Happy Reading
"Kita udah gak ada hubungan apa-apa dan lo gak berhak cemburu," Nara menegaskan setiap kata-kata yang ia lontarkan
Jaemin membeku, semua yang dikatakan Nara benar adanya, ia tidak berhak cemburu
Jaemin tidak lebih dari masa lalu Nara, seharusnya Jaemin menyadari hal itu, ia tidak boleh egois
"M-Maaf," suara Jaemin terdengar lirih
Nara merasa bersalah, ia takut jika kata-kata yang ia lontarkan kepada laki-laki di hadapannya, menyakiti hati Jaemin, tapi itu ada benarnya
Dia harus tegas dengan Jaemin, laki-laki itu tidak bisa mempermainkannya dengan sesuka hati, meminta maaf dan nantinya akan mengulangi lagi
Nara tidak ingin jatuh ke lubang yang sama
"Maaf kalau kata-kata gue menyakiti hati lo, tapi lo harus terima kenyataan itu," ujar Nara dengan nada rendah
"Gua pamit," Nara pun langsung meraih tasnya yang ada di meja belajar Jaemin dan ia keluar dari kamar Jaemin lalu meninggalkan laki-laki itu
Nara pun menghela nafas kasarnya, ia menghapus air matanya yang mendadak lolos keluar matanya
Nara juga merasakan hal yang sama dengan Jaemin, ia rindu laki-laki itu, ia rindu gombalan laki-laki itu, ia rindu perlakuan manis laki-laki itu, ia rindu dengan kenangan yang terukir bersama laki-laki itu
Na Jaemin berhasil membuat Nara jatuh terlalu dalam, Nara sudah terlalu mencintai Jaemin
"Jen, gua pamit dulu ya," pamit Nara dan Jeno pun langsung mengalihkan atensinya menatap perempuan yang baru turun dari tangga
"Oh udah mau pulang? pulang sama siapa lo?" tanya Jeno sembari mengangkat alisnya
Nara membenarkan bajunya yang cukup berantakan dan mendongakkan wajahnya menatap Jeno, "Gua udah di jemput sama temen gue."
Jeno mengangguk dan mengantar Nara sampai ke pintu depan
Nara membalikkan badannya untuk sekedar pamit, "Gua pulang dulu ya, temen gue udah nunggu tuh." ujar Nara
Jeno pun melihat ke arah depan rumahnya yang menampakkan sosok laki-laki yang sedang duduk di motor CBR milik laki-laki itu
"Siapa Nar, kok gua gak pernah liat?" tanya Jeno bingung
"Oh itu temennya Bang Mark jadi temen gua juga sekarang," jawab Nara dan Jeno mengangguk mengerti
"Yaudah gua pulang dulu ya," pamit Nara dan Jeno mengangguk
"Hati-hati," Jeno melambaikan tangannya dan dibalas oleh Nara
Nara pun menghampiri Yeonjun yang sudah menunggu di motornya, "Ayo kak!" ajak Nara dan Yeonjun mengangguk
Yeonjun meraih helm cadangannya dan memakaikannya di kepala Nara tetapi helm itu tampak beda
"Loh kak? ini kok helmnya beda? warna pink logo doraemon lagi," tanya Nara bingung
Yeonjun tersenyum tipis, "Gua baru beli, helm ini juga khusus buat lo kan sekarang lo udah sering bareng gue." jawab Yeonjun
Nara terkejut dan menganga, "Niat banget lo beliin gue helm khusus." ujar Nara
Yeonjun tersenyum dan selesai memakaikan helmnya di kepala Nara, "Yaudah yuk Nar, kita ke cafe katanya lagi ngumpul." ajak Yeonjun
Nara pun mengangguk dan naik ke motor Yeonjun sambil memegang punggung Yeonjun
Yeonjun pun menyalakan motornya dan melajukan motornya lalu meninggalkan rumah Jaemin dan Jeno
