πŸ†ƒπŸ…°πŸ…ΌπŸ…°πŸ†ƒ Sangat Membenci Me...

By iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... More

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai

4.5K 140 15
By iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

"Tharn, kubilang berhenti...ah~"

"Pukul aku, jika benar-benar ingin berhenti, pukul aku sekarang"

Malam bertabur oleh bintang. Kebanyakan orang-orang mungkin telah tertidur. Tapi kondisinya berbeda di dalam ruangan Thara dan Thiwat. Karena saat ini, orang yang terus menerus berkata tidak, tubuh bagian bawahnya telah dijajah oleh wajah pemuda yang memerah seperti terkena demam. Dadanya naik-turun, kedua tangan saat ini memegang bagian tubuh yang seharusnya tidak dipegang...

"Jangan pikir aku tidak cukup berani...berhenti...Tharn...aku bilang berhenti!"

Bagaimanapun juga, seseorang yang berkata dengan marah untuk menyuruhnya berhenti, sudah tidak mampu mengangkat tangannya dan memberikan tinju pada bahu pemuda itu lagi. Karena telapak tangan pemuda yang sedang mabuk itu telah meninggalkan pinggangnya, kemudian merebut bagian tengah tubuhnya yang terbangun sejak ciuman yang terjadi beberapa menit lalu. Anak itu terlihat sangat menahan diri, dia tidak membiarkan tubuhnya bebas mengeluarkan sperma saat mimpi basahnya terbesit di benak, meskipun begitu jawaban menakutkan pemuda itu mengikuti setelahnya;

"Aku tidak bisa berhenti"

EGHH!

Tubuh Type berjengit kaget, perkataan pelan yang samar itu membuat tubuhnya gemetar, pemuda itu mengatakan ucapannya dengan mengirimkan pijatan di kedua puting hitamnya, membuat anak itu mengulurkan tangan agar membuatnya menjauh dengan mencengkram erat bahunya. Nafasnya tersengal-sengal. Tharn menggunakan kedua tangan tangan untuk menyapu dadanya, membuat pria dihadapannya membuka kakinya, bergerak sesuai irama.

"Aku tahu, kamu pun tidak dapat berhenti sekarang"

Pleb

Setelah berbicara, pria bersuara dalam itu membuka rahangnya dan melahap benda miliknya, ucapannya memang benar, saat ini tubuh Type rasanya hampir terbakar. Sebentar lagi dirinya akan mencapai puncak. Seluruh tubuhnya dengan jelas seolah berteriak memohon, menginginkan pengalaman seks yang sangat mengagumkan. Kali ini, saat Tharn menarik kepalanya untuk mendekat, dan menjatuhkan ciuman kepadanya sekali lagi, tapi pada saat ini...

Type mengulurkan kedua tangannya untuk menarik leher pria yang sedang mabuk itu agar mendekat. Kemudian membuka mulutnya untuk menerima ciuman panas yang masuk. Mereka saling menyatu, bertukar hasrat yang mulai membara. Disaat seperti ini, Tharn membuka resleting celananya, kemudian mengeluarkan benda panjang panas di tubuhnya dan mulai memposisikan di bagian selakangan panas anak yang berada di bawahnya. Dengan mulut yang masih saling bercumbu, benda panas miliknya...bertemu dengan panas milik anak itu.

"Ah~! Brengsek... Ah~..."

"Begitu...ah~... Ttype...perlebar kakinya"

Kedua tongkat panas itu saling bersinggungan satu sama lain, saling menggosok, ketika bagian kepala ditangkap dan digosok secara bersamaan, kedua pria itu mengeluarkan suara rintihan yang pelan, mereka telah tenggelam ke level yang menyenangkan dan sulit untuk kembali.

Pada saat ini, tidak ada satupun dari mereka yang ingin menghentikan ini, jika memang salah satu dari mereka menghentikan semua ini sekarang... Bisa dipastikan akan terjadi pembunuhan.

Tharn dengan cepat menarik jari-jarinya, dan memasukkannya ke dalam mulut bagian bawah tubuh anak itu, mendorong jarinya ke dalam mulut yang sudah basah akibat ujung tongkat yang terlihat kacau. Di saat Type masih tertarik dengan menggunakan tangan untuk membantu pria di hadapannya mencapai mimpi, dia sekarang juga bisa merasakan sentuhan yang masuk beserta gesekan yang terjadi di tongkat panasnya membuat dirinya merasa hampir gila.

"Egh! Em~ Tharn...sial"

Saat ini Type terengah-engah karena gerakan pria dihadapannya, dia bisa merasakan panasnya telapak tangan yang menempel di pantatnya, sedangkan jari tengah pemuda itu sudah keluar-masuk sesuai irama. Saat merasakan dengan lembut genjotan itu tanpa sadar tubuhnya mulai membungkuk sampai benda panas di tubuhnya menusuk perut. Sekali lagi, semangat menentang anak itu berubah menjadi sangat kecil.

