The Queen of China

By kietzyQS

31.5K 5K 954

a story about an extraordinary beauty princess of Wei Dynasty and the most powerful whom bloodthirsty king of... More

Cast of The Queen of China
Teaser
1. The Great Kingdom
2. Bird Sound
3. Beauty in the Palace
4. Love & Separation
5. Destined Meeting
6. Falling for you
7. The Princess's Heart
8. That Beautiful Flower
9. Sincerity Falls
10. The Proposal
11. Barely Paper
12. Uncertain Destiny
13. The Phoenix
14. The wind in you
15. Missing You
16. Hunting
17. Cold Breeze
18. a little thing
19. Touch
20. What happend?
21. Old Feeling
22. Razor Blade
23. Lantern Festival
24. Fragrant
25. The Windy Night
26. The Untold Story
27. The Happy News
28. Little Xiao
29. The Wind in the Forest
30. Beloved One
31. The Lost Time
32. The Queen of Wu
33. Faded
34. The trial of love
35. Your Pain
36. Endless
37. The only Way
38. Our First Night
39. Suffocating
40. Trial of Love
41. Sweet Enemy
42. New Rules
43. the Past
44. Welcome
45. It's a journey
46. Happiness

47. L.O.V.E

1K 111 34
By kietzyQS

.Chapter 47.

.L.O.V.E.


7 bulan kemudian ~

"aaaaaaaaakkk!!!!" teriak Suji dengan susah payah.

Kini sudah jam 5 di pagi hari, Suji sudah berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka sejak 2 jam yang lalu. Seok Jin sudah berdiri didepan kediaman Permaisuri sejak 3 jam yang lalu saat Suji pertama kali merasakan kontraksi.

Para pelayan tak henti-hentinya membawa air ditengah suara teriakan Suji yang terus terdengar. Seok Jin tak kuasa menahan rasa khawatirnya akan kondisi Suji, para tabib perempuan dan pelayan perempuan yang berpengalaman terus bolak balik membawakan kain basah.

"Jin Wang, tenanglah . . Permaisuri pasti tidak kenapa-kenapa" ujar Ibu Suri yang juga berada di sisi Seok Jin.

"aku tidak bisa tenang, apa Putri Tzuyu masih berada di kediamannya? Ia tidak boleh kemari, ia sedang hamil juga saat ini. . jika ia melihat hal ini, mungkin ia akan mengalami ketakutan berlebihan menjelang kelahiran anaknya" ujar Ibu Suri memastikan pada pelayan setianya.

"Putri Tzuyu masih berada di kediamannya. Tuan Hwang Hyunjin terus melarang dan menjaganya" ujar pelayan Ibu Suri.

"Xue, bagaimana? apa bayi itu sudah keluar?" tanya Seok JIn menahan tangan Xue yang baru saja keluar dari ruangan Permaisuri.

"apa Ratu Wei sudah tiba? Sepertinya Permaisuri benar-benar kehabisan tenaganya" ungkap Xue.

"Permaisuri!! Sedikit lagi, anda hanya perlu mendorong sedikit lagi!?! anda tidak bisa tertidur, Permaisuri!!" ungkap pelayan diruangan itu dengan panik.

Seok Jin yang mendengar hal itu lantas melangkah untuk menerobos masuk tetapi Qiao menahan Seok Jin dengan sekuat tenaga. Ibu Suri juga menahan Seok Jin agar tak menerobos ke dalam.

"didalam sangat kotor, darah ada dimana-mana. . Jin Wang sebagai Raja besar tidak boleh masuk dan menodai aura langit ditubuh berharga anda" ungkap Ibu Suri.

"aku tidak bisa tinggal diam! Jika aku tak melakukan apapun, aku lebih baik mati disini!" kecam Seok Jin kemudian menerobos masuk.

Seok Jin terkejut menemukan kain yang penuh darah dan noda darah yang berserakan. Seok Jin mengalihkan perhatiannya pada Suji yang tak sadarkan diri sementara pelayan disekitarnya berusaha membangunkannya.

"Jin Wang! Permaisuri tidak boleh tertidur. . jika ini berlanjut. . bayinya tak akan keluar" ungkap pelayan itu bersujud dengan ketakutan.

"lanjutkan! Aku akan membangunkannya" ujar Seok Jin. Seok Jin mendekati Suji dan menggenggam tangan Suji dengan sangat erat.