"Kok mesra banget, segala dipakein lagi helmnya," gumam Jeno dari jendela karena ia curiga kalau tadi itu bukan sekedar temen Nara
Mungkin Nara menganggap hanya teman tetapi tidak dengan laki-laki itu—pikir Jeno
••••
Nara dan Yeonjun masuk salah satu cafe langganan teman-teman nongkrong Mark dan menghampiri mereka
"Anjay Yeonjun udah gercep aja nih Mark," goda Chan dan menoel badan Mark yang duduk disampingnya
Mark menggeleng pelan, "Kok lo bisa sama Nara sih?" tanya Mark bingung
"Nara abis dari rumah temennya terus gua jemput deh, gua menawarkan diri," jelas Yeonjun dan Mark mengangguk
"Anjay!! gercep beut lo dah," ujar Rosie sambil tertawa menggoda Yeonjun
Yeonjun memutar bola mata malas, "Berisik banget sih lo." cibir Yeonjun dan Rosie tertawa saja, senang melihat Yeonjun yang telinganya mulai memerah
"Wah ini siapa? kok gue gak pernah liat? cantik banget selera Yeonjun nih," celetuk salah satu perempuan yang memiliki wajahnya seperti barbie
"Kenalin Kak Lis ini adek gua namanya Nara," ujar Mark dan Lisa langsung heboh
"Wah gila Mark, adeknya cakep banget anjir," ujar Lisa yang langsung berdiri dan menghampiri Nara, perempuan itu memegang tangan Nara dan menarik Nara ke kursi sebelahnya
"Halo Nara, kenalin gua Lisa," ujar Lisa ramah dan Nara pun menyambutnya dengan ramah
"Halo Kak Lisa," sapa Nara
"Biasa dah si Lilis kalau udah ketemu orang baru jadi lupa dunia," sindir laki-laki berparas pangeran itu bahkan Nara saja sampai menganga
terkagum-kagum
"Berisik lo, Jae! gua gampar tau rasa lo!" omel Lisa dan laki-laki yang dipanggil Jae pun tertawa saja
"Kenalin Nar, gua Jaehyun," ujar laki-laki itu menjabat tangan dan Nara menganga lalu mengangguk dan menjabat tangan Jaehyun
"Heh! gak usah pegang-pegang! adek gue!" omel Mark galak
Jaehyun pun terkekeh dan menatap Yeonjun yang kini menatap tajam ke arahnya dan Jaehyun pun hanya tertawa kecil
"Lo skripsi gimana Jen, udah diterima belom?" tanya Mark sambil mengunyah kentang goreng yang mereka pesan tombokan
"Lagi bikin nih, amit-amit aja gua di tolak lagi," jawab Jennie sambil memainkan ponselnya karena kekasihnya mengabarinya tadi
"Oh iya Jennie udah mau skripsi aja ya," gumam Lisa dan Jennie mengangguk
"Cowok lo ditinggal dong, padahal dia seumuran Nara," celetuk Rosie
"Hah? si Jennie pacarnya lebih muda dari dia? baru tau gue," celetuk Yeonjun kaget
"Dia baru mau masuk kuliah nanti, seangkatan sama Nara," jawab Jennie tak acuh
"Lo gimana Lis sama kue pukis itu," tanya Jaehyun kepada Lisa dan Lisa mengangkat wajahnya dan menatap Jaehyun
"Jungkook woe, kookie panggilannya bukan pukis, dasar si goblok!" umpat Lisa bar-bar dan Jaehyun tertawa saja
"Iya woy, gua jarang liat lo berduaan lagi sama Jungkook kenapa Lis?" tanya Chan
"Dia lagi sibuk skripsi soalnya dia cum laude, biasa orang bego kaya gue can't relate," jawab Lisa lalu mengambil kentang goreng yang ada di tengah meja
"Ngaku juga lo kalau lo bego," cibir Chan dan Lisa mendengus sebal menatap laki-laki berkulit