Jika melakukan lebih dari ini, dia pasti akan masuk lagi.

"Tharn... Ugh... Kamu"

Kali ini anak yang berbicara sudah seperti seekor ikan yang keluar dari air, gerakan tangannya berhenti. Segala gerakan yang dilakukannya berhenti di tengah jalan, dahinya mengerut dan penuh peluh saat merasakan jari yang telah keluar-masuk melalui lubang pantatnya yang sempit. Ketika gerakan yang masuk lebih kuat dan sampai pada bagian yang dalam, perasaan yang mulai meningkat dalam tubuhnya hampir membuatnya gila. Kali ini Type hanya bisa mencengkram kedua bahu Tharn dengan erat. Dan sialnya, saat ini dia sama sekali tidak mengingat si brengsek dalam cerita masa kecilnya. Yang dia tahu sekarang, sebentar lagi tubuhnya akan ditusuk, kemudian...

Sekali tusuk benda itu telah menembus masuk ke dalam tubuhnya.

"Ha~..."

Kedua mulut telah bertemu kembali, keduanya sekarang tidak bisa melihat wajah masing-masing. Bukan hanya karena ruangan dalam kondisi gelap, tapi karena suasana hati mereka sekarang membuat pandangan seolah mengabur. Saat ini Tharn memasukkan jarinya lebih dalam, mempercepat gerakannya sedangkan Type mulai memegangi kedua tongkat panas mereka dan menggerakannya sesuai irama.

"Biarkan aku masuk... Aku sudah tidak tahan..."

Tharn berbisik untuk meminta. Tapi masih tidak mendapatkan jawaban apapun dari Type, jadi dia menarik tangannya agar tubuh anak itu mendekat. Hanya saja, saat Tharn hendak melepaskan kaos yang dipakai oleh anak muda dari wilayah selatan itu. Si pemilik kaos masih saja menggerakkan tubuhnya untuk mengelak sampai pada akhirnya dia berhasil melepaskannya. Jadi kali ini Tharn membungkuk untuk menghisap dan menjilat putingnya, memberikan hukuman agar anak itu merasa tergelitik sampai benar-benar merasakan birahi yang memuncak

"Hanya seks"

Dan pada akhirnya Type mengucapkan kalimat seolah sedang menenangkan dirinya. Kali ini pemuda itu sudah menangkap pinggangnya dan bersiap untuk masuk. Dengan cepat dia mengganti posisi tubuh terpanasnya untuk masuk ke dalam lubang gang sempit. Setelah itu, insting Type yang berjalan seolah mengatakan padanya...dia harus segera masuk.

"Egh! Ah~... Tharn...Bangsat, brengsek!"

Bahasa kasar mulai menyembur keluar tanpa henti. Meskipun begitu, tubuh Type masih ditekan dengan gerakan yang perlahan tapi tajam, seluruh gerakan yang dirasakan sakit. Bagaimanapun juga gerakan ini terlalu kuat untuknya. Dia bisa merasakan dengan jelas benda keras dan panas dengan sangat kuat menghantam dinding bagian dalam tubuhnya dengan kasar, membuat seluruh tubuhnya mengejang.

"Sakit tapi menyengat"

Type bicara dengan terengah-engah. Nafasnya pendek, matanya tertutup. Saat merasakan perasaan panas yang datang menekan di dalam tubuhnya, dia tidak tahu harus bagaimana.

Entah sejak kapan menjadi seperti ini.

Yang dirasakannya... Jika berhenti sekarang, lebih baik saling mengacungkan pisau untuk saling membunuh.

"Ha~...Kamu...Kamu mencengkaramku... Em~...enak"

Saat ini Pemuda yang sedang mabuk hampir kehilangan akal sehat, dia benar-benar sudah mabuk kepayang. Bahkan dia menyerang dengan tajam dan berat saat masuk ke dalam, rasa panas di dalam tubuh anak itu benar-benar membuat tubuhnya meleleh, sedangkan orang yang menerima serangan tubuhnya berubah menjadi lemah, seolah menginginkan pria itu tetap bergerak.

"Mencengkram sialan... A~...Hah~...Apaan"

Type hanya bisa mengeluhkan ini. Meskipun begitu, karena tubuhnya menerima tekanan secara terus menerus, perasaan masam dalam hati akhirnya muncul karena tekanan intens yang hampir membakar tubuhnya, sedangkan jantungnya selalu saja berdansa dengan suka rela. Padahal saat itu, dia telah mengatakan pada dirinya bahwa jangan pernah melangkah masuk ke dunia seperti ini lagi.

