Hai makasih ada yg mampir ke cerita ini hehe. Nungguin ngga?
Trailer bang Naja ni, btw ada jga trailer lainnya bisa tonton di highlight ig aku yaaa yg tulisannya wattpad SK:)
Btw jangan lupa spam komen ya❤
Happy Reading!!!
Blm tidur yaa?
Naja Mahatma🙃
Selena menghampiri Madona, Primy yang sedang asik berdandan dengan wajah panik membuat Madona berdecak sebal.
"Kenapa muka lo, Sel?" tanya Madona seraya terus mengoleskan bedak seluruh wajahnya menggunakan spon miliknya.
"Kalo gue ceritain lo pasti pada nggak percaya." Primy tertawa kecil.
"Kebiasaan lo tuh gitu, tinggal cerita aja ribet deh," timpal Primy membuat Selena menarik napasnya panjang-panjang lalu membuangnya melewati mulut. Ia segera duduk di depan Madona dan Primy.
"Naja kayaknya deket sama cewek yang nabrak lo tadi pagi!" seketika aktivitas Madona berhenti, matanya menatap Selena tak lama ia menyipitkan matanya.
"Ngomong apa lo? Deket? Nggak salah?"
"Serius, Don. Lo harus tau apa yang gue liat tadi, Naja nyium tangan cewek itu," jelas Selena membuat mata Madona menyipit setelahnya ia berdecak sebal.
"Mana buktinya?"
"Hah?"
"Bukti si Naja nyium tangan cewek kampung itu?" tanya Madona, Selena menghela napasnya.
"Gue gak sempet buat fotolah, Don. Lo gatau sih se syok apa gue," ujar Selena dan dibalas helaan napas oleh Madona.
"Lo kan tau gue, Sel. Gue gabakal percaya apapun itu kalau nggak ada bukti, so?" tanya Madona membuat Selena menghela napasnya pelan. Selena mau tidak mau memilih tidak melanjutkan pembahasan ini.
Karna Madona itu bersifat keras, dia percaya suatu hal jika ada bukti, kalau tidak ada dia tidak akan pernah percaya meski itu temannya sendiri yang mengatakannya.
Lain dengan Naya yang sedang termesem-mesem sendiri membuat Stella dengan refleks mengambil bukunya lalu menggeplak kepala Naya membuat Naya terkejut.
"Ahhh sakit, Stella!" pekik Naya seraya memanyunkan bibirnya.
"Lo sih senyum-senyum sendiri bikin gue takut aja." Naya kini kembali tersenyum.
"Lo mau tau sesuatu nggak?" tanya Naya membuat Stella menoleh.
"Apa?"
"Kalo silentkiller itu--" Naya terdiam teringat sesuatu, astaga hampir saja dia membocorkan tentang Silentkiller pada Stella. Mulutnya memang terkadang ingin asal jeplak saja, bagaimana jika tadi ia meneruskan ucapannya? Wah bisa di jual Naya oleh Naja.
"Woy!"
"EH KAGET-KAGET!" muka Stella masih datar, Stella melipat kedua tangannya di bawah dada.
"Ck, lanjutin. Silentkiller kenapa?"
Naya kikuk, ia berusaha untuk mencari alasan.
"Anu, Naya mau nyerang Silentkiller. Bikinin Naya akun napaaaaa please!!!" pinta Naya.
"Astaga udah gue bilang dia tuh nggak sembarangan mau lawan sama orang," ujar Stella membuat Naya mengembungkan pipinya merajuk. Stella tidak peduli lain dengan Adam yang melihat Naya sedang menggembungkan pipinya langsung menghampiri keduanya karna tahu Naya sedang ngambek.
"Kenapa sih, Nay?" tanya Adam.
"Itu...Stella jahat!"
"Emangnya," balas Stella seraya menjulurkan lidahnya.
"Kenapa?" tanya Adam.
