🆃🅰🅼🅰🆃 Sangat Membenci Me...

Od iu3a17

130K 6.9K 1.2K

[WARNING: TERDAPAT CERITA EXPLISIT BAGI YANG TIDAK SUKA SILAHKAN JANGAN MEMBACA. DISARANKAN UNTUK PENGGEMAR C... Více

Kata Pengantar Penerjemah Abal-Abal
Curhatan Mimin Selama Menerjemahkan
Introduction
Chapter I Katanya Semakin Membenci Sesuatu, Semakin Sulit untuk Menghindar
Chapter II Perang Dimulai
Chapter III Keduanya Memanas
Chapter IV Cara untuk Membalas
Chapter V Menyaksikan Sendiri
Chapter VI Seseorang yang Sok Kuat
Chapter VII Menempelkan Daun Emas ke Belakang Patung Buddha
Chapter VIII Perubahan Sudut Pandang
Chapter IX Di Waktu Malam
Chapter X Perasaan yang Menuntun
Chapter XI Dibawah Guyuran Air Dingin
Chapter XII Mati Akibat Ucapan
Chapter XIII Di Tengah Situasi Buruk
Chapter XIV Perasaan yang Terucap
Chapter XV Menelan Kata-Katanya Sendiri
Chapter XVII Kedua Kalinya Telah Dimulai
Chapter XVIII Mulut yang Berkata Tidak...
Chapter XIX ...Tapi Setiap Waktu Selalu Selesai
Chapter XX Sebenarnya, Hanya Merasa Takut?
Chapter XXI Beginikah Teman?
Chapter XXII Aku Tidak Akan Berbaikan!
Chapter XXIII Status Hubungan
Chapter XXIV Saat Memutar Sumbu yang Hampir Terlepas
Chapter XXV TTM Bukan Pacar, Tidak Berhak Bertindak Posesif
Chapter XXVI Berhenti Di Tempat yang Sama
Chapter XXVII Tiba Pada Titik Memutuskan Hubungan
Chapter XXVIII Menyalahkan
Chapter XXIX Ketika Type Telah Memiliki Status Hubungan
Chapter XXX Pulang ke Rumah
Chapter XXXI Harus Berpikiran Terbuka
Chapter XXXII Cara Berpikir Pria Buruk Itu
Chapter XXXIII Seseorang yang Egois
Chapter XXXIV Ulang Tahun Bersama Seseorang di Masa Lalu
Chapter XXXV Tidak Terlihat akan Dicampakkan
Chapter XXXVI Harga untuk Menahan Sebuah Kenyataan
Chapter XXXVII Ketika Dia Meminta Putus
Chapter XXXVIII Cerita Kala itu
Chapter XXXIX Sungguh, Seseorang yang Lebih Tinggi
Chapter XL Milikku!
Chapter XLI Huft, Dia Benar-benar Jahat
Chapter XLII Menghimpun Tentara, Jangan Gila...
Chapter XLIII Rasanya Benci, Bagaimanapun Juga, Aku Mencintainya
Chapter XLIV Di Atas Panggung
Chapter XLV Bercinta di Malam Hari
Chapter XLVI Kebahagiaan Ini Akankah Berlanjut ?
Chapter XLVII Di Belakang Cintanya
Chapter XLVIII Ketika Sang Mantan Kembali
Chapter XLIX Tolong, Kembalilah
Chapter L Harga Sebuah Kebohongan Merupakan Awal Masalah Besar
Chapter LI Mantan VS Pacar
Chapter LII Karena Cinta, Sehingga Takut
Chapter LIII Penyebab Berjanji
Chapter LIV Penyebab Sebenarnya
Chapter LV Kebenaran Di Bawah Dusta
Chapter LVI Investasi yang Tidak Terbayarkan
Chapter LVII Menghancurkan Topeng
Chapter LVIII Pernyataan yang Tidak Sesuai Harapan
Chapter LIX Api di Atas Sekotak Es
Chapter LX Pertarungan Panas di Lautan antara Mertua dengan Menantu
[END]Chapter XLI Akhir Pertempuran Tak Terduga

Chapter XVI Sekali Saja Tidak akan Cukup

3.8K 140 16
Od iu3a17

Pemahaman terjemahan di tempat ini menggunakan alat penerjemah online serta bantuan pencarian google untuk informasi tambahan. Jika pemilihan kata, maksud cerita tidak sesuai, atau pemberian informasi kurang tepat dari bahasa aslinya. Bisa berikan saran atau masukan dengan baik-baik pada penerjemah abal-abal ini. Terima kasih (=')

++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Kali ini ini, matahari telah kembali di balik cakrawala, membiarkan langit cerah yang membentang diselimuti oleh langit malam berhias bintang dan bulan. Di saat yang sama, lampu di seluruh gedung mulai satu persatu menyala sampai seluruhnya bercahaya. Sama seperti ruangan Tuan Thara dan Thiwat.

Aktifitas panas telah selesai. Tapi hanya seseorang yang membersihkan segalanya.

"Tidakkah kamu berpikir, seharusnya kita bisa saling membantu?"

