SILENTKILLER (Naja Mahatma)

By sabrina1928

6.2M 369K 331K

(Sudah di terbitkan oleh penerbit Loveable.redaksi) FOLLOW DULU SEBELUM BACA || TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU... More

Prolog
Cast SK
ā€¢Silentkiller 01ā€¢
ā€¢Silentkiller 02ā€¢
ā€¢Silentkiller 03ā€¢
ā€¢Silentkiller 04ā€¢
ā€¢Silentkiller 05ā€¢
ā€¢Silentkiller 06ā€¢
ā€¢Silentkiller 07ā€¢
ā€¢Silentkiller 09ā€¢
ā€¢Silentkiller 10ā€¢
ā€¢Silentkiller 11ā€¢
ā€¢Silentkiller 12ā€¢
ā€¢Silentkiller 13ā€¢
ā€¢Silentkiller 14ā€¢
ā€¢Silentkiller 15ā€¢
ā€¢Silentkiller 16ā€¢
ā€¢Silentkiller 17ā€¢
ā€¢Silentkiller 18ā€¢
ā€¢Silentkiller 19ā€¢
ā€¢Silentkiller 20ā€¢
ā€¢Silentkiller 21ā€¢
ā€¢Silentkiller 22ā€¢
ā€¢Silentkiller 23ā€¢

ā€¢Silentkiller 08ā€¢

101K 14.7K 24.8K
By sabrina1928

Ada yang nantang aku bisa gak update tiap hari kayak Leo? Wah bisa bgt.

Tpi kalian bisa ga spam next satu chapter 20k komen? Kalo bisa aku jalanin update tiap hari haha

LOVE U ALL! THANK U JANGAN LUPA VOTE DAN SPAM NEXT

Salam dari Naya : Mail lovers


Naya sudah siap dengan seragam sekolahnya, ciri khas Naya adalah rambutnya di gerai dan terlihat seperti gadis pendiam, yang pada aslinya justru tidak. Naya seperti biasa memesan "amang" ojek andalannya dan tak lama ojek yang di pesan Naya datang.

Sesampainya di depan sekolah, Naya mengeluarkan uang sepuluh ribuan kepada abang ojek, sepeninggalan abang Ojek saat Naya hendak melangkahkan kakinya memasuki pekarangan sekolah, mobil sport melewatinya, dan itu mobil milik Naja dan kawan-kawan.

Demi apapun Naya langsung menganga saat mobil satu persatu memasuki pekarangan sekolah melewatinya. Bisa di bilang sekolah ini cukup bebas untuk muridnya membawa kendaraan di karenakan sekolah Naya saat ini milik swasta. Semua orang menatap ke arah parkiran di mana Naja dan kawan-kawan keluar mobil.

Naya berlari kecil memasuki gerbang sekolah untuk melihat Naja yang tampannya tiada tara. Naja melangkahkan kakinya dengan muka datar dan keempat temannya, Opan, Alan, Steven dan Erick.

"Beruntung Naya punya Mama Papa yang bisa biayain Naya sekolah di sini, isinya cowok ganteng apalagi kak Naja," ujar Naya pelan.

Bisa di ceritakan sedikit, semasa SMP Naya tidak punya teman sama sekali, di karenakan teman-temannya sibuk dengan urusannya masing-masing atau bisa di bilang karakter anak-anak di sana memang mempunyai sifat individual, tidak membutuhkan teman sedangkan Naya memang berniat untuk mencari teman.

Begitu pun Naya yang memang dari SD homeschooling sampai akhirnya kedua orangtua Naya memutuskan untuk melepaskan anak kesayangannya di SMP.

Dan Naya benar-benar mengeluarkan dirinya di SMA. Naya mulai bisa tertarik pada seseorang, seperti saat ini, dia menyukai Naja, kakak kelasnya yang banyak di idolakan orang, demi apapun jadi ini rasanya mencintai seseorang?

Tiiinnn

Tiiinnn

Tiiinnn

"Heh! Woy awas, gue mau lewat, ngalangin jalan aja sih lo!" dan Naya tersadar saat seseorang yang keluar dari mobil membentaknya, Naya langsung menoleh ke belakang. Naja yang tadinya tidak melihat keberadaan Naya jadi melihat Naya sedang berhadapan dengan siapa karna suara keras yang di keluarkan seseorang.

Namanya Alberto, biasa di panggil Al, seangkatan dengan Naja, tapi bisa di bilang Alberto lebih ke pedas dan menyebalkan, buktinya seperti saat ini, Al membentak Naya, adik kelas hanya karna masalah sepele.

