I Lost Everything [Completed]

By yekyutae

14.4K 982 305

Aku kehilangan segalanya... More

Prolog
1~ His Life
2~ Bad Day
3~ Incident
5~ Like My Brother
6~ Change Slowly
7~ You Shine My Day
8~Evanescent
9~ The Fact
10~ The Second Fact
11~ Time With You
12~Why?
13~ One Step Closer
14~ Comeback Together
15~ Anger-Unexpected
16~ The Last Story
17~ The Last Story-Ver.2

4~ Attention From A Friend

568 56 8
By yekyutae

Hilir mudik sekumpulan orang itu terjadi di bandara. Mungkin ratusan, atau ribuan mereka ada disana. Ada yang akan berangkat, dan ada yang baru datang.

Dari sekian banyaknya sekumpulan orang-orang tersebut disana ada Kibum dan adiknya Shawn atau Woojin serta satu orang pria dewasa di sampingnya yang tak lain ia adalah paman mereka, bernama Kim Kang In.

"Woojin~ah kenapa kau terus memasang wajah seperti itu eoh? Harusnya kau senang kembali ke tempat kelahiranmu" ujar Kibum saat adiknya terus memasang wajah masamnya.



"Sudah kubilang aku lebih suka di Inggris daripada disini" sahutnya malas-malasan.

Kang In tersenyum mendengar jawaban yang di berikan oleh Woojin. Ia paham bagaimana perasaan keponakannya yang satu ini, tinggal 5 tahun di Inggris tentu tidak bisa dilupakan begitu saja.


"Nanti lama kelamaan kau juga betah Jin~ah" ucapnya seraya merangkul bahu keponakannya itu.







...

Tatapan dingin nan tajam itu kini sedang tertuju pada sosok lemah yang sedang tertunduk dihadapan mereka. Siapa lagi kalau bukan anggota keluarga Lee dengan Donghae yang tertunduk disana.



"Dari mana saja kau selama tiga hari ini tidak pulang?" tanya Ae Ri sang ibu dengan nada yang sangat dingin.



"Eummm... Maaf eomma Hae.. Hae ada urusan mendadak makanya Hae tidak bisa pulang bahkan Hae lupa mengabari kalian" jawab Donghae gugup, ia tak biasa berbohong.



"Kukira kau sudah mati makanya tak pulang ke rumah" ujar Hyukjae dengan mulut pedasnya.




"Kalau kau sudah bosan tinggal disini bawa saja pakaianmu sekalian daripada disimpan disini" giliran Leeteuk yang melontarkan kata-kata pedasnya.


"Ma..af-"



"SUDAH DIAM! Aku tak suka mendengar suaramu yang akan melontarkan pembelaan itu. Sekarang ikut aku" Hyukjae segera menarik Donghae dengan begitu kasarnya. Sementara itu Donghae hanya bisa diam tanpa melakukan apapun.




"Hyuk sudah hentikan. Jangan membawanya ke kamar mandi" terdengar suara Leeteuk yang menginterupsi kegiatan Hyukjae saat akan menarik Donghae menuju kamar mandi bermaksud untuk mengurungnya disana.


"Apa kau bilang hyung? Anak ini sudah melakukan kesalahan jadi dia perlu dihukum" protes Hyukjae.



"Bukan itu maksudku. Kamar mandi terlalu ringan untuk menghukumnya. Lebih baik..." Leeteuk menggantungkan ucapannya dan langsung menarik Donghae lebih kasar dari yang Hyukjae lakukan.





"Leeteuk~ssi kau mau membawaku kemana?" tanya Donghae menahan sakit di tangan akibat dicengkram sangat kuat oleh Leeteuk.




"DIAM KAU SIALAN! JANGAN BANYAK TANYA!" bentak Leeteuk. Sementara itu Hyukjae hanya mengikuti langkah Leeteuk.


Braakk...



"Akkhh..."

Leeteuk menghempaskan kasar tubuh Donghae saat sudah tiba di teras rumahnya. Donghae sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan dia memilih diam. Percuma saja melakukan perlawanan, yang ada hukuman untuknya semakin bertambah.


