SILENTKILLER (Naja Mahatma)

By sabrina1928

6.2M 369K 331K

(Sudah di terbitkan oleh penerbit Loveable.redaksi) FOLLOW DULU SEBELUM BACA || TERSEDIA DI SELURUH TOKO BUKU... More

Prolog
Cast SK
•Silentkiller 01•
•Silentkiller 03•
•Silentkiller 04•
•Silentkiller 05•
•Silentkiller 06•
•Silentkiller 07•
•Silentkiller 08•
•Silentkiller 09•
•Silentkiller 10•
•Silentkiller 11•
•Silentkiller 12•
•Silentkiller 13•
•Silentkiller 14•
•Silentkiller 15•
•Silentkiller 16•
•Silentkiller 17•
•Silentkiller 18•
•Silentkiller 19•
•Silentkiller 20•
•Silentkiller 21•
•Silentkiller 22•
•Silentkiller 23•

•Silentkiller 02•

115K 15.5K 6.3K
By sabrina1928

Haii, Silentkiller udah ada instagramnya lho, jangan lupa follow yah! @silentkiller.ofc

Happy Reading guys! Vote dan commentnya jangan lupa yah😘

Naya menghela napasnya panjang, hari ini ia sangat lelah, setelah mengerjakan hampir 3 tugas untuk besok, akhirnya Naya menyelesaikannya sampai jam 1 pagi, dengan cepat ia segera membereskan bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah selesai Naya langsung mematikan lampu belajarnya dan melangkahkan kakinya menuju kasur, dengan cepat Naya memejamkan matanya untuk istirahat agar besok tidak kelelahan di sekolah.

Dan yah, pagi menyambutnya, Naya merasa tidurnya belum cukup puas. Walaupun otaknya termasuk encer, kekurangan Naya adalah sulit untuk bangun pagi dan berangkat tepat waktu, sekarang saja sudah jam 7 kurang, astaga dengan cepat Naya mandi dan segera memakai seragam sekolahnya.

Setelah pamitan pada Bundanya, Naya segera berlari menuju angkutan umum, untuk menunggu ojek online Naya rasa sudah tidak cukup waktu. Lama diperjalanan akhirnya Naya sampai di sekolah, dan pak Anto sang penjaga gerbang sudah hampir menutup gerbangnya, dengan cepat Naya berlari menyelinap dan masuk.

"Hhh...hhh." napas Naya tersengal karna berlari secepatnya, lain dengan pak Anto yang menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat tingkah Naya. Dengan cepat Naya berlari menuju kelas, tapi langkahnya terhenti ketika melihat Naja sedang bersama teman-temannya.

Naya merasa lelahnya seketika hilang saat melihat kakak kelasnya tersebut, bahkan Naya juga merasa bahagia saat melihat senyum Naja. Astaga Naya bucin.

Ia tiba-tiba saja teringat kartu milik Naja yang sekarang ada di Naya. Naya menatap sekitar agak ragu untuk memberitahu Naja, Naya rasa kartu itu penting walaupun kelihatannya kayak kartu kunci hotel.

Saat Naya sudah bertekad untuk mendekati Naja, langkahnya tertahan saat melihat Madona, Primy, dan Selena datang menghampiri Naja dan teman-temannya.

"Woah, Madona," itu suara Erick yang memang suka blak-blakan. Tapi bisa dibilang tubuh Madona itu berisi namun berbentuk seperti model, terlebih Madona yang memakai pakaian super ketat membuat lelaki kadang gagal fokus, ya termasuk Erick saat ini.

"Cuci otak lo! Btw, hm Naja, gue boleh ngomong penting nggak sama lo?" tanya Madona dan suaranya berbeda saat berbicara pada Naja.

"Silakan," jawab Naja santai.

"Gue ulang tahun Minggu, lo mau dateng kan?" tanya Madona dengan senyum lebar.

Bisa di deskripsikan Madona bertubuh tinggi dengan bagian depan yang lumayan besar dan suka sekali memakai baju ketat, termasuk seragamnya saat ini dan berbehel.

"Eh kita nggak di undang, Don?" tanya Alan.