Dunia apapun itu, aku sudah tidak perduli. Yang aku perdulikan, aku bahagia dengan kondisi yang seperti sekarang ini.

Type mengangkat pinggangnya saat tubuhnya di tekan. Sedangkan kedua tangannya mencengkram bahu pria di hadapannya, menahan erangan yang akan keluar. Setiap tubuhnya di tekan, lehernya di cium, entah meninggal bekas ciuman atau tidak, dan pada akhirnya diapun tidak sadar telah mengeluarkan suara erangan, sedangkan tubuhnya gemetar hebat ketika seluruh tubuhnya di hujam.

"Berikan aku... Yang lebih enak..."

Melihat kondisi yang timpang dengan tubuhnya yang lemah bisa dilihat bahwa anak itu masih belum terbiasa, ucapannya ini membuat Tharn merasa sulit, meskipun demikian dia tidak bisa bersabar sampai anak itu mau menerimanya. Jadi saat ini, dia memegangi kedua pinggangnya kemudian menarik keluar benda miliknya, setelah itu meminta orang yang dari tadi terbaring untuk berdiri.

"Pegangi tempat tidur"

Jika ini di saat biasa, Type mungkin akan mengumpat dan menolak untuk melakukan. Tapi dengan suasana hati seperti sekarang, Type menurut dan memegangi ujung tempat tidur. Sedangkan seseorang yang berada di belakang tubuhnya berdiri, langsung mengangkat pinggangnya dan mendorong kembali tubuhnya untuk masuk dengan perlahan. Meskipun begitu, gerakan yang terjadi diam-diam menjadi jauh lebih cepat dari sebelumnya. Sakit sekaligus enak, mungkin ini yang bisa digambarkan oleh Type mengenai sentuhan ini.

"Haa~!"

Anak dari wilayah selatan itu tanpa sadar membuka mulutnya untuk menarik udara dalam-dalam memenuhi paru-parunya. Rasa panas hebat dari hujaman itu merangsang tubuhnya, membuatnya tidak dapat beristirahat. Kedua tangannya sekarang meremas seprei dengan erat. Saat ini, pria yang sedang bersamanya terus menerus menghujam dengan irama yang tajam dan dalam.Tangannya sudah meluncur untuk menggosok benda miliknya, di saat yang sama mengujam ke bagian inti dalam tubuhnya.

"Hah~!"

Tanpa di duga, tiba-tiba saja Type mengangkat salah satu lututnya untuk di letakkan di atas tempat tidur, tindakannya ini jelas merupakan masalah besar. Pria itu sekarang bisa masuk lebih dalam lagi. Kali ini, pria yang di tekan wajahnya di putar agar menghadap padanya, kemudian mendapatkan ciuman panas dan dalam, demi menutup suara erangan yang mungkin akan menyebabkan kamar lain terbangun karena aktifitas panas yang terjadi di ruangan ini.

Gerakan itu masih saja menghujam tajam, saat ini mereka berdua sedang dimabuk kepayang. Suara nafas yang memburu menggema di seluruh ruangan.

Sampai pada akhirnya...

Splurt

Anak yang dari tadi mengerang dengan kuat, pada akhirnya melepaskan hasratnya yang ditahan selama beberapa hari, cairannya mengotori tempat tidur. Saat ini pria yang sedang mabuk masih belum mencapai puncak, dia mempercepat gerakannya. Anak yang baru saja selesai rasanya ingin mengangkat kaki untuk menendangnya, tapi dia masih punya hati untuk menunggu pria itu mengikutinya.

"Egh~... Em~... Eemmm~"

Tharn yang bermaksud menarik tubuhnya keluar, pada akhirnya malah mengotori pinggang anak itu sekaligus seprei tempat tidur Type. Melihat ini, anak dari wilayah selatan itu menggertakan giginya.

Aktifitas panas telah selesai. Type menjatuhkan diri di atas tempat tidurnya, terlalu lelah untuk mengumpat pada orang yang telah membuat kedua kalinya terjadi.

"Hah...Hah....kamu....cuci...sepreiku... Tharn brengsek!

Dan Tharn hanya menjawab;

"Nanti saja ya...aku...punya julukan nama...darimu lagi..."

Setelah itu, keduanya hanya bisa terengah-engah. Olahraga malam yang baru terjadi bisa dibilang...lebih baik dari pada yang pertama, sekaligus dua kali lebih kasar dari sebelumnya.

