Playboy | Na Jaemin

By rubycinnamons

217K 20.4K 2.6K

[✔️] ❝Kenalin aku Na Jaemin, laki-laki yang suka sama kamu dan cuma aku yang bisa milikin kamu, oke?❞ - Na Ja... More

Pembuka
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 42
Bab 43
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Penutup
Behind The Story
criminal

Bab 41

2.8K 258 51
By rubycinnamons

[Warning 15+]


Happy Reading

Nara keluar dari cafe tapi Mark katanya ingin pergi lagi entah kemana jadi ia bingung ingin pulang dengan siapa

"Nara? lo gak pulang?" tanya seseorang yang ada di belakangnya yang ternyata Yeonjun

Nara menengok ke belakang dan Nara tersenyum kaku, "O-Oh g-gue mau mesen ojek online dulu nih." jawab Nara gugup

Yeonjun tersenyum, "Bareng gue aja gratis kok, mau gak?" tawar Yeonjun dan Nara tersentak menatap Yeonjun dengan tatapan yang sulit diartikan

"N-Nggak usah kak, gue pake ojek online aja," tolak Nara sopan dan Yeonjun semakin tersenyum lebar

"Gak apa-apa ikut gue aja, lagian gue lebih aman kok bisa nganter lo ke rumah dengan selamat," ujar Yeonjun sambil terkekeh

Nara sedikit salah tingkah, "Y-Yaudah deh." jawab Nara pelan dan Yeonjun tersenyum lalu menggandeng tangan Nara

"Izin pegang tangan lo ya," ujarnya dan Nara mengangguk kikuk lalu Yeonjun menarik Nara ke parkiran

"Nih helmnya, gua pakein ya?" izin Yeonjun lagi dan Nara lagi-lagi mengangguk saja lalu Yeonjun langsung memakaikan helm di kepala Nara

"Udah! ayo naik," suruh Yeonjun dan Nara pun langsung naik di motor CBR hitam milik Yeonjun yang cukup tinggi itu

Nara tampak kesusahan dan Yeonjun menyadari hal itu, "Kesusahan ya naiknya? pegang punggung gue erat." suruh Yeonjun dan Nara pun langsung memegang punggung Yeonjun dan akhirnya ia berhasil naik

Yeonjun pun menyalakan motornya dan melajukan motornya mengantar ke rumah Nara

"Lo serumah kan sama Mark?" tanya Yeonjun memastikan

"Iyalah, emang lo tau dimana rumah gue?" tanya Nara dan Yeonjun pun mengangguk

"Gue pernah dateng ke rumah lo pas lo sekolah, gak jauh dari cafe ini kan perumahannya?" tanya Yeonjun dan Nara mengangguk

"Iya gak jauh dari sini kok," jawab Nara

Yeonjun pun menurunkan kecepatan motornya agar ia dapat lebih lama bersamaan dengan Nara

"Lo kelas berapa Nar?" tanya Yeonjun membuka obrolan

"Kelas 12 kak, emang kenapa?" tanya Nara dan Yeonjun menggeleng pelan

"Nanya aja, lo sekolah dimana?" tanya Yeonjun lagi dan Nara mendongakkan wajahnya dan menatap Yeonjun dari belakang

"SMA Rajawali kak," jawab Nara dan Yeonjun mengangguk pelan

"Yang menang olimpiade fisika tahun lalu ya?" tanya Yeonjun dan Nara mengernyit bingung

"Kok tau?" tanya Nara dan Yeonjun tertawa kecil dna menatap Nara dari kaca spion motornya

"Tau kok, gue gak sengaja baca koran di rumah gue eh sekolah lo itu menang olimpiade fisika," jawab Yeonjun dan Nara mengangguk mengerti

"Apa jangan-jangan lo yang ikut olimpiade fisika itu?" tanya Yeonjun menduga-duga

Nara kaku, "I-Iya kak, gue yang ikut olimpiade itu sama temen gue." jawab Nara jujur dan tidak berniat sombong

Yeonjun terkagum-kagum, "Sumpah? gila lo ikutan olimpiade fisika yang jelas-jelas susah terus lo menang lagi, hebat banget lo Nar." ujar Yeonjun

Nara tersenyum kikuk, "M-Makasih kak." jawab Nara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Yeonjun tersenyum, "Lo udah cantik, pinter lagi! paket lengkap banget dah." gumam Yeonjun dan Nara hanya diam saja

"Cocok buat jadi masa depan gue," celetuk Yeonjun yang setelah mengatakan hal itu tertawa kecil, Nara terkejut mendengarnya