"Kalo Naja mau dateng, kalian semua ya gue undanglah!" semua berseru.

"Naja, dateng, Ja," pinta Erick.

"Iya, Ja. Udah sih, Minggu kita free kan?" ucapan Opan di setujui oleh semuanya, lain dengan Naja yang masih terdiam.

"Mm," jawabnya dengan gumaman lalu segera melangkahkan kakinya menuju kelas, Madona yang mendengarnya langsung termesem dan mencoba menstabilkan dirinya.

"Makanannya yang enak yee," timpal Erick seraya berlari.

"Ya pastilah. Gada makanan murah," balas Selena. Alan, Opan, Steven tertawa lalu melangkahkan kakinya santai menuju kelas. Lain dengan Naya tersadar menguping, ia langsung melanjutkan langkahnya menuju kelas. Sesampainya di kelas ia terdiam membuat Stella dan Adam bersuara.

"Tumben diem, biasanya banyak ngomong," goda Stella.

"Diem, Naya lagi berpikir keras," balasnya. Adam refleks tertawa.

"Itu pipi di gembungin biar apa, hm?" tanya Adam, Naya masih mengembungkan pipinya sampai akhirnya pipi Naya di tarik Adam membuat Naya meringis.

"Adam sakit!"

"Gemesin sih."

"Ih jawab gue, Nay. Kenapa diem aja? Sawan lo?" lagi-lagi Stella bertanya, Naya menghela napasnya pelan.

"Kayaknya Naya gausah suka deh sama kak Naja." mendengar penuturan Naya membuat Adam dan Stella mengernyit bingung.

"Lho kenapa?" Tanya Stella.

"Naya takut sama kak Madona," jawabnya dengan wajah melas membuat Stella dan Adam tertawa keras. Bagaimana tidak? Wajah yang Naya tampilkan saat ini sangat kasihan, jadi pengin dikasih beras, haha.

"Serius," ucap Naya lalu membuka ponselnya dan menunjukkan foto dirinya.

"Naya masih kek anak kecil," gumamnya.

Stella dan Adam menahan tawanya melihat tingkah lucu Naya.

"Dada Naya kecil," ucapnya membuat Adam tersedak air liurnya sedangkan Stella langsung melotot dan menempeleng kepala Naya.

"Ish, apa-apaan sih lo," omel Stella.

"Beneran, Stella. Liat deh, bedain sama kak Madona," ucapnya.

"Udah-udah anjir gue ngakak, ini pembahasan cewek, gue balik ke tempat duduk deh," tutur Adam lalu kembali ke tempatnya. Sedangkan Stella menghela napasnya pelan.

"Apa urusannya dada sama nyerah anjir?"

"Kak Naja pasti suka yang semok, sedangkan Naya tepos."

"Udahlah lo bikin gue ngakak, sialan." Naya masih memanyunkan bibirnya. Ia mengatakan ini sebab melihat adegan tadi di dekat kelas Naja, di mana Naja berbicara dengan Madona.

Naya berpikir kalau mencintai Naja hanya cari mati saja, apalagi kalau ketahuan Madona ia menyukai Naja, auto jadi samsak dirinya.

Btw tempat operasi dada di mana ya? Batin Naya.

•••

Naya terkejut saat mendapat undangan dari Madona lewat orang. Ia memandang kertas undangan tersebut dengan melongo.

"Kok di undang?" tanya Naya, Stella mengangkat bahunya cuek.

"Di undang satu sekolah kayaknya," jawab Stella, Naya tersenyum tipis. Pasti dia akan bertemu dengan Naja, astaga Naya langsung memukul kepalanya sendiri, kan tadi pagi di sekolah dia sudah nyerah pada Naja, jadi tidak akan membahas lagi soal Naja.

"Nay, pulangnya mau di anter nggak?" tanya Adam, Naya terdiam sejenak.

"Terus gue?" tanya Stella.

"Hm, rumah Adam kan jauh dari rumah Naya, udah nggak apa-apa, Naya bisa sendiri," jawab Naya.