"Malam ini kau tidur di luar. Bersyukurlah aku masih baik hati tidak memukulimu, tapi ini yang harus kau terima atas tingkah lakumu" bentak Leeteuk.



"Oh kau menyuruhnya tidur di luar dan dihujankan disini... Waah kau pintar ya hyung hahaaa" Hyukjae tertawa dengan cara menghukum Leeteuk, ini diluar dugaannya.


"Kembaranku,,, hati-hati hipotermia yaa ahahaaa" ujar Hyukjae seraya mengacak rambut Donghae, lebih tepatnya mengejek keadaan sang kembaran. Setelah itu ia pun masuk ke rumahnya.



"Aku tinggal yaaaa adikku. Bye" ledek Leeteuk lagi kemudian menyusul Hyukjae masuk ke dalam rumah dengan membanting pintunya cukup keras.




Tersisalah Donghae yang terduduk di dekat pintu. Pakaiannya sudah mulai basah karena malam ini hujan deras dengan angin yang menyertainya, juga suara petir yang bersahutan. Jujur saja Donghae takut dengan kondisi seperti ini, ia takut suara petir.

Sekuat tenaga ia menutup telinganya saat terdengar suara petir, dan sekuat tenaga juga ia memeluk tubuhnya yang mulai menggigil.

"Tuhan... Kuatkan aku, jangan biarkan aku pingsan ataupun kenapa-kenapa" doanya di tengah ketakutan yang menderanya.

"Akh..."

Donghae meringis kesakitan seraya meraba bagian perutnya. Perlahan, ia menyingkapkan kaos yang ia kenakan untuk melihat perutnya. Alangkah terkejutnya dia saat melihat perban yang masih menempel untuk menutup jahitan bekas tusukan diperutnya berwarna merah. Ia yakin pasti jahitannya ada yang terbuka. Perih sekali rasanya.

"Ya Tuhan.. Kenapa ini bisa terjadi. Kumohon jangan tambah lagi darah yang keluar dari luka ini Ya Tuhan..." ia sedikit panik, ia takut jika luka di perutnya akan kembali menganga. Tapi saat ini dirinya tak bisa melakukan apapun kecuali menahan rasa sakit dan perih yang dirasakannya.

Tanpa Donghae sadari ternyata gerak-geriknya itu tertangkap oleh mata Ae Ri yang tengah mengintip dari jendela kamarnya. Ae Ri terkejut melihat darah perban yang memerah menempel di perut sang anak. Rasa khawatir hinggap dihatinya.

Ae Ri bahkan mencoba melangkahkan kakinya untuk menolong sang anak yang terlihat kesakitan. Namun, lagi-lagi ego mengalahkan rasa khawatirnya. Pada akhirnya ia hanya bisa duduk di tepi kasur dengan perasaan yang tidak menentu.

"Maafkan ibumu ini Hae..."






~

"Woojin... Paman sudah mencarikan sekolah untukmu, dan kau akan sekolah di tempat yang sama dengan Kibum. Kau setuju kan?" Kang In memulai pembicaraan dengan keponakannya mengenai sekolah. Ya, baru sehari mereka kembali ke Seoul tapi Kang In sudah berhasil mendapatkan sekolah yang sesuai untuk dua keponakannya.

"Baiklah aku setuju saja. Lagipula aku kan belum punya teman jadi yaaa kalau tidak sama hyungie ya pasti susah" sahut Woojin yang asik dengan PSP nya.



~

"Hyuk, Hyuk.. Lihat itu.. Itu adikmu, apakah kau tak ingin menjahilinya? Sudah beberapa hari ini kita tidak menjahilinya kan?" tanya Sehun saat melihat Donghae yang sedang berjalan menuju kelasnya.



Hyukjae yang tadi sibuk dengan ponselnya pun menolehkan kepalanya keluar dan dapat melihat sosok Donghae. Hyukjae mengukir smirknya.


"Kita akan menjahilinya nanti saat istirahat" ucapnya kepada Sehun.