"Ma-maaf," ucap Naya.

"Idiot!" tandas Al kesal lalu kembali memasuki mobilnya dan Naya dengan segera bergeser untuk memberi jalan pada mobil Al. Naya menghela napasnya lalu segera melangkahkan kakinya menuju kelas, sedangkan Naja menatap Naya yang sudah berlalu.

"Lo bengong aja sih?" tanya Erick.

"Jalan, Ja."

"Ayo," jawab Naja akhirnya lalu ke limanya kembali melangkahkan kakinya menuju kelas.

Lain dengan Naya yang sudah sampai kelas langsung menangis membuat Stella menghela napasnya pelan menghadapi Naya.

"Udah-udah, lo tau nggak nama cowoknya siapa yang bentak lo biar gue samperin!" ucap Stella namun dengan cepat Naya menggeleng.

"Enggak, Stella. Naya sih yang salah gara-gara bengong di tengah jalan liatin kegantengan kak Naja."

"Ya udah gausah nangis. Bikin gue kepikiran aja lo," ujar Stella.

"Idiot!" tukas Naya membuat Stella refleks menoleh dengan tatapan tidak percaya.

"Eh lo ngatain gue idiot?!"

"Enggak, itu kata-kata yang cowok itu keluarin buat Naya, astaga Naya nggak idiot. Belum aja Naya serang pake jurus Rasenshuriken Mail."

"Apaan anjir Rasenshuriken punya Naruto goblok."

"Tapi Naya sukanya Mail."

"Au ah, meninggal sono lo."

"STELLA JAHAT!!!"

Adam melihat Naya tengah berdebat dengan Stella hanya menggelengkan kepalanya memaklumi. Sudah biasa kok dari pertama Stella, Naya dan Adam memutuskan untuk berteman.

***

Saat di kantin, Naya ingin sekali memandangi Naja yang letak kursinya tak jauh darinya, hanya saja Naja dapat menangkap Naya basah karna posisinya saling menghadap, Naya berusaha untuk menahan dirinya dan fokus pada makanannya.

"Lo gelisah sendiri sih? Kenapa?" tanya Adam.

"Hm, enggak. Naya nggak gelisah kok," alibinya seraya terus memakan makanannya. Adam teringat sesuatu yang sangat ingin ditanyakan olehnya.

"Oh iya, kok Naja bisa ngajak lo balik? Lo gatau sepeninggalan lo sama tuh cowok langsung heboh," tutur Adam seraya memakan makanannya. Naya melotot.

"Se-serius?"

"Iye, masa gue boong, emang kayak lo tukang boong." Naya menghela napasnya pelan.

"Kak Naja tiba-tiba aja ngajak Naya balik bareng. Naya juga gatau."

"Boong, bahaya bege, Dam si Naya tuh. Polos-polos menghanyutkan, bisa jadi mereka tuh ada something," ujar Stella bisik-bisik namun sengaja dibesarkan volumenya agar Naya dengar.

"Iya hih," balas Adam berbisik.

"Ish, Naya tuh nggak boong!" Naya berdiri.

"Mau kemana lo?" tanya Adam.

"Beli makanan lagi!" saat Naya hendak melangkah, seseorang dari arah belakang tepat sekali sedang lewat dan bodohnya Naya langsung menabraknya sampai membuat makanan yang di bawa lelaki itu tumpah berserakan. Semua orang kini menatap ke arah Naya dan orang tersebut termasuk Naja saat ini.

"Ma-maaf--" dan saat menoleh ternyata orang yang tadi pagi membentaknya.

"Sialan banget lo ya jadi cewek!" tukas Al geram. Naya bingung harus apa, tapi emang dirinya salah.

Adam bangkit dari duduknya, "sorry, Kak. Dia nggak sengaja."

"Lo pikir gue peduli dia sengaja atau enggak? Yang udah buat gue terusik itu bakal kena masalah sama gue!" pekik Al.

"Terus lo mau apa?" tanya Adam berani.

"Kok lo ikut campur? Cewek lo dia?"

Naya merasakan jantungnya berdetak tidak karuan.

"Gue nanya sama lo, mau lo apain tuh cewek karna udah nggak sengaja ngusik lo?" Stella ikut bangkit mencoba menyadarkan Adam yang sudah terpancing, semua orang berbisik melihat keberanian Adam.

Adam memang humoris tetapi jika dia sudah marah entah bagaimana sifatnya.

