan mereka beberapa hari yang lalu

Jaemin pun dengan kedua temannya siap menghancurkan acara pernikahan Jaemin dan Lami yang akan dilaksanakan di rumah milik keluarga Jaemin

Jaemin pun sudah ditelepon tiga kali oleh bundanya, Jaemin pun sudah memanggil polisi untuk menangkap oknum bernama Marius itu serta keluarganya

"Ayo Jaem, Hyunjin udah ke basement," ujar Felix dan Jaemin pun mengangguk, ia tidak memakai setelan jas atau apapun di pernikahan nanti

Untuk apa? toh nanti ia tidak akan menikah dengan Lami, ia hanya memakai setelan kaos putih polos dengan outer kemeja kotak-kotak dan celana jeans biru sebagai bawahan

Jaemin dan Felix pun langsung turun ke lobby karena Hyunjin sebentar lagi sampai di lobby dan tidak lama kemudian saat mereka ke lobby apartemen, mobil Hyunjin pun berhenti di depan lobby

Jaemin dan Felix pun langsung naik ke dalam mobil Hyunjin

"Flashdisk udah siap?" tanya Hyunjin dan Jaemin pun mengangguk

Mereka hanya membawa flashdisk dan laptop karena semua bukti yang telah mereka kumpulkan sudah dipindahkan di flashdisk tersebut

Hyunjin pun langsung melajukan mobilnya meluncur menuju rumah Jaemin yang tidak terlalu jauh dari apartemennya

Mereka membagi tugas, Jaemin dan Felix akan mengungkap kebenarannya di rumah Jaemin dan Hyunjin berencana untuk memberi tahu hal ini kepada Nara, entah tujuannya apa

••••

Jaemin turun dari mobil Hyunjin dan ia melangkahkan kakinya menuju ke rumahnya, ia sudah lama tidak menginjakkan kakiknya di rumah ini

Sudah sebulan lebih dia diusir oleh kedua orang tuanya, ia pun tersenyum miris mengingat kejadian itu

Ia pun mulai membuka pintu rumah milik keluarganya perlahan, ada rasa gugup di dalam dirinya

Saat ia membuka pintunya sontak seluruh atensi yang berada di rumah itu menatap ke arahnya

"Jaemin? k-kamu kok gak pake baju formal?" tanya Renata yang langsung bangkit berdiri menghampiri

Jaemin tersenyum tipis, "Emang kenapa bun kalo aku gak pake baju formal?" tanya Jaemin santai dan Renata mengernyit

"Lah? kan kamu mau dinikahin sama Lami, kok baju kamu malah santai begini?" tanya Renata bingung

Jaemin tersenyum tipis ke arah bundanya dan ia alihkan atensinya menatap kedua orang tua Lami yang kini menatapnya, Jaemin tersenyum sinis

Jaemin kembali menatap ke arah bundanya, "Aku gak akan nikah sama Lami bun!" tegas Jaemin

Sontak semua yang berada di rumah Jaemin terkejut dan menatap Jaemin tidak percaya, Renata pun mengernyitkan dahinya bingung

"Jaem, kok kamu tiba-tiba ngomong gitu kan kamu yang—!"

"Enggak bun, itu semua palsu!" jawab Jaemin tegas dan menatap tajam kedua orang tua Lami serta anak mereka, Lami sendiri

"APA-APAAN KAMU, TIBA-TIBA MEMBATALKAN ACARA PERNIKAHAN INI?? DIMANA ETIKAN KAMU?" tanya Wina membentak, Jaemin mendecih dan tertawa kecil

"Kamu apa-apaan Jaem? kami semua udah merencanakan ini dari jauh-jauh hari dan kamu membatalkannya? padahal ini semua karena ulah kamu loh?!" tanya Jeffrey, ayah Jaemin bingung

Jeno pun tampak terkejut mendengar penuturan Jaemin tadi, ia menatap kembarannya bingung

Jaemin tertawa sinis, "Yah, aku gak pernah ngelakuin itu ke Lami, keluarga mereka yang merencanakan semua ini." desis Jaemin

"KAMU KALAU NGOMONG JANGAN SEMBARANGANNYA YA, JAGA MULUT KAMU!!" kini Marius, ayahnya Lami yang membentak

