Playboy | Na Jaemin

By rubycinnamons

217K 20.4K 2.6K

[✔️] ❝Kenalin aku Na Jaemin, laki-laki yang suka sama kamu dan cuma aku yang bisa milikin kamu, oke?❞ - Na Ja... More

Pembuka
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Penutup
Behind The Story
criminal

Bab 47

2.8K 248 16
By rubycinnamons

Happy Reading

"Oh shit!"

Hyunjin baru saja mengumpat, ia terkejut dengan video yang ia putar sekarang dan karena umpatannya kini Felix serta Jaemin semakin penasaran, kedua orang itu semakin memfokuskan matanya menyaksikan video tersebut

Mereka sangat terkejut, Mengapa? mereka melihat seorang perempuan yang mereka pikir Lami, perempuan itu melepas seluruh baju Jaemin serta celana milik laki-laki tersebut, mereka bertiga tidak ada yang membuka mulutnya. Lami benar-benar licik karena setelah perempuan itu menelanjangkan Jaemin, perempuan itu tidak melakukan apa-apa

Perempuan itu membuka busananya dan memeluk Jaemin lalu membuat pose seolah-olah ia telah melakukan sesuatu dengan Jaemin

"Lami gak lo apa-apain Jaem," ujar Hyunjin, nafasnya masih tercekat karena tidak menyangka dengan ulah Lami itu

Mereka bertiga melihat apa yang Lami lakukan selanjutnya, mereka terkejut karena Lami melumat bibir Jaemin, sang korban pun yang tak lain Jaemin sendiri terdiam melihat video itu

"Ini udah tindakan pelecehan namanya," gumam Felix dan kedua temannya mengangguk setuju

"Gua simpen video ini sebagai bukti pertama, penyelidikan kita selanjutnya kenapa Lami punya surat medis tentang kehamilannya sama test packnya," ujar Hyunjin

"Lo sempet liat gak surat medis yang dikasih orang tua Lami waktu itu? dimana rumah sakitnya?" tanya Felix dan Jaemin masih terdiam, ia berusaha mengingat kejadian sebelum ia diusir dari rumahnya

"Sorry, gua lupa sama nama rumah sakitnya," jawab Jaemin pelan dan Hyunjin pun menghela nafasnya kasar, ini akan semakin rumit jika Jaemin saja tidak mengetahui nama rumah sakitnya

"Gua punya feeling kalau Lami malsuin semua bukti yang dia buat," ujar Felix berasumsi

"Jadi kita ngelakuin penyelidikannya gimana?" tanya Hyunjin sambil memijit pelipisnya, laki-laki itu meneguk air yang ada di sebelah laptop miliknya

"Lo telepon Lami gih atau kagak chat ke Lami," usul Felix kepada Jaemin

Jaemin melotot, "Lo bego ya? entar kalau dia curiga sama gue gimana? bukannya dapet nama rumah sakitnya tapi makin nyusahin penyelidikan ini." ujar Jaemin kesal

Felix mendengus kasar, "Telepon aja, buat alesan palsu terus buat dia percaya Jaem." ujar Felix dengan nada rendahnya, "Ini juga demi kebaikan lo, dari pada lo nikah sama dia?"

Jaemin mendengus kasar lalu laki-laki itu merogoh kantong celananya dan mengambil ponsel miliknya, ia pun langsung mencari nomor Lami lalu menghubungi perempuan tersebut

Tut!

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif," hanya suara operator yang menjawab

"Sial!" umpat Jaemin, membuat kedua temannya mengernyit kebingungan

"Kenapa Jaem?" tanya Hyunjin bingung dan Felix mengangkat alisnya, "Iya kenapa Jaem?" lanjut Felix bertanya

"Nomor Lami gak aktif," jawab Jaemin lemas, ia memijit pelipisnya frustasi, ia mengumpat sebal karena bisa-bisanya ia ditipu oleh perempuan seperti Lami--ah bukan dirinya saja tetapi keluarganya

"Sial, sekarang cewek bangsat itu ilang," umpat Hyunjin, mereka bertiga tampak memikirkan cara lain untuk mendapatkan bukti kedua yang mereka targetkan sekarang

"Kita buat rencana lain," ujar Felix, "Jaemin, lo buat janji sama Lami buat datengin dia ke rumahnya, lo pura-pura perhatian ke dia bawain dia makanan terus lo cari celah baut curi surat medis itu."