Pertanyaan ini diajukan pada pria yang baru saja selesai membersihkan tempat tidur, kemudian mengangkat kembali tempat tidur ke tempat semula serta mengganti seprei. Sedangkan pria lain di dalam kamar, hanya mengenakan celana serta baju tanpa lengan berlogo bola, duduk dengan postur tubuh bagaikan seorang baginda raja yang sedang menjabat. Pria itu menggenggam botol soda di tangannya...tanpa berpikir untuk saling membantu, dia berbicara;

"Kamu telah menyakitiku, bahkan masih bisa mengatakan itu padaku?"

Ketika bertanya Type terdengar jengkel, dia melihat ke arah Sang Drummer yang sekarang sedang memasang seprei di atas tempat tidur, ucapannya ini jelas membuat pria itu menatapnya.

"Em, bukankah saat melakukannya, kamu tidak mengatakan berhenti"

Anak laki-laki itu meremas botol minuman bersoda di tangannya saat mendengarkan kenyataan yang seolah menampar wajahnya. Tentu saja, bukankah pria itu memang bermaksud untuk melakukan pertunjukkan solo sampai akhir, meskipun dia memohon untuk berhenti atau tidak, hasilnya akan tetap sama.

Caranya bertindak seperti seorang pria baik hati, benar-benar membuatku ketakutan.

Anak yang baru saja meremas botolnya berpikir demikian, segera saja dia membuka tutup botol untuk meminum isinya. Meskipun berpikir begitu, minuman bersoda yang digenggamnya baru saja di beli setelah melakukan hubungan badan, rasanya sikapnya berubah menjadi lebih baik sesuai dugaannya.

Setelah Tharn selesai, dia mengatakan padanya untuk tetap berbaring, kemudian memakai baju, dan meninggalkan ruangan untuk sejenak. Setelah kembali, saat Type sedang mengenakan celananya, dia memberikan minuman bersoda itu kepadanya.

"Berbaringlah, saat pertamamu terlihat cukup baik-baik saja"

Mendengar kata-kata yang dilontarkan langsung membuat Type langsung berdiri, dia tidak ingin terlihat murahan dan lemah setelah mendapatkan hujaman tajam di tubuh bagian bawahnya, anak itu hanya datang untuk duduk dengan terlihat pintar di atas tempat tidur. Meskipun pada kenyataannya...

Sialan, rasanya tidak ingin bergerak setelah lama terdiam.

Hasilnya dia bahkan mengucapkan padaku untuk membantu membersihkan segalanya...mimpimu itu benar-benar kacau.

Setelah memikirkan ini, orang itu mengangkat botol dan menyisip air sodanya lagi. Di saat yang sama Tharn telah selesai memasang seprei di empat sudut, setelahnya duduk di atas tempat tidur dengan penampilan segar, kedua matanya yang panas dan tajam, di dukung dengan wajah blasteran yang tampan menatap ke arahnya. Dengan menepuk dua lututnya saat duduk, pria itu bertanya;

"Bagaimana perasaanmu?"

"Buruk"

Thiwat langsung menjawab, dia tidak menambahkan jawaban untuknya, sebaiknya memang tidak perlu menyebutkan hubungan badan yang terasa buruk itu. Meskipun perasaan sakit yang dirasakan di bagian pantatnya itu tidak dapat di ungkapkan, tapi Type harus mengakui. Mekipun benda milik pria itu cukup besar, tapi tidak menyebabkan rasa sakit yang berlebih. Karena setelah di tengah permainan sampai akhir, bisa dikatakan tidak terasa sakit. Hanya murni perasaan tergelitik yang dirasakannya.

"Tidak ada satupun yang merasa ini buruk, mereka memberikan pujian padaku"

"Brengsek!"

Type mengumpat seperti biasa. Sebenarnya dia ingin berdiri dan menendang leher pria itu atau paling tidak melemparkan botol yang dipegang ke kepalanya. Tapi karena rasa sakit yang belum bisa membuatnya terbiasa, dia berusaha untuk duduk setenang mungkin. Menggerakkan tubuhnya seminimum mungkin.

Mendengarnya berbicara seperti itu seolah menganggapku sebagai anak lemah dan kalah...

Bahkan dia tersenyum

"Aku senang kamu baik-baik saja"

"Aku ini pria. Kamu jangan memperlakukanku sebagai seorang wanita"

"Aku tidak pernah memperlakukan seseorang seperti wanita"

Type menatap kembali padanya, dia tahu kalau pria itu belum menyelesaikan ucapannya. Tharn meneruskan;

"Aku tidak pernah tidur bersama wanita. Pemikiran dan tindakanku ini biasa kulakukan pada setiap pria yang berbaring bersama"

Si pendengar menghentikan tindakan. Saat ini dia bisa merasakan perasaan aneh di dalam dada saat Tharn menyebutkan tentang mantan kekasihnya. Meskipun begitu, dia masih bertanya dengan nada menyindir;

"Apa mantanmu itu pria melambai?"

Kata-kata ininya membuat Tharn menatap ke arahnya, dengan mata berkilat dia bicara;

"Jangan menghina mantanku"

". . ."

Type langsung terdiam. Ini bukan karena rasa bersalah karena mulutnya yang asal menggonggong seperti anjing. Bukan juga karena perasaan cemburu tentang sesuatu yang berusaha Tharn lindungi. Tapi karena merasa frustasi dengan sikap welas asihnya pada sesama manusia, yang membuat dirinya telah terlibat lebih dalam pada orang itu.

