sepi nih gak ada yang komen :(
•
•
•
Happy Reading
Sehari setelah kejadian Jaemin dan Jisung berkelahi di kantin, Jaemin pun berakhir di ruang BK tanpa Jisung
Sementara Jisung sedang dirawat di rumah sakit karena tulang bahunya geser karena ulah Jaemin, ia harus dirawat beberapa hari disana
Sebenarnya ruang BK adalah rumah kedua bagi Jaemin saat ia menginjakkan kaki di kelas 11, tahun lalu tetapi ia sudah mulai tobat dan muak dengan ruangan BK itu, kecil, dingin, dan terkesan engap
"Na Jaemin, kelas 12 IPS 3 sudah mendapat surat peringatan sebanyak 2 kali saat kelas 11," gumam
Bu Ratna yang merupakan guru BK di SMA Rajawali tersebut
"Mengapa kamu berantem sama murid baru, Park Jisung?" tanya Bu Ratna tegas dan menatap tajam mata Jaemin
Jaemin menghela nafas santai, ia menyilangkan tangannya di depan dada, "Jisung sengaja numpahin airnya ke baju saya dan saya gak terima, dia juga nantangin yaudah deh kita berantem."
Bu Ratna memicingkan matanya tidak percaya, "Apakah yang kamu katakan itu benar? bagaimana siswa seperti Jisung melakukan hal itu kalau bukan karena ULAH kamu?" tanya Bu Ratna tajam
Jaemin malas berdebat dengan si tua bangka ini, mau bagaimanapun ia memberikan kesaksian pasti dia yang selalu disalahkan
Selalu.
"Terserah ibu mau percaya atau enggak, yang penting saya udah ngasih kesaksian berdasarkan fakta," jawab Jaemin santai
Ia memutar bola malas, ia berdiri dan ingin keluar dari ruang BK tetapi keburu ditahan oleh Bu Ratna
"Saya belum mempersilahkan kamu untuk keluar Jaemin, dimana sopan santun kamu?" tatapan murka Bu Ratna dapat dilihat dengan jelas oleh mata Jaemin
Jaemin tertawa kecil, "Dimana sopan santun saya? maaf bu, saya tidak sudi untuk berlaku sopan kepada guru seperti anda."
"Kamu—"
"Silahkan ibu panggil Hwang Hyunjin atau Lee Felix sebagai saksi saya, percuma aja kalau saya memberi kesaksian kalau berujung saya yang terus disalahkan," usul Jaemin enteng
"Kamu gak usah bawa-bawa orang lain lagi ke masalah kamu, cukup kesaksian kamu aja yang akan saya terima," cela Bu Ratna tidak terima
"Percuma aja saya kasih kesaksian kalau ibu terus saja memojokkan saya dan tidak pernah percaya sama sekali dengan kesaksian saya," balas Jaemin tak kalah tajam
Bu Ratna menghela nafas kasar, ia harus ekstra sabar menghadapi kelakuan Jaemin ini, padahal ia sudah bersyukur kalau Jaemin sudah bertobat saat naik ke kelas 12 tetapi sekarang ia lagi-lagi kembali berkelahi
"Kalau itu mau kamu, oke saya akan menghubungi guru yang mengajar di kelas Hwang Hyunjin dan Lee Felix, kamu tetap disini," ujar Bu Ratna
Bu Ratna pun menghubungi guru yang mengajar kelas Hyunjin dan Felix, meminta mereka berdua untuk datang dan menjadi saksi atas kejadian perkelahian antara Jaemin dan Jisung
Tidak lama kemudian Hyunjin dan Felix masuk ke ruang BK lalu menatap Jaemin yang sedang duduk santai
"Permisi bu, ada apa ya bu manggil kita berdua?" tanya Hyunjin sopan
"Ayo kalian berdua masuk dulu," ujar Bu Ratna dan menyanggah tangannya di meja
Bu Ratna menatap dua siswa yang katanya akan menjadi saksi Jaemin itu, ia sebenarnya sama sekali tidak percaya dengan perkataan Jaemin, terbukti dari nada bicaranya
"Saya ingin bertanya kepada kalian berdua, apakah benar bahwa penyebab perkelahian Jaemin dan Jisung disebabkan oleh Jisung yang sengaja menjatuhkan air miliknya ke seragam Jaemin?"
Hyunjin langsung mengangguk, "Iya, kebetulan saya sedang bersama Jaemin disana dan saya melihat Jisung terlihat sengaja menjatuhkan airnya ke seragam Jaemin."