"Ish! apaan sih kak, ngadi-ngadi aja!" ketus Nara dan Yeonjun semakin tertawa gemas

"Lo masih jomblo kan Nar?" tanya Yeonjun dan melihat Nara dari kaca spion

Nara bungkam, ia sebenarnya kan sudah menjomblo setelah putus dari Jaemin, tapi—

Entahlah dirinya merasa berat hati mengaku bahwa ia adalah jomblo, ia masih merasa bahwa ia milik Jaemin, tetapi ini pilihannya untuk meninggalkan Jaemin

Apakah dengan keberadaan Yeonjun akan mengobati lukanya yang lama dan akan melupakan bayang-bayang dari Jaemin? tapi apakah itu terlalu jahat jika ia menjadikan Yeonjun pelampiasan?

"M-Masih jomblo kak," jawab Nara gugup dan Yeonjun semakin mengembangkan senyumannya

Tidak lama kemudian, Yeonjun sampai di depan rumah besar milik keluarga Nara dan perempuan itu pun turun dari motor Yeonjun

"Makasih kak," ujar Nara dan Yeonjun tersenyum lalu mengangguk

"Eh Nar!" Yeonjun memanggil Nara dan perempuan itu pun menatap Yeonjun bingung

"Apa kak?" tanya Nara sambil mengangkat alisnya

"Gue boleh minta nomor WA lo gak?" pinta Yeonjun memberanikan diri dan Nara pun membeku, badannya terasa kaku

"O-Oh nomor WA? bentar ya kak," jawab Nara lalu ia merogoh kantong celananya dan memberikan ponselnya ke Yeonjun

"Catet aja nih," suruh Nara dan Yeonjun pun langsung mencatat nomor Nara

"Save ya Nar, gua kirim test nih ke lo biar lo save," ujar Yeonjun dan mengetikkan beberapa huruf asal untuk mengetest apakah pesannya sampai di ponsel Nara

Ting!

Ponsel Nara berbunyi dan perempuan itu langsung membuka ponsel tersebut dan mengesave nomor Yeonjun

"Udah gue save ya, yaudah gua masuk ke kamar dulu ya," pamit Nara dan Yeonjun mengangguk

"Bye!" kata Yeonjun sambil melambaikan tangannya ke arah Nara

"Bye!" Nara pun membalas lambaian dari laki-laki yang berada di depan rumahnya itu

••••

Siyeon kini sedang berada di rumahnya bersama Jeno, sekarang papahnya menyuruh Jeno untuk selalu datang ke rumahnya

Untungnya Jeno juga tidak mempemasalahkan itu malah ia senang bisa bersamaan dengan Siyeon

Jeno disuruh untuk membimbing Siyeon belajar, walaupun mereka berbeda jurusan tetapi papahnya tidak mempermasalahkannya sama sekali

Siyeon pun memang sedikit bersemangat saat bersama Jeno, mungkin ini tujuan papahnya

"Lo lagi belajar apa?" tanya Jeno yang kini sedang membaca buku tebal yang mungkin salah satu buku cetak anak IPS

"Gue lagi belajar kimia, kenapa Jen?" tanya Siyeon balik dan Jeno menggeleng

"Abis ini jalan yuk, gue mau beli es krim," ajak Jeno dan Siyeon pun mengangguk saja

"Yaudah bentar lagi ya, gue mau abisin ini dulu," jawab Siyeon dan Jeno pun langsung bangkit dari kasur Siyeon dan memegang tangan Siyeon

Siyeon mengernyit bingung, "Jen kenapa?" tanya Siyeon bingung

Jeno langsung menggendong tubuh Siyeon dan membawanya di kasur Siyeon

Ia duduk di pinggir kasur milih Siyeon dan masih memangku Siyeon, Jeno pun mendekatkan wajahnya dengan wajah Siyeon

Siyeon sontak memundurkan wajahnya, "Jen, mau ngapain?" tanya Siyeon

Jeno tersenyum, "Mau mesra-mesraan dulu sama lo masa gak boleh?" tanya Jeno dan langsung mendekatkan wajahnya dengan Siyeon kembali

Ia mendaratkan bibirnya di bibir Siyeon, perempuan itu terkejut, badannya tiba-tiba menjadi kaku dan Jeno pun mulai melumat lembut bibir Siyeon

"Bales, Yeon!" Jeno pun kembali melumat bibir Siyeon, tangan nakalnya mulai mengangkat kaos Siyeon setengah