Jika siapapun berpikir, setelah melakukan seks hebat yang kedua kalinya. Kedua pria yang hampir saja saling membunuh itu berubah menjadi romantis dengan tidur bersebelahan, saling berdekapan, menggenggam tangan, berbicara dengan baik-baik. Mungkin ekspektasi kalian salah. Karena setelah melakukan ini, Type yang kelelahan hampir tidak punya tenaga apalagi untuk menggigit orang itu hidup-hidup, dia hanya berjalan tertatih untuk naik ke atas tempat tidur Tharn, sedangkan tempat tidurnya yang terkena noda sperma dibiarkan agar ditiduri oleh sang drummer, yang berjanji padanya akan membelikan seprei baru besok.

Setelah kejadian semalam, mereka pada akhirnya jatuh tertidur di sisi tempat tidur yang berbeda, sama sekali tidak membicarakan kesalahan yang terjadi...

Sampai pada keesokan harinya.

"Bangsat!"

"Apa kamu sudah bangun? Apa kamu baik-baik saja?"

Ketika terbangun, hal pertama yang dikatakan Thiwat saat mencoba menggerakkan tubuhnya adalah mengumpat.

Jam memperlihatkan bahwa sekarang sudah hampir siang hari. Anak yang terbaring sama sekali tidak bergerak seperti orang mati pada akhirnya mulai bergerak. Ketika merasakan rasa sakit di tubuhnya Type tidak tahan untuk mengeluarkan umpatannya dengan nada jengkel. Tubuh rasanya remuk redam, sedangkan lubang di bagian belakang tubuhnya terasa sangat sakit, dan wajahnya terlihat pucat pasi.

Seluruh gejala yang diperlihatkannya saat bangun membuat Pria mabuk yang terbangun lebih awal darinya menjadi cemas. Dia bolos kuliah untuk menunggunya bergerak. Ekspresi wajahnya memperlihatkan dengan jelas rasa bersalah karena melakukan semua itu semalam tanpa rencana sama sekali.

Langsung masuk tanpa pemanasan, tidak heran hari ini Type tidak bisa bangun dari tempat tidur

"Ini salah satu contoh kamu telah membuatku masuk kedalam masalah, dasar sialan! Bangsat! Brengsek! Wajah wanita, tidak memegang janji! Egh...lubang pantatku robek!"

Sekarang Type hanya mengatakan semua yang ada di dalam pikirannya, tapi setelahnya dia berjengit kaget saat merasa teriakannya ini terdengar sedikit berisik sehingga dia langsung terdiam. Dan pada akhirnya anak yang baru saja mengangkat kepalanya kembali terbaring seperti sebelumnya. Mendengar ucapannya ini, Sang Drummer muda itu hanya menghela nafas berat dengan rasa bersalah yang tersirat di wajahnya.

"Aku minta maaf, semalam aku tidak dalam kondisi sadar"

"Kamu jangan banyak alasan. Apapun itu, kamu pasti memang memiliki maksud seperti ini, bukankah begitu?"

Anak yang merasa kesakitan masih berbicara dengan nada yang mengintimidasi, membiarkan si pendengar terlihat tetap tenang di tempatnya. Saat menunduk pria itu benar-benar merasa kasihan melihat anak yang terlihat pucat, bahkan penampilannya saat beradu mulut seperti biasa terlihat jauh lebih baik untuknya. Thara menjawab pertanyaannya dengan nada yang serius;

"Ya, aku memang memiliki maksud begitu... Tapi aku tidak berpikir akan bertindak sejauh ini"

Sialan, apa-apaan itu!

Saat berpikir demikian, anak dari wilayah selatan menggertakan giginya dengan erat. Merasa tidak suka dengan perasaan aneh yang dirasakannya saat ini, rasanya perasaan itu berputar di dalam dadanya seolah mengatakan...memang menginginkannya. Karena dia sendiri tidak dapat menyangkal bahwa semalam menjadi sangat berlebihan penyebabnya karena dia sendiri  menginginkannya. Sehingga dia pasti di hukum karena menginginkan seks seperti itu lagi, sampai di serang walaupun mampu menyesuaikan diri...

Plek

"Jangan menyentuhku!"

Untuk sesaat sebuah telapak tangan besar telah berada di atas dahinya, membuat Type mengerutkan alis, nada bicara yang terdengar dingin keluar dari mulutnya. Meskipun begitu, tidak membuat Tharn mundur begitu saja, Pemuda itu berlutut dengan salah satu kaki terangkat di sebelah tempat tidurnya untuk mengecek suhu, setelah itu menggerakan punggung tangannya untuk menyentuh bagian leher. Sentuhan hangat itu, membuat orang yang merasakan mengingat kejadian semalam sekali lagi.