"Naya mau bikin akun game Adam yang kayak Stella sama Adam mainin. Pleasee, Naya mau main sama Silentkiller!"
"Astaga--"
"Lo mau jahat kayak Stella? Ish Naya marah ah--"
"Iya pulang sekolah ke rumah gue yaa, kita bikin deh di laptop gue."
"Emang di hape nggak bisa?" tanya Naya.
"Di hape cuma main aja, kalo mau buat akun bisanya di PC," jelas Adam, Naya mengangguk paham lalu menatap Stella sengit.
"Adam mah baik nggak kayak lo, wle!"
Stella tertawa kecil, rasanya dia ingin menjitak kepala Naya jika saja Naya tidak imut.
Tak lama bel berbunyi membuat semua murid Habits di anjurkan untuk pulang ke rumah masing-masing, dan kelas Naya, Adam dan Stella yang memang tidak ada guru di jam akhir jadi langsung bergegas untuk pulang, tidak pulang ke rumah masing-masing melainkan pulang ke rumah Adam.
Naya yang paling antusias karna akan dibuatkan akun game oleh Adam. Bagaimana tidak? Pasti sangat menyenangkan, ya pasti.
Sesampainya di rumah Adam bahkan Adam langsung membuatkan akun Naya dalam waktu yang cukup lama, akhirnya akun Naya jadi dengan username Nilith.
"Adam kok namanya jelek banget Nilith? Apaan sih Nilith, seharusnya Kanaya Clarissa!" omel Naya.
"Apansii, itu udah bagus," jawab Adam.
"Hm gimana cara mainnya?" dan Adam mulai mengajarkan Naya sampai akhirnya Adam angkat tangan. Dia mabar serasa main game dengan dua hape, lelahnya minta ampun karna Naya selalu teriak-teriak karna musuh datang.
"Dah-dah balik lo sana!" usir Adam.
"Astaga, Adam kok ngusir?!"
"Udah sore, Beb. Udah gue buatin akun kan?"
"Nanti malem mabar ya sama Naya," ajak Naya membuat Adam menelan salivanya seraya mengangguk kikuk. Lalu Naya tersenyum manis seraya melambaikan tangannya kepada Adam.
"Babai Adam jeleks!"
"Eh iya gue anter balik ya--"
"Nggak usah, Naya udah pesen mamang ojek," ujar Naya lalu pergi begitu saja, Adam yang hendak bersuara lagi langsung terdiam, tak lama ia tersenyum sepeninggalan Naya.
Lain dengan Naya yang sibuk memainkan ponselnya karna sangking sibuknya dia sampai di tengah jalan.
"Eh sampe ketengah jalan," gumam Naya lalu ingin kembali ke trotoar namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang dari kejauhan tengah menaiki skateboardnya dengan hoodie hitam, astaga Naja Mahatma.
Naya melotot lalu membalikkan tubuhnya pura-pura tidak kenal atau lebih tepatnya agar Naja tidak melihat keberadaannya. Naja dari jauh sudah melihat Naya, dan bodohnya Naya berjalan seraya mundur.
"Jangan liat, jangan liat," gumam Naya seraya menutup mukanya dengan satu tangan.
"Seneng banget lo ngikutin gue," ucap Naja yang ternyata berhenti sedari tadi, Naya kira Naja sudah berlalu, nyatanya cowok itu malah menghentikan perjalanan sorenya.
"Eh, apa ngikutin?"
"Iya, lo ngikutin gue," ujar Naja.
"Apa-apaan! Naya tadi abis dari rumah Adam!" sergah Naya tidak terima. Naja hanya menaikkan sebelah alisnya lalu menghela napasnya pelan dan kembali melanjutkan perjalanannya menggunakan skateboard.
Sepeninggalan Naja barulah Naya bernapas lega, tapi tetap saja rasa girang dihatinya tidak bisa di enyahkan. Naya jingkrak-jingkrak saat bertemu Naja, ingin rasanya Naya blak-blakan mengatakan bahwa dirinya menyukai lelaki itu tetapi Naya tahu batasan.