Tentu saja, dia tahu jika Tharn berusaha menutup-nutupi tentang mantan pacarnya. Bahkan saat tahu kejadian masa kecilnya, pria itu tidak terlihat benci ataupun ingin muntah saat mendengarkan kisahnya. Padahal di awal dia tidak memberikan peringatan apapun, dia mungkin akan berpikir lebih baik menjaga semua itu dirinya.

Perasaan yang diberikan padanya ini bukan seperti perasaan yang dirasakannya saat seorang gadis menyukainya.

Saat Type terdiam, Tharn melonggarkan pegangan di lututnya, kemudian menyatukan kedua ibu jarinya dan memutarnya dengan lembut, seolah sedang memikirkan sesuatu. Tidak lama setelahnya pemuda itu mengatakan kalimatnya dengan nada yang terdengar serius;

"Sejujurnya, saat pertamaku tidur dengan seorang pria... Aku tidak dipaksa"

Type langsung memicingkan matanya, hampir saja dia mengumpat, kenapa kamu harus mengatakannya?

Tapi pandangan sepasang mata dingin itu membuatnya terdiam dan mendengarkannya dengan seksama apa yang ingin diungkapkan. Ketika melihat anak itu mau mendengarkan ucapannya, Tharn meneruskan berbicara;

"Saat pertamaku, waktu itu usiaku 14 tahun"

"Hanya terpaut dua tahun?"

"Kurang lebih" Thara mengangguk, setelah itu meneruskan;

"Waktu itu, aku belajar di sekolah khusus anak laki-laki. Cukup wajar terjadi, karena tidak ada seorang wanita manis di sana. Awalnya, aku sendiri tidak yakin kalau aku menyukai pria atau mungkin memang faktor lingkungan. Sampai pada akhirnya, seorang senior memanggilku ke sebuah ruang latihan musik, setelah itu dia menanyaiku, maukah aku tidur dengannya"

Kali ini si pendengar mendongak untuk menatap langsung wajah orang yang sedang menceritakan saat-saat pertamanya. Ketika melihat anak itu menatapnya, dia meneruskan perkataan;

"Waktu itu, aku masih dalam situasi membingungkan. Meskipun begitu, aku ingin mencoba, sehingga aku setuju..."

Type mulai mendengarkan dengan sungguh-sungguh, merasa penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya. Melihat ini Tharn mengangkat sedikit ujung bibirnya, memperlihatkan senyuman tipis di wajah. Karena kali ini, ceritanya akan membuat si pendengar bergidik ngeri;

"Hasilnya, aku terus menerus berbaring setelah beberapa hari"

"Kenapa?"

Pada akhirnya anak muda itu mengajukan pertanyaan yang dinanti, membuat si pembicara tersenyum saat menjawab;

"Tidak semua orang yang terlahir bisa merasakan kenikmatan pada saat pertama. Rasanya sakit, sakit sekali... Meskipun begitu, aku mengatakan padanya untuk menyelesaikan sampai akhir. Apa kamu tahu seberapa rapuhnya tubuh bagian belakangmu? Dia sama sekali tidak melakukan pemanasan seperti saat ini. Seandainya melakukan, pasti akan melewati batas. Kamu bahkan tidak akan punya kesempatan untuk berdebat denganku seperti yang kamu lakukan sekarang. Menurutku kamu cukup beruntung bisa merasakan lebih dengan tubuh bagian belakangmu"

Tharn berbicara sambil mengangguk, melihatnya bersikap begini membuat si pendengar mengerutkan alisnya.

Beruntung kepalamu, rasa sakit benar-benar terasa tajam di bagian anus!!!

"Setiap orang memiliki titik sensitif berbeda di bagian belakang tubuh, mungkin aku hanya memiliki sedikit. Saat itu aku bahkan takut untuk mencoba tidur dengan siapapun. Sampai pada akhirnya masuk ke SMA, aku mulai mencoba sekali lagi. Tapi kali ini statusku berubah. Dan dari situlah aku belajar, bahwa aku terlahir untuk menjadi seperti sekarang"

Type yang diberitahu masih tidak paham dengan jalan pikirannya, akan tetapi dari seluruh ucapan tiba-tiba saja terbesit sebuah pemikiran, jadi dia bertanya;

"Kamu berpikir seperti itu, karena belum pernah tidur dengan seorang wanita 'kan?"

"Sudah mencoba... Tapi sama sekali tidak merasakan apapun"

Tharn langsung merespon ucapannya, dan ketika berbicara, dia mendekat untuk duduk di tempat tidur yang sama, kemudian dia meneruskan perkataan;

"Aku suka begini... Terutama suka padamu"

Si pendengar memperlihatkan wajah ngeri. Meskipun begitu dalam hati Type mulai merasa cemas ketika mendengar nada bicara serius yang terdengar dari ucapannya. Sehingga dia mulai menanyakan dugaannya saat ini;

"Kenapa kamu mengatakan semua itu padaku?"

Kenapa dia harus mengatakan dirinya menjadi gay dan mencekoki cerita itu ditelingaku?