Felix pun tampak memberikan laptopnya ke Jaemin, laptopnya pun sudah dipasang flashdisk miliknya, Jaemin mengambil laptop tersebut

"Anda ingin berbohong? apakah ayah saya sebodoh itu di mata anda sampai-sampai anda ingin menipu ayah saya?" tanya Jaemin dengan nada rendah dan tatapannya menatap tajam ke arah Marius

"Menipu? kamu ini masih muda udah bisa fitnah aja ya kamu? gak pernah di didik ya?" tanya Marius yang sudah mulai kesal

"Kamu ngomong apa Jaemin? jangan nuduh yang enggak-enggak, ini udah jelas-jelas salah kamu tapi kamu malah menyalahkan orang lain!" desis Renata menatap anaknya tidak percaya

Lami dan Jeno pun hanya diam menjadi penonton, pendeta yang akan menikahkan mereka pun juga terdiam

"Saya menuduh? anda cukup pintar ayah mertua, tapi saya lebih pintar dari pada anda!" desis Jaemin tajam sambil menekankan kata 'ayah mertua'

Jaemin pun langsung menyetel videonya saat berada di club, "Mari saya tunjukkan buktinya kepada kalian semua!"

Jaemin pun meletakkan laptopnya di meja dan membiarkan semua orang yang berada di rumah keluarganya dapat menontonnya

"Ini saya saat mulai mabuk di club tersebut dan tidak lama kemudian saya pingsan dan tak sadarkan diri!" jelas Jaemin

Mereka semua langsung fokus menonton video yang ditunjukkan Jaemin

"Tetapi sebelum saya benar-benar pingsan, Lami menghampiri saya," jelas Jaemin, "Dia bawa saya ke kamar yang telah saya pesan di club sana!"

Video pertama pun telah selesai, kini Jaemin ingin menunjukkan video kedua dimana video itu berasal dari kamarnya

"Dunia ini jahat ya, ini adalah video saat saya berada di kamar, saya juga tidak menyangka akan ada kamera tersembunyi di kamar itu tetapi itu sangat menguntungkan bagi saya," jelas Jaemin

Mereka semua mulai menonton video kedua itu, mereka semua melihat perempuan yang mirip dengan Lami—bukan itu memang Lami

Lami tengah menelanjangkan tubuh Jaemin sepenuhnya, hal itu membuat seluruh orang diseisi rumah pun terkejut

"Lami menelanjangkan saya, ini sudah termasuk tindakan pelecehan," jelas Jaemin, "Dan setelah Lami melepaskan seluruh pakaian saya, ia membuka pakaiannya dan tidur di sebelah saya, seolah-olah saya telah melakukan sesuatu terhadap dirinya."

Jaemin menatap Lami tajam, perempuan itu pun menunduk tidak berani membalas tatapan Jaemin

Kedua orang tua Jaemin pun terkejut akan hal itu, "Tapi ini belum menunjukkan kebenaran yang sebenarnya."

"Dan setelah saya mendapat video itu, akhirnya saya mulai mencari tahu surat medis milik Lami dibuat dimana dan setelah saya mengetahuinya ternyata Tuan Marius membayar dokter disana untuk membuat surat medis palsu atas kehamilan Lami," jelas Jaemin

Sontak semuanya terkejut, terkecuali keluarga Lami

"APA-APAAN KAMU HAH? KAMU NUDUH SAYA YANG ENGGAK-ENGGAK? JANGAN MAIN-MAIN KAMU DENGAN SAYA!" bentak Marius tidak terima

Jaemin tertawa, "Saya gak sudi bermain-main dengan CEO yang akan bangkrut seperti anda." sinis Jaemin

"Kamu?" Marius ingin menghampiri Jaemin dan menghajar Jaemin tetapi tangan Marius langsung ditahan oleh pendeta dan Felix

"Ini bukti ketiga bahwa keluarga Marius memalsukan kehamilan Lami," ujar Jaemin dan langsung menyetel voice recorder yang waktu itu di rekam oleh Hyunjin

Mereka pun menutup mulut mereka dan mulai mendengarkan voice recorder tersebut

"Benar, Tuan Marius meminta saya untuk memalsukan surat medis untuk anaknya, karena Marius ingin mengambil alih perusahaan milik Tuan Jeffrey dan saya dijanjikan diberi uang sebanyak satu miliar jika saya memalsukan surat medis itu,"

