00:00 Zero O'clock || BTS✓

By tatae__

67.5K 11.1K 6.4K

Semuanya berubah ketika netranya menatap jarum jam saling tumpang tindih di angka 12 malam. Bertemu tujuh nam... More

INTRO
00:00
01:00
02:00
03:00
04:00
05:00
06:00
07:00
08:00
09:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
24:00
25:00
26:00
27:00
28:00
29:00
31:00
32:00
33:00
34:00
35:00
36:00
37:00
38:00
39:00
40:00
00:00
ZERO O'CLOCK
MY ROAD AND YOUR QUESTIONS

30:00

797 136 122
By tatae__

When this shout eased someday, stay here
Stay beside me forever
...Friends...
.
.
.

D-7 in LA

AUTHOR POV

08:56am PST

Pagi ini adalah hari terakhir mereka berada di Los Angeles. Tapi bukannya bersiap-siap untuk pulang, terlihat Seokjin masih saja membungkus tubuhnya menggunakan selimut didalam kamarnya. Mungkin saja ia memang masih mengantuk karena acara semalam. Bagaimana tidak, acara itu dilaksanakan sampai tengah malam dan cukup menguras tenaganya. Namja itu terus tertidur pulas hingga terdengar suara alarm yang berbunyi dengan heboh dikamarnya.

"Ah jinjja. Berisik sekali"-Seokjin sedikit sebal dengan suara alarm yang jelas-jelas ia atur sendiri

Sempat menggeliat diatas kasurnya. Menguap dan terus mengedipkan matanya berkali-kali sembari sesekali mengucek kelopak mata itu agar pandangannya kembali jelas pagi ini. Seperti biasa, Seokjin adalah orang yang paling rajin diantara yang lain. Dia bergegas bangun dan menuju kamar mandi untuk melakukan ritualnya.

20 menit kemudian, namja yang beberapa menit lalu bermuka kusut itu kini sudah terlihat segar dan pakaian kusut tadi telah terganti dengan pakaian style khas nya.

Setelah itu, ia bergegas membereskan barang-barangnya yang berantakan, memasukannya kedalam koper hitam itu dan siap untuk ia bawa pulang. Ia pikir semuanya telah selesai, tapi ada satu hal yang ia tanyakan pada dirinya sendiri.

"Apa kejadian itu akan terulang kembali?"-mungkin saja akan terulang, bahkan dia juga sudah hafal

"Ah sudahlah. Apapun yang terjadi itu hanyalah nasib. Tidak usah kutanyakan lagi. Itu memang akan kembali terjadi"

Sempat hening dan kalut oleh pikirannya sendiri. Tapi akhirnya namja itu kembali bermonolog, "Kenapa semuanya begitu cepat? Heejin benar-benar akan kembali?"

Semuanya memang sudah tahu Heejin bukanlah berasal dari dunia ini. Kebersamaannya akan tidak bisa lagi ia rasakan setelah malam ini berganti pagi. Dia lebih muda, dia masih pantas hidup, dan dia akan menjalani hidupnya tanpa pengaruh dunia ini lagi.

Sempat terdengar helaan nafas berat yang terdengar dari seorang Seokjin. Entah, berapa kali ia dan yang lainnya akan terus mengalami hal ini. Hal yang sama sekali tidak masuk akal.

Tok
Tok tok
Tok tok tok
Tok tok tok tok
Tok tok
Tok tok tok tok tok tok
Tok

"Sebentar! Dasar tidak sabaran"-Seokjin cukup terganggu oleh ketukan pintu itu yang seakan bernada dan layak diiringi sebuah nyanyian

Setelah berhasil membuka pintu itu, Seokjin sedikit terkejut dengan penampilan seseorang yang baru saja mengetuk pintu kamarnya, "Jadi kau sudah siap?"

Bukannya menjawab, seorang yang berada di ambang pintu itu membahas hal lain, "Suaranya bernada bukan? Aku yakin kau pasti bernyanyi didalam karena ketukan pintu tadi"

"Tidak. Jelas saja suaranya seperti penjual somay"

"Ah jinjja. Aku pikir kau akan suka dengan ketukan itu. Eoh, tapi apakah aku pantas menjadi penjual somay karena keterampilan itu?"

"Kkkk sangat pantas. Taehyung penjual somay"

Taehyung tak lagi meneruskan lelucon itu, karena ia merasa cukup geli dengan julukan tersebut, "Kajja. Sudah siap kan?"