"Wei Suji! Suji, ini aku . . Seok Jin. . kau tahu? Anak kita akan keluar sebentar lagi, jadi buka matamu dan tolong dia!" ungkap Seok Jin lembut dengan wajah pucat dan air mata yang menumpuk dipelupuk matanya.

"Seok . . Jin" gumam Suji pelan, perlahan tapi pasti kesadaran Suji kembali dan matanya terbuka meski sangat lemah.

"kita akan berjuang bersama! kita tidak boleh menyerah!! Anak kita sedang menunggu untuk berkumpul bersama kita!" ungkap Seok Jin dengan air mata yang mengalir dari mata pekatnya.

"Aaaaaaaaakh!!!!" Suji kembali berjuang sekuat tenaga dengan tangan yang menggenggam tangan Seok Jin erat. Suji menarik napas lebih dalam sesuai arahan dan kembali menghembuskannya dengan sekuat tenaganya.

"aaaaaaaaaaaakh!!!" teriakan panjang Suji berakhir dengan tangisan bayi kecil.

"oeeeek. . oeeeek" tangisan kencang itu membuat air mata SUji mengalir dari pelupuk mata sayunya. Seok Jin tersenyum bangga, ia mencium punggung tangan Suji dengan penuh kehangatan.

"maafkan aku. . aku tidak tahu bahwa melahirkan akan membuatmu menderita sebanyak ini.. jika aku tahu lebih awal, aku akan memperlakukanmu jauh lebih baik dari sebelumnya" ungkap Seok Jin dengan air mata dimata pekatnya.

Air mata Suji kembali menetes setelah mendengar ucapan Seok Jin barusan. mata sayunya mengerjap lemah dan tangannya mengelus pipi Seok Jin dengan penuh kelembutan.

"kau telah memperlakukanku dengan sangat baik Wu Seok Jin. . tidak ada yang perlu kau sesali. . kau seharusnya senang, kebahagiaan kita akan lengkap sekarang" lirih Suji dengan suara lemah yang terdengar begitu lembut ditelinga Seok Jin.

"benarkah? kau tak menyalahkanku?" tanya Seok Jin menatap Suji dengan tatapan penuh rasa bersalah.

"ehm . . " Suji mengangguk pelan. Seok Jin langsung memeluk Suji dengan erat.

"Selamat pada Yang Mulia Jin Wang dan Permaisuri!! Kerajaan Wu diberkati oleh seorang Pangeran" ungkap tabib perempuan itu sembari mendekatkan bayi yang masih menangis itu pada Seok Jin.

Tangan Seok Jin bergetar saat menerima bayi yang sudah dibersihkan dan diselimuti dalam kain tebal. Suji tersenyum melihat kekakuan Seok Jin, pria ini. . ia tak pernah bergetar saat memegang pedang, tetapi ia justru bergetar saat menggendong seorang bayi.

"Pangeran sangat kuat dan berani! Ia menangis dengan sangat kencang begitu lahir di dunia ini. . ia pasti sangat diberkati dan akan tumbuh menjadi Pangeran yang hebat di masa depan" ungkap pelayan tua yang mendampingi proses lahiran Suji.

"JIn Wang, . . wajahmu pucat. . apa kau sadar?" goda Suji lembut.

"tanganku sangat kasar, aku takut jika melukainya" ujar Seok Jin.

"jangan khawatir, kau adalah Ayahnya, ia akan sangat senang digendong olehmu" ungkap Suji tersenyum melihat ekspresi kaku Seok Jin.

"kau belum memberinya hadiah . . " bisik Suji.

"hadiah?" Seok Jin tampak tak fokus karena sibuk memastikan tangannya telah menggendong bayi kecil itu dengan posisi yang benar.

"nama" lanjut Suji.

"baiklah, kalau begitu. . aku akan memberinya nama Wu Zi dengan kata Zi yang berarti kebanggaan. Aku akan memanggilnya Xiao Zi" tutur Seok Jin dengan lembut di telinga bayi kecil itu.

"...." mendengar itu seketika bayi itu kembali menangis kencang.

"lihatlah? Dia menyukai namanya" ujar Seok Jin tersenyum bangga.

"benar, Xiao Zi . . nama itu terdengar lembut" tutur Suji tersenyum bahagaia menatap pemandangan membahagiakan itu.

