I Lost Everything [Completed]

By yekyutae

14.6K 984 305

Aku kehilangan segalanya... More

Prolog
1~ His Life
2~ Bad Day
3~ Incident
4~ Attention From A Friend
6~ Change Slowly
7~ You Shine My Day
8~Evanescent
9~ The Fact
10~ The Second Fact
11~ Time With You
12~Why?
13~ One Step Closer
14~ Comeback Together
15~ Anger-Unexpected
16~ The Last Story
17~ The Last Story-Ver.2

5~ Like My Brother

576 50 15
By yekyutae


...

Donghae kecil pulang ke rumahnya dengan rasa gontai dan takut. Ini sudah senja, tapi Kyuhyun belum juga ditemukan.

Saat ia telah sampai halaman rumah, dapat dilihatnya jika Leeteuk dan Hyukjae yang tengah menunggu kedatangannya. Donghae semakin takut, ia pasti akan kena marah habis-habisan dari kedua kakak dan orang tuanya.

"Hae kenapa baru pulang sekarang? Ini sudah sangat sore. Dan... Mana Kyuhyun?" tanya Leeteuk dengan nada khawatirnya.

Donghae menundukkan kepalanya tidak berani menatap sang kakak.

"Kembaranku, kenapa kau diam saja Hae? Mana Kyuhyun?" giliran Hyukjae yang bersuara.


"Kalian kenapa kok berisik.. Oh Hae, kau sudah pulang nak?" sang ayah dan ibu keluar menghampiri ketiga anaknya.


"Hae... Mana Kyuhyun?" tanya sang ibu.


Donghae semakin menundukkan kepalanya dalam. Ia takut untuk berkata jika adiknya hilang di taman.


"Hiks..." isakannya keluar setelah sejak tadi ia menahannya mati-matian.



"Heii kenapa kau menangis sayang? Ayo kita masuk dulu ke dalam" ajak sang ayah yang menuntunnya masuk ke dalam rumah. Ia mendudukkan sang dengan lembut penuh kasih sayang.



"Sudah... Sekarang semuanya sudah duduk disini. Jadi Hae, katakan kemana Kyuhyun?" tanya ayahnya perlahan.



"Ayah... Kyu... Kyuhyun hilang hikks... Hae tidak tahu dia ada dimana sekarang hiksss" jawabnya yang mengejutkan semua anggota keluarganya.


"Bagaimana bisa seperti itu Hae? Ceritakan" pinta ibunya.


Donghae pun menceritakan kronologinya dari awal tanpa terlewat sedikitpun.

Ae Ri yang mendengar cerita itu marah, ia menyalahkan Donghae karena dengan cerobohnya Donghae meninggalkan Kyuhyun.

Plaakk...


Tamparan itu terdengar mengalun. Sementara korban dari penamparan itu kini tengah mengusap darah yang sedikit keluar dari sudut bibirnya.


"Bisa-bisanya kau bertindak sebodoh itu Lee Donghae! Awas saja kau jika sampai anakku tidak ditemukan!" amuk Ae Ri membentak sang anak dengan keras.


"Sayang... Sudah ya tenangkan dirimu, Donghae juga tidak sengaja. Sudah ya..." sang suami, Lee Kyun Oh berusaha untuk menenangkan Ae Ri yang tengah dikuasai oleh emosi.


"Bagaimana aku bisa tenang. Anakku hilang! Jadi mana mungkin aku bisa tenang!"


"Kita akan mencarinya dan Kyuhyun pasti akan ditemukan juga" Kyun Oh terus berusaha menenangkan sang istri. Ia membawa istrinya ke kamar.


Tersisalah ketiga anaknya di ruang keluarga.

Donghae yang duduk dengan kepala tertunduk dalam, serta Leeteuk dan Hyukjae yang menatapnya dengan tatapan tajam sarat akan amarah.

Hyukjae bangun dari duduknya ia menghampiri Donghae dan langsung memukul wajah kembarannya sendiri dengan menggunakan kepalan tangannya.

"Bodoh kau bodoh Lee Donghae! Kau tega meninggalkan adikku hingga adikku itu bisa hilang. Awas saja kau, kalau sampai Kyuhyun tidak ditemukan maka aku akan membencimu seumur hidupku" bentak Hyukjae keras, setelah itu dia pergi menuju kamarnya yang ada di lantai 2.

Masih tersisa Leeteuk disana yang menatapnya tajam.

"Keterlaluan. Awas saja kau!" desisnya mengikuti jejak Hyukjae.

