Senja adalah awal.
Ada renung di balik jingga.
Menyimpulkan yang berantakan.
Pula yang terik, berakhir sederhana.
Diteruskan malam.
Dewi malam terbit menyejuk.
Semilir angin yang melubangi.
Rusaklah aku, oleh sepi yang terlalu.
Hingga subuh menjelang.
Berakhirlah sendu yang panjang.
Segala macam ronta, tenanglah sudah.
Tersisa tenaga, untuk membuka mata.
Lalu pagi mengetuk.
Yaitu, ketika perbaringan tak lagi kusut.
Surya menyapa, berjingkat di antara rerumahan.
Aku kembali ke realita.