"Tetapi sampai sekarang saya belum mendapatkan bayarannya sepeser pun, katanya saya akan dibayar setelah Marius mengambil alih perusahaan Jefrrey, Marius menipu Jeffrey karena ia tahu jika Jeffrey tipe orang yang mentandatangani kontrak tanpa membacanya terlebih dahulu,"

"Lami tidak pernah hamil, itu hanya rencana licik dari Marius saja,"

Voice recorder itu mati dan lagi-lagi semua yang ada di rumah Jaemin terkejut setengah mati, mereka semua tidak menyangka dengan kelakukan licik keluarga Lami

"Ini adalah pernyataan dari Dokter Kang sang pembuat surat medis palsu tentang kehamilan Lami." ujar Jaemin

Jaemin menatap bundanya, "Jadi gimana bunda? apakah bunda masih mau nuduh aku?" tanya Jaemin dan Renata pun bungkam

Ia masih tidak bisa berkata-kata

"Mungkin ini saja belum cukup, ada beberapa hal lagi yang ingin saya ungkapkan disini," lanjut Jaemin

"A-Apa Jaem?" tanya Jeffrey yang masih terkejut tidak menyangka

Jeno pun terdiam, ia benar-benar tidak percaya akan hal ini, ternyata adik kembarnya tidak pernah melakukan hal keji seperti itu

"Saya membawa beberapa bukti bahwa Tuan Marius telah melakukan penggelapan dana, transaksi ilegal, penyelundupan barang ekspor ilegal, serta surat perjanjian pernikahan yang ditanda tangani ayah," ungkap Jaemin

"Isi surat itu adalah jika saya dan Lami menikah, maka perusahaan Jeffrey Corporation sepenuhnya akan diambil alih oleh Marius dan ayah sudah mentandatangani surat ini," ujar Jaemin sambil menatap ayahnya

Jeffrey terkejut, "B-Bagaimana bisa?"

"Kecerobohan ayah diketahui oleh si licik Marius ini jadi dia menjebak ayah dan kita semua, tapi untungnya aku nemuin ini semua, kalau enggak?! bisa aja kita jadi gembel nanti," ujar Jaemin sambil tersenyum getir

Tiba-tiba dari pintu rumah Jaemin masuklah beberapa polisi yang siap menangkap keluarga Marius

"Selamat sore kami dari pihak kepolisian mendapat laporan atas penggelapan dana, transaksi ilegal, penyelundupan barang ekspro ilegal, serta penipuan terhadap keluarga Bapak Jeffrey, atas laporan ini kami akan menangkap Bapak Marius, Ibu Wina serta saudari Lami yang menjadi tersangka atas laporan ini," ujar polisi dan langsung memborgol tangan mereka bertiga

"ENGGAK! SEMUA PALSU! INI SEMUA HANYA AKAL-AKALAN ANAK GAK TAU DIRI INI!!" bentak Wina meronta-ronta mencoba melepaskan borgol tersebut

"INI SEMUA FITNAH!!! INI BOHONG!! JANGAN PERCAYA ANAK ITU, PAK!! SAYA GAK PERNAH MELAKUKAN HAL ITU!! SAYA GAK PERNAH MELAKUKAN ITU!!!" teriak Marius tidak terima

"Tidak ada waktu untuk menyampaikan pembelaan, silahkan sampaikan di kantor polisi nanti," ujar salah satu polisi tersebut dan menarik keluar mereka bertiga

Setelah mereka bertiga keluar dari rumah keluarga Jaemin

Jaemin pun menatap pendeta yang sedari tadi menunggu di sofa, "Maaf pak pendeta, pernikahannya dibatalkan karena mempelai wanita sudah ditangkap, saya juga tidak mau menikah dengan dia." ujar Jaemin

"Tidak apa-apa, Tuhan selalu tepat waktu mengungkapkan semuanya, semoga kamu selalu diberkati Tuhan ya nak, saya pamit dulu," jawab pendeta itu ramah

"Makasih pak, Tuhan memberkati!" jawab Jaemin dan pendeta itu pun keluar dari rumah keluarga Jaemin