"Lo gila?! nyuri surat medis? gimana kalau mereka umpetin surat medis itu? gimana kalau Jaemin ketahuan nyuri? bisa-bisa mereka--!!" ucapan Hyunjin langsung dicela oleh Jaemin

"Oke gue bisa," ucap Jaemin dengan penuh keyakinan, lagi-lagi membuat Hyunjin menganga tidak percaya

"L-lo udah gila?!"

"Ini demi masa depan gue, gue gak mau nikah sama Lami, gue yakin gak bakal ketahuan selagi gue hati-hati nanti, yang penting gue dapet bukti selanjutnya," ujar Jaemin penuh keyakinan

Hyunjin menghela nafas pasrah

"Ayo kita susun rencana selanjutnya," ujar Felix mengajak kedua temannya dan Jaemin maupun Hyunjin pun mengangguk

••••

Nara tampak terdiam lesu dari tadi bahkan kedua temannya pun bingung menatap Nara yang menjadi diam seperti ini, "Lo kenapa sih Nar? kaya mayat idup gitu." tanya Somi bingung

Bahkan sedari tadi Nara hanya menatap kosong ke arah cilok pesanannya, ia benar-benar tidak ingin melakukan apapun selain diam, selera makannya pun hilang

Ia masih mengingat kejadian dua hari yang lalu saat ia berada di bioskop bersama Yeonjun, ia ingin melupakan kejadian tersebut tetapi tidak bisa. Ia selalu terngiang-ngiang akan kejadian itu, padahal kalau dipikir-pikir, saat dicium Jaemin rasanya tidak serisih ini

Entahlah.

"Nar!?! jangan diem aja dong!" ujar Siyeon yang mulai kesal tetapi bukannya menjawab Nara malah bangkit dari meja yang ia tempati bersama temannya di kantin dan menggebrak meja pelan

"Gua balik ke kelas," ujar Nara datar lalu langsung meninggalkan kedua temannya, Somi dan Siyeon pun menatap kepergian Nara dengan tatapan bingung mereka

"Sumpah, dia kenapa sih?" tanya Somi dan Siyeon mengangkat bahunya tidak tahu, "Ada yang aneh." jawab Siyeon yang sama-sama bingung

Disisi lain, Nara menyusuri koridor yang cukup sepi sambil menunduk, apalagi kelas PKN berada di lantai tiga karena jarang para siswa beristirahat di lantai tiga

Tetapi langkah Nara langsung terhenti, ia melihat kaki juga yang ada di hadapannya, ia mendongak dan menatap sang pemilik kaki tersebut

"N-Na?"

"Kamu kenapa? kok kamu lemes banget dari pagi, aku khawatir," ujar Jaemin lirih dan Nara tertawa sinis lalu menatap Jaemin tajam

"Khawatir? cih, bahkan saat Lami lagi hamil anak lo, lo masih khawatir sama cewek lain? dasar brengsek!" umpat Nara dan Jaemin menatap lirih lalu menggeleng

Jaemin meriah tangan Nara, "Nar, percaya sama aku, aku gak hamilin Lami, itu semua cuma rencana licik Lam—"

PLAK!!

Jaemin baru saja ditampar oleh Nara setelah perempuan itu menepis tangannya

"Bahkan lo aja masih gak anggep anak itu, cowok macam apa lo?" desis Nara tajam, air matanya tak tertahankan karena melihat kebrengsekan dan kebejatan seorang Na Jaemin ini

"Cewek bukan mainan Jaem, kita juga punya harga diri, bahkan setelah lo lecehin dia, lo gak anggep dia dan anak lo yang dia kandung?" Nara menatap Jaemin tidak percaya

Jaemin menggeleng cepat, "Nar, percaya sama aku, aku juga udah punya bukti buat semua ini."

Nara tersenyum remeh, "Bukti? mana buktinya?" tanya Nara dan Jaemin langsung terdiam, bagaimana ia ingin menunjukkan bukti kepada Nara? buktinya saja belum valid dan belum lengkap

"Aku belum ngumpulin semuanya, tapi secepatnya bakal aku kumpulin Nar, aku janji!" ujar Jaemin meyakinkan Nara

Tetapi perempuan itu tidak goyah sama sekali, Nara mendecih, "Bullshit!"