0.0

5 years later . . .

"Hari ini, Wu Zi secara resmi di angkat menjadi Putra Mahkota dengan gelar Zi dan akan meneruskan tahta Raja Wu Seok Jin selanjutnya" ungkap Perdana Mentri membacakan titah Raja.

Seketika semua pejabat Negara bersujud hormat didepan Raja dan Ratu Wu yang didampingi oleh Putra dan Putri dari kerajaan Wu. Seok Jin menggenggam erat tangan Suji, Suji tersenyum untuk suaminya.

Suji melirik Putra dan Putrinya yang duduk tak jauh dari dirinya dan Seok Jin. Setelah Wu Zi lahir, hanya berselang dua minggu, Suji sudah berhasil hamil lagi dan melahirkan Putri Wu Xing. Kemudian hanya berselang 1 bulan setelah Putri Wu Xing lahir, Suji kembali hamil anak ketiga mereka.

Pangeran ke-dua pun lahir dengan nama Pangeran Wu Xian, sejak itu Suji berusaha membatasi kontak fisik dengan Seok Jin sehabis ia melahirkan Wu Xian. Namun itu hanya bertahan selama 3 bulan bagi Suji hingga Suji harus hamil anak ke empat mereka, Putri ke-2 kerajaan Wu dengan nama Wu Ling.

Sulit di percaya bahwa seluruh kerajaan Wu hanya ditinggali oleh Wei Suji sebagai satu-satunya wanita yang berhak melayani Wu Seok Jin. Mungkin karena itu juga, Suji selalu hamil meski telah memakan ramuan untuk menunda kehamilan.

Saat itu, Tabib berkata bahwa Ratu mereka memiliki hormon yang sangat baik dan terlalu subur. Ditambah Seok Jin adalah seorang pria yang sangat subur sehingga kehamilan Suji jelas sangat bisa dipastikan akan seperti tali rantai makanan yang tak akan pernah berhenti.

Setelah melahirkan Wu Ling, akhirnya para tabib berhasil mengembangkan ramuan anti hamil mereka dan sampai detik ini, sudah selama 1 tahun lebih Suji berhasil menunda kehamilannya. Hal itu tentu saja membuat para tabib mendapat imbalan besar dari Seok Jin.

Selesai acara itu, Seok Jin dan Suji kembali ke kediaman mereka. Seok Jin memperhatikan Suji yang tampak lelah, ia kemudian mendekati Suji dan mencium pipi Suji dengan lembut. Suji sontak menatap Seok Jin.

"tidak hari ini. . aku terlalu lelah Wu Seok Jin" ujar Suji dengan mata sayunya. Ia kemudian naik ke atas ranjang dan menyelimuti tubuhnya.

"Wei Suji, kau sendiri tahu bahwa kau adalah satu-satunya wanitaku. . " bisik Seok Jin yang berbaring disebelah Suji.

"tidak lagi. . aku benar-benar tidak enak badan hari ini. . aku bahkan menahan diriku meski sangat merindukan anak-anakku. . aku harus tidur lebih awal agar bisa bertemu mereka besok pagi." Ujar Suji dengan mata terpejam.

"kepalamu pusing? Mau ku pijatkan?" tawar Seok JIn perhatian.

"tidak perlu. . kau tidur saja, . . " jawab Suji.

"baiklah. . " Seok JIn cemberut dan berbaring disebelah SUji.

"oek" tiba-tiba Suji mual dan seperti hendak muntah. Seok Jin terkejut, ia bangkit untuk duduk dan menatap istrinya.

"apa yang terjadi? Kau mual? Tidak mungkin kan?" terka Seok Jin dengan alis bertautan.

"tabib! Panggilkan tabib!" panggil Seok Jin. Suji memegang kepalanya, ia kembali berbaring dibantu oleh Seok Jin.

Tabib memeriksa nadi Suji, ia terkejut bukan kepalang. Sedetik kemudian ia bersujud didepan Seok Jin. Seok Jin menatap tabib itu curiga. Kenapa tabib itu tak berani mengatakan sepatah katapun?

"katakan, apa yang terjadi?" tanya Seok Jin panik.

"maafkan hamba Yang Mulia. . tetapi aku juga harus mengucapkan selamat karena Permaisuri telah resmi mengandung anak kelima!" ungkap tabib itu dengan tubuh bergetar karena ketakutan.