Jika Sehun dan Hyukjae sama-sama mengukir smirk nya, lain halnya dengan Chanyeol yang hanya diam dengan perasaan tak menentu. Ia bingung harus bertindak bagaimana, mereka sudah merencanakan aksi untuk menjahili Donghae saat istirahat. Chanyeol tak ingin hal itu terjadi, biar bagaimana pun ia sudah berniat dalam hatinya tidak akan melakukan hal yang tidak-tidak kepada Donghae lagi.

Lantas, sekarang ia bingung bagaimana caranya untuk menolong Donghae? Jika ia terang-terangan membela dan mengakui jika Donghae sudah menjadi temannya pasti nanti urusannya ribet, apalagi jika sudah berurusan dengan Hyukjae. Tapi jika ia diam saja, itu berarti dirinya berkhianat pada teman sendiri. Aishh memikirkan hal ini membuat Chanyeol bingung.


"Heiii Chan kenapa kau malah bengong begitu eoh?!" ujar Sehun.



"A..ah tidak aku tidak apa-apa.. Eumm aku ke toilet dulu sebentar ya" karena menghindar dari sahabatnya ia pun beralasan pergi ke toilet meninggalkan kedua sahabatnya yang dilanda kebingungan akan sikapnya.


"Anak itu aneh sekali. Tidak biasanya ya Hun~ah..." ujar Hyukjae pada Sehun.

"Mungkin dia sedang ada masalah" jawab Sehun seadanya.






~

Dalam perjalanannya menuju toilet, Chanyeol menghentikan langkahnya saat berpapasan dengan Donghae. Ia menoleh ke belakang guna memastikan kedua sahabatnya itu mengikutinya atau tidak.

"Aman..."


Ucapnya setelah dia tak menemukan tanda-tanda kehadiran Hyukjae dan Sehun.



"Hae kau sekolah? Harusnya kau istirahat dulu di rumah. Lihatlah wajahmu masih pucat begitu" ucap Chanyeol dengan nada cemasnya.


"Kalau di rumah mana bisa aku istirahat. Aishh kau ini. Sudahlah hati-hati jangan sampai Hyukjae hyung melihat kita?" ucap Donghae waspada.


"Hae, mereka merencanakan kejahilan untukmu nanti saat istirahat. Kumohon, sebisa mungkin kau menghindari mereka ya Hae. Aku tak ingin kau kenapa-kenapa" peringat Chanyeol.


Donghae tersenyum mendengar kecemasahan sahabat barunya ini.

"Terima kasih Chan... Kau tak usah khawatir. Aku ke kelas dulu ya" ucap Donghae yang diikuti Chanyeol, ia sengaja menjaga jaraknya agar kedua sahabatnya itu tidak curiga.

Lho, tadi katanya Chanyeol mau ke toilet? Kok malah balik lagi ke kelas?

Ternyata itu hanya alasan Chanyeol semata supaya dia bisa menghampiri Donghae dan memberitahukan soal rencana yang disusun oleh Hyukjae.






...

Pelajaran telah di mulai sejak 2 jam lalu, dan sejak saat itu juga Donghae menahan rasa pusing di kepala dan rasa perih bekas luka tusukan di perutnya. Sesekali ia memijat pelipisnya juga memegangi perutnya.

Pergerakan Donghae itu tanpa disadari oleh dirinya ternyata Chanyeol terus mengawasi, Chanyeol melihat segala gerak-gerik Donghae bahkan ia melihat wajahnya yang terlihat menahan sakit.

Tak ingin rasa khawatirnya semakin menjadi akhirnya Chanyeol memutuskan untuk mengambil handphone yang ia letakkan di kolong meja. Sebelum membukanya ia melihat gurunya di depan masih sibuk berkutat dengan laptop atau tidak, ternyata masih dan itu memudahkan Chanyeol untuk membuka handphonenya.

Dengan cepat ia mengetikkan pesan yang ditujukan untuk Donghae.

Donghae yang tengah menunduk itu melihat handphone nya berkedip menandakan ada pesan masuk, diam-diam ia membukanya.


From Chanyeol:

Hae.. Kau kenapa? Kulihat kau seperti kesakitan, apa kau baik-baik saja? Apa mau aku antar ke ruang kesehatan?


