SILENTKILLER (Naja Mahatma)

By sabrina1928

6.2M 369K 331K

(Sudah di terbitkan oleh penerbit Loveable.redaksi) FOLLOW DULU SEBELUM BACA || TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU... More

Prolog
Cast SK
ā€¢Silentkiller 01ā€¢
ā€¢Silentkiller 02ā€¢
ā€¢Silentkiller 03ā€¢
ā€¢Silentkiller 05ā€¢
ā€¢Silentkiller 06ā€¢
ā€¢Silentkiller 07ā€¢
ā€¢Silentkiller 08ā€¢
ā€¢Silentkiller 09ā€¢
ā€¢Silentkiller 10ā€¢
ā€¢Silentkiller 11ā€¢
ā€¢Silentkiller 12ā€¢
ā€¢Silentkiller 13ā€¢
ā€¢Silentkiller 14ā€¢
ā€¢Silentkiller 15ā€¢
ā€¢Silentkiller 16ā€¢
ā€¢Silentkiller 17ā€¢
ā€¢Silentkiller 18ā€¢
ā€¢Silentkiller 19ā€¢
ā€¢Silentkiller 20ā€¢
ā€¢Silentkiller 21ā€¢
ā€¢Silentkiller 22ā€¢
ā€¢Silentkiller 23ā€¢

ā€¢Silentkiller 04ā€¢

107K 15.4K 9.9K
By sabrina1928

Back to bang Naja with Mbak Naya again🤣 btw, skrg tanggal 25 yah? Wah bang Leyo mau debut nih wkwk, jangan sampai gak war ya di hari pertama PO, bang Leo bisa di pesan jam 4 sore! Stay cune, tar ke habisan lhooo😘

Eh jangan lupa spam comment yah!
Love u😘😘😘

Yg typo tandain yaa😘😘


Saat di sekolah Naya terdiam sejenak seraya terus memikirkan tentang Naja dan Silentkiller yang saling berhubungan. Kenapa bisa seorang Naja Mahatma bisa bermain game sejago itu, sudah tampan, banyak piagam perlombaan. Seketika Naya teringat sesuatu akan event yang sering di ikuti Naja.

"Stella, Naya mau nanya," ujar Naya tiba-tiba membuat Stella yang sedang bermain ponsel refleks menoleh.

"Ape?"

"Hm silentkiller itu kan udah sering ikut event-event gitu ya? Seharusnya mukanya keliatan dong?"

"Pake topeng," jawab Stella lalu kembali memandangi ponselnya.

"Hah? To-topeng?"

Astaga kak Naja, muka gantengnya kenapa di topengin? Batin Naya miris.

"Iye, lo kayaknya pengin banget tahu soal Silentkiller, kenapa mau join main game?" tanya Stella.

"Lo ajarin Naya kek, Stell. Naya kepo deh gimana bisa main sama Silentkiller," ucap Naya pelan.

"Gabakal mau main sama lo lah, apalagi lo akun baru, ketahuan banget noob-nya," timpal Stella santai.

"Ya Tuhan jahat sekali, Stella Putri. Naya tiba-tiba Pro awas aja lo!" ancam Naya gemas, dan Stella refleks tertawa lalu mengacak-acak rambut Naya. Naya langsung menepis tangan Stella, lalu melangkahkan kakinya menuju Adam yang sedang sibuk menyalin PR-nya.

"Adam," panggil Naya lalu duduk di samping Adam, kebetulan Danu teman duduk Adam sedang tidak duduk di tempatnya. Adam menjawab dengan gumaman karna masih sibuk menyalin PR-nya.

"Adam," panggil Naya lagi.

"Hm."

"Adam?"

"Apa, Kanaya?" dan Adam menoleh, barulah Naya berhenti untuk memanggil nama Adam, kini Naya tersenyum manis.

"Nah gitu dong, kan Naya manggil harus nyautnya panjang," ujar Naya.

"Iya-iya," jawab Adam seadanya lalu kembali menulis.

"Apa? Ngomong aja." Naya menghela napasnya pelan lalu menumpu dagunya dengan tangannya seraya menatap wajah Adam yang terlihat sedang serius.

"Adam mau nggak bikinin Naya akun game yang Stella mainin?" tanya Naya.

"Mau."

"Ajarin sekalian?" Adam menoleh sejenak lalu menatap muka Naya yang terlihat mulai menggemaskan, di tambah Naya memperlihatkan wajah imutnya.

"Mau kan?"

"Emang kenapa mau main game kayak Stella? Lo kan main game-nya the sims," tutur Adam seraya tertawa kecil, Naya menghela napasnya pelan.