Mendengar pertanyaan itu membuat Thara tersenyum, caranya tersenyum menyiratkan maksud yang terlihat terang-terangan;

"Aku ingin kamu lebih mengenalku"

"Aku tidak ingin tahu"

"Tapi, kamu 'kan mendengarkanku"

Kalau bukan Type takut lubang di pantatnya robek, dia pasti sudah akan merebut tubuh pria itu dan membantingnya di atas lantai. Tapi karena takut luka robekan akan menjadi semakin parah. Hasilnya dia hanya menatap ke arah pemuda itu dengan pandangan penuh kebencian, seolah mengatakan untuk membuat pemuda itu mengakhiri percakapan ini dengan menyerahkan plastik berisi sampah tisu yang terkena noda dan kondom yang baru dipakai.

Tapi sebelum Drummer muda itu keluar dari ruangan, dia memalingkan wajahnya seolah mengingat sesuatu yang ingin ditambahkan;

"Oh iya, alasan kenapa aku ingin kamu lebih mengenalku, itu karena aku ingin mengatakan bahwa... Aku tidak akan berhenti walau hanya sekali"

"Brengsek, aku sudah mengatakan padamu hanya sekali!"

"Aku tahu, tapi tidak ingin mendengar"

"Tharn sialan"

Bang

Brakk!!

Anak yang bersikeras tidak akan ada lagi kali kedua melemparkan botol yang dipegang ke pintu yang baru saja di tutup, sampai tutup botolnya terbuka. Hasilnya air soda yang ada di dalamnya keluar semua. Type terlihat sama sekali tidak perduli, dia hanya menggertakan giginya, mengepalkan tangan dan terlihat marah seperti seekor betina yang janjinya tidak ditepati.

Sudah setuju sekali. Selesai!

"Aku tidak akan menyerah lagi. Tidak akan!"

Type menyatakan pada dirinya sekaligus mengukir ucapannya itu di dalam pikiran. Alasan kenapa dia membenci homoseksual di hatinya, karena apa yang terjadi malam ini telah terbukti saat melakukannya.

Menurutnya seorang gay bahkan lebih menakutkan saat mereka memiliki niatan untuk melakukan pelecahan seksual. Tapi yang paling ditakuti, ketika hubungan badan yang seperti itu terjadi malah membuatnya... terpesona.

"Aku tidak akan menyerah lagi"

Dia tidak akan kehilangan arah dan melangkah ke arah menyimpang seperti itu.

***

Pengalaman pertama Tuan Thiwat dengan pria berjalan sudah terlewati selama beberapa hari. Masih tidak ada yang berubah...

Bangun, pergi kuliah, bercanda dengan teman, dan ketika malam kembali ke ruang asrama. Tapi, disaat-saat sekarang, Type bisa merasakan sesuatu yang berbeda diantara dirinya dengan teman seruangannya.

Sebenarnya dia merasa benar-benar aneh meskipun kondisi saat ini terlihat tidak aneh. Itu karena...

Si brengsek itu bertingkah seolah tidak ada yang terjadi.

Setelah hari itu, kondisi kembali normal. Ketika bertemu muka mereka akan saling menyapa. Saat kembali ke ruangan, orang itu seperti sekelompok orang cina yang menyapa seseorang dengan mengatakan sudah makan atau belum. Tidak ada yang tindakan yang lebihi batas. Setiap orang bertindak sesuai dengan wilayahnya masing-masing. Semua ini membuat perasaan aneh mulai terjalin di dalam hati Type. Sikap pria itu terlihat sangat janggal meskipun terlihat tidak ada yang aneh.

Sejujurnya, hubungan Type dengan pria itu dari awal memang seharusnya seperti itu. Tapi karena Type tahu kalau pria itu masih belum setuju dengan ucapannya, sehingga... dia merasa curiga.

Menilik kenyataan bahwa Thara masih belum berjanji akan berhenti setelah melakukan satu kali, sekarang anak itu setiap malam sebelum tidur terlihat ketakutan. Dia menolak mematikan lampu ruangan sampai kawan sekamar yang tidur di tempat tidur sebelahnya itu jatuh tertidur.

Lalu, bagaimana caranya membuktikan bahwa pemuda itu benar-benar jatuh tertidur.

Sebenarnya dia mengulurkan kaki untuk mendorong sedikit tubuh Tharn setelah memastikan nafas pria itu menjadi lebih tenang. Biasanya, dia tidak akan terbangun. Baru setelah itu Thiwat akan kembali berbaring di atas tempat tidurnya. Dia melakukan hal seperti itu... Setiap hari.

Malam ini sama seperti malam-malam lain, dimana anak dari wilayah selatan itu sedang menunggu untuk melakukan setiap rutinitasnya di malam hari.

"...Boom... Crank... Brang!"

Jarum jam panjang belum menunjuk di angka 12. Saat ini Type mengenakan headphone-nya, duduk berselonjor sambil melihat seorang gamer terkenal di Youtube di atas tempat tidur. Setelah mendengarkan suara bom, pistol, dan pisau berdentang lalu robek tenggorokan untuk sesaat membuat anak itu cukup senang. Sampai video yang diputar selesai. Type melihat ke sekitar ruangan. Setelah itu dia menemukan seseorang yang tidur di tempat tidur sebelah sudah berbaring dan membelakangi dirinya.