Nara pun menerobos bahu Jaemin dan meninggalkan laki-laki tersebut, Jaemin menunduk. Ia sudah tidak punya harapan lagi untuk kembali memiliki hati perempuan itu, ia sudah terlanjur membuat Nara kecewa

Jaemin mengakui semuanya bahwa ini adalah salahnya, ini semua karena ulahnya yang suka bermain perempuan, menyesal?

Jaemin sangat menyesal tetapi semuanya sudah terlambat, hati Nara sudah membeku kembali, Jaemin tidak bisa mencairkan hati itu lagi

••••

Siyeon tampak merapihi seragamnya yang cukup berantakan, maklum karena sudah jam pulang sekolah pasti seragamnya sudah tidak serapih saat ia masuk sekolah

"Yeon, ayo pulang!" Jeno datang dengan motor vespa hitamnya, laki-laki itu pun memberikan helm kepada Siyeon, "Nih!"

Siyeon pun tersenyum dan menerima helm yang diberikan Jeno

Sungguh dunia sangat mempermainkan keadaan dan nasib-nasib manusia yang tinggal di dunia ini, contohnya dulu Jaemin dan Nara seolah menjadi pasangan paling bahagia di dunia kini hubungannya telah kandas

Sedangkan Jeno dan Siyeon yang dulunya memiliki nasib yang sama, mereka sama-sama pernah disakiti oleh seseorang tetapi sekarang mereka yang menjadi pasangan paling bahagia

Terlebih Siyeon yang menyukai Jeno bahkan mencintai laki-laki tersebut sejak dulu dan akhirnya perjuangannya tidak sia-sia, kini Jeno malah yang jadi bucin sama SIyeon

Setelah memakai helm, Siyeon pun langsung naik ke atas motor Jeno dan laki-laki itu pun langsung melajukan motornya

"Kita makan bakso dulu ya, gue lagi kepengen bakso," ujar Jeno meminta izin

Siyeon mengangguk, "Yaudah, gue juga lagi pengen bakso juga nih, udah sebulan gak makan baso." ungkap Siyeon dan Jeno tersenyum gemas

"Oke, pegangan kita siap meluncur," ujar Jeno dan menambah kecepatan motornya, Siyeon pun tertawa lalu langsung melingkarkan tangannya di perut Jeno

Tidak lama kemudian, Jeno memarkirkan motornya di depan gerobak tukang bakso langganannya itu lalu Siyeon pun turun terlebih dahulu dan melepas helmnya

"Mau pesen baso berapa?" tanya Jeno yang baru saja turun dari motornya

"Basonya 5 terus baso uratnya 2 sama pangsitnya, udah itu aja," ujar Siyeon lalu Jeno mengangguk, "Yaudah lo duduk aja, gue yang pesenin." suruh Jeno dan Siyeon pun mengangguk lalu duduk di bangku kotak kecil yang telah disediakan sang penjual bakso

Jeno pun tampak memesan 2 porsi bakso dan tidak lama kemudian Jeno menyodorkan 1 mangkok berisikan bakso dan teman-temannya milik Somi

"Nih punya lo," ujar Jeno dan Siyeon pun mengangguk lalu menerima sodoran dari Jeno dan tidak lama kemudian Jeno duduk di sebelah Siyeon dengan pesanan yang sudah ada di tangannya

"Gak pake sambel?" tanya Siyeon yang kini sudah mencampurkan bakso miliknya dengan sambel berwarna merah kekuningan, menambah kesan pedas pada sambal tersebut

Jeno menggeleng, "Enggak, gue kan gak terlalu suka pedes." jawab Jeno dan Siyeon mendengus, ia juga sebenarnya tahu Jeno tidak terlalu suka pedes

"Ini gak pedes Jen, coba deh!" ujar Siyeon dan Jeno menggeleng

"Coba ih, gimana tau pedes enggaknya kalau gak mau coba, ayo buka mulutnya...aaaa!" ujar Siyeon lalu menyuapi basonya ke mulut Jeno

Jeno menatap Siyeon sedikit memelas, "Kalau gue sakit perut gimana?" tanya Jeno menduga yang enggak-enggak

Siyeon mendengus sebal, "Alay! orang gak pedes kok, ayo coba dulu! aaaa...."

Mau tidak mau Jeno harus membuka mulutnya dan melahap bakso milik pacarnya itu

Pacar? bukannya digantungin?