pucat itu
"Gak apa-apa bego daripada player kaya lo Chan, satu hari satu pacar, pas udah pacaran sama si A eh dapet si B lagi, udah kaya buy one get one," ledek Lisa dan mereka semua tertawa
"Dih, gua tuh menikmati masa muda Lilis, lagian kenapa ceweknya baper sama gue kan gue cuma bercanda dan gak pernah serius," jawab Chan santai
Nara pun terdiam mendengar jawaban Chan, apakah Jaemin berpikiran kaya gitu juga?—batin Nara
"Brengsek emang lo," ujar Jaehyun dan Chan tertawa saja tanpa merasa bersalah
"Eh guys gua ke rumah pacar gue dulu ya, dia mau belajar buat persiapan Ujian Kelulusan," pamit Jennie lalu mengambil tasnya dan bangkit dari duduknya
"Lah emang si Rai ada dimana kok kagak jemput lo?" tanya Rosie dan Jennie menggeleng
"Gua berinisiatif sendiri soalnya kasian dia belajar sendiri, di rumah gak ada orang," ujar Jennie dan mereka mengangguk
"Masih gak nyangka Jennie demennya sama bujangan," ledek Lisa dan Jennie mendelik sebal saja
"Hati-hati Jen di rumah kalo berdua doang entar pulang-pulang lu berbadan dua," ujar Chan mengada-ngada
"Jangan ngadi-ngadi! itu mah lo kali," dengus Jennie sebal dan mereka tertawa saja
"Bener juga Jen, bocah SMA juga sekarang udah bisa bikin bocah juga," celetuk Mark dan Jennie tidak menghiraukan ucapan teman-temannya itu
"Sabodo teuing ah! gua balik dulu," pamit Jennie dan langsung pergi meninggalkan cafe
"Perasaan dulu Kak Jennie sama Kak Kai langgeng, kok bisa putus ya? terus malah pacaran sama Rai yang masih SMA lagi?" tanya Yeonjun bingung
"Namanya juga cinta gak pandang umur Jun!" jawab Jaehyun santai
"Nara, lo gak belajar persiapan Ujian juga? pacar si Jennie aja udah belajar," tanya Mark dan Nara menggeleng
"Nanti aja, gua juga belum beli buku kisi-kisinya," jawab Nara santai dan Mark mengangguk saja
••••
Seminggu kemudian....
Setelah kejadian club waktu itu, Jaemin cukup tenang karena Lami tidak mengirim pesan yang aneh-aneh
Jaemin pun beranjak ke bawah untuk sekedar mengambil minum karena tenggorokannya cukup kering sekarang
"Jaem, lo mau beli buku kisi-kisi buat ujian gak? gua belum punya nih," ujar Jeno dan Jaemin mengangkat bahunya tak acuh
"Gak ah males gue, dari buku sekolah aja gak usah buang-buang duit beli buku lagi," jawab Jaemin malas dan Jeno pun hanya menghela nafas kasarnya
Jaemin tidak suka belajar dari dulu, adik kembarnya itu membuka kulkas dan mengambil botol air lalu ia meminumnya
"Yaudah kalo lo gak mau, gua beli aja sendiri," ujar Jeno yang mulai bangkit dari sofa dan mengambil kunci mobilnya
Jaemin tidak menggubrisnya sama sekali dan hanya menatap kepergian Jeno yang sudah hilang dari pandangannya
Jaemin pun meletekkan kembali botol air di kulkas dan menutup kulkasnya lagi
Ia bersantai di sofa ruang tengah dan ia meraih remote TV lalu menyalakannya tetapi aktivitasnya terhenti saat ada pesan masuk ke dalam ponselnya
Ting!
10.27
WhatsApp
Lami
online
Lami
| Jaem
| bisa ketemu?
| temuin aku di cafe biasa
| penting!