"Jamkkan"-Seokjin kembali masuk kedalam kamarnya dan bergegas menarik sebuah koper yang telah siap ia bawa

⏱️

Sekarang semuanya telah berada di bandara, sudah cukup lama menunggu jadwal keberangkatan. Tidak seperti biasanya, semuanya tampak membisu dan lesu. Heejin yang tidak terbiasa akan hal itu heran dibuatnya.

"Ya! Apa kalian baik-baik saja? Kenapa sedari tadi diam saja begitu, eoh?"-itulah kesekian kalinya pertanyaan Heejin yang terabaikan

Walaupun Heejin terus saja bertanya dan berdecak sebal, semuanya masih saja membisu. Tapi kini Jimin terlihat berbisik pada Taehyung dan mengabaikan Heejin begitu saja. Hal tersebut tentu saja membuat Heejin mendengus sebal dan beralih menatap ponselnya.

"Heejin akan pergi. Apa mungkin itu hari ini?"

"Tidak usah kau tanyakan lagi. Aku sangat sedih karenanya"

"Apalagi aku. Heejin adalah seorang yeoja yang sangat beda dari yeoja yang pernah kita temui disini"

"Dia berbeda karena keanehannya"-berbeda dengan Jimin yang berbisik pelan, Taehyung menjawabnya memakai suara biasa

Tentu saja hal itu membuat Heejin yang beberapa menit lalu fokus pada ponselnya kini beralih menatap kedua namja itu, "Aigoo. Lihat! Mereka asik bicara sendiri seperti itu"

Kedua namja itu hanya tersenyum singkat. Baginya, walaupun yeoja itu masih diantara mereka, tapi sudah terasa betapa sedihnya jika mereka berpisah.

"Ikut aku sebentar"-tangan Taehyung terlihat sudah terkait dengan tangan Heejin, tatapannya suram, seakan memaksa bahwa yeoja itu harus ikut dengannya

Awalnya Heejin berniat menolak, tapi karena tingkah Taehyung yang demikian dengan terpaksa ia menuruti kemana Taehyung pergi.

Beberapa detik berlalu, kini mereka telah sampai disebuah tempat yang cukup sepi. Ricuhnya suasana bandara dan penampakan gerombolan orang disana terganti dengan hamparan luas kota Los Angeles yang masih saja setia menemani mereka berdua ketika mereka sampai di tempat yang mengarah pada jendela kaca besar penyuguh pemandangan kota Los Angeles dari ketinggian.

"Ada apa kau mengajakku kesini?"-pertanyaan yang sedari tadi berada di kepala Heejin kini berhasil ia tanyakan

Tapi seperti sebelumnya, Taehyung masih saja membisu setelah melepas kaitan tangannya itu.

"Ck, jika kau masih saja mengabaikanku seperti ini lebih baik kita kembali saja ke ruang tunggu. Aku takut jika kita tertinggal pesawat"

"Itu akan lebih baik Heejin. Mungkin saja dengan ini kita dapat bersama. Untuk selamanya?"

"Aigoo sudahlah. Aku tahu kau sedih karena harus meninggalkan negara ini kan?"

"Aku lebih sedih karena karus berpisah denganmu"

"Eoh?"

"Heejin-a"-tangan Taehyung nampak memegang kedua pundak Heejin, memaksa yeoja itu agar mau menatapnya walaupun sejenak

Namun lain halnya. Kini manik mata mereka berdua saling bertatapan cukup lama, seakan terhanyut dalam suasana.

"Heejin-a, aku ingin kau selalu ingat dengan waktu kebersamaan kita. Semua hari yang telah kita lewati bersama. Kebodohan yang selalu saja ku perbuat namun tak jarang membuatmu tersenyum bahagia. Kau mau terus mengingatnya? Aku ingin pertemuan kita yang singkat ini mampu bertahan dalam ingatanmu, selamanya. Aku mohon"

Kini Heejin lah yang terdiam membisu dibuatnya. Ia sangat tidak menyangka Taehyung akan berbicara seperti itu, "Apa maksudmu?"

"Huh, kenapa kau sangat puitis seperti itu. Seperti kata terakhir untuk ucapan perpisahan saja"-hanya untuk meredakan suasana yang canggung, Heejin berusaha tertawa

"Kau akan tahu dengan sendirinya Heejin-a"

"Oppa? Ada apa denganmu? Apa kau kurang tidur semalam?"

Taehyung yang tak tahan lagi untuk menjitak kepala Heejin, kini akhirnya ia lakukan, "Ah jinjja, kau selalu saja begitu. Padahal aku berusaha untuk serius"

"Kkkk seorang Taehyung mana bisa serius. Aku tahu kau hanya ingin aku mengingat kebersamaan kita di negara ini kan?"