"Baguslah, suhumu tidak naik"

Tharn berbicara dengan nada yang lega. Meskipun begitu, si pendengar malah ingin menyangkal seluruh sikap baik yang ditunjukkan oleh pria itu. Sehingga Type masih menggunakan nada jengkel saat berbicara dengannya;

"Bukankah sudah kubilang tidak usah mencemaskanku, aku ini pria. Tidak akan mati"

Saat suara sok hebatnya keluar si pendengar memperlihatkan sedikit senyumnya. Meskipun begitu, ucapan yang dilontarkan membuat pria itu ingin melemparkan sedikit candaan untuk membuat Type tidak dapat mengatakan apapun;

"Jika tidak perduli pada istri sendiri, lalu siapa yang akan perduli padanya"

Dia bilang apa?! Istri!!

Si pendengar hanya tertegun, dia merasa tidak nyaman saat mendengarkan kata 'istri'. Dia ingin menyalahkan kedua telinga yang mendengar dengan jelas perkataan itu. Saat ini anak itu memandang dengan pandangan marah pada pria yang sekarang sedang mengecek suhunya, meskipun begitu dia tetap diam di tempat. Type menekan nada bicaranya, terdengar kasar saat berbicara pada pria di hadapannya;

"Aku bukan istrimu"

"Tapi, kamu mengerang di bawah tubuhku"

Thara meresponnya dengan tenang, seolah tahu tidak ada tempat untuk menyangkal dan mau tidak mau anak itu harus menerima kenyataan bahwa tubuh mereka berdua memang cocok untuk bersama...bahkan terlalu cocok.

Kata-kata yang terlontar membuat orang yang kesakitan segera terduduk dengan menggertakan gigi karena menahan sakit, dengan pandangan mata yang serius, anak itu berbicara dengan menekankan setiap kalimat;

"Diantara aku dan kamu hanya ada hubungan seks... Sudah, tidak perlu mengecek lagi. Jangankan bicara tentang pasangan suami-istri, pacar pun bukan. Hanya kedua pria yang menginginkan berhubungan badan, tidak lebih"

Kali ini si pendengar hanya menatap ke arah anak itu dengan pandangan yang sama seriusnya. Type terlihat tidak mundur dengan pernyataan yang diungkapkannya.

Saat awal kedua kalinya terjadi, Type mulai menyadari bahwa akan ada yang ketiga, dan keempat kalinya. Tapi selama hal itu terjadi dia hanya akan berhubungan badan saja. Semua yang mereka lakukan saat ini hanya akan berakhir begitu saja, pria itu hanya akan jadi seseorang imajinasi seks-nya saja di masa depan.

Hanya perlu mengingat seumur hidup, bahwa dalam kehidupan ini pernah berhubungan badan dengan pria...hanya bersamanya saja.

Kalimat tanpa belas kasihan yang dilontarkan Type membuat Tharn hanya menghela nafasnya. Bisa dibilang, anak itu masih belum bisa menerima dirinya, sehingga dia hanya pergi untuk berjalan ke arah meja jepang. Kemudian mulai mengambil makanan untuk seseorang yang masih duduk di atas tempat tidurnya;

"Kita bicarakan ini lain waktu...aku sudah membelikanmu Khao Tom. Apa kamu lapar?"

Meskipun Type sebenarnya ingin menolak niat baik pria yang bertindak seolah membuat mereka terlihat lebih aneh dari hanya sekedar teman seks, tapi karena dia belum makan apapun sejak kemarin siang apalagi perutnya masih sakit, ditambah makan bisa memberikannya cukup tenaga, jadi hasilnya dia tetap berusaha duduk meskipun harus menggertakan gigi untuk menahan rasa sakit yang menjalar di bagian pinggangnya.

"Makanlah, setelah itu minum obatnya"

Meskipun Type tidak ingin menerima banyak perhatian yang seperti ini, tapi menilik semuanya memang untuk kebaikannya sendiri, maka dia menerima semua, apalagi obat itu bisa membantunya meredakan rasa sakit. Walaupun begitu, dia jelas tidak akan bertingkah layaknya anak yang sedang sakit.

Tunggu... Obat?!

Setelah beberapa saat, ketika anak itu berniat menyendokkan Khao Tom ke dalam mulut, dia berpaling menatap ke arah pria yang ada di dekatnya, memandang ke arah pria itu dengan alis yang terjalin, melihat ini Tharn mengangkat salah satu alisnya dan bertanya;

"Ada apa?"

"Kamu, kamu tidak sedang sakit 'kan Tharn!"

Kata 'obat' jelas merupakan pasangan dengan penyakit. Tentu saja mengingatkan anak yang melupakan hal terpenting ini. Apalagi perasaan cemasnya ini telah muncul di dalam hatinya.