"Hiks... Kyu maafkan hyung hiksss..."

Dalam kesendiriannya Donghae menangis. Ia sangat takut jika adiknya benar-benar hilang.

...




"Heiii why are such a fool?" tanya pemuda itu jengah karena pemuda di hadapannya hanya diam mematung menatapnya, lalu tadi dengan bodohnya orang itu menyebut nama 'Kyuhyun'.


"Ah maaf saya terlalu fokus dengan lamunan saya" ucap Donghae pada pemuda di hadapannya..


"Huhh... Dasar aneh. Tapi kau tak apa kan?" tanya pemuda itu sedikit khawatir karena dia telah tak sengaja menabraknya.



"Tidak, saya baik-baik saja. Per-"


Donghae menjulurkan tangannya bermaksud untuk berkenalan dengan pemuda tadi namun ucapan pemuda itu memotongnya dengan cepat.


"I'm sorry, i'm in hurry... We can introduce later" ucapnya lalu melangkah dengan cepat.


Donghae menarik kembali uluran tangannya. Ia mengernyitkan dahinya bingung dengan tingkah pemuda tadi. Dari wajahnya tidak ada garis Eropa atau Amerika sedikitpun, tapi kenapa dia berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris?

"Ah sudahlah... Mungkin bukan" gumamnya kembali melangkahkan kaki menuju halte tujuannya.









...

Sekolah kali ini tampak berlangsung seperti biasanya. Jam telah menunjukan pukul 7 tepat, itu artinya jam pelajaran akan segera di mulai. Oh pantas saja seluruh siswa di kelas XII.A ini tampak kondusif, sedang menunggu guru masuk.

Guru Yoon yang bertugas mengajar di jam pertama yang juga merangkap sebagai wali kelas XII. A ini terlambat masuk kelas. Entah apa sebabnya, tumben sekali.

Beberapa menit kemudian akhirnya guru yang mereka tunggu pun datang dengan seorang siswa asing yang mengekor di belakangnya.

"Selamat pagi anak-anak... Maaf yaaa saya telat masuk pagi ini. Nah... Sekarang kalian punya teman baru, dia ini pindahan dari London namanya Kibum. Kibum, silahkan perkenalkan dirimu" ujar Shi Yoon kepada murid baru yang dibawanya ini.


"Selamat pagi teman semuanya... Aku Kim Kibum, aku pindahan dari London. Sedikit cerita, aku tinggal disana selama 5 tahun dan sekarang aku kembali ke Seoul. Eumm... Mohon bantuannya yaa semoga kita bisa berteman"


Kibum memperkenalkan dirinya sedikit malu-malu.


"Ok cukup ya untuk perkenalannya. Kibum, karena disini jumlah siswanya ganjil jadi kau duduk bersama Donghae yang sendiri itu ya.. Silahkan"


Shi Yoon menempatkan Kibum duduk bersama Donghae, karena hanya dirinyalah yang duduk sendirian.


"Terima kasih Pak.."



Kibum pun berjalan menuju tempatnya dan langsung disambut oleh senyuman manis dari Donghae.

"Kenalkan, aku Lee Donghae"

Pemuda berbibir tipis itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Kim Kibum"

Balas Kibum. Ia senang setidaknya teman sebangkunya ini menyambutnya dengan baik.







Waktu istirahat telah tiba. Ruang kelas XII.A itu kosong, ralat, hanya tersisa dua orang yaitu Donghae dan Kibum.

"Hae kau tidak ke kantin?"


Donghae yang sedang fokus membaca buku pun menolehkan kepalanya ke arah Kibum.


"Tidak Bum.. Apa kau mau ke kantin? Aku akan mengantarmu" tawar Donghae.


"Hmm boleh deh kalau kau tak keberatan"

Akhirnya mereka pun pergi ke kantin.







~

"Hyuk, Hyuk lihat itu"

Hyukjae mengikuti arah telunjuk Sehun.

"Wah anak itu tumben sekali pergi ke kantin. Pasti dia punya uang lebih" ujarnya saat menemukan Donghae tengah duduk di hadapan Kibum. Ternyata yang ditunjuk oleh Sehun tadi adalah keberadaan Donghae yang duduk beberapa meter dari tempat mereka duduk.

Chanyeol juga ikut melihat Donghae. Sedikit senang karena anak baru itu bisa menjadi teman Donghae, sedangkan dirinya masih menyembunyikan pertemanannya dengan Donghae.