"Bukan hanya di negara ini. Tapi juga selama kita bersama Heejin-a. Astaga, aku semakin tidak rela melepaskanmu yeoja alien"

Drrrttt... Drrttt... Drrrtttt...

Telepon Taehyung tampak bergetar, sontak ia langsung menerima sebuah panggilan disana, "Yeoboseyo?"

"Kau dimana? Cepatlah kemari, pesawat sebentar lagi akan take off. Aku sudah masuk kedalam, jadi langsung saja ke pesawat"

"Aigoo maafkan aku Namjoon hyung. Baiklah aku akan segera ke sana bersama Heejin"

Sambungan telepon itu segera Taehyung putus dan kini ia beralih menarik tangan Heejin agar ikut berlari bersamanya.

Tak lama Taehyung dan Heejin telah sampai didalam pesawat dan kini mereka berdua terlihat sudah duduk bersebelahan dengan yang lainnya.

Beberapa menit kemudian pesawat tersebut melakukan take off. Semuanya berjalan lancar hingga pesawat tersebut berada pada ketinggian beberapa ribu kaki. Tapi tiba-tiba sebuah asap hitam terlihat mengepul dari bagian kiri sayap pesawat.

Semuanya panik, terlebih ketika mendengar pengumuman dari awak pesawat yang mengumumkan bahwa pesawat akan melakukan lending di sebuah lapangan yang tidak begitu luas karena sayap kiri pesawat itu mengalami sebuah kegagalan fungsi.

Pesawat seakan tidak dapat lagi dikendalikan. Semuanya semakin takut, begitupun dengan Heejin. Ia nampak pucat karena memikirkan hal-hal yang tidak-tidak yang mungkin saja akan segera menimpanya.

Seokjin yang kebetulan duduk disebelah Heejin berusaha menenangkan yeoja itu, "Tenanglah Heejin-a. Aku yakin kau akan baik-baik saja"

"BAIK-BAIK SAJA? TENANG? ASATAGA OPPA AKU SANGAT TAKUT BAGAIMANA BISA TENANG! AKU TIDAK MAU MATI DISINI. TOLONG AKU, KATAKAN CARANYA BAGAIMANA SELAMAT?!"

"Jika aku tahu pasti akan ku katakan. Tapi tenangkan dirimu sekarang"

Ucapan Seokjin sama sekali tak membiat Heejin tenang, terlebih kini ia lebih ketakutan dari sebelumnya, "TIDAK! AKU TIDAK AKAN TENANG! AKU BERADA DIUJUNG MAUT MANA MUNGKIN BISA TENANG!"

"Heejin-a, Heejin-a. Dengarkan aku"-melihat Heejin yang semakin ketakutan seperti itu berhasil membuat membuat Seokjin refleks menggenggam tangannya

"Heejin-a. Tengankan dirimu. Dengarkan aku sekarang. Apapun yang kau lihat tentang kami disini semuanya benar. Dan kau adalah salah satu yeoja yang bisa melihat masa lalu, masa yang kau tinggalkan, dan masa depan. Jika kau kembali, percayalah apa yang dikatakan orang lain tentang dirimu. Tapi jangan pernah percaya tentang isu yang membicarakan tentang kami. Akhir dari kami"-pesan terakhir Seokjin cukup membuat Heejin tersentak, ia tak paham, sebenarnya yeoja itu hendak menanyakan kejelasannya, namun sayang, pesawat sudah tidak dapat dikendalikan

Suara ledakan terdengar jelas dan kepulan asap hitam disertai puing-puing badan pesawat dengan lancangnya menghiasi langit biru disana. Semuanya hancur. Tak tersisa.











tatae__

Continue Reading

You'll Also Like

10M 1.2M 61
"Sumpah?! Demi apa?! Gue transmigrasi cuma gara-gara jatuh dari pohon mangga?!" Araya Chalista harus mengalami kejadian yang menurutnya tidak masuk a...
18.5K 2.1K 16
-Series 2 Genius Dangerous Nathan Alexander dan Ardan Narendra tak pernah menyangka jika jalan hidup mereka layaknya seseorang yang sedang menonton...
1.4M 132K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
91.1K 7.5K 25
[ Season 2 Kota Bandung dan Biru ] "Tentang mereka yang berusaha tetap hidup agar tidak mati di tangan diri sendiri." Januarta Dirgantara coba tanya...