"lagi?!!" ungkap Seok JIn terkejut bukan kepalang.

Suji ikut terkejut, Seok Jin menarik tabib itu agar berdiri tegak.

"apa? Suji sudah tidak hamil selama 1 tahun lebih, kenapa tiba-tiba ramuannya tidak lagi bekerja?" tanya Seok Jin.

"tentu saja karena Jin Wang yang terlalu berenergi" batin tabib itu, tetapi mulutnya seakan terkunci tak berani menyuarakan isi hatinya.

"ku rasa, hormon Permaisuri sangat sulit untuk dimanipulasi. . mereka terlalu subur dan terlalu cerdas. . . mereka seperti terus mengetahui cara mengalahkan ramuan penghambat kehamilan seolah tahu bahwa kami terus mengembangkannya" ungkap tabib itu dengan wajah ketakutannya.

"kau asal bicara!" ketus Seok JIn melempar tabib itu dengan kasar.

"Jin Wang" tegur Suji.

"maafkan hamba!! Hamba pantas dihukum!" ungkap tabib itu ketakutan sembari bersujud dihadapan Seok Jin.

"sudahlah . . bagaimanapun, anak ini pemberian Tuhan. . kau tidak bisa menolaknya. . " ujar Suji.

"tapi . . "

"Xue, bawa semua orang pergi" ujar Suji. Xue menurut dan menyuruh semua orang untuk keluar.

"tapi aku harus menahan diri lagi . . itu sungguh melelahkan, andaikan kau tahu rasanya menjadi diriku. . " ujar Seok Jin.

"semakin banyak anak, bukankah semakin baik? Kau tak perlu khawatir bahwa tak akan ada yang menjaga kita disaat tua. . lalu saat mereka menikah, kita akan memiliki banyak cucu dan cicit. . kita akan hidup dalam kebahagiaan. Bukankah itu masa depan yang sangat indah?" ungkap Suji sembari membelai pipi Seok Jin dengan lembut.

"benar. . itu sangat indah. . terima kasih Wei Suji" ucap Seok Jin sembari mencium puncak kepala Suji dengan penuh kasih sayang.

"kalau begitu, berjanjilah. . kau tak boleh mengatakan hal seperti itu lagi. anak kita tak akan senang mendengarnya" ujar Suji mengingatkan.

"ehm. . aku janji! Mari kita hidup dengan bahagia Wei SUji" ungkap Seok Jin dan mencium bibir ranum Suji dengan mesra.

"aku mencintaimu. . Ratuku" ungkap Seok Jin dengan tatapan tulusnya.

"aku juga mencintaimu. . Rajaku" ungkap Suji. Seok Jin naik ke atas ranjang dan berbaring disebelah Suji. Seok Jin memeluk perut Suji dan tidur menikmati mimpi indah mereka bersama.


.The End.



Thanks for all of your support guys!!

Saya bisa menyelesaikan cerita ini semua berkat dukungan dan cinta dari kalian semua!!

Sekali lagi, saya ucapkan ribuan terima kasih ^^

Sampai jumpa di cerita selanjutnya!!

God bless you!!


Fun Facts about this Poster :


Don't you guys recognize the owner of Eyes, nose and lips of this Seok Jin portay in this poster ?

It's Kim Taehyung a.k.a V,

to V : mianhae, soon . . i will create a new History-Romance-Comedy Fan Fiction with Suzy... dont worry Honey ^^

Continue Reading

You'll Also Like

90.1K 5.4K 63
"I spent half of my life away from you and in every step, in every moment I thought about you and moved forward, knowing you would be proud" ...
Beyond Times By Woody

Historical Fiction

97.2K 6.1K 58
-"And where do I reside?" -"You reside in my heart, Priye!" Two broken souls, who endured pain and loneliness all their life. Destiny united them and...
39.4K 3.5K 63
~ Dangerous Life Ahead ~ โ€ข Book 2 of LIFE OF PANCHALI TRILOGY โ€ข Panchali Rathore, Ex- CEO of Rathore Industries, now the Crown Princess of Hastinapur...
274K 7.1K 170
After six years of war, my fiancรฉ returned. With a woman and his child in tow. While saying that he couldn't leave her. The same irresponsible fiancรฉ...