Donghae tersenyum sebelum mengetik pesan balasan untuk sahabatnya.


To Chanyeol :

Aku baik-baik saja Chan.. Kau tak udah khawatir...



"Seonsangnim!" sebuah suara menginterupsi seisi kelas. Sang guru pun langsung menolehkan kepalanya kepada siswa yang memanggilnya.

"Ada apa Lee Hyukjae?" tanya guru mereka yang bernama Yoon Shi Yoon.


"Maaf saem, saya hanya ingin mengatakan bahwa ada yang memainkan ponselnya" lapor Hyukjae.


Donghae langsung menoleh ke arah Hyukjae. Jangan-jangan kakak kembarnya ini melihat dirinya yang tadi membuka ponsel untuk membalas pesan dari Chanyeol.


Sama halnya dengan Chanyeol, ia juga menatap Hyukjae penuh kecurigaan sekaligus waspada. Ia sudah mencium gelagat aneh dari Hyukjae.

"Siapa yang melakukannya?" suara guru pria yang masih muda ini terdengar sangat tegas nan dingin.


"Lee Donghae, saem" jawab Hyukjae santai.


Donghae terkejut, dugannya benar terjadi. Hmm kali ini dia harus mempersiapkan dirinya pasti dia akan mendapat hukuman daru guru Kimia nya ini.


"Lee Donghae maju ke depan"

Benar saja, namanya dipanggil. Ia pun melangkahkan kakinya menghadap sang guru menahan segala sakit yang sedang dirasakannya sekarang.


"Lee Donghae kenapa kamu melakukan hal yang jelas dilarang saat jam pelajaran saya? Kau tahu kan peraturan saya seperti apa, tapi kenapa kau melanggarnya?" tanya Shi Yoon dengan tegasnya.


"Maaf saem, tapi tadi saya..saya..." Donghae sudah kehilangan kata untuk mencari alasan.


"Saya tidak menerima pembelaan apapun darimu. Kau dihukum. Bersihkan toilet sampai bersih, saya sendiri yang akan mengeceknya. Lalu, tugasmu ditambah dua kali lipat dan besok sudah harus ada di meja saya sebelum pukul 7, paham?" ujar gurunya.


"Iya saem. Saya paham. Kalau begitu saya ke toilet sekarang"


Baru saja Donghae akan keluar dari ruang kelasnya namun hal itu terhenti saat sebuah suara kembali terdengar.


"Maaf saem, tadi Donghae itu membuka ponselnya untuk membalas pesan dari saya jadi sayalah yang pertama kali membuka ponsel. Saya juga harus dihukum, saem"


Donghae kaget dengan pengakuan Chanyeol barusan. Anak itu membelanya, tapi Donghae tidak senang justru ia memikirkan nasib Chanyeol bagaimana nantinya.

"Apa itu benar Donghae?" tanya gurunya memastikan.

Donghae terdiam sejenak dan menatap Chanyeol yang tengah menatapnya juga. Ia mengukir senyum tipis dan menggelengkan kepalanya samar pada sang sahabat.

"Itu tidak benar, saem. Permisi saya akan ke toilet sekarang" Donghae membungkukkan badannya pada sang guru sebelum ia keluar kelasnya, sesaat ia kembali menoleh ke arah Chanyeol yang sedang menatapnya dengan tatapan protes.


"Sudah kembali ke pelajaran dan fokus kalian. Untuk Chanyeol, jangan sekali-kali lagi kau membela orang yang salah. Lanjutkan tugas kalian waktunya tinggal 15 menit lagi" ujar Shi Yoon pada siswa di kelas itu.


Chanyeol kembali duduk di bangkunya setelah tadi dirinya sempat berdiri. Kini ia merasa sangat tidak enak pada Donghae, harusnya tadi ia tak boleh mengirim pesan jika tahu akan berakhir seperti ini.  Chanyeol juga menyadari kedua sahabatnya yang kini tengah melayangkan tatapan bingung sekaligus protes kepadanya tapi Chanyeol tidak mempedulikan itu semua.






~

Jam istirahat telah tiba. Seluruh siswa berlomba-lomba menuju kantin untuk menyantap makanan yang tersedia disana. Tiga serangkai itupun tak mau ketinggalan, mereka juga pergi ke kantin dan makan disana.