~

Sudah waktunya pulang sekolah. Donghae yang memang dijadwalkan piket hari ini pun sedang membereskan kelasnya. Memang setiap hari ada regu piket yang bertanggung jawab, namun bukan teman sekelas Donghae namanya kalau tidak mengandalkan Donghae yang piket. Ya, teman yang seregu piket dengan Donghae selalu menyerahkan semua tanggung jawabnya kepada Donghae. Kenapa? Donghae tidak pernah menolak dan di sekolah itu dia mendapatkan diskriminasi dari teman-temannya karena mereka menilai jika ia adalah orang miskin yang bisa sekolah disitu karena beasiswa. Hanya segelintir orang saja yang tahu hubungan keluarga antara Donghae dan Hyukjae.


"Hae kau piket sendirian saja?" tanya Kibum yang kembali dari toilet. Setelah bubar kelas dia langsung pergi ke toilet namun dia kembali ke kelas karena ada yang tertinggal.


"Iya teman sereguku banyak urusan mendadak jadi yaaa terpaksa aku sendirian hehee. Kau tak pulang Bum?"


Jawab Donghae yang menyembunyikan kebenarannya.


"Ada yang tertinggal di meja dan aku juga sedang menunggu seseorang" jawab Kibum yang terus memperhatikan aktivitas Donghae menyapu.


Setelah menyelesaikan tugasnya Donghae duduk di samping Kibum.


"Siapa yang kau tunggu Bum?"


"Ah itu orangnya datang" ujar Kibum saat melihat seseorang yang tengah berjalan menghampirinya. Donghae juga ikut menoleh untuk melihat siapa orang yang dimaksud Kibum.


Degg... Ia kembali terpaku dengan sosok yang tengah berjalan ke arahnya.


"Hyung ayo kita pulang" ujar pemuda yang ternyata murid baru di kelas X.


"Iya tunggu sebentar. Kenalkan ini teman hyung"


"Lhoo bukannya sunbae ini yang kemarin di dekat halte itu ya?" tanya anak laki-laki itu.


"Aaa iya. Kau sekolah disini ternyata, murid baru ya?"  Donghae sedikit gugup ketika harus bicara dengan anak itu.

"Iya sunbae"



"Kemarin kau bertemu dengan adikkh Woojin, Hae?" tanya Kibum penasaran.

'Namanya Woojin... Adiknya?'

"Iya kemarin aku tak sengaja berpapasan dengan adikmu"


"Oh begitu. Ya sudah ya kalau begitu kami pulang dulu. Apa kau mau pulang bersama kami?" tawar Kibum.


"Ah tidak usah Bum terima kasih. Rumah kita kan beda arah," tolak Donghae halus.


"Ok sunbae I go first..." pamit Woojin mendahului langkah Kibum.


Saat mereka sudah meninggalkannya, Donghae terus saja menatap punggung mereka yang semakin jauh. Melihat wajah Woojin membuat hati Donghae kembali bersedih. Wajah itu sangat mirip dengan adiknya yang hilang tujuh tahun lalu.

"Kalian sangat mirip. Aku harus memastikannya" gumamnya sebelum melangkah pulang ke rumah.









...

Di salah satu cafe yang ada di Seoul, terdapat kedua pemuda yang duduk berhadapan dengan secangkir kopi di hadapannya masing-masing.

"Apa kabarmu Leeteuk~ah? Sudah sangat lama ya kita tidak bertemu lagi" ucap seorang pemuda seraya menyesap kopinya.

"Aku baik. Kau juga kelihatnnya sangat baik Yoon. Kau lah yang membuat kami tidak bertemu dalam waktu yang lama huhh menyebalkan" sahut Leeteuk yang sedikit sebal pada sahabatnya itu.


Pemuda yang dipanggil Yoon oleh Leeteuk tadi adalah Shi Yoon. Ya, guru yang mengajar kedua adik Leeteuk. Mereka ini adalah sepasang sahabat saat sekolah tingkat akhir. Mereka berpisah saat akan masuk ke jenjang kuliah.

Awalnya mereka sudah berencana akan masuk ke universitas yang sama namun dengan fakultas yang berbeda, tapi ternyata orang tua Shi Yoon harus pindah ke Busan jadilah ia ikut dan batal kuliah di universitas yang sama dengan Leeteuk. Sejak saat itulah mereka tidak bertemu dan baru bertemu lagi hari ini, itupun secara tidak sengaja. Tadi Leeteuk yang tengah berkunjung ke cafe itu untuk sekedar bersantai tiba-tiba saja ada yang menghampirinya dan ternyata ia adalah Shi Yoon.