"Naya mau lawan Silentkiller."

"Eh buset!" Adam terkejut dengan penuturan Naya, astaga mau berulah lagi.

"Gabakal mau main sama akun lo, Nay. Dia gak sembarangan mau main-main aja terkecuali ada taruhannya, kemaren Stella juga taruhin levelnya, lah elo mau naruhin apa?" tanya Adam.

"Naya aja jadi taruhannya," jawabnya enteng. Adam melotot lalu meletakkan pulpennya dan langsung mencubit pipi Naya gemas.

"Ayo ngomong sekali lagi!"

"Sakit, Adam ishhhh!"

Tangan Adam langsung di rangkul ke pundak Naya.

"Gaboleh sembarangan ngomong," ujar Adam seraya mengacak-acak rambut Naya, keduanya terlihat mesra seperti sepasang kekasih, hal tersebut membuat Ucup yang biasa meledek langsung berdeham.

"Udah sih, Dam. ungkapin aja gausah berkedok teman tapi cinta, ahay!"

"Emang pacaran ya, Sayang?" Adam malah menanggapi ucapan Ucup seraya memainkan hidung Naya.

"Ish, Adam. Gausah gitu lo, Cup. Jangan-jangan elo lagi yang suka sama Naya," tuduh Naya pede. Ucup menghela napasnya pelan.

"Iya gue suka lo, Nay. Kalo lo pinteran, lo goblok sih." sekelas tahu bagaimana kelakuan Naya yang menggemaskan semua orang. Baru beberapa minggu bersekolah Naya suka bertingkah aneh dan yang lebih menariknya Naya suka polosnya tidak tahu tempat.

"Adam, Naya di bilang goblok," ujar Naya menampilkan puppy eyesnya.

"Shhht, nanti abang Adam jedotin kepala Ucup," ucap Adam.

"Huaaa," Naya memeluk Adam dan Adam mengelus puncak kepala Naya.

Lain dengan Stella yang menatap keduanya yang sering terlihat mesra, Stella tahu Naya memang manja.

Stella tersenyum miring melihat tingkah Naya lalu kembali memainkan ponselnya.

***

"Kanaya!!" pekik Ucup, Naya berlari sekencangnya seraya membawa lari tas milik Ucup. Abisnya Naya kesal sih di katain goblok terus, makanya Naya langsung balas dendam dengan membawa tas milik Ucup.

"Naya, gue gampar lo, Nay!" pekik Ucup, Naya tertawa seraya terus berlari, ia menoleh ke belakang.

"Coba aja lo kejar Naya kalo bisa, haha!" dan saat menoleh ke depan ternyata ada tiga cewek dan satu cewek di tengah langsung di tabrak Naya. Pasalnya Naya tidak bisa mengendalikan dirinya dan alhasil ia menabrak cewek itu.

"Aduhhh, ahhh sakit bangettt!" pekik seseorang dan saat Naya melihat ternyata Madona yang sudah tersungkur di lantai koridor bersama dirinya. Dengan cepat Naya bangkit lalu mencoba membantu Madona.

"Kak maafin---"

"Awas!" potong Madona ketus lalu mengambil uluran tangan Primy dan Selena.

Madona berdiri seraya membersihkan dirinya. Dan Naya panik, mana Stella dan Adam sedang di kantin.

"Sini!" dan Ucup langsung merebut tas di tangannya.

"Ucup, bantu Naya," ucap Naya pelan memohon pada Ucup.

"Sukurin, kualat lo sama gue," ujar Ucup lalu pergi meninggalkan Naya sendiri.

Saat Naya hendak membalikkan tubuhnya, Madona langsung membentak.

"Heh! Mau kemana lo?!"

"Kak Mado--"

"Lo punya mata nggak sih? mata tuh di pake, lo gatau gue siapa?!" tanya Madona dengan suara lantang, semua orang sibuk dengan urusannya sendiri, karna sudah tahu bagaimana kelakuan Madona jadi tidak mau ikut campur.

"Kak Madona," jawab Naya.

"Kalo tau kenapa bisa nabrak gue sampe gue jatoh?!"

"Kalo tau juga gak bakal nabrak kali," jawab Naya polos. Madona melotot. Astaga ingin sekali Madona menjenggut rambut Naya sampai rontok.

"Lo berani sama gue?!"

"Engga, engga beneran, Kak!" jawab Naya seraya menggelengkan kepalanya.

"Sumpah ya," saat Madona hendak bersuara, Naya langsung menatap Naja yang hendak lewat bersama teman-temannya, saat Madona hendak menamparnya, Naya langsung menarik tangan Naja dan bersembunyi dibalik tubuh lelaki itu.