"Saya juga kebetulan bersama Jaemin dan saya melihat Jisung sengaja melakukannya," Felix pun ikut menimpali
Mata Bu Ratna memicing, "Apakah kalian bertiga bersekongkol untuk membuat kesaksian palsu atas kejadian kemarin?" tanya Bu Ratna curiga
Jaemin menghela nafas kasar, ia sudah terlalu malas menanggapi guru yang ada di hadapannya ini
"Astaghfirullah, gak boleh asal nuduh bu, lagian jugakan ibu gak ada di tempat kejadian, kalau gini malah ibu yang membuat pernyataan palsu dan nuduh yang enggak-enggak," ujar Hyunjin sambil mengelus dadanya sabar
"Tuhan berfirman bu, pencuri, orang kikir, pemabuk, PEMFITNAH, dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah lho bu," timpal Felix, mungkin kelasnya kini jam pelajaran agama
"Kok kalian jadi menggurui saya? sopan santun kalian dimana? kalian sok menasehati saya dan mengingatkan saya, emang siapa kalian?" ujar Bu Ratna meninggi
Jaemin menghela nafas kasar, "Udah gak usah banyak basa-basi, apa hukuman saya bu?" tanya Jaemin to the point
"Kamu udah salah, ngomongnya kaya gitu, gedenya mau jadi apa kamu?"
"Sabodo teuinglah, hese ngomong sama orang hese," celetuk Felix dengan campuran bahasanya itu, Sunda-Indonesia
Untung Bu Ratna bukan orang Sunda jadi ia tidak terlalu mengerti dengan apa yang Felix katakan tadi
"Hukuman buat kamu, bersihin semua tempat ekskul di sekolah ini sekarang! Hyunjin dan Felix silahkan kembali ke kelas," ujar Bu Ratna
••••
Jaemin berakhir membersihkan beberapa ruang ekskul dan sekarang ia sedang membersihkan ruangan terakhir yaitu ruang musik
Ia sedang mengepel lantai ruangan tersebut sambil mengerutu kecil, "Amit-amit gua masuk ruang BK lagi." gerutu Jaemin
Laki-laki itu menggaruk hidungnya yang sedikit gatal lalu kembali membersihkan lantai ruangan tersebut
Tiba-tiba ada seorang perempuan masuk ke ruang musik, entah apa tujuannya padahal ia adalah anak dance dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan ruang musik
"Permisi, Jaemin," ujar perempuan tersebut dan ia menghampiri Jaemin
"Kamu udah selesai dihukumnya?" tanya perempuan itu yang bername tag Bella
Jaemin menatap Bella santai, "Emang kenapa?" tanya Jaemin
Bella menyodorkan sebotol air mineral ke arah Jaemin, laki-laki tersebut mengerutkan keningnya bingung, "Buat gue?" tanya Jaemin
Bella mengangguk dan Jaemin tersenyum tipis, "Makasih loh, padahal gak usah repot-repot." ujar Jaemin sungkan
"Oh gak apa-apa kok Jaem, aku tulus beliin itu buat kamu," jawab Bella
Jaemin tersenyum, "Makasih ya sekali lagi." senyum Jaemin mengembang lebar
Mau bagaimana pun juga jiwa playboy dalam diri Jaemin tidak pernah bisa hilang dalam dirinya
"Kamu mau tetep disini atau mau keluar?" tanya Jaemin kepada Bella
Bella menunduk malu, "Emang boleh kalau aku nungguin kamu disini?" tanya Bella malu-malu
Jaemin tersenyum tipis dan menatap Bella lembut
"Enggak!" jawab Jaemin yang dalam sedetik langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar kembali
••••
Bel pulang sekolah sudah berbunyi dan Nara pun langsung beranjak pergi ke lab fisika untuk latihan olimpiade fisika bersama Jeno
Ia langsung ke lab fisika dan masuk kesana, sudah ada Jeno yang sedang fokus mengerjakan beberapa sisa soal kemarin
Mereka baru saja menyelesaikan 30 soal kemarin dan mereka berniat melanjutkannya sekarang
"Jeno? cepet banget lo udah kesini?" tanya Nara basa-basi
Jeno pun mengalihkan atensinya memandang
ke arah Nara, "Tadi pelajaran geografi selesainya cepet jadi gua langsung kesini." jawab Jeno
Nara ber-oh ria lalu duduk di sebelah Jeno dan mengeluarkan beberapa tumpukan kertas yang berhubungan dengan persiapan olimpiade fisika
"Lu lagi ngerjain nomor berapa Jen?" tanya Nara dan melihat ke arah buku yang berada di hadapan Jeno
"Lagi ngerjain nomor 35," jawab Jeno singkat dan Nara mengangguk
"Oh iya Jen, ngomong-ngomong kok bisa sih lo dapet nilai bagus di penyeleksian olimpiade fisika? kan lo anak IPS?" tanya Nara bingung
