Babysitter, I Love You | [Hwa...

By 99noranhee

178K 23.1K 5.2K

ayah Minhee memiliki banyak hutang pada perusahaan Hwang Group. Saat hutang tersebut jatuh tempo ayah Minhee... More

Prologue
šŸ‡1
šŸ‡2
šŸ‡3
šŸ‡4
šŸ‡ 5
šŸ‡ 6
šŸ‡7
šŸ‡8
šŸ‡9
šŸ‡10
šŸ‡11
šŸ‡12
šŸ‡ 13
šŸ‘„ Da Deul Bla Bla šŸ‘„
šŸ‡14
šŸ‡15
šŸ‡16šŸ‡
šŸ‡17
šŸ‡18
šŸ‡19
šŸ‡20
šŸ‡21
šŸ‡22
šŸ‡ 23
šŸ‡24
šŸ‡25
šŸ‡26
šŸ‡27
šŸ‡28
šŸ‡29
šŸ‡30
šŸ‡31
šŸ‡32
šŸ‡33
šŸ‡34
šŸ‡35
šŸ‡36
šŸ‡37
šŸ‡38
šŸ‡39
KISSING YOU
šŸ‡40
šŸ‡41
šŸ‡42
šŸ‡43
šŸ‡44
šŸ‡46
šŸ‡47
šŸ‡48
šŸ‡49
šŸ‡50
šŸ‡51
šŸ‡52

šŸ‡45

2.3K 323 76
By 99noranhee



Happy Reading All


⚠Typo adalah seni! 👍













Malam sudah larut dan waktu menunjukan pukul 10 lewat 15 menit namun Minhee belum ada niatan untuk berangkat tidur. Dirinya lebih memilih berada dibalkon menikmati angin malam yang dingin menerpa disekujur tubuhnya. Minhee masih ingat insiden didepan terminal satu jam lalu. Dirinya tidak menyangkan jika akan bertemu dengan Yunseong disana.

Mengingat apa yang dikatakan Yunseong tentu Minhee akan menolaknya. Jika dipaksa kembali kesana dengan alasan hutang sang ayah maka Minhee akan tetap menolak. Minhee sudah mendapat pekerjaan yang berpenghasilan. Jadi Minhee yakin sedikit demi sedikit hutang ayahnya pasti akan terbayar lunas.

Minhee memang berniat ingin melupakan semuanya tentang Yunseong. Menjauh dari kehidupannya, berusaha tidak menemui atau bertemu dengan orang tuanya, dan mencoba untuk menghilangkan keberadaannya dari Danhee maupun Hyunjin. Bahkan Minhee sempat berpikir ingin pindah dari rumah Seungyoun kerumah kontrakan baru berdua saja bersama sang ayah. Minhee hanya ingin memulai kehidupannya dari awal bersama sang ayah dan melupakan semua insiden-insiden yang telah berlalu.

Ah, berbicara soal Yunseong dirinya jadi teringat soal bibi Shin yang dipenjara. Minhee masih bingung ingin membebaskan bibi Shin dari penjara atau tidak karena bibi Shin juga yang membuatnya berakhir seperti ini. Tapi jika dipikir-pikir ini memang tidak sepenuhnya salah beliau, bibi Shin melakukan itu semata-mata hanya untuk melindungi ibunya. Minhee menjadi tidak tega dan ingin membebaskannya saat ini juga.

Astaga Minhee kurang baik apa sih? Membebaskan seseorang yang telah menjebak dirinya dengan begitu mudah. Minhee menangkupan wajahnya dikedua lengannya. Minhee orang yang baik tapi mengapa orang-orang selalu jahat padanya? Kenapa? Minhee tidak mengerti.

"Minhee"

Minhee menolehkan kepala saat mendengar sang ayah memanggilnya. Seungwoo masuk ke kamar Minhee dengan membawa nampan kecil berisi camilan puding cokelat dan segelas susu.