"Hehee maafkanlah. Sekarang aku sudah menetap lagi di Seoul dan menjadi guru. Bagaimana denganmu Teuk?" tanya Shi Yoon.

"Benarkah? Aku sekarang juga sudah menjadi dokter spesialis saraf di Rumah Sakit Seoul"

"Aku senang mendengarnya. Eum kapan-kapan aku boleh tidak main ke rumahmu? Aku ingin bertemu dengan Ae Ri ahjumma"

"Ya tentu saja boleh lah kau ini"

Keduanya pun terus mengobrol dan membahas segala hal. Tampak sekali jika kedua sahabat ini sedang melepas kerinduannya.






...

Malam ini Donghae tengah berbaring di kasurnya. Ini sudah tengah malam tapi ia belum bisa tidur sedikitpun. Pikirannya seolah terganggu setelah pertemuannya dengan Woojin tadi siang. Donghae bingung bagaimana bisa orang yang sangat mirip dengan adiknya yang hilang itu adalah adik dari Kibum. Lalu, jika benar itu adiknya kenapa namanya Woojin bukan Kyuhyun?

Kira-kira itulah yang menari-nari di pikirannya seharian ini. Hatinya mengatakan jika orang itu adalah Kyuhyun, namun logikanya membantahnya karena nama mereka berbeda. Tapi tetap saja ia berharap jika pemuda itu benar adiknya.

Cklek...

Pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok Hyukjae yang masuk dengan wajah dinginnya.

"Oh kau belum tidur hyung? Ada apa?" tanya Donghae yang langsung mendudukan dirinya.

"Beri aku 100 ribu won. Uangku habis, aku mau beli rokok" pintanya tanpa basa-basi.

"100 ribu? Aku tak punya uang sebanyak itu hyung. Dan kau juga jangan merokok terus lah hyung... Itu tidak baik, jika begini terus aku bisa melaporkanmu pada Teukie hyung" entah mendapat kekuatan darimana hingga akhirnya kini Donghae bisa mengeluarkan ancaman untuk sang kakak.

"Kau berani mengancamku eoh? Cih mentang-mentang sekarang sudah punya teman kau jadi semena-mena ya kepadaku!"

Hyukjae berdecih meremehkan. Lalu ia mencengkram dagu Donghae cukup keras.

"Sebelum kau berhasil melaporkanku, aku lebih dulu merencanakan sesuatu untukmu. Jadi sekarang aku minta uangmu kalau tidak aku akan bilang kalau kau merokok agar Leeteuk hyung memberimu hukuman. Dia pasti lebih percaya aku ketimbang orang bodoh sepertimu"

"Hyung... Tapi itu uang simpanan Hae untuk dipakai jika ada keperluan mendesak" Donghae memohon berharap sang kakak ini akan berbaik hati padanya.

"Berikan atau aku akan mengatakan hal itu pada Teukie hyung" ancam Hyukjae dengan penekanan di setiap kalimatnya.

"Baiklah aku akan mengambilnya"

Hyukjae langsung tersenyum puas saat dirinya kembali menang.

"Ini uangnya hyung"

Donghae memberikan selembar uang itu yang langsung diambil kasar oleh Hyukjae.

"Begitu donk dari tadi jadi aku tak perlu bersikap kasar padamu" ujar Hyukjae seraya mendelikkan matanya. Setelah itu dia langsung keluar dari kamar Donghae.

Melihat kepergian sang kakak,  Donghae hanya bisa menghela napasnya kasar. Selalu seperti ini. Saat dirinya sedikit berani melawan sang kakak, ujungnya akan tetap sama. Dia akan kalah.




*TBC

Part ini kurang dari 2K yaa mohon maaf...

Harap tinggalkan tulisan di kolom komentar yaa supaya aku makin semangat nerusin cerita ini dan tau kekurangannya dimana.. Terima kasih...😊

Continue Reading

You'll Also Like

24.3K 1.5K 26
Ketika pihak yang ternistakan menjadi pihak yang menistakan, begitupun sebaliknya.
161K 11.4K 61
BOOK #2 They say love heals scars, but Seokmin's scars were lessons-bitter reminders that twisted him into a creature of darkness. His life was a ser...
4.7M 196K 101
Camilo Madrigal. His nerve. His self-obsessed smirk. You wanted nothing to do with him after what he did. But maybe there's something beneath that sm...
295K 14.5K 95
Riven Dixon, the youngest of the Dixon brothers, the half brother of Merle and Daryl dixon was a troubled young teen with lots of anger in his body...