Jeno mengangkat wajahnya dan menatap Nara, ia mengembangkan senyumnya tipis, "Dulu gua pengen banget masuk IPA tapi gak tau kenapa gua jadi lebih minat ke IPS"
"Gua akhirnya lebih masuk ke IPS tapi tetep belajar tentang ilmu pengetahuan alam, gak tau kenapa gua jadi pengen masuk IPS tapi gua tetep belajar IPA, ngerti gak lo?" jelas Jeno
"Ribet banget dah, mending lo dari awal masuk IPA," jawab Nara yang memiliki pendapat lain
"Gua pengen nekunin belajar ekonomi karena berhubungan dengan perusahaan punya papah," jawab Jeno santai
"Kan ekonomi bisa belajar di IPA juga lewat jalur minat," balas Nara
Jeno menghela nafas dan senyum Jeno mulai mengembang, "Ngomong sama lo kayanya gak ada habisnya ya." ujar Jeno sambil terkekeh
Nara menunduk malu, "Kebuka dong keaslian gue." jawab Nara sambil tertawa malu
Kalau disadari, sikap Nara saat bersama Jaemin dan saat bersama Jeno itu sangat berbeda, tetapi kita juga tidak tahu apa yang ada di dalam hati Nara
"Yaudah sini bantuin gue, nomor 36 gua rada-rada bingung," ujar Jeno meminta tolong
"Yang mana?" tanya Nara dan sontak badan Nara mendekat dan jarak mereka pun terkikis
Deruhan nafas Nara sangat terasa di wajah Jeno, muka mereka bertemu dan sontak Nara langsung mengalihkan pandangannya menatap ke arah buku
Nara mulai menjelaskan, "Jadi soal ini tuh rumusnya ini-ini aja tapi tinggal dituker-tuker."
jelas Nara
Disisi lain, Jaemin baru saja ingin masuk ke lab fisika tetapi ia melihat Nara dan Jeno dengan jarak yang berdekatan
Ia melihat Nara yang dengan telaten mengajari Jeno dengan jarak yang sangat dekat
Ia menatap ke arah dua orang tersebut dengan tatapan yang sulit dijelaskan dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri Nara
Jaemin memilih langsung pergi ke parkiran dan pulang ke rumahnya
••••
Jeno dan Nara baru saja selesai berlatih di lab
fisika dan melihat ke arah jendela, hujan turun cukup deras
"Aduh hujan lagi, pulangnya gimana?" gumam Nara dan Jeno mendengar hal itu
"Mau pulang sama gue? tapi kita harus nunggu hujan reda dulu baru pulang," tawar Jeno
Nara mengerjapkan matanya dan menatap Jeno gugup, "E-enggak udah Jen, gua nanti—!!"
"Jaemin pulang duluan kayanya, buktinya sekarang gak nyamperin lo, udah mending sama gue aja," sela Jeno
Nara tampak berpikir dan mengangguk pelan, "Yaudah deh, tapi gak ngerepotin lu kan?" tanya Nara memastikan
"Enggak kok tenang aja, kan lo gebetannya kembaran gua jadi lo jadi tanggung jawab gue juga," jawab Jeno santai
"Eh?" Nara terkejut mendengar pernyataan Jeno tadi, apa maksudnya? Akhh! sudahlah tidak usah dipikirin
"Ayo keluar, itu tinggal gerimis kecil bentar lagi reda," ajak Jeno dan menggenggam tangan Nara lalu menarik perempuan tersebut ke lobby sekolah
Mereka pun sudah berada di lobby sekolah dan melihat hujan yang sudah mulai reda
Nara mengalihkan pandangannya menatap ke arah Jeno dari samping, menurutnya Jeno sedikit berbeda dengan Jaemin
Laki-laki ini jauh lebih kaku daripada Jaemin yang supel, tetapi auranya cukup mirip dengan Jaemin, entah kenapa otaknya malah memikirkan
Jaemin
Ia bingung, biasanya Jaemin selalu menghampirinya saat tiap pulang sekolah tetapi hari ini laki-laki tersebut tidak mendatanginya sama sekali
Ia menjadi penasaran kemana Jaemin pergi dan mengapa laki-laki itu tidak menghampirinya, apakah ada target lain? entahlah.
"Jeno, lo tau Jaemin kemana gak?" tanya Nara
tiba-tiba, sontak membuat Jeno memandang ke arah Nara
Jeno membatin "Ternyata lo udah suka sama Jaemin ya." dan Jeno mengembangkan senyumnya tipis, "Gua gak tau dah, emang kenapa Nar?" tanya Jeno balik
Nara buru-buru menggeleng, "O-oh enggak kok, gua cuma nanya doang." jawab Nara kikuk
Jeno menundukkan wajahnya, ia merutuki dirinya sendiri, kenapa ia bisa menyukai perempuan itu? kalau saja ia tidak ke rooftop atas suruhan Jaemin waktu itu, tidak mungkin ia menaksir Nara sekarang