Refleks Madona, Primy dan Selena melotot, termasuk semua orang yang di sana. Bagaimana tidak? Lancang sekali seseorang memegang Naja bahkan sedekat itu dengan Naja terkecuali teman-teman cowoknya.

"Kak Naja bantu Naya," lirih Naya. Naja juga terkejut karna tiba-tiba Naya menarik tangannya.

"Lo--"

"Nanti Naya sebar lho tentang silentkiller," ancam Naya membuat Naja refleks menoleh ke arah Naya yang berada tepat di belakangnya. Bagaimana tidak? Naja sensitif di ancam hal seperti itu, dengan beraninya Naya mengancam lelaki itu.

"Lo bener-bener ya," ujar Naja dengan nada kesal namun rautnya masih datar.

"Eh berani-beraninya lo deket-deket sama Naja!" pekik Madona.

"Naja, lo ngebiarin tuh cewek pegang-pegang lo?" tanya Madona sedikit terkejut karna Naja diam saja.

Tak lama Naja menarik tangan Naya dan menjauhkan Naya dari tubuhnya. Naya sempat terkejut, lain dengan Madona yang langsung tersenyum sinis.

"Sini lo, gue kasih pelajaran!"

"Balik ke kelas lo, Don," balas Naja singkat.

Erick berdeham pelan.

"Calon tunangan mah beda," gumamnya seraya menepuk bahu Naja.

"Ayo ke kantin duluan lah, lama nungguin orang pacaran mah," ucap Erick lalu Opan dan Steven tertawa kecil seraya melangkahkan kakinya menuju kantin. Kini tinggal geng Madona, Naya dan Naja.

"Lo kok usir gue, Ja?"

"Gausah gangguin adek kelas."

"Naja tapi dia--"

"Lo denger gue ngomong nggak sih?" tanya Naja kini terlihat menaikkan sebelah alisnya membuat Madona sekuat tenaga menahan amarahnya. Ia tanpa bicara lagi langsung pergi diikuti Primy dan Selena.

Naya menghela napasnya setelah kepergian Madona and the geng.

"Astaga, untung ada lo, Kak. Coba nggak ada? Naya pasti abis deh sama kak Madona," ucap Naya senang. Sedangkan Naja mencoba menahan amarahnya, ia langsung mencekal tangan Naya dan membawanya kesuatu tempat. Naya terkejut karna cekalan tangan Naja begitu kuat.

Seberusaha mungkin Naya melepaskan diri.

"Kak sakit," ucap Naya namun Naja masih menarik tangannya sampai akhirnya keduanya sampai di belakang sekolah, tepatnya di dekat toilet cowok.

"Sakit, Kak Naja. Ish!"

Yang membuat Naya terkejut karna Naya langsung dipojokkan oleh Naja dengan posisi tangan Naja yang menumpu di dinding dengan posisi yang sangat dekat dengan Naya. Refleks kedua mata Naya bertemu dengan mata milik Naja.

Jantung Naya berdebar tidak karuan. Satu tangan Naya yang dicekal di taruh di sisi kiri kepala Naya.

"Jangan pernah berani ancem gue lagi dengan bawa-bawa silentkiller," ucap Naja.

Naya menatap mata Naja yang terlihat begitu menahan amarah. Apa dirinya begitu salah sampai membuat lelaki itu sampai semarah itu?

"Paham nggak lo?"

"Kak Naja," panggil Naya.

"Jawab!"

"Hiks." Naya langsung memejamkan matanya seraya menangis. Naja terdiam sejenak lalu menarik napasnya pelan.

"Gausah nangis," ujar Naja dengan nada pelan.

"Sakit," lirih Naya.

"Ta-tangan Naya sakit," ucapnya lagi membuat Naja refleks menoleh ke arah tangannya yang mencekal tangan Naya. Ia langsung segera melepaskan tangan Naya dan Naya menangis seraya mengelus tangannya.

Naja terdiam lalu menatap Naya.

"Maaf," ucap Naja pelan, Naya tidak menanggapi sibuk mengelap air matanya. Naja langsung menarik satu tangan Naya yang tadi bekas di cekal olehnya.

Dan merah.

Naya terdiam melihat Naja yang menatap tangan Naya.

"Sakit banget?" tanya Naja, Naya masih sesegukan berusaha untuk menahan tangisnya.

"Iya," jawabnya tanpa menatap mata Naja.

"Maafin, makanya jangan buat orang kesel," balas Naja.

"Tanggung jawab, hiks," ucap Naya sesegukan.