Jeno sudah luluh dan tidak tahan ingin memiliki Siyeon makanya ia menyatakan kepada Siyeon melalui call seminggu yang lalu

Mengapa Jeno menyatakan cintanya melalui call? ia terlalu malu dan takut jika mengungkapkannya langsung, sungguh berbanding terbalik dengan Jaemin, apalagi Jeno menyatakan perasaan kepada Siyeon benar-benar tidak romantis

"Yeon, pacaran yuk!"

"Hah apa Jen? gue gak salah dengerkan?"

"Dasar budek, udeh pokoknya sekarang lo milik gue, ngerti?"

"Punya cowok gak romantis, pemaksa lagi!"

"Bodo Yeon, gue gak kuat gantungin lo, udeh pokoknya kita sekarang pacaran,"

"Sinting!"

Siyeon tertawa tiba-tiba dan hal itu membuat Jeno menengok ke arah pacarnya bingung, "Lo kenapa Yeon? kok ketawa-ketawa sendiri?"

Siyeon langsung tersadar dan menatap Jeno dengan muka cengengesannya, "Gak tau kenapa gua keinget waktu lo nembak gue, gak romantis amat."

Jeno mendengus, "Maaf, gue bukan Jaemin yang bisa romantis ke cewek, tapi lo sayang gue kan?" tanya Jeno dan lagi-lagi Siyeon tertawa

"Ih Yeon! kok lo ketawa sih?" tanya Jeno memelas seperti bayi

"Lo nanya gue sayang sama lo?" tanya Siyeon dengan tampang menyebalkannya itu dan Jeno mengangguk

"Enggak!" jawab Siyeon dan menjulurkan lidahnya mengejek Jeno dan laki-laki itu mendengus dan memutar bola mata malas

"Tau ah, kita kemusuhan 10 menit," ambek Jeno dan membuat Siyeon tertawa gemas menatap pacarnya ini yang berubah menjadi menggemaskan

"Ih Jen lo mah—!!"

"Ssttt! diem. Belum 10 menit jadi kita masih kemusuhan," ujar Jeno dan Siyeon menggeleng heran menatap laki-laki ajaib di sampingnya itu

••••

"Jaem, lo udah beliin makanan buat Lami?" tanya Felix dan Jaemin mengangguk, setelah pulang sekolah, mereka langsung membeli makanan dan pergi ke rumah keluarga Lami

Baru saja Felix menjalankan mobilnya untuk menuju ke rumah Lami tetapi Jaemin langsung menahannya, "Apa kita gak usah lanjutin penyelidikan ini aja ya?"

Ucapan Jaemin membuat Felix mengernyitkan dahinya bingung dan memberhentikan mobilnya, kenapa Jaemin tiba-tiba membatalkan rencananya

"Kenapa Jaem, kok lo mau berhenti ditengah jalan?" tanya Felix bingung

Jaemin menunduk, "Percuma kalo kita lanjutin penyelidikan ini, gua udah gak bisa dapetin Nara lagi." lirihnya

Felix menatap tidak percaya ke arah Jaemin, laki-laki yang dicap playboy ini berubah menjadi bucin tidak berdaya? wow! apa ini bercanda?

"Jaem, really? gua speechless. Ternyata lo udah sebucin ini sama Nara," ujar Felix tidak percaya

Jaemin diam saja

"Tapi kita gak bisa berhenti begitu aja Jaem, kalau kita berhenti ditengah jalan yang ada lo malah nikah sama si licik itu," lanjut Felix

"Percuma Lix, Nara udah gak cinta sama gue, mending gue nyerah aja disini, biarin Lami menang dan gua yang ngalah," pasrahnya

"Hey dude? are youarghh!!!"


Bersambung



Kok gue kobam sama Jeno-Siyeon ya wkwkwk uwu aja mereka, gak romantis
tapi lucu wkkwkwk

LR.
Playboy, 2020

Continue Reading

You'll Also Like

8.3K 4.2K 38
❛❛Sebatu-batunya Lu, Lu tetep pemenang hati Gua❛❛ -Na Jaemin ⚠️ terdapat bahasa kasar⚠️ [part akan dipublikasikan secara bertahap] start : 13 april 2...
92.3K 8.3K 30
pacaran macam apa ini Tuhan. 1 on #jaeju [27 march 2020]
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
31.6K 4.1K 49
Seorang fangirl bernama Kinara yang tanpa sengaja melangkah ke arah takdirnya untuk bertemu dengan sosok sang idola. Zhong Chenle. Apakah ini hanya h...