"Ayah"

"Kebetulan ayah membawakanmu puding dan susu. Kalau kamu nggak mau makan yang berat setidaknya makanlah camilan ini"

Seungwoo meletakan nampan dimeja nakas lalu duduk dikasur anaknya. Minhee masuk ke kamar kembali duduk disamping ayahnya, memeluk (menyamping) lalu menyenderkan kepalanya dipundak sang ayah nyaman.

"Kenapa Capek kerja lembur, hm?"

Seungwoo mengusap kepala Minhee lalu turun kepundaknya. Minhee memejamkan mata sejenak lalu mengangguk kepalanya kecil.

"Hm.mh..."

"Kenapa kau tidak tidur malah keluar balkon, kau tidak merasa dingin atau mengantuk?"

Minhee menggeleng kepalanya pelan menanggapi pertanyaan ayahnya dan mempererat pelukannya.

"Ayah"

"Hm?"

"Minhee tidak tahu harus bagaimana?"

"Bagaimana apanya?"

Minhee diam sejenak sambil merasakan tangan besar ayahnya yang menepuk kepalanya pelan. Minhee menghembuskan nafas menatap dinding kamarnya.

"Soal bibi Shin..."

"Ayah pasti sudah tahu soal bibi Shin, Minhee tidak tahu harus memaafkannya atau tidak?"

"Menurut ayah, apa yang harus Minhee lakukan?"

Seungwoo menghentikan menepuk kepala Minhee lalu melirik anak semata wayangnya itu. Seungwoo tersenyum kecil kemudian kembali menepuk pelan kepala Minhee.

"Menurut ayah kau harus memaafkannya dan mengeluarkannya dari penjara"

Minhee menegakan kepalanya menatap ayahnya bingung. Seungwoo menolehkan kepala lalu tersenyum melihat raut wajah anaknya penuh dengan tanda tanya.

"Kenapa? Karena bibi Shin Minhee menjadi yang dituduh atas insiden Danhee hingga beasiswa Minhee dicabut dari sekolah, yah"

"Ayah tahu itu, tapi sekarang nasi sudah menjadi bubur yang terpenting semua terbongkar. Yunseong juga sudah mengetahui semua jika kau tidak bersalah"

Seungwoo menarik kepala Minhee dengan pelan untuk menyenderkannya dibahu lagi lalu menepuk kepala sang anak.

"Bibi Shin melakukan itu juga memiliki alasan. Ibu bibi Shin sendiri telah menceritakan kejadian dirinya yang diancam akan dibunuh Dongpyo pada polisi"

"Bibi Shin memang diancam oleh Dongpyo, jika bibi Shin tidak melakukan apa yang diperintahnya maka Dongpyo tidak segan-segan akan membunuh ibunya"

"Bibi Shin melakukan itu karena terpaksa Minhee. Bibi Shin tidak akan melakukan itu padamu jika tidak ada yang terancam dalam dirinya maupun keluarganya, bibi Shin hanya mencoba untuk melindungi keluarganya sama seperti kamu melindung ayah dari CEO palsu itu."

Minhee mengangkat kepalanya lalu menatap kearah sang ayah.

"Sekarang kembali kepada dirimu sendiri. Semua pilihannya ada padamu, jika hatimu dan pikiranmu memiliki pilihan yang berbeda maka ikuti pilihan hatimu. Karena pilihan hatimu adalah pilihan yang tepat"

"Dengan mengikuti apa kata hatimu, semuanya akan terasa lebih mudah"

Minhee mengeluarkan senyum lebarnya mendengar apa yang diucapkan ayahnya lalu kembali memeluknya.

"Terimakasih ayah sudah berpendapat seperti itu, Minhee akan memaafkan bibi Shin dan mencoba membebaskannya dari penjara"

Seungwoo tersenyum dan mengusap kepala Minhee lagi "Ayah mengerti kau sangat menderita, tapi dengan memaafkan ayah yakin kau akan merasa lebih lega. Sekarang makan camilanmu dan habiskan susunya, ayah mau menyelesaikan pekerjaan lagi"

"Ayah masih bekerja? Ini sudah jam setengah sebelas"

"Tidak apa, ayah dikejar deadline soalnya"

"Apa ibu Seungyoun membantu ayah juga?"