Ia mulai meraba-raba perut rata Siyeon dan perempuan itu menggeliat geli, ia seolah terhipnotis oleh permainan Jeno

Jeno menyentuh dagunya dan memperdalam ciuman tersebut, Siyeon pun hanya membalas sebisanya

Tetapi setelah itu Siyeon mendorong dada Jeno dan melepaskan tautan bibir mereka, Siyeon langsung menarik nafas

"Engap Jen!" ujar Siyeon dan Jeno pun hanya tertawa kecil dan mencubit pipi Siyeon pelan

"Lucu banget sih, untung gue kagak kebablasan," kekeh Jeno dan Siyeon langsung mencubit perut Jeno kencang

"Akh! Siyeon sakit!" rengek Jeno dan Siyeon mendengus sebal

"Dasar mesum!" ketus Siyeon dan Jeno tertawa kecil dan menatap Siyeon lekat

"Ambil nafasnya udah? mau aku isep lagi nih," pinta Jeno dan Siyeon membelalakan matanya dan berdiri menjauh dari pangkuan Jeno

"Najis lo! udah ah tadi aja lo raba-raba perut gue, entar kalo perut gue melendung gimane?" tanya Siyeon galak

"Ya gue nikahin lah," jawab Jeno santai dan Siyeon pun memijit pelipisnya lalu menatap Jeno heran

Kok gua bisa naksir sama dia ya? perasaan dulu keren kaya cool gitu, kok sekarang?—pikir Siyeon

"Babi emang!" umpat Siyeon dan Jeno membelalakan matanya

"Heh? kok ngomong kasar? mau gue hukum huh?" tanya Jeno dengan ekspresi menyeramkannya

"Mau gua bikin bengkak tuh bibir?" ancam Jeno dan Siyeon langsung gelagapan

Jeno bangkit dari kasur dan mendekat ke arah Siyeon, perempuan itu pun sontak mundur perlahan sampai ia menabrak dinding

Jeno semakin dekat dan tersenyum tipis, ia mengunci Siyeon disisi kanan dan kiri dan meraih dagu Siyeon

"Satu kata kasar, bibir lo bengkak sehari, inget ya?" ujar Jeno mengingatkan dan Siyeon merutuki dirinya sendiri, kenapa Jeno jadi mesum begini?

"Iya iya!" jawab Siyeon mendengus sebal dan mendorong dada Jeno

"Belom pacaran juga maen nyipok aja, dasar buaya lo!" cibir Siyeon dan Jeno tersenyum samar lalu menatap Siyeon lekat

"Mau dijedor nih? gua punya dua pilihan sih Yeon, lo mau pacaran dulu sama gue atau langsung kawin?" tanya Jeno sambil mengangkat alisnya

"Mulutnya ngomong kawin-kawin seenaknya, nikah dulu lah!" ketus Siyeon

"Oh mau langsung nikah, yaudah besok kita ke pelaminan aja gimana?" tanya Jeno menggoda dan muka Siyeon langsung memerah lalu ia menghindar dari tatapan Jeno

"Anj—akhh tau ah!! bikin gue teriak aja lo, gua mau belajar lagi ah sana!!! diomelin bokap gua baru tau rasa," omel Siyeon dan ia kembali duduk di meja belajar

••••

Jaemin menginjakkan kakinya di salah satu club terkenal di kota Bandung, club ini milik temannya, Bang Taeyong

Mereka bertemu saat Jaemin SMP dan Taeyong SMA mereka cukup dekat, hanya Jaemin saja yang dekat dengan Taeyong tetapi tidak untuk Jeno, kakak kembarnya hanya sekedar tau bahwa Taeyong salah satu kakak kelas sesat semasa sekolah

Jaemin masuk ke dalam ruangan yang sangat berisik hingga telinganya menjadi sakit, ia menyusuri dance floor, ia mencari keberadaan Taeyong

Jaemin sudah biasa dengan pemandangan orang yang sedang bercumbu di meja dan hal maksiat lainnya

Dulu juga Jaemin sering seperti itu, semacam menggoda dan menyewa beberapa pelacur hanya untuk memuaskan hasratnya tetapi entah mengapa sekatang ia tidak tertarik sama sekali

Ia menemukan sosok yang ia cari, Taeyong kini sedang menggoda salah satu perempuan yang memakai baju minim, Jaemin menghela nafas kasar dan menghampiri laki-laki itu

"Bang!" panggil Jaemin sedikit berteriak karena musik di club itu sangat kencang dan ritmenya pun menganggu telinga Jaemin