Kedua orang tua Jaemin serta Jeno masih terdiam, mereka masih terlalu terkejut dengan apa yang telah terjadi, mereka sangat terkejut dengan kenyataan yang mereka terima

Ada perasaan senang dan lega dalam hati mereka masing-masing

"Bunda, ayah, Jeno bagaimana kejutannya?" tanya Jaemin dan mereka masih terdiam

"Bunda.....b-bunda minta maaf Jaem karena lebih percaya sama mereka dibanding kamu," ujar Renata menyesal dan Jaemin tersenyum tipis

"Ayah juga minta maaf Jaem atas kelakuan ayah sebulan yang lalu dan ayah juga berterima kasih sama kamu, kalo bukan karena kamu, mungkin kita benar-benar akan menjadi gembel nantinya,"

"Aku gak pernah marah sama kalian kok, mungkin waktu itu kalian udah kemakan sama omongan dua iblis itu," jawab Jaemin lembut

Jaemin menatap ke arah Jeno, "Jen?"

Jeno menatap Jaemin sejenak dan ia berdiri lalu langsung menghamburkan badannya memeluk Jaemin, "Maaf Jaem, gua minta maaf! gua juga malah percaya sama om Marius, maaf Jaem!" ujar Jeno penuh penyesalan

Jaemin membalas pelukan Jeno dan mengusap-usap bahu kakak kembarnya lembut, "Lo gak ngelakuin salah apapun ke gue kok, jadi buat apa lo minta maaf?" tanya Jaemin

"Lo hebat Jaem, gua salut sama lo," ujar Jeno dan Jaemin tersenyum

"Akhirnya lo bisa dapet peluang buat dapetin Nara lagi Jaem," ujar Felix

Jaemin pun tersenyum tipis

"Gua berubah pikiran Lix," ujar Jaemin, ucapan Jaemin membuat seisi rumah terkejut, apalagi Felix dan Jeno

"Hah? berubah pikiran apa maksud lo Jaem?" tanya Felix terkejut

"Gue bakal pergi ke luar negeri, gue udah urusin semuanya dari tiket pesawat, apartemen, dan tempat kuliah, gua udah urus semuanya," ujar Jaemin

Sontak kedua orang tuanya pun ikut terkejut

"Kamu mau kuliah di luar negeri Jaem? kok dadakan? gak bilang-bilang lagi," ujar Renata terkejut

"Jaem, lo bercanda kan?" tanya Jeno dan Jaemin pun menggeleng pelan

"Enggak bercanda, gue entar malem langsung ke bandara," ujar Jaemin

Lagi-lagi mereka terkejut

••••

"Jadi semuanya cuma jebakan Lami, Nar! Jaemin gak ngelakuin semua itu," jelas Hyunjin, laki-laki itu baru saja menjelaskan semuanya ke Nara dan dari tadi perempuan itu terdiam dan menyimak

Tanpa Nara sadar ia menitikkan air matanya, ia sudah menuduh dan memaki Jaemin yang enggak-enggak, ia merasa bersalah

Ia menyesal dengan perbuatannya dengan Jaemin, ia juga dengan mudah mempercayai Lami yang jelas-jelas berbohong kepada dirinya

"Nar, gue tau lo nyesel tapi jangan nangis kaya gini," ujar Hyunjin lembut dan Mark juga yang dari tadi mendengar penjelasan Hyunjin juga ikut terkejut

Mark mengusap pelan pundak Nara, "Udah jangan nangis, lo selesaiin sana sama Jaemin, gue yakin Jaemin gak pernah kecewa dan marah sama lo, percaya sama gue." ujar Mark menenangkan

"Iya mending lo ke rumah Jaemin sekarang, dia ada di—" ucapan Hyunjin terpotong saat ponselnya tengah berbunyi

Hyunjin merogoh ponselnya yang ada di kantong

Felix menelponnya

"Halo Lix, ada apa?" tanya Hyunjin

"Cepet ke bandara sekarang, Jaemin bakal ke Jerman sekarang!" ujar Felix dan Hyunjin terkejut, ia mengernyitkan dahinya tidak mengerti