"Eh i-iya dia membantu ayah"

"Kerja sambil petruslah, yah. Jakandor"

"Apa petrus dan jakandor sejenis umbi-umbian, kah?"

Seungwoo mengerjapkan matanya bingung membuat Minhee mendengus manyun mendengar perkataan ayahnya.

"Ish, ayah"

"Heheheheh, sudah ayah mau lanjut kerja dulu. Habiskan makannya setelah itu tidur"

"Iya terimakasih ayah, selamat malam"

"Selamat malam"

Seungwoo keluar dari kamar Minhee dan menutup pintunya. Untuk sesaat Seungwoo menatap pintu kamar Minhee. Sebenarnya Seungwoo mengerti maksud dari perkataan Minhee, walau udah bapak-bapak gini Seungwoo tahulah bahasa gaoel anak jaman jigeum.

"Ayah akan mencoba mendekatinya sebisa mungkin"

Seungwoo tersenyum kecil lalu jalan ke ruang tamu untuk melanjutkan pekerjaannya kembali.

*****

"Terimakasih atas kunjungannya, silahkan datang kembali"

Minhee menundukan kepalanya pelan dan tersenyum ramah saat pelanggan keluar dari resto dengan senyum puas. Minhee berjalan menuju meja yang berantakan lalu membersihkannya.

Saat Minhee selesai mengelap meja yang kotor dua pelanggan membuka pintu resto kemudian masuk kedalamnya. Minhee membalikan tubuh untuk menyambut pelanggan tersebut.

"Selamat datang-"

Untuk beberapa saat tubuh Minhee kaku ketika melihat siapa yang masuk kedalam kedai makan, dua orang itu terkejut melihat Minhee menyambut kedatangan mereka didalam kedai.

"Y-Yunseong? Yohan?"

"Oh, Minhee sekarang kerja disini?"

"Eh i-iya"

Minhee memilin ujung serbet canggung melihat kedua orang itu berkunjung ditempatnya bekerja waktu makan siang. Yohan mendekati meja belakang Minhee lalu duduk dibangku sedangkan Yunseong dan Minhee masih diam saling bertatapan. Minhee segera memutuskan kontak mata untuk mencatat pesanan Yohan. Yunseong menghela nafas lalu berjalan mendekati Yohan untuk duduk didepannya.

"Mau pesan apa?"

"Saya pesan kimbab dan ice latte"

"Gue roti panggang cokelat dan teh mint"

"Pesanan kalian akan segera kami antar, mohon tunggu sebentar"

Minhee segera pergi ke dapur dengan membawa peralatan makan yang kotor, Yunseong menatap lekat-lekat kepergian Minhee. Yohan memperhatikan Yunseong yang tampak serius melihat sesuatu mengarnyitkan dahinya bingung.

"Seong, ada apa?"

"H-hah, nggak papa"

Yohan mengarahkan pandangannya ke arah pintu dapur. Disana terdapat jendela kecil, memperlihatkan Minhee yang membuat pesanan dirinya dan Yunseong. Yohan mengalihkan pandangannya kearah Yunseong kembali.

Yohan menghela nafas pelan lalu melihat layar ponselnya. Yunseong menundukkan kepala lalu menghela nafas untuk kesekian kali.

"Habis ini gue ada jadwal lain?"

"Nggak ada, habis ini mungkin lo cuma disuruh tanda tangan beberapa proposal doang"

"Ini pesanan anda, silahkan menikmati"

Minhee meletakan makanan yang di pesan Yunseong dan Yohan dimeja. Yohan tersenyum kecil ke arah Minhee sambil mengucapkan terimakasih. Minhee akan kembali ke dapur lagi karena sudah waktu istirahatnya.

Namun saat Minhee akan kembali menuju dapur lagi tiba-tiba sebuah tangan menahannya. Minhee menoleh melihat tangan Yunseong mencekal pergelangan tangannya.

"Bisa temenin gue sebentar?"

"Eh kalok gitu gue duduk dibangku meja lain"

Yohan membawa sepiring kimbab dan ice lattenya dimeja lain memberi Yunseong dan Minhee ruang untuk berbicara.