"Huhhh... Akhirnya aku tak perlu repot-repot memotong waktu istirahatku untuk mengerjainya. Beruntung tadi ada kesempatan untukku mengerjai anak itu hahaaa" ujar Hyukjae tertawa di sela kegiatan makannya.

"Iya Hyuk kau benar. Ah iya Chanyeol, kenapa tadi kau membela anak itu eoh?" tanya Sehun.


"Aku... Tidak aku tidak membelanya, hanya saja... Ah sudahlah aku tak ingin membahas hal tak penting itu" jawab Chanyeol yang tak menatap mereka sedikitpun.


"Kau ini kenapa sih aneh sekali apa kau mau menjadi teman anak itu eoh?" tanya Hyukjae protes.


"Aku? Aku biasa saja. Sudahlah jangan banyak tanya aku ini sedang makan, kalian mengganggu saja ishh" jawab Chanyeol menghindari hal yang berkaitan dengan Donghae.






~

Sementara itu di toilet kini Donghae baru saja menyelesaikan kegiatan bersih-bersihnya. Dan disana sudah ada Shi Yoon yang memeriksanya.

"Kau mengerjakannya dengan bersih juga ya, sepertinya kau biasa kerja ya Hae" ujar Shi Yoon kepada siswa yang menerima hukumannya tadi.


"Ah ya begitulah saem, ibuku selalu mengajariku untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah" jawab Donghae sekenanya.


"Pasti ibumu bangga punya dirimu"

"Sangat salah, saem..."



"Lain kali jangan ulangi hal yang sama ya Hae, kau memang jarang melanggar peraturan jadi jangan sekali kau coba-coba ya. Kalau begitu kau boleh istirahat sekarang, saya duluan" ujar Shi Yoon yang kemudian melangkahkan kakinya lebih dulu meninggalkan area toilet.


Brukk...


Baru beberapa langkah Shi Yoon berjalan, ia mendengar sesuatu yang terjatuh. Ia menolehkan kepalanya ke belakang dan dapat dilihat jika Donghae ambruk, anak itu pingsan.

Sontak hal itu membuat Shi Yoon terkejut dan langsung menghampirinya.

"Donghae... Astaga Hae kau kenapa eoh?" ia panik dan menepuk-nepuk pipi siswanya ini.

"Saem, Donghae kenapa?" Chanyeol menghampirinya dengan panik.


"Dia tiba-tiba pingsan Chan. Bantu aku membawanya ke UKS"

Kedua pria itupun membawa tubuh Donghae yang tak sadarkan diri ke UKS.






~

Hyukjae dan Sehun dibuat bingung dengan ketidak hadirannya Donghae dan Chanyeol di jam pelajaran ke-5. Mereka pun semakin berspekulasi jila Chanyeol sudah berteman dengan Donghae.



Di ruang UKS Chanyeol dan gurunya, Shi Yoon masih setia menemani Donghae yang belum bangun. Tadi ia sempat siuman dan setelahnya ia kembali tertidur karena merasa sangat lemah. Kata yang memeriksanya bilang bahwa Donghae ini mengalami kelelahan.

"Aku merasa bersalah karena menghukumnya. Oh iya Chan, apa yang kau katakan sebelum Donghae keluar kelas itu benar?" tanya Shi Yoon.

"Benar saem... Aku yang mengirim pesan duluan untuk menanyakan keadaannya, sejak pagi dia kelihatan menahan sakit makanya aku mengirim dia pesan" jawab Chanyeol jujur.


"Lalu, kenapa Hyukjae mengadu dengan nada seperti meremehkan begitu?"

"Saem mau tau rahasia Donghae dan Hyukjae?"

"Rahasia, apa itu?" tanya Shi Yoon penasaran.

"Mereka adalah kembar tak identik. Tapi mungkin mereka punya masalah keluarga yang menjadikan Hyukjae membenci Donghae. Hyukjae sering membullynya dan akupun termasuk dalam kelompoknya, tapi kini aku sudah berubah saem" cerita Chanyeol yang sangat mengejutkan Shi Yoon. Dia baru satu bulan menjadi guru di sekolah itu jadi dia belum tahu banyak tentang siswa-siswanya.