"Tapi kalo lo mau anter Naya, gapapa sih sans aja gue naek gojek," balas Stella. Naya menggeleng.

"Ish apaan sih, kan Naya yang biasa naik Gojek, dah ya! Sana pergi-pergi!" usir Naya pada keduanya. Stella tertawa kecil lalu Adam menghela napasnya dan melangkahkan kakinya menuju mobil. Lain dengan Naya yang memang sudah memesan ojek onlinenya.

Ia memakai helm dari abangnya namun seketika ia mengernyit saat melihat tiga mobil melintas di depannya, pertama mobil warna hitam, kedua putih dan terakhir merah, dan itu mobil milik Naja. Senyum Naya tercetak, ia langsung naik di jok belakang motor.

"Bang, bisa ikutin mobil itu nggak?" tanya Naya.

"Tapi, mbak, harus sesuai aplikasi--"

"Naya tambahin deh. ayolah bang," pinta Naya. Abang ojeknya menghela napasnya lalu mulai mengendarai motornya mengikuti mobil Naja dan kawan-kawan. Modal nekad Naya harus di ancungi jempol, Naya hanya kepo, tempat yang suka buat Naja dan kawan-kawannya kumpul itu di mana.

Cukup jauh akhirnya mobil Naja berhenti di sebuah rumah usang depannya terlihat sekali tidak terurus, entah bagaimana dalamnya. Naya menyipitkan matanya, lalu membayar abang ojeknya dengan tambahan karna abangnya sudah mau mengantarnya sampai base camp Naja.

Naya bersembunyi di balik semak-semak, ia menatap cowok-cowok tampan Habits keluar dari mobil termasuk Naja, idolanya.

"Eh Delivery makananlah!" ucap Alan seraya menepuk bahu Erick.

"Ya udah pesen aja, Naja yang bayarin kan," balas Erick membuat semuanya tertawa, Naja hanya berdeham pelan.

"Pesen aja," jawab Naja membuat semuanya berseru lalu segera melangkahkan kakinya memasuki rumah tersebut. Naya heran, anak yang sekolah di Habits sudah di pastikan orang punya semua, tapi kenapa tempat tongkrongan orang ganteng di rumah kosong?

Naya melihat Naja kembali lagi ke dalam mobil karna sepertinya ada yang ketinggalan. Naya menghela napasnya, dirinya sudah seperti penguntit, astaga, bagaimana jika ketahuan? Malu sekali pastinya.

Dan saat melihat ke arah mobil sudah tidak ada Naja membuat Naya kembali menghela napasnya, Naja pasti sudah masuk ke dalam.

"Ngapain di sini?" Naya merasakan kakinya seketika lemas dan tahu siapa suara orang di belakangnya saat ini. Bisa di bilang Naya sedang berada di pinggir rumah kosong tersebut atau lebih tepatnya di semak-semak tinggi. Bagaimana Naja bisa tahu dirinya di sini?

"Kak Naja," sapa Naya saat berbalik seraya menundukkan kepalanya.

"Elo?" dan Naja mengingat wajahnya.

Aduh malu bangettttttttt, batin Naya, ingin rasanya Naya mengecil lalu berubah jadi kepik.

TBC!

Lagian si Naya nekad bgt ekwwkwk. Kira-kira gimana ni selanjutnya?

Mau lanjut lagi? Spam next ya!

LOVE U! jangan lupa follow ig : Silentkiller.ofc
Sab_febriann
Degibadesta

Thank u buat yg baca. Kepo gaaa sama kelanjutannya?

Stella

Adam

SALAM SAYANG DARI NAJA!

komennya nunggu ribu:)

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.3M 74.5K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
1.2K 1K 23
di saat keharmonisan keluarga nya KANEISHA OLEANDRA AYYARA hancurr dan di saat itu pula ia dipertemukan dengan cinta pertamanya setelah ayah(?) nya...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.1M 291K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
190K 1.5K 4
Selesai Bengkulu,10 juni 2018 [follow dulu] ____'Jangan pernah nyuruh gue pergi atau lo bakal nyesal seumur hidup lo'______ _princcessa ariella marsh...