"Gue nggak punya waktu, pekerjaan gue masih banyak"

Yunseong bangkit dari tempat duduknya lalu menarik Minhee keluar dari kedai menuju taman terdekat.

"Apa-apaan sih? Gue mau kerja"

"Lah lah, yunsron lo mau kemana? main pergi aja itu bapak satu"

Minhee dan Yunseong duduk sedikit berjauhan dibangku taman dekata kedai MiniPetit saling berdiam sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Gimana kabar lo sekarang?"

"Lo nggak liat gue lagi kerja, lo bisa nebak sendiri kan kabar gue gimana sekarang"

Yunseong menghela nafas pelan mendengar jawaban ketus dari Minhee, "sekarang lo sama bokap lo tinggal dimana?"

"Bukan urusan lo sekarang gue sama bokap gue tinggal dimana."

"Lo-"

"Nggak usah buang-buang waktu gue, bilang tujuan lo bawa gue kesini buat apa? Gue lagi sibuk kerja nggak ada waktu buat ngeladenin lo-"

"Maaf"

"Maafkan semua yang telah aku lakukan padamu, Minhee"

Minhee mentap Yunseong yang menundukkan kepalanya lalu mengernyitkan dahi bingung. Jika sudah menggunakan aksen "aku-kamu" saat berbicara Yunseong benar-benar serius dalam berbicara. Minhee pikir sebisa mungkin dirinya akan menjadi pendengar yang baik dan meninggalkan gengsinya untuk sesaat.

"Aku tahu aku salah. Seharusnya aku mendengarkan semua penjelasanmu. Aku hanya merasa sangat khawatir melihat Danhee tiba-tiba kejang, dia mengeluh sesak nafas dan terasa begitu tersiksa lalu pingsan setelah menelan kue ulang tahunnya. Tidak bisa dipungkiri penyakit anafilaksis yang diderita Danhee juga bisa merenggut nyawanya, itu membuatku sangat takut dan tidak bisa berpikir jernih. Hingga membuatku asal menuduh jika kaulah dalang dari semua insiden itu"

"Aku bersumpah pada siapa saja yang membuat penyakit Danhee kambuh kembali, orang itu tidak akan pernah aku ampuni. Jujur aku sangat marah dan kecewa saat kue yang kau buat (yang telah ditukar oleh bibi Shin) memiliki kandungan kacang."

"Aku berpikir kau pasti sengaja melakukan ini hanya untuk balas dendam padaku. Aku bisa saja berbuat lebih dari sekedar yang pernah aku lakukan padamu dulu jika itu benar-benar kau yang melakukannya. Tapi hatiku selalu merasakan hal yang janggal setiap ingin memberikanmu pelajaran"

"Hingga saat acara pernikahanku berlangsung semuanya telah terbongkar. Aku begitu terpukul mengetahui jika mantan istriku, sahabatku dan orang yang bekerja dirumahku bertahun-tahun lah dalang dari semua insiden Danhee. Setelah mengetahui semuanya pikiranku seketika tertuju padamu, ingatan tentang aku yang membuatmu menderita langsung menghantamku begitu saja"

"Aku telah mengetahui dalang dari semua insiden Danhee termasuk siapa yang membakar rumahmu, siapa yang dulu pernah menculik Danhee Hyunjin hingga siapa yang dulu pernah menculikmu. Semuanya aku tahu dan telah aku serahkan kepolisi termasuk bibi Shin. Aku harus memenjarakan bibi Shin sekaligus memecatnya dari pekerjaannya"

Minhee terkejut mendengar bahwa yunseong telah memecat bibi Shin, "k-kau memecat bibi Shin?"