"Hah Jaemin ke Jerman? serius lo? kok dadakan banget sih?" tanya Hyunjin

"Gua juga gak tau, ternyata Jaemin udah urusin ini semua selama kita penyelidikan, cepet bawa Nara ke Jakarta sekarang! keluarga Jaemin udah otw kesana!" ujar Felix

"Jaemin gila!" desis Hyunjin dan langsung memutuskan sambungan teleponnya sepihak

'Kita ke bandara sekarang, Jaemin mau ke Jerman, kita kesana sebelum terlambat," ujar Hyunjin dan langsung bangkit dari duduknya

Nara pun terkejut, "Jaemin ke Jerman?" tanya Nara dan Hyunjin mengangguk

"Ayo kesana, sebelum lo terlambat Nar!" ujar Hyunjin dan Nara pun mengangguk lalu ia langsung siap-siap mengganti bajunya dan membawa beberapa keperluannya seperti dompet dan ponselnya lalu menyusul Hyunjin

"Tunggu! gue ikut!" ujar Mark dan Nara pun mengangguk, "Gue tunggu di mobil ya." ujar Nara dan Mark mengangguk

••••

Jaemin menarik kopernya, ia memeluk kedua orang tuanya terlebih dahulu sebagai tanda perpisahan mereka 4 tahun ke depan

"Belajar yang bener ya sayang disana, jangan macem-macem," ujar Renata yang kini sudah berkaca-kaca

Ia sebenarnya tidak rela melepas Jaemin secepat ini, tetapi ini sudah menjadi pilihan anaknya. Toh, anaknya juga sudah mengurus semuanya sendiri

"Kamu baik-baik disana ya," kini ayahnya yang mulai memeluk tubuh Jaemin dan Jaemin pun tersenyum lalu mengangguk

"Siap!" jawab Jaemin sambil bergaya hormat dan kedua orang tuanya tersenyum melihat keceriaan Jaemin sekarang

Jaemin menatap Jeno lalu langsung memeluk kembarannya itu, "Belajar yang bener ya disana Jaem, sehat terus disana."

"Lo juga Jen, sehat terus disini, jagain Siyeon bener-bener, semoga lo bisa tidur tanpa gue kan udah sebulan tidur tanpa gue," kekeh Jaemin

Sontak air mata Jeno lolos keluar dari mata laki-laki tersebut, ia merasa berat hati meninggalkan adik kembarnya, jujur ia sangat menyayangi adik kembarnya itu

Ia masih merasa Jaemin belum cukup dewasa untuk jauh dari orang tua, rasanya ia ingin melarang adik kembarnya itu untuk pergi, tetapi ia juga tidak bisa apa-apa karena ini udah keputusan adiknya

"Jen? kok nangis?" tanya Jaemin bingung, ia berusaha menyunggingkan senyumannya walaupun sebenarnya Jaemin juga ingin menangis sekarang

Tetapi Jaemin menahannya, ia harus terlihat kuat dihadapan kembarannya

"Gue masih belum siap ngelepas lo Jaem, lo belum cukup dewasa buat jauh dari orang tua," lirih Jeno dan Jaemin tersenyum

"Bang Jen, percaya sama gue, gue bisa jaga diri kok dan tenang aja, gue disana cuma 4 tahun jadi tunggu gue pulang aja," ujar Jaemin meyakinkan

Tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya

"Na!" panggil seseorang dan sontak Jaemin langsung membalikkan badannya, betapa terkejutnya ia, ia melihat Nara di hadapannya sekarang

"Nara?" Jaemin masih tidak menyangka bahwa Nara ada di hadapannya dan Nara pun langsung menghamburkan badannya memeluk Jaemin

"Maaf Na, aku minta maaf!" lirih Nara dan tangisan perempuan itu pun langsung pecah, Jaemin pun membeku

Ia perlahan membalas pelukan Nara, sungguh air mata Jaemin juga tidak bisa ditahan, Jaemin menitikkan air matanya

"Jangan pergi Na, aku kangen sama kamu," lirih Nara sambil nangis sesenggukan

Hati Jaemin teriris mendengar penuturan dari Nara, suaranya terdengar pilu dan putus asa, Jaemin sebenarnya tidak ingin meninggalkan Indonesia, tetapi ini sudah keputusannya