"Menyebalkan"

Type terbenam di atas tempat tidurnya. Untuk sejenak dia melihat ke arah lampu yang masih menyala. Karena jika lampu dihidupkan seperti ini, sialan, dia tidak dapat tidur.

Tharn, dia tidak pernah mengatakan apapun mau lampu di matikan atau dihidupkan. Disamping itu, dia pasti sama sekali tidak akan berbuat macam-macam di lampu seterang ini

Saat ini Type merasa jengkel ketika mulai memikirkan ini, bukankah tindakan pemuda itu menyiratkan bahwa dia mengikuti apapun yang ingin dilakukan olehnya.

Sialan, aku bukan pasangannya!

Pemikirannya sekarang membuatnya mengumpat dalam hati. Sekarang anak itu terlihat lebih frustasi sampai tidak mampu mengatakan apapun. Terutama ketika melihat pandangan dingin yang sering dibuat oleh Tharn selain ekspresi tersenyum yang diperlihatkan setiap dia berbicara padanya. Senyumannya itu benar-benar terlihat buruk!

Kali ini anak yang berasal dari wilayah selatan bangun, kemudian berjalan ke sisi tempat tidur dimana si pemain drum itu tertidur. Dia melihat cara tidurnya yang konyol. Pada kenyataannya, kakinya itu terlihat panjang. Saat ini kedua kakinya keluar dari selimut, membiarkan udara dingin Thailand di malam hari menerpa kakinya sedangkan tubuh bagiannya atasnya tertutup selimut, menutupi cahaya ruangan.

Dia benar-benar menyedihkan, tapi terlihat semakin menyebalkan

Ketika memikirkan ini, Type mengulurkan kakinya untuk menusuk punggungnya. Saat melihat Tharn sama sekali tidak bereaksi, dia memutar tubuhnya untuk pergi mematikan lampu, kemudian duduk di atas tempat tidurnya sendiri. Kedua tangannya berada di tengkuk kepala, tapi kedua matanya masih terbuka menatap langit-langit.

"Sialan!"

Saat ini Type sedang melihat video panas sebelum tidur, ketika mendengar suara licin dari mulut yang menghisap dia langsung bisa merasakan sesuatu. Perasaannya ini sekarang mulai menjalar di sekujur tubuhnya, kali ini pikirannya terdorong untuk mengingat kejadian yang terjadi beberapa hari lalu.

Dia tahu pergolakan dirinya ini terjadi sejak pemuda itu pertama kali membantunya mastrubasi, setelah itu dia mulai tergoda untuk melakukan yang kedua kalinya. Sedangkan yang ketiga, alasannya seolah pernah melakukan hal seperti pada mantan pacar untuk pertama kali, dan pada akhirnya menginginkan lebih. Sampai pada saat ini, Type bisa merasakan, setiap dirinya tergugah, dia menginginkan hal itu terjadi lagi.

Mastrubasilah... Terima saja

Ini sama seperti menginginkan pacarmu... Biasa terjadi.

Tapi jika menginginkannya... 

Sebaiknya bunuh aku dulu!

Type langsung menutup matanya. Dia mengambil nafas dalam-dalam. Berusaha untuk tidak berpikiran aneh. Dia hanya ingin mengetahui sesuatu yang baik, dan tindakan terbaik apa yang harus dilakukan. Meskipun tubuhnya begitu panas sampai rasanya mau meledak, membutuhkan segera sampai ke puncak. Tapi tanpa sadar sebuah pemikiran kuat terbesit dibenaknya berteriak dengan kuat...

Ini artinya harus tidur dengan seorang pria gay

"Tidur, tidur, tidur"

Sekarang anak dari wilayah selatan itu bergumam pada dirinya lagi. Kali ini dia memaksakan dirinya untuk terpejam agar jatuh tertidur. Meskipun sangat sulit, diapun terlalu malas untuk bangun dan pergi ke toilet menyelesaikannya, apalagi melakukannya di sini jelas dia takut kejadian sebelum ini akan terulang kembali.

Sehingga, mau tidak mau malam ini anak itu tidur dengan perasaan gelisah.

***

"Brengsekk!"

Dan pada akhirnya keesokan hari pun tiba. Tapi kali ini suara yang berteriak bukan hanya suara alarm, tapi diikuti oleh suara umpatan seseorang yang baru saja membuka matanya. Hal pertama yang dilihatnya saat bangun adalah benda yang berada di pangkal paha telah berdiri tegak lurus.

Suara umpatan yang begitu keras membuat Tharn yang sedang mengenakan handuknya melihat ke arahnya.

"Ada apa?"

Thara bertanya, berlagak tidak tahu dengan berjalan ke arahnya. Tapi Type segera menaikkan tangan untuk menghentikannya, suaranya terdengar serius saat bicara;

"Tidak perlu! Aku...aku baik-baik saja"

Anak yang baru terbangun langsung duduk di atas tempat tidurnya, tapi dia tidak segera menyingkirkan selimut, malah bertindak sebaliknya, menutupi tubuhnya dengan menggunakan selimut. Anak itu terlihat menautkan alisnya ketika pandangannya jatuh pada penampilan seorang pria yang sedang setengah telanjang di hadapannya. Pria itu mengangkat kedua ujung bibirnya, lalu bertanya;

"Kenapa begitu mencurigaiku?"