"Walau bibi Shin melakukannya karena terpaksa itu sama saja tindakan kejahatan, Minhee. Karena bibi Shin kau menjadi sangat menderita"

"Tapi jika kau ingin membebas bibi Shin, maka aku persilahkan. Aku memenjarakan bibi Shin atas tuntutanmu, kau bisa mencabut tuntutan dan membebaskannya dari penjara. Tapi untuk mempekerjakannya kembali aku tidak bisa karena bibi Shin memang pantas mendapatkannya"

Yunseong menggenggam kedua tangan Minhee, "mungkin menurutmu apa yang aku katakan sekarang tidak penting lagi bagimu, bukan? Aku tahu kesalahanku tidak bisa dimaafkan semudah itu, aku memang pantas mendapatkan hantaman dari temanmu waktu disekolah Hyunjin bahkan aku pantas mendapatkan hantaman itu bertubi-tubi"

"Yunseong aku-"

"Tapi apapun itu keputusanmu, tolong maafkan aku"

"Tolong maafkan segala kesalahanku yang membuatmu menderita, Minhee"

"Sebagai permintaan maaf juga, anggap saja hutang-hutang ayahmu sudah terbayar lunas. Aku tidak akan menuntut apapun darimu dan ayahmu. Kau dan ayahmu bisa bebas sebebas-bebasnya. Aku hanya ingin kau memaafkanku dan kembali bersama denganku dengan Hyunjin Danhee berkumpul dengan mereka lagi, Minhee"

Minhee melihat Yunseong menundukkan kepala begitu dalam. Minhee menggigit bibir bawahnya menahan sesuatu yang akan keluar dari pelupuk matanya saat mendengar permintaan maaf Yunseong yang begitu tulus.

"Yunseong, aku sudah lama memaafkanmu. Tapi maaf, untuk kembali kerumahmu dan berkumpul bersama anak-anak aku tidak bisa."

"Kenapa? Apa kau masih ragu dengan permintaan maaf dariku?"

"Tidak, bukan itu. Aku sudah memaafkanmu tapi untuk kembali aku tidak bisa. Aku harap kau bisa mengerti dan menghargai keputusanku, Yunseong"

Dengan perlahan Minhee melepas tangannya dari genggaman Yunseong lalu melihat jam tangan yang melingkar dipergelangannya.

"Maaf tapi aku harus kembali bekerja"

Minhee berdiri lalu jalan menuju tempatnya bekerja meninggalkan Yunseong yang masih duduk terdiam dibangku taman. Yunseong menatap sendu punggung Minhee yang perlahan mulai menjauhinya.

*****

Jam menujukan pukul sebelas malam Yunseong belum memejamkan mata. Minhee telah memaafkannya namun untuk kembali kerumah Minhee menolaknya.

Yunseong berfikir, apakah Minhee masih trauma atas kekasaran yang diterimanya? Yunseong tahu Minhee adalah orang yang baik, tapi untuk masalah hati tiada orang yang mengetahui. Yunseong khawatir Minhee belum memaafkannya sepenuhnya. Yunseong menjadi semakin merasa bersalah mengingat Minhee yang menderita karenanya.

Yunseong tahu akan sangat sulit membawa Minhee kembali kerumah. Jadi apa yang harus dilakukannya agar bisa membawa Minhee kembali pada anak-anaknya?

"Papa"

"Danhee kenapa tidak tidur, hm?"

Yunseong turun dari tempat tidurnya lalu mendekati Danhee yang berdiri didepan pintu kamar memeluk boneka beruang sambil mengucek matanya. Yunseong memperhatikan boneka itu lekat-lekat, iya boneka sama yang pernah dibelinya untuk Minhee waktu menemaninya membeli hadiah ulang tahun Danhee.

Danhee mendapatkan boneka itu dari bibi Shin dan bibi Shin menemukan boneka itu lagi didalam kotak dekat tong sampah saat akan membuang sampah. Yunseong sempat menyuruh Danhee untuk membuang boneka beruang itu kembali namun Danhee tidak mau. Karena kesal Yunseong merebut paksa boneka itu dari Danhee. Dan membuat putrinya menangis keras tanpa henti dan melakukan mogok makan. Merasa khawatir karena Danhee benar-benar nekat melakukan mogok makan akhirnya Yunseong membiarkan Danhee memiliki boneka itu.

"Danhee terbangun terus nggak bisa bobok lagi"

"Danhee mau bobok sama papa?"