"Gue tampar ceweknya. Mau apa lo?" saat Adam hendak mendekat tiba-tiba saja suara nyaring terdengar, makanan seseorang telah di lempar dan berserakan di lantai. Dan penyebabnya adalah Naja. Erick, Opan, Steven dan Alan cukup terkejut karna tiba-tiba saja Naja membuang makanannya.

"Gue juga ke usik sekarang. Yang mau ribut sama gue maju sini," ucap Naja menatap Adam dan Al bergantian. Semua orang terdiam, entahlah sorotan mata Naja begitu menusuk, Al yang tahu betul sifat Naja langsung memilih untuk pergi, tapi sebelum itu dia menatap Naya dan Adam dengan tatapan tidak suka seperti menyorotkan kalimat "urusan kita belum selesai".

Sepeninggalan Al, Naya menatap Naja yang juga menatapnya, tak lama Naja pergi.

Naya menunduk.

"Udah ayo kita balik ke kelas," ajak Stella lalu menarik Adam dan Naya menuju kelas. Keempat teman Naja juga ikut ke kelas.

Kejadian seperti ini sudah sering terjadi, bu kantin yang memang sudah sering menghadapinya hanya menerima pasrah membereskan segalanya.

Naya terdiam di kelas karna melihat Adam yang masih menyorotkan amarah membuat Naya refleks mendekati Adam.

"Adam, Naya minta maaf," ucap Naya.

"Lo ga salah, santai aja. Masalah sepele."

"Ta-tapi Adam jadi emosi."

"Udah gapapa. Kalo dia macem-macem lo bilang sama gue, mau dia kakel gue gapeduli. Bahkan sampe gue dikeluarin dari sekolah nggak bakal bikin gue takut sama tuh cowok sialan."

Stella yang mendengarnya begitu takjub, seorang Adam mengatakan itu spontan, jelas memang diri seorang Adam seperti itu. Dan tanpa sadar Stella kagum dengan itu, lain dengan Naya yang jadi tidak enak, sepulang sekolah dia akan ke kantin.

***

Sepulang sekolah Naya mengunjungi kantin terlebih dahulu, dan yang membuat ibu-ibu pemilik kantin terkejut karna Naya meminta maaf kepada semua orang kantin.

"Gak papa kok. Udah biasa banget, Non. Nama non siapa?"

"Panggil Naya aja, Bu. Naya nggak enak tau jadi buat keributan," ujar Naya masih sedih.

"Aduh Naya nggak apa-apa. Ibu udah liat begini dari dulu banget, apalagi orang-orang kayak den Alberto."

"Alberto?" beo Naya.

"Iya, yang awal marah-marah itu namanya Alberto. Naya jangan sampe bermasalah deh sama dia," jelas bu kantin.

"Iya, Bu. Tadi Naya juga nggak sengaja nabrak, kalo tau bakal gini juga Naya mending gajadi nabrak."

"Berarti nabraknya direncanain, Non?"

"Enggak, Bu. Ish ibu mah."

"Haha, ya udah non balik gih udah sore. Semoga non betah ya sekolah di sini, baru kali ini ada murid yang mau ngajak ngobrol staf kantin." ucapan bu Kantin membuat dahi Naya mengkerut.

"Emangnya kenapa, Bu?"

"Pada angkuh, Non. Hehe, di sini kan orang punya semua, jadi nggak level lah ngobrol sama staf kantin."

"Astaga, Naya nggak punya apa-apa kok, Bu. Yang punya orangtua Naya, makanya Naya ngapain angkuh." sudah lama berbincang akhirnya Naya memutuskan untuk melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah.

Ya memang bisa dibilang yang masuk sekolah Habits rata-rata orang punya semua, jika saja Naya tidak punya biaya besar, tidak mungkin ia bisa bersekolah di sini yang biaya masuk uang gedungnya bisa mencapai 80 juta dan spp perbulan 10juta, belum lagi biaya lainnya seperti seragam, buku.

Pas sekali mobil Naja keluar pekarangan sekolah, Naya yang hendak memanggil namun terurung sejenak, sepertinya mood seorang Naja sedang tidak baik, buktinya ia naik mobilnya dengan kecepatan tinggi tadi.

Naya menghela napasnya pelan lalu tak lama abang ojeknya datang. Naya yang bodoh datang ke base camp Naja seperti apa yang Naja katakan malam itu.

Kedatangan Naya membuat Erick, Opan, Alan, heboh, tapi tidak dengan Steven yang santai-santai saja.

"Wah kebetulan, Naja lagi badmood tuh gara-gara lo kayaknya," ujar Alan membuat Naya menghela napasnya pelan.

"Hm maksud kak Alan, kak Naja lagi bete gara-gara Naya?"