Pertanyaan ini jelas menyiratkan pemahamannya menilik dari berbagai hal. Membuat Type baru saja tersadar kalau teman seruangan-nya ini hanya memakai sehelai handuk saat keluar dari ruangan. Kali ini kedua tangannya bersedekap di depan dada, memperlihatkan sedikit ototnya yang ada di lengannya. Melihat ini anak itu berbicara dengan nada yang suram;

"Menjauh dariku, lalu kenapa kamu berganti baju di dalam ruangan. Bukankah biasanya di dalam kamar mandi"

Pertanyaan itu langsung dijawab oleh Tharn;

"Pagi ini, banyak sekali orang di sana. Tidak ingin membuat orang lain menunggu terlalu lama. Jadi aku mengenakan baju di dalam ruangan saja... Jangan-jangan, apa kamu takut pada seorang pria"

Type rasanya ingin bangun dan melepaskan pukulan padanya. Dia sadar, masih membenci seorang gay. Tapi karena dia masih menyembunyikan sesuatu di bawah selimut, dia hanya bisa terus menerus menatap penuh dengan kebencian pada pria di hadapannya. Setelah itu terdengar kalimat mengejek darinya;

"Aku memang takut apa, aku sudah melihat segalanya. Tidak ingin lihat dan tidak merasakan apapun"

Tentu saja, anak itu tidak akan merasakan apapun hanya dengan melihat tubuhnya, tapi kasusnya jelas berbeda jika pria itu mencoba menyentuhnya. Sehingga saat menjawab pertanyaan dia terdengar begitu percaya diri. Mendengar ucapannya ini terlihat alis Tharn sedikit naik...

"HEII!!!"

Meskipun tubuh Tharn benar-benar pria sejati, Type  sudah terlihat tegang ketika pria itu melepaskan handuk yang dipakainya. Memperlihatkan tubuhnya yang telanjang bulat.

Siapapun pasti akan berteriak 'kan saat melihat seseorang tiba-tiba telanjang

Orang yang sekarang sedang menampilkan pertunjukan telanjang di pagi hari, hanya bersedekap ke arahnya, seolah sedang memakai baju yang lengkap

"Warna wajahmu itu... Karena kamu sudah tahu semua rahasiaku, serta tidak merasakan apapun pada gay sepertiku. Jadi kamu tidak perlu berbaik hati sampai seperti itu 'kan"

Bangsat!

Si pendengar mengumpat. Dia melihat pria itu bertingkah seolah tidak sadar dengan wajah seperti apa yang dipelihatkannya sekarang. Dia hanya memutar tubuhnya untuk menggantung handuk di dekat wastafel, kemudian mulai memakai celana pendek, tindakannya ini jelas membuat orang yang melihat merasa jengkel dan tidak tahu harus mengatakan apa.

Tentu saja, ini bukan perasaan tergoda melihat tubuhnya.

Mungkin... Merasa sedikit iri

Sebelum ini, Type memang sudah cukup melihat tubuhnya. Tapi karena perhatiannya teralihkan dengan masalah lain, kali ini dia bisa memperhatikan tubuh Tharn dengan begitu jelas,

Bukankah anak band itu biasanya kurus-kurus. Tapi melihat tubuhnya mirip sekali dengan seorang altlit, sama seperti aku. Bahunya terlihat lebar, sedangkan otot di lengannya terlihat sedikit menonjol, dadanya bidang, pinggangnya ramping, otot diperutnya sudah terlihat seperti seorang model yang dipajang dalam cover majalah, dan di depan perutnya terlihat bentuk segitiga dengan puncak di bawah yang terlihat bagus.

Sampai di sini, Type harus mengakui bahwa penampilan pria itu benar-benar terlihat bagus.

Apalagi di tambah dengan kulitnya yang putih serta wajahnya yang blasteran...jika dia berniat ingin menjadi model, bisa dengan mudah menjadi seorang model ternama.

"Selesai berpakaian 'kan, kalau begitu pergilah!"

Tharn yang baru saja selesai mengancingkan bajunya mendengar anak itu mengatakan kalimatnya. Dengan nada yang jengkel anak itu masih saja menolak untuk berdiri dari atas tempat tidur. Melihatnya begitu, pemuda itu hanya terlihat mengendur alisnya, memang berniat tidak melakukan apapun selain mengatakan...

"Saat pulang malam ini, kemungkinan besar akan cukup bersemangat. Karena harus mampir ke kedai senior. Setelahnya mungkin ingin melepaskan diri pada siapapun"

Meskipun berkata demikian, seandainya pria itu ingin melepaskan pesonanya di dalam kedai dan bersenang-senang, Type terlihat sama sekali tidak tertarik selain mengusirnya dari ruangan. Saat pria itu bermaksud untuk menutup pintu, dia meninggalkan ucapannya;

"Type, wah, sepertinya adik kecilmu itu baru saja keluar, bukankah begitu!"