Jaemin mengerutkan keningnya bingung, ngapain Lami ingin menemuinya dan kata perempuan itu, dia akan membahas sesuatu yang penting
Jaemin
penting? |
harus bgt skrg? |
Lami
| iya
| penting
| aku tunggu kamu
Jaemin pun menghela nafas kasar dan kembali mematikan TVnya lalu bangkit dari sofa dan meraih kunci mobil miliknya
••••
Jaemin pun masuk ke dalam cafe tempat biasa ia berkencan dengan Lami dulu dan ia mencari keberadaan perempuan tersebut sekarang
Ia menemukan keberadaan Lami, ia memilih meja yang ada di ujung cafe, tempat yang jarang ditempati para pengunjung cafe tersebut
Jaemin pun menghampiri perempuan itu dan duduk di hadapannya, "Ada apa?" tanya Jaemin tak acuh
Lami mendongakkan wajahnya dan menatap laki-laki yang ada di hadapannya sekarang
"Oh hai Jaemin, apa kabar?" tanya Lami basa-basi dan Jaemin memutar bola mata malas
"Gak usah basa-basi, cepet sekarang lo mau ngomong apa?" tanya Jaemin datar, laki-laki itu tampak enggan berbicara dengan Lami
Lami tersenyum miris, "Aku mau kasih tau sesuatu yang penting." ujar Lami
Jaemin memutar bola mata malas, "Cepet kasih tau, kalo lo ngulur waktu mending gue pulang aja." ujar Jaemin kesal
"Jangan terburu-buru Jaem, kamu gak bisa pergi gitu aja," ujar Lami dan kening Jaemin mengekerut
"Aku hamil,"
Jaemin terkejut, ia membeku dan tubuhnya seolah kaku untuk bergerak, bibirnya kelu untuk berbicara, hal yang tidak ia inginkan benar-benar terjadi sekarang
Ia mengacak-acak rambutnya frustasi, "Terus? apa hubungannya sama gue?" tanya Jaemin berusaha tenang
Lami tersenyum tipis, "Kamu gak usah pura-pura gak tau Jaemin, kamu yang nidurin aku seminggu yang lalu dan aku juga punya buktinya." ujar Lami
Jaemin semakin terdiam, ia tidak bisa berkutat lagi, ia benar-benar menabur benih di dalam rahim Lami sekarang
Jaemin menggeleng, "Gak mungkin, lo pasti bohongkan? lo ngejebak gue kan?" tanya Jaemin yang nadanya mulai meninggi
Lami tersenyum, "Ini udah takdir Jaem, aku hamil anak kamu dan kamu harus tanggung jawab." jawab Lami dengan nadanya yang ikut meninggi
Jaemin mendecih, "Gak mungkin Lam, gua gak pernah—!!"
"Gak pernah apa Jaem? jelas-jelas aku ada di kamar kamu dan kamu gak tau tersiksanya aku sekarang, kamu mabuk berat waktu itu dan—"
Lami menjeda ucapannya dan menghela nafas, "Hal itu terjadi dan aku hamil."
"Kamu gak bisa membantah kenyataan Jaem, kamu harus tanggung jawab," ujar Lami, ia meraih tangan Jaemin tetapi langsung ia tepis
"Gua gak bakal tanggung jawab dan itu bukan anak gue, ngerti lo?!!" tegas Jaemin
Lami tersenyum, ia membuka tasnya dan ia tampak mengambil sesuatu di dalamnya
Lami meraih test pack yang ia keluarkan dari tasnya dan memberikannya kepada Jaemin
"Ini bukti kalau aku hamil anak kamu," ujar Lami
Jaemin pun mengambil test pack tersebut dan ia melihatnya dengan seksama, Jaemin tetap berpikir bahwa ini adalah akal-akalan Lami saja
Positif, dua garis terpampang jelas di test pack tersebut
Bersambung
•
•
•
Nah loh Jaem? tanggung jawab lo!!!!
Pacarnya Jennie tuh sebenernya gue (bercanda hehehe) makanya pake
nama yang ada unsur gua-nya,
Rai hahahaha
Ampun kawan-lawan, halu bkn
perbuatan dosa kok
LR.
Playboy, 2020