***
Sesampainya di rumah Naja meletakkan skateboardnya. Saat ia hendak masuk ke dalam kamar, ayahnya bersuara.
"Naja!"
Naja tidak bersuara.
"Komputer di kamarmu sudah ayah enyahkan," ujar Vero, ayah Naja. Naja tidak bersuara ia hanya terdiam saja. Sudah komputer kelima yang di singkirkan ayahnya.
"Ya udah," dan akhirnya Naja menjawab seraya melangkahkan kakinya menaiki tangga.
"Mau kamu beli komputer lagi bakalan ayah enyahkan!"
Naja tidak menjawab dan sibuk menaiki tangga sampai akhirnya ia sampai di kamarnya. Dan yah benar, Vero memang tidak pernah main-main dengan ucapannya, jika dia membenci Naja bermain game dalam komputernya, Vero akan terus menyingkirkannya.
Bisa dibilang hobi Naja itu adalah musuh terbesar ayahnya. Vero tidak menyukai hobi Naja dari kecil di mana Naja selalu bercita-cita menjadi gamers sejati, lain dengan keinginan Vero yang menginginkan Naja untuk menjadi pemegang perusahaan milik ayahnya.
Naja menghela napasnya seraya duduk di kasurnya. Ia menatap sekitar kamarnya yang terasa sangat sepi. Naja mulai menghubungi teman-temannya di dalam grup Line.
Najaatma : lgi pd dimna?
Erickoahat : ngopi
Alanah : di rumah gue, eh ko lo ganyambung si rik+_+
Opan : mikum
Opan : di rumah
Steven : di basecamp
Najaatma : sndiri step?
Steven : ya
Opan : mau abang opan apelin ga zeyenk?
Alanah : abang Alan jga skalian nich
Erick : iya pen ama abang Erick mau juga gaa?
Steven : g
Najaatma : w otw, komputer w di angkut lgi ma bokap
Steven : udh yg ke brp ni?
Najaatma : 5
Erick : pak Vero sultan, jdi sabeb:v
Najaatma : 🐷
Alanah : kok mirip muka erick si Ja?🐒
Erick : syalan loe, tpi emg:)
Naja langsung keluar dari aplikasi Line, saat ia hendak mematikan ponselnya tiba-tiba notif dari game-nya muncul.
Nilith added you
Nilith send you a message
Naja membuka aplikasi gamenya dan melihat notif yang tiba-tiba saja muncul. Biasanya Naja mengabaikannya, tetapi kali ini tengah dilanda bosan karna komputernya di angkut Vero, jadinya dia dengan iseng mulai memencet notif yang muncul.
Saat melihat pemilik akun Nilith, terlebih pesannya seketika Naja tertawa kecil.
Nilith :
AYO LAWAN NILITH!
"Masih akun baru aja belagu," gumam Naja, saat ia hendak keluar dari aplikasinya, satu pesan lagi masuk dari Nilith membuat mata Naja menyipit.
Nilith :
Naja mahatma:)
Seketika mata Naja membulat. Bagaimana orang ini bisa tahu akunnya?
***
TBC!
Ketahuan Naja, meninggal kau naya🤣 besok temanya Nilith vs Silentkiller ya🤣
Nekad parah wkwk, mau lanjut lagi gaaa??
4k komen dlu🙂
WKWK SEMOGA SELALU SUKA YA SAMA CERITAKUUUU!!!
Jangan lupa follow ig : Silentkiller.ofc
Sama sab_febriann
ADA YG GA KEBAGIAN PO LEO 1? TGL 1 JUNI MULAI DI BUKA PO 2 YA, JAM 4 SORE JAN SAMPE KEHABISAN LAGI LHO😘
KANAYA CLARISSA NIH
LOVE U, SPAM NEXT YU:)