Taeyong menengok dan ia berhenti menggoda perempuan yang ada di hadapannya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang lalu memberikannya ke perempuan itu dan menghampiri Jaemin

"Jaemin? udah dateng lo? ayo duduk sini!" ajak Taeyong dan menunjuk sebuah meja bertuliskan VIP yang ia booking tadi sore

"Mau pesen apa?" tanya Taeyong dan Jaemin tampak memijit pelipisnya dan bersandar pada sofa empuk di meja VIP miliknya itu

"Vodka kaya biasa," ujar Jaemin dan Taeyong mengangguk saja dan menghilang dari pandangan Jaemin

Jaemin memakai kemeja hitam yang sengaja tidak ia kancingkan 2 kancing di atasnya sehingga bagian atas Jaemin terumbar

Tidak sedikit para perempuan penghibur itu tertarik oleh pesona Jaemin, tapi Jaemin hanya menatap datar beberapa perempuan itu

Taeyong tidak lama kembali dan duduk di seberang Jaemin, "Nih! kalo kepala lu udah mulai sakit, nih kunci private roomnya lo istirahat disana aja." ujar Taeyong menyodorkan sebuah kartu kamar dan Jaemin mengangguk saja

Taeyong pun menuangkan vodka ke dalam gelas Jaemin tetapi langsung Jaemin tahan

"Gak usah pake gelas, langsung gua abisin aja satu botol," ujar Jaemin dan Taeyong menganga lebar

"Gila lo? mau hangover lo besoknya?" tanya Taeyong dan Jaemin memutar bola mata malas

"I don't care," jawab Jaemin datar, ia langsung meraih botol beling vodka dan meneguknya banyak

"Terserah lo dah, yaudah gue nyari mangsa dulu ya," pamit Taeyong dan Jaemin berdeham saja lalu Taeyong pun bangkit dari duduknya dan pergi dari hadapan Jaemin

Jaemin menatap kartu kamar yang diberikan oleh Taeyong tadi dan meneguk vodka miliknya itu

Tanpa sadar, ia telah menghabiskan setengah botol vodka dan efeknya pun mulai dirasakan oleh Jaemin, pandangan mulai kabur dan kepalanya mulai pusing

Tiba-tiba ada sesosok perempuan yang datang ke mejanya, Jaemin tidak bisa melihatnya dengan jelas karena ia mulai lemas dan kesadarannya pun mulai hilang

Ia mungkin akan mabuk, Jaemin pun berdiri dan menuju ke kamarnya tapi tangannya ditahan oleh seorang perempuan

"Sini aku anterin kamu," ujar perempuan itu, Jaemin melihat perempuan itu, itu Nara

Sungguh ia tidak berbohong itu Nara, ia rindu dengan perempuan tersebut tetapi kesadarannya langsung hilang dan ia pingsan

••••

Sinar matahari menelisik jendela salah satu kamar di club milik Taeyong, Jaemin pun membuka matanya

Ia bingung kenapa ia sudah berada di kamar dan keadaannya full naked, ia terkejut

Ia bangkit dari kasurnya dan melihat beberapa bajunya yang terlempar ke lantai, kepalanya masih sakit, ia pun langsung memakai kembali pakaiannya yang berserakan tadi

Sial, dia sudah menidurkan seorang perempuan, ia menatap ke arah ranjang di hadapannya, ia mendekat ke arah wanita itu

"Shit! Lami?"


Bersambung



Author : minta disentil ya? udah
maen kesana :v



LR
Playboy, 2020

Continue Reading

You'll Also Like

476K 49.9K 41
❝Lo tuh jauh banget dari tipe ideal gue Nay. Lo bego, ceroboh, cengeng, nggak bisa jaga diri, keras kepala, pemarah. Entah gimana awalnya tapi gue ng...
283K 22K 57
[REVISI] hah gue dijodohin ma dia -kania yeah akhirnya gue bisa serumah ma cewek selain nyokap dan kakak gue.... Tapi hanya sementara... -jisung [END]
176K 24.1K 21
Berawal dari salah masuk kamar, berakhir menjadi salah masuk ke hati? Warning: harsh words. © TAROVELVET, 2018. - First publish: 12 Dec' 18 Finished:...
28.1K 4K 37
[COMPLETED] [SPIN-OFF from CHOICE] "gue bisa dengan mudahnya bilang 'i love you', tapi cuman bisa dalem hati doang sih.." ㅡ Nam Chaera *lowercase le...