Ia merasa tidak pantas untuk Nara, Nara terlalu berharga dan sempurna untuk dirinya, Jaemin takut

Jaemin takut jika ia kembali bersama Nara, ia akan menyakiti hati perempuan itu lagi, ia tidak ingin Nara terluka lagi karena dirinya

"Maaf Nar, aku gak bisa, a-aku harus pergi," lirih Jaemin, hatinya mencelos, rasanya kalimat itu tidak ingin ia sampaikan tetapi mau bagaimana pun ia harus sampaikan kepada Nara

Nara melepas pelan pelukan Jaemin dan mendongakkan wajahnya menatap laki-laki tampan itu, "Kenapa Na? kenapa kamu harus pergi?"

"Apa aku udah keterlaluan sama kamu? apa aku udah nyakitin hati kamu? bilang Na bilang!" ujar Nara yang tangisannya pun semakin pecah

Semua orang yang ada di sekitar mereka pun hanya diam, mereka juga sama-sama sedih menatap Jaemin dan Nara

Mark pun tampak iba menatap adiknya itu, mereka sudah benar-benar mencintai satu sama lain, cinta mereka sudah sangat dalam—Mark dapat merasakan itu

"Gak Nar, bukan kamu tapi aku," ujar Jaemin, tangisan laki-laki itu pun berubah menjadi isakan pelan

"Aku ngerasa gak pantas, aku gak pantas berdampingan sama kamu Nar, aku udah sering nyakitin kamu, kamu perempuan berharga Nar, aku gak pantas dapetin kamu lagi," lirih Jaemin

Nara menggeleng, "Enggak Na, kamu pantas Na! aku sayang sama kamu Na, jangan pergi!" tangisan Nara kembali pecah, perempuan itu menunduk ke bawah

Kedua orang tua Jaemin pun menitikkan air matanya melihat kisah anaknya, baru lulus SMA tapi rasa cinta mereka satu sama lain sangat kuat

Tangisan Jeno belum reda, ia menatap iba ke arah Jaemin maupun Nara

"Maaf Nar, aku gak bisa, mungkin saat ini aku gak bisa sama kamu, tapi kita gak tau rencana Tuhan nanti, kalo kita jodoh aku yakin kita akan kembali bersama kok Nar, aku yakin itu," ujar Jaemin sambil menghapus air mata Nara

Jaemin mengusap air matanya pelan, "Aku pergi ya!" pamit Jaemin dan laki-laki itu pun perlahan menjauh dari Nara

Jaemin menarik kopernya dan menatap Nara sekilas, "Kamu sehat terus ya." lirih Jaemin dan laki-laki itu pun langsung masuk ke dalam bandara

"NA!! JANGAN PERGI!!"

"NAAA!!!"

"NA JAEMIN!!"

Tubuh Nara ambruk, ia menangis menatap kepergian Jaemin, ia masih belum melepas Jaemin, ia sudah terlalu mencintai laki-laki itu

Hati Jaemin mencelos mendengar teriakan itu, hatinya kembali teriris. Tapi ia tidak ingin berbalik menatap Nara

Itu hanya membuat dirinya semakin terluka, "Aku yakin kita akan dipertemukan kembali Nar."
gumam Jaemin



















INI BUKAN AKHIR YANG SEBENARNYA.




Ini beneran last chapter gais tapi letak endingnya bukan disini, ending sebenarnya ada di epilog nanti

so stay tune buat chapter terakhir besok

salam dari duo kembar ini :)


LR.
Playboy, 2020

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

31.6K 4.1K 49
Seorang fangirl bernama Kinara yang tanpa sengaja melangkah ke arah takdirnya untuk bertemu dengan sosok sang idola. Zhong Chenle. Apakah ini hanya h...
1M 86.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
26.1K 2.3K 16
[17122018] ranked #16 on Nakamoto Yuta! [17122018] ranked #84 on Alternative Universe! [20180722] ranked #53 on nct2018! [20180731] ranked #10 on kim...
28.1K 4K 37
[COMPLETED] [SPIN-OFF from CHOICE] "gue bisa dengan mudahnya bilang 'i love you', tapi cuman bisa dalem hati doang sih.." ㅡ Nam Chaera *lowercase le...