Danhee mengangguk mengerjapkan matanya lucu. Melihat anaknya yang masih mengerjapkan matanya karena ngantuk, Yunseong tersenyum gemas lalu menggendong Danhee untuk tidur bersamanya.

"Papa"

"Hm?"

"Mama cantik mana? Danhee kangen sama mama cantik"

Yunseong diam tidak menjawab pertanyaan Danhee, "Danhee kangen sama mama cantik?"


"Eung..."

Danhee mengangguk kepalanya lalu menatap Yunseong lekat seolah meminta sesuatu.

"Papa Danhee boleh meminta sesuatu?"

"Danhee mau minta apa?"

Yunseong mengusap pipi gembil Danhee. Kelopak mata Danhee yang awalnya terbuka lebar sekarang mulai memberat lagi karena usapan lembut jari papanya. Danhee memeluk Yunseong menyembunyikan wajah didada bidang sang papa. Yunseong membalas pelukan sang anak dengan lembut sembari mengusap punggung kecil Danhee agar bisa tertidur lagi.

"Bawa mama cantik kerumah lagi, pa"

"Hm?"

"Danhee mau mama cantik pulang"

Yunseong melirik ke arah sang putri mencari posisi yang nyaman untuk tidur. Tanpa menunggu permintaan dari putrinya pun Yunseong sudah memikirkan cara untuk membuat Minhee kembali kerumahnya lagi.

"Papa bisa bawa mama cantik pulang buat Danhee, kan?"

"Danhee harap papa bisa membawa mama cantik pulang kerumah, hoam~"

"Kau sudah mengantuk lagi, sekarang merem terus bobok ya?"

Yunseong menepuk pelan punggung Danhee menuntun putrinya untuk kembali ke alam mimpi. Danhee menganggu nurut dan segera memejamkan matanya untuk berangkat tidur sambil mempererat pelukannya.

"Selamat malam, papa"

'Selamat malam, mama cantik'

"Good night, princess"

Yunseong mengecup dahi putrinya lembut lalu tersenyum hangat. Yunseong menepuk punggung Danhee lalu menolehkan kepalanya ke arah jendela kamar menatap langit yang terdapat beberapa bintang menghiasi. Yunseong menghela nafas pelan, bagaimanapun juga permintaan Danhee sedikit sulit. Namun yunseong juga tidak ingin Danhee sedih karena tidak bisa membawa Minhee pulang kembali pada putrinya. Yunseong akan mencari cara untuk membawa Minhee kembali kepadanya secepat mungkin.

'Papa janji akan membawa mama cantik pulang dan kembali bersama dengan kita lagi, Danhee'







































******************TBC***************

Chapter 45 update! 🎉

Hehehehehehe... 😂

Maap, maap banget author lama lagi updatenya. Serius author otaknya lagi sengklek jadi agak lama nge-updatenya. Harap dimaklumi ya gaess 😂

Soal rucika di chapter sebelumnya maap ya bikin ngakak padahal emosinya udah hampir klimaks hehehe... 😂

Minhee mau dibawa pulang sama yunseong apa nggak nih gaess? Apa mau langsung dikawinin aja? 😂

Nah loh, pusing kagak liat mini sengegemesin itu heh, yusron? 😂

Asyudahlah,

Jangan lupa voment gaess!!! 👉🌟

Thankyou! 🙏

See you next chapter! 🙋

Continue Reading

You'll Also Like

238K 292 4
21+
446K 17K 45
Takdir yang membawa gadis cantik selalu kena hukuman setiap harinya dari kakak lelaki nya sendiri, karena kenakalan nya dan memiliki sahabat yang sam...
172K 13.1K 44
Anna pernah berfikir untuk menghidupi dirinya sendiri, apalagi ditengah-tengah zaman yang semakin menunjukkan tingkah bejat Laki-laki dan itu membuat...
358K 11.5K 44
Daren itu posesif, ia tak akan pernah membiarkan apa yang telah menjadi miliknya pergi. Tidak akan. Gaia juga tau, bersama Daren seperti membiarkan...