Segera saja Type membuka selimutnya, kemudian dia dengan cepat menarik celana di baju tidurnya. Selain 'bangun' sejak dia mulai membuka mata, ternyata benda yang terbangun itu...telah benar-benar basah.

"Pokoknya, jangan bangun tidur dengan kondisi seperti ini lagi"

Anak laki-laki itu berbicara pada dirinya sendiri dengan suara yang suram. Buru-buru dia berdiri meskipun baru saja menyelesaikan...mimpi basahnya.

"Aku tidak sedang menekan diriku sampai seperti itu"

Kali ini Type tidak berusaha mencari alasan, dia bahkan tidak bisa menyangkal kenyataan bahwa dia... telah menekan dirinya.

***

Thara kembali ke ruang asrama saat hampir tiba waktu tutup asrama. Wajahnya yang tajam terlihat memerah, jejak efek alkohol terlihat dengan jelas. Tangan besarnya sekarang membuka kunci ruangan, bahkan kedua ujung bibirnya naik memperlihatkan senyuman samar.

Dia bahkan tidak merasa ada kesalahan, karena menikmati hidup bersama dengan seorang pria yang sulit untuknya.

Meskipun mulutnya berkata tidak, tapi tubuhnya hari ini mengatakan dengan jelas...bahwa Tharn masih memiliki kesempatan.

Pria itu berjalan langkah demi langkah saat masuk ke dalam ruangan gelap. Dia bisa melihat siluet panjang seseorang yang terbaring di dalam kegelapan ruangan. Teman sekamarnya telah tidur lebih cepat.

Setelah meletakkan barang bawaan di tengah meja, dia melihat orang yang tertidur sedang meregangkan tangan dan kakinya tanpa tahu bahaya apa yang mengancamnya.

Ciuman selamat malam...benar, bagus Tharn

Pria itu tertawa dengan pelan saat memikirkan ini. Karena bagaimanapun juga, orang itu pernah memberikannya sisi romantis saat membiarkannya melakukan ciuman selamat tidur. Meskipun begitu dalam hati dia benar-benar ingin melakukan lebih dari sebuah pertunjukan biasa, ditambah pengaruh alkohol yang mendidih di dalam tubuhnya. Jadi pria itu segera mendekat dengan meletakkan lutut di atas tempat tidur, mengambil kesempatan untuk menunduk dan menemukan seseorang yang sedang tertidur lelap.

Dalam beberapa hari ini dia tidak ingin menyentuhnya, meskipun sangat menginginkan tapi dia sengaja membiarkan tubuh Type untuk pulih lebih dulu, lalu mengambil kesempatan seperti ini.

Dia tidak ingin melarang dirinya untuk melakukan semua ini, terkadang dia berpikir Type mungkin tidak akan menyukainya jika bertindak begini, tapi Thara suka dengan tipe orang yang segan mengutarakan hatinya begini.

Cub

Bibir hangatnya terasa lembut dan kenyal. Dengan lembut Tharn menciumnya. Begitu tergoda dengan kelembutan bibirnya. Dalam hati Tharn sadar bahwa dia masih terpikat oleh perasaan bergelora hebat yang diterimanya beberapa hari lalu. Ciuman ini seolah menunjukkan bahwa Type tidak akan dengan mudah mengatakan yang sebenarnya, karena semua ini dianggap olehnya bukan hal baik.

Ciuman pertama hanya sebuah sentuhan.

Ciuman kedua sebuah ciuman yang disertai jilatan.

Ciuman ketiga mulai memasukkan lidah.

Dan di ciuman keempat...orang yang tertidur pada akhirnya tersadar.

"Apa...uhm!"

Anak dari wilayah selatan itu berseru dalam kondisi linglung, sedangkan seseorang yang sedang menunduk telah memajukan tubuhnya, dengan tepat dia menyerang masuk ke dalam mulutnya, mengirimkan ujung lidahnya ke dalam mulut, merasakan lidah dingin di sana, merasa begitu tenggelam dengan jalinan yang terjadi, sama sekali tidak perduli dengan seseorang yang sedang berusaha melepaskan diri. Anak itu berulang kali memukul bahunya karena lidah itu sudah masuk ke dalam.

Orang ini mabuk...dia benar-benar mabuk

"Tharn...ah...berhenti...ub..."

Tharn masih tidak sadar bahwa dia telah menyerangnya. Karena sekarang dia hanya tertarik dengan mulut anak itu dan membuat tubuh mereka berdua saling memanas. Lidahnya sekarang berusaha untuk membuat lidah anak itu tidak dapat melarikan diri. Suara ciuman benar-benar telah memecah kesunyian, suara itu membuat Tharn menggunakan kedua tangan untuk mengunci gerakan leher anak yang sedari tadi berada di bawah tubuhnya. Hasrat salah satu dari mereka begitu kuat, hanya dengan ciuman yang tajam mereka seolah bisa terbakar oleh nafsu.

Menilik kemungkinan yang akan terjadi, orang yang dari tadi ditekan tubuhnya...mulai menimbang langkah selanjutnya

Dia sadar, orang yang sedang menyerangnya ini masih dalam pengaruh alkohol. Bisa dipastikan tidak akan menghentikan tindakannya. Orang yang sedang terbaring di bawahnya sekarang memberikan sedikit bantuan padanya.