"Aku tak menyangka... Lalu Chan kenapa kau telah berubah?"

"Beberapa hari lalu Donghae menolongku saat aku dipalak oleh preman, bahkan dia melindungiku saat aku akan ditusuk oleh mereka, jadi dialah yang jadi korban. Aku merasa sangat bersalah saem, dia begitu tulus dan tak menyimpan dendam" Chanyeol bercerita dengan menunjukkan mimik sedihnya.

Shi Yoon menatap muridnya dengan tatapan prihatin, ia tak menyangka dengan muridnya yang terkenal pintar dan ceria itu ternyata memiliki permasalahan hidup yang sangat pelik. Timbul rasa iba di hatinya untuk anak yang tengah tertidur itu.


"Ya sudah Chan, lebih baik kau ke kelas lagi. Biarkan Donghae tidur" perintahnya.


"Baiklah saem... Nanti saat Donghae bangun, jangan tunjukkan ekspresi sedih itu ya.. Dia takkan menyukainya" ujar Chanyeol sebelum meninggalkan UKS.





~

"Chan kau dari mana saja baru masuk di jam ke-6?" tanya Hyukjae saat Chanyeol telah mendudukan dirinya.


"Membolos heheee... Aku malas dengan pelajarannya makanya aku tak ajak-ajak.. Aku habis tidur di UKS Hyuk..." jawab Chanyeol cengengesan.


"Huhh.. Kau tak ajak-ajak" Sehun protes pada Chanyeol yang bisa membolos.


"Kukira kau pergi bersama anak bodoh itu karena sejak tadi dia tak ada, tapi ternyata kau habis tidur. Syukurlah jadi aku tak perlu khawatir kau berteman dengan anak itu" ujar Hyukjae sedikit mendelikkan matanya.


"Hahaa mana mungkin aku pergi dengan Donghae" tawa Chanyeol dipaksakan.









...

Saat ini Donghae sedang dalam perjalanan pulang. Jujur saja ia masih sangat lemas, tapi ia tak mungkin manja untuk saat ini. Luka di perutnya masih terasa perih dan kepalanya masih sedikit pening, tapi sebisa mungkin ia menahan segala rasa sakit itu demi bisa pulang dan terlihat baik-baik saja.

"Hahh... Semangat Hae~ya jangan jadi orang lemah" ucapnya menyemangati diri sendiri.

Tiba-tiba saja...

Brukk...

Ada seseorang yang menabraknya hingga dirinya sedikit terhuyung.

"Ah maaf saya terlalu fokus dengan handphone saya" ucap orang itu merasa bersalah.

Sementara Donghae masih menunduk berusaha menjaga keseimbangan.

"Apa anda baik-baik saja?" tanya orang itu sedikit menyentuh bahunya.

Perlahan Donghae menegakkan tubuhnya dan melihat wajah orang yang telah menabraknya tadi.

Wajah itu....

Donghae terpaku. Rasanya untuk menghirup udara juga susah. Matanya tidak berkedip sedikitpun melihat sosok yang kini tengah berdiri di hadapannya. Ia ingin bicara tapi bibirnya terasa kelu.

Orang itu...

"Haiii... Anda baik-baik saja?" orang itu mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Donghae.











"Kyu..Hyun..."






*TBC

Kyuhyun??🤔

Vote dan komentar yaaa😊

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 37.7K 63
π’π“π€π‘π†πˆπ‘π‹ ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 π–π‡πˆπ‚π‡ jude bellingham finally manages to shoot...
387K 27.2K 22
"Oh, Romeo, Romeo! Wherefore art thou, Ro--" "You're not using enough emotion." "Would you like to switch roles and become Juliet instead, Taehyung...
24.2K 3.5K 23
Blurb: Raksa memiliki arti perlindungan dalam bahasa Sanskerta. Sementara luka memiliki artian sebagai rasa sakit yang dibenci oleh semua orang. Seja...
14.4K 982 18
Aku kehilangan segalanya...