"Iya gara-gara lo di ganggu sama si Al," sambung Erick. Naya mengangguk paham.

"Terus kak Naja di mana, Kak?" tanya Naya.

"Di belakang, dia biasanya kalo bad mood itu renang," tutur Opan seraya menaik-naikkan alisnya.

"Naya kesana nggak apa-apa emang?"

"Nggak ada yang larang, gih," balas Erick cekikikan bersama Opan dan Alan. Lalu Naya mengangguk polos seraya melambaikan tangannya pada Alan, Opan dan Erick.

"Dah, Naya pergi dulu ya." sepeninggalan Naya barulah Opan, Erick dan Alan tertawa keras.

"Sial, ada mantep-mantepnya nih," timpal Erick seraya tertawa.

"Udah anjir jan ada yang ke belakang, bahaya," sambung Opan.

"Lo bertiga sinting," dan itu suara Steven menimpal ketiganya.

"HAHAHA!"

***

Seraya terus melangkahkan kakinya, Naya sembari melihat interior rumah yang sangat luar biasa. Jika hanya tempat base camp, demi apapun luar biasa luas dan mewah, cover rumah ini sangat menipu, di mana isinya sangat luas dan mewah.

Naya juga heran kenapa Naja dan kawan-kawan memberi cover rumahnya seperti rumah kosong tidak berpenghuni.

"Demi apa kalo Naya tinggal sendirian bisa bawa masuk mobil," ujarnya ngaco dan tanpa sadar di depannya kaca membuat Naya refleks menabrak dan alhasil jatuh. Hidungnya mencium kaca sampai akhirnya merah.

"Aw, sakit banget," rintihnya. Raut kesakitan Naya kini berganti takjub saat melihat pemandangan di balik pintu kaca di depannya. Sebuah kolam renang pribadi demi apapun yang luasnya tidak kira-kira.

Naya berdiri melupakan sakit di hidungnya, dan perlahan membuka pintu kaca tersebut, tetapi ada satu hal yang membuatnya seketika menghentikan pergerakan tangannya. Seseorang keluar dari dalam air, dan Naja berenang tanpa memakai baju, hanya celana renang.

Tetapi Naya melihat jelas cetakan perut milik Naja.

Apa yang harus Naya lakukan saat ini?

Saat Naya hendak kembali menutup pintunya, tiba-tiba saja tangannya terjepit karna aksi cerobohnya. Refleks mata Naja menangkap kehadirannya.

Ok Naya tertangkap basah sedang memandangi tubuh Naja saat ini.

TBC!!!

GIMANA YA REAKSI BANG NAJA? HAHAHAHAHA.

MENINGGAL DI TEMPAT KLO GUE🙂

LOVE UUUU SEMOGA SUKA YAAAA, SILENTKILLER GADA JADWAL PASTI UPNYA, MIANHAE. TPI KALO KALIAN MAMPU SPAM KOMEN AMPE 20K, WIDEH AKU LANJUT SECEPATNTA WKWK.

4k lanjut yaaa, tpi gatau kapan🙂

JANGAN LUPA FOLLOW IG :
NAJA.MAHATMA
NAYAA_CLA
SILENTKILLER.OFC
SAB_FEBRIANN

Setuju buat GC Silentkiller nggak?
Kalo setuju komen ya👉🏻👉🏻👉🏻👉🏻

Semoga sukaaaa! Selalu suka, dan akan sangat suka😘😘😘😘

AYO MAU BILANG APA SAMA MEREKA :

NAJA

NAYA

STELLA

ADAM

ERICK

OPAN

ALAN

STEVEN

ALBERTO :)

SPESIAL NIH : AUTHOR:)

LOVE U ALL!!!!

Yakin Naja kuat iman pas liat keimutan naya ini hm?



Naja shirtless😷😷😷

Alberto nih wkwk, agak ngeselin emg. Eh emg ngeselin deng😘

YO SPAM NEXT BIAR DI UPDATE CEPATSSSS SECEPAT KILATS:)

Continue Reading

You'll Also Like

378 53 8
Transmigrasi. Apa yang kalian pikirkan dari kata itu? Perpindahan jiwa. Ya, bukan hanya di novel-novel saja peristiwa itu terjadi. Namun, peristiwa i...
1.2M 19K 6
Arkan dan Rallin bagaikan dua insan yang diselimuti oleh kegelapan, tak ada yang pernah menyangka jika mereka ditakdirkan untuk bersama dalam sebuah...
2.4M 143K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
5.6M 376K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACAāš ļø Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...