Dengan cepat Type mengangkat tangan untuk mencengkram leher pemuda di hadapannya, demi mengurangi jarak mulut yang saling bersentuhan sekaligus bisa melarikan diri. Tapi pemuda itu masih saja menarik wajahnya yang berusaha untuk menghindar, ditambah dia sekarang telah mendorong lidahnya untuk kembali ke dalam rongga mulut. Setelah menerima ini, anak itu mulai merasa cemas. Rasa pahit alkohol mulai menjalar, membuat ciuman menjadi semakin dalam

Salah satu dari mereka tidak ada yang mengalah, ciuman yang terjadi saat ini terasa lebih tajam dari saat pertama kali dimulai.

Tidak ada waktu untuk mengambil nafas, tidak ada waktu untuk memisahkan bibir.

Jika salah satu dari mereka berusaha untuk mundur, yang lain akan memasukkan lidahnya lebih dalam. Dan setiap salah satu dari mereka bersikeras untuk melepaskan diri, salah satu dari mereka akan menyerang lebih tajam sampai air liur saling bertukar. Sepertinya tidak ada satu orangpun yang perduli dengan perasaan panas yang lama kelamaan mulai muncul, membuat udara dinginnya malam ini telah benar-benar berubah.

Keduanya tidak tahu berapa lama saling berciuman. Pada akhirnya Type yang mulai tersadar melemparkan tamparannya...

Plak!

"MENYINGKIR THARN!"

Saat ini telapak tangan besar sudah bermaksud untuk masuk ke dalam celana anak itu, berharap bisa menyentuhnya. Type sendiri sadar, sesuatu di dalam tubuhnya mulai aktif, sehingga dia sekarang melemparkan tinjunya. Untungnya, tinju itu mengenai bagian pelipis kepala Tharn, membuat pemuda itu tertegun untuk sesaat. Sampai pada akhirnya anak muda itu bisa mendorong bahu pemuda di atasnya untuk menyingkir darinya.

Type langsung terduduk di atas tempat tidur. Dia menggunakan punggung tangannya untuk menyeka mulut, sedangkan nafasnya tersengal-sengal. Ekspresi wajahnya terlihat ketakutan karena ciuman yang datang tiba-tiba beberapa saat lalu. Meskipun begitu, anak itu tidak lupa menegaskan kembali kalimatnya pada pemuda di hadapannya;

"Aku sudah mengatakan padamu, tidak ada kedua kalinya!"

Suara Thiwat bergema di ruangan yang gelap, entah dia sedang memperingatkan dirinya atau pemuda itu. Saat ini dia menatap dengan perasaan dendam pada pemuda yang masih berlutut di atas tempat tidur. Lalu mendorong bahunya agar benar-benar menyingkir dari tubuhnya.

"Menyingkir, dasar brengsek!!"

Type yang bermaksud untuk bangun dan mencuci muka agar bisa menurunkan suhu tubuhnya yang memanas, tidak dapat menyangkal bahwa sekarang dia sedang dimabuk kepayang. Tharn telah membuat tubuhnya terasa tidak nyaman sampai rasanya mau meledak. Tapi sebelum semuanya terlihat...bukankah sebaiknya dia segera pergi ke kamar mandi?

"Aw!!"

Sebelum Type bisa mendorong orang yang menghalangi jalannya untuk bangun dari tempat tidur. Thara sudah merebut pinggangnya.

Type masih belum merasa aman jika belum bisa benar-benar berdiri. Tubuh bagian atasnya sudah di pinggir tempat tidur, sedangkan tubuh bagian bawahnya saat ini di tahan dengan erat oleh seseorang, dia langsung saja mengumpat. Kali ini dia berusaha untuk mendorong pria itu untuk menyingkir dari sana.

"Berhenti! Tharn, kubilang berhenti!"

Kalau tidak, akan...

Kali ini celananya sudah dilucuti, mata Thiwat terbelalak karena saat ini dia harus menahan diri, tapi orang itu sudah menjilat tubuhnya sama seperti sebelumnya.

"Sekali bagimu... Tapi aku tidak merasa cukup Type"

Mungkin bukan hanya Type saja yang merasa harus menekan diri dengan nafsunya dan merasa dalam posisi terendah. Bagaimanapun juga, hasrat yang telah terjadi... Jelas tidak sanggup ditanggulangi seorang diri.

Setelah ini, keduanya tidak akan sanggup menahan diri pada saat melakukan untuk kedua kalinya, permainan itu akan dimulai dalam beberapa menit selanjutnya.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Penulis: M.A.M.E.

Thai-Indonesia: iu3a



Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

12.1K 950 46
Auhor: Luo Yue Qian Genre: Romance Smut Yaoi Karena suatu kecelakaan, Chu Ling, seorang Omega, secara paksa ditandai oleh Alpha aneh bernama Han Gu...
378K 22.4K 34
Setelah tamat dari SMA Amona memutuskan untuk melanjutkan study nya ke Prancis, ia ingin menekuni kegemarannya dalam membuat dessert. Pulang dari...
2.1M 10.3K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
19.8K 1.7K 37
Cerita ini hanya fiktif, jangan dibawa di kehidupan nyata. Dimohon untuk bijak dalam memilih bacaan