Semalam dia memang tidak sadar, tapi saat ini dia mulai menyadari... Mereka melakukannya tanpa menggunakan kondom

Ketika pertanyaan itu dilontarkan Tharn langsung mengerutkan dahinya, tapi saat melihat ekspresi cemas yang tersirat di wajah orang yang sedang duduk di hadapanya, dia segera menggelengkan kepala dan menjawab;

"Tidak"

"Aku tidak bisa percaya!"

Type merespon dengan mulut anjingnya, tangannya mencengkram erat sendok seolah takut akan terjatuh.

"Sudah berapa banyak orang yang tidur denganmu? Kalau salah satunya berpenyakit, aku sendiri tidak tahu dengan siapa saja kamu berhubungan!"

Seandainya saja Type bisa berdiri, dia pasti sekarang sudah menggoyangkan leher pria dihadapannya itu dengan kasar. Tapi pria yang mendengar ucapannya ini merasa seperti dihina, matanya terlihat berkilat, meskipun begitu dia berusaha untuk bersikap sangat tenang saat menjawabnya;

"Aku tidak pernah begitu... Aku tidak asal menyerang Type. Aku hanya melakukannya dengan seseorang yang kukencani. Aku tidak keluyuran untuk bersama dengan siapapun di luar sana, dan aku tidak suka caramu berbicara seolah sedang merendahkan mantan pacarku. Ditambah lagi, ini agar kamu tenang. Seharusnya kamu tahu bahwa setiap orang yang masuk ke dalam universitas harus menyertakan surat sehat yang pasti tidak mungkin memiliki riwayat penyakit yang serius. Dari tempatku berasal, di SMA sampai aku kuliah, tidak bedanya. Dan sejak aku masuk ke dalam universitas... Aku hanya tidur denganmu saja"

Jawabannya terdengar jelas dan mengena, seolah dapat menyelesaikan seluruh keraguan siapapun yang bartanya. Tapi Type menggelengkan kepalanya, kemudian bicara;

"Aku tidak percaya sampai aku bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri"

Anak yang bijaksana itu berusaha untuk turun dari tempat tidur dengan susah payah, meskipun saat bangun dia sempat terjatuh, tapi anak itu masih saja memaksakan dirinya untuk bangun dan mandi.

"Mau kemana?"

Melihat sikapnya ini, membuat Tharn memicingkan mata. Sedangkan Type hanya mengambil beberapa pakaian dengan wajah yang masih pucat lalu menjawab;

"Ke rumah sakit... Harus di cek"

Kalimat yang dilontarkan terdengar kuat dan dalam, jelas membuat Tharn langsung mengerutkan dahinya. Untuk sesaat, dia merasa marah karena dianggap sebagai seseorang yang berpenyakit. Tapi setelahnya, tanpa diduga dia terlihat lebih tenang dari biasa, lalu bicara;

"Kalau begitu, kamu juga harus mengeceknya bersamaku"

"Kenapa aku harus dicek?"

Langsung saja Tharn menjawab pertanyaannya;

"Kamu seharusnya tidak bersikap egois begitu, melakukan sesuatu yang membuatmu nyaman saja tapi kamu sendiri tidak ikut berpartisipasi. Seandainya penyakit yang seharusnya tidak ada tapi tertular darimu bagaimana?"

Kali ini, seseorang yang berusaha berjalan untuk keluar dari kamar menghentikan langkahnya, dengan cepat dia berpaling untuk menangkap pandangan mata pria yang berbicara kepadanya, matanya menatap tajam setajam silet. Untuk sesaat menimbang dia berpikir bahwa ucapannya ini adil, jadi dia bicara;

"Kalau begitu aku akan ikut mengeceknya... Apa kamu puas?"

Mendengar persetujuannya, Tharn langsung mengangkat ujung bibirnya untuk tersenyum, setelah itu mengangguk. Kemudian dia melihat orang itu meninggalkan ruangan.

Ujung bibirnya yang terangkat bukannya menurun malah semakin terangkat.

Pergi untuk mengecek kesehatan masing-masing...

Entah kenapa pemikiran ini cukup membuat Tharn kagum. Sekarang dia merasa mereka sudah seperti pasangan yang sedang mempersiapkan pernikahan.

Orang yang melontarkan idenya merasa yakin 100% bahwa Tharn tidak mungkin tidak memiliki penyakit. Sudah jelas, jika Thara tidak ingin pergi dan bersikeras percaya diri soal itu... Type akan menggunakan alasan ini untuk memutus hubungan di antara mereka, tapi seandainya dia melakukan hal yang berlawanan... Dia sendiri yang menanggung akibatnya 'kan.

Anak itu mengatakan bahwa mereka hanya teman seks, tapi Tharn... Jelas tidak akan membiarkan hubungan mereka berhenti sampai pada status teman seks.