"Hah?"

"Sembuhin tangan Naya," pinta Naya.

"Mau ke UKS?" tanya Naja.

"Enggak, sembuhin sama kak Naja."

"Ya gimana caranya, gue pegang lagi kayak tadi?" refleks Naya melotot.

"Bukan begitu!"

"Terus?"

"Cium tangan Naya," ujar Naya polos membuat Naja menyipitkan matanya heran, ia menatap Naya dengan tatapan tidak suka.

"Lo urus aja sendiri," ketus Naja malas lalu membalikkan tubuhnya, sedangkan Naya langsung menangis seraya berjongkok.

Astaga, Naja mengurungkan niatnya untuk pergi, kenapa ia harus bertemu dengan orang aneh seperti ini? Naja ingin sekali memegang kepala gadis di depannya agar selesai. Naja kembali menghampiri Naya lalu ikut berjongkok di depannya.

"Bunda," gumam Naya tidak menyadari Naja sudah berada di depannya. Naja menghela napasnya pelan lalu mengambil satu tangan yang di maksud membuat Naya refleks mendongak dan hal yang tidak terduga dilakukan oleh Naja. Lelaki itu mencium pergelangan tangan Naya yang membuat mata Naya membulat.

Naja melakukannya.

"Puas lo?" suara datar Naja tidak membuat detakan jantungnya normal kembali, pasalnya sekarang ia malah merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. di tambah tatapan mata Naja membuat Naya tidak bisa berpikir normal, demi apa tangannya di cium doi?

Naja melepaskan tangan Naya.

"Udah gausah nangis lagi." Naja berdiri membuat Naya refleks ikut berdiri.

Dan Naja langsung membalikkan tubuhnya untuk melanjutkan langkahnya untuk meninggalkan Naya, namun dengan cepat Naya bersuara.

"Kak Naja!" panggilnya, Naja tidak berbalik ataupun menoleh, namun langkahnya terhenti. Saat itu juga Naya bersuara lagi.

"Hm tangan Naya udah sembuh kok, hehe. Hm maafin Naya juga ya, Naya nggak akan lagi-lagi ngancem kak Naja," ujar Naya. Naja menarik sudut bibirnya lalu melanjutkan langkahnya meninggalkan Naya sendiri.

Lain dengan Naya, sepeninggalan Naja ia berseru senang, bagaimana tidak? Tangannya di cium Naja! Dia tidak mengira bahwa Naja akan melakukannya, terlebih memang biasanya kalau luka, Naya minta di cium lukanya oleh orang terdekat.

Dan Naja melakukannya.

Lain dengan seseorang yang melihat adegan tersebut langsung pergi menuju orang yang akan diberitahukan tentang apa yang dilihatnya.

TBC!!!!

Makin asik nggak? Btw Naya bisa aja modusnya, Ada alasan kenapa Naja kesel pas di ancem Naya ya guys. Apa tuh?? Spam next biar Author lanjutttt:)

4k komen yah"ψ(')ψ"ψ(')ψ

Ehh iya, menurut kamu Naya itu orangnya kayak gimana?

Stella?

Adam?

Naja?

Madona?

Terlebih si Naja, ada yang udah bisa tebak-tebak sifat Naja?

Cerita ini gak cuma tentang percintaan kok, nanti kmu bakal liat hal selain cinta-cintaannya:)

Eh tpi cinta"annya bakal bikin gemes. Soalnya Naya yg bikin gemesin🤣🤣

EH JANGAN LUPA YA JAM 4 SORE BANG LEO OPEN PO!!! INFONYA DI IG : SAB_FEBRIANN

Jangan lupa follow :
Silentkiller.ofc

Thank u!

Spam next y!

Continue Reading

You'll Also Like

7.1M 11.6K 2
Cantika Rabinar tidak takut menghadapi apa pun dan siapa pun. Karena sikap yang terlalu berani ini membuatnya terjebak dalam masalah besar. Prince...
650 173 13
"Dasar red flag. " sambungnya, "Cowok kayak lo gapantes dijadiin pasangan. " Dirga menyilangkan lengan, kemudian tersenyum. "Dan lo yang bakal jadi...
72.1K 6.6K 22
#FlashFiction [COMPLETE] Nexterday dan berikutnya aku selalu bersamamu. Semua tersimpan jelas bagaimana cara aku merawatmu. Hingga takdir yang tak te...
1.2M 19K 6
Arkan dan Rallin bagaikan dua insan yang diselimuti oleh kegelapan, tak ada yang pernah menyangka jika mereka ditakdirkan untuk bersama dalam sebuah...