***

Setelah saling setuju. Kali ini dua pria itu(Jelas tidak berani mengenakan baju mahasiswa atau apapun yang berhubungan dengan logo universitas) sudah duduk untuk menunggu hasil tes di luar ruang pemeriksaan. Sebenarnya masalah penyakit bukan hal utama yang paling dicemaskan oleh Tharn, tapi kondisi tubuh anak berwajah pucat yang dari tadi duduk dan bangun kemudian mondar-mandir, yang paling dicemaskannya. Bagaimanapun juga, tindakannya itu mengartikan bahwa dia memang...kekanak-kanakan.

"Huft"

Tharn menghela nafas panjang. Dia tahu bahwa pria itu sama sekali bukan anak-anak. Paling tidak, dia tahu usahanya terakhir kali cukup sukses meskipun setelahnya terlihat sangat menyiksa tubuh anak itu. Sehingga saat ini dia terus menerus memperingatkan dirinya untuk lain waktu memberikan persiapan lebih sebelum melakukannya. Bagaimanapun juga, semalam dia dalam kondisi mabuk.

"Kenapa menghela nafas begitu? Kamu mulai berpikir ada penyakit 'kan"

Mendengar ucapannya itu membuat Tharn menghela nafas panjangnya sekali lagi. Dari awal dia bahkan tidak yakin, Type yang dihadapannya ini benarkah orang yang sama seperti orang yang didekapnnya semalam atau bukan. Sampai pada akhirnya pria itupun menjawab dengan nada yang terdengar lelah;

"Tidak bisakah kamu menghentikan prasangka burukmu, tidak semua gay bebas bergaul seperti yang kamu pikirkan"

"Heh, bukankah kamu melakukannya padaku"

Type mengatakan dengan nada menyindir, dia berbisik seolah sedang mengejeknya, tingkahnya ini membuat Tharn hanya menggelengkan kepala.

"Aku perlu menegaskan, bahwa aku tidak sedang melakukan kesalahan, aku tidur denganmu karena..."

Drummer itu memalingkan kepala untuk menangkap pandangan anak yang menatapnya, setelah itu berbicara dengan nada yang serius;

"...Aku benar-benar menyukaimu. Ini bukan sekedar nafsu sesaat seperti yang kamu kira"

Ucapan yang dilontarkan terdengar tegas, sikap serius yang ditunjukkannya ini membuat si pendengar terdiam. Anak itu hanya menatap matanya seolah sedang berusaha untuk membaca pikirannya. Setelah sejenak, Type pada akhirnya menatap ke arah lain. Sama sekali tidak menjawab. Di saat seperti ini, seorang suster memanggil namanya. Jadi dia berdiri dan menyeret kakinya untuk masuk ke dalam ruang pemeriksaan, untuk mendapatkan hasilnya. Setelah sesaat, Tharn di panggil dan berjalan untuk menuju ruangan lain.

"Kamu bisa tenang, tidak ada penyakit yang harus dicemaskan... Sebagai dokter, saya cukup senang karena anak-anak seperti kalian memperhatikan masalah ini dan tidak merasa malu. Ini memang sesuatu yang seharusnya cukup penting diperhatikan"

Tharn sudah menduga bahwa akan mendapatkan jawaban seperti ini. Dia hanya tersenyum saat mendengar pujian yang diterima, setelah itu berterimakasih. Lalu keluar dari ruang pemeriksaan untuk bertemu dengan seseorang yang sudah duduk, menunggunya dengan ekspresi wajah frustasi. Saat melihatnya, anak itu langsung saja menjalinkan alisnya.

"Ada apa?"

Saat bertanya, Tharn terdengar cukup cemas melihat Type yang mendongak marah ke arahnya, anak itu tiba-tiba menggertakan giginya, bicara padanya dengan suara pelan;

"Dokter jaga sialan itu bertanya padaku apa aku baru saja berhubungan seks dengan pria. Apa-apaan menanyakan soal itu. Dia hanya perlu memberitahuku langsung hasilnya!"

Tidak perduli apapun, orang dengan prasangka buruk sepertinya masih saja tidak menyerah 100% untuk mengakui bahwa dirinya sudah masuk ke dalam sisi ini.

Tharn menghela nafas panjang saat memikirkan ini, dia hanya menempatkan diri untuk duduk di sebelahnya, kemudian bicara;

"Dokter bertanya untuk memberikan diagnosa-nya. Jawab saja pertanyaannya"

"Diagnosa apaan, gila. Saat menatapku begitu rasanya ingin kutinju wajahnya"

Sejujurnya, Tharn sendiri tidak ingin mengatakan kondisi anak itu saat ini, ketika berjalan dia menyeret kakinya, sedangkan wajahnya terlihat pucat pasi, dan kakinya sedikit gemetar saat saat berdiri. Tapi karena terlalu malas untuk berdebat, jadi dia hanya mengalihkan topik pembicaraan dengan suara yang pelan;

"Dan hasilnya..."

"Kamu benar-benar berpikir aku ini punya penyakit? Tentu saja aku aman"

Ketika Type menjawab tentang ini, matanya menatap marah ke arah Tharn, melihat sikapnya ini membuat pria itu tersenyum.

"Aku juga aman, kamu sudah bisa tenang sekarang 'kan"

Jawaban ini membuat Type menahan nafasnya, kedua tangannya langsung terbenam di dalam rambut sambil mengacak-acak rambutnya, terlihat benar-benar stress saat mendengar jawaban itu.

Apa yang terjadi... Dia amannn.

"He..he..he..."

"Memang ada yang salah denganku?!"

Anak yang hanya makan dua sendok Khao Tom berteriak galak untuk protes.

Saat Tharn berdiri, dia mengeluarkan suara tawa kecil yang membuat anak itu merasa malu . Alasannya, ketika ekspresi wajah suram di perlihatkan oleh anak itu, terlihat juga semburat merah samar di pipinya, sedangkan pandangan matanya sengaja menghindar darinya. Melihat penampilannya saat ini, Tharn merasa...dia benar-benar imut

Meskipun Tharn terkekeh, saat mendengarkan perkataannya, dia buru-buru merubah suara kekehan-nya dengan berdehem, seolah memperlihatkan kalau dia sedang menjernihkan tenggorokan. Sikapnya ini benar-benar membuat orang yang sekarang menatap galak padanya merasa menjadi bertambah malu.

"Sudah puas 'kan, kalau begitu kita pergi makan. Aku lapar, kalau begini terus akan kedinginan"

Pada akhirnya Tharn berbicara sambil membantunya berdiri dengan memegangi kedua pundak anak itu. Tapi anak yang merasa dihina hanya menepis tangannya, kemudian bicara dengan nada rendah;

"Jangan menyentuhku"

Si penolong ini memang tidak berpikir lebih dulu saat bertindak, meskipun penampilannya menyedihkan tapi prinsip dalam diri anak itu masih mampu membuatnya berdiri sendiri, kemudian berjalan lebih dulu dengan wajah pucat, saat sedang berjalan, Tharn mempercepat langkah untuk berdiri di sebelahnya, kemudian mengatakan kalimatnya, seolah ucapannya ini merupakan masalah yang sangat serius;

"Setelah ini, hubunganku denganmu..."

Type menangkap pandangannya, setelah berpikir sejenak seolah tidak dapat berpikir lagi, dia pada akhirnya menyerah untuk menyangkal, karena anak itu hanya berpendapat...

"Teman seks"

Si pendengar mengangkat ujung bibir dan memperlihatkan senyuman.

Paling tidak, dia tidak mengatakan tidak ada lain waktu lagi.

Selama masih ada kesempatan, Tharn ingin berusaha untuk membuat si pembenci gay itu berbalik mencintainya secepat mungkin.

Sekarang, sejujurnya kisah Tharn dengan anak itu baru saja di mulai, kurang lebih.

Tapi kedua pria itu tidak tahu pandangan kedua suster muda yang baru membantu pemeriksaan.

Jika dipikir lagi, dua anak remaja berusia sekitar 18-19 tahun datang untuk mengecek kesehatan, mereka datang bersama-sama sedangkan salah satu dari mereka terlihat dalam kondisi yang serius. Menurut kalian bagaimana pandangan kedua suster kecuali mereka memang memiliki hubungan itu...

"Padahal keduanya sama-sama tampan. Sayang sekali ya?"

"Tapi sepertinya ada masalah serius dalam hubungan mereka, toh ini memang cukup penting untuk diketahui bersama 'kan. Mereka bahkan mau datang bersama-sama"

Perawat muda itu saling berbisik, meskipun sebenarnya mereka telah sangat salah paham dengan hubungan keduanya.

Walaupun begitu, mungkin ini sebuah pertanda yang akan terjadi dikemudian hari... Siapa yang tahu.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a

Continue Reading

You'll Also Like

1M 150K 50
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
722 57 14
Apakah kita memiliki hak untuk mengakhiri hidup kita sendiri? Tingkat kematian yang meningkat secara mencurigakan pada pasien terminal meninggalkan j...
133K 14.8K 124
Penulis : Shui Qian Cheng Penerjemah Inggris : 1. ShaoYeLoveBL 2. Rosy0513 Penyunting Bahasa Inggris : Beloved...
173K 9.8K 49
Zain Alucas, terkenal dengan sifat tak tersentuhnya. Ia memiliki seorang adik yang sangat nakal, sehingga membuat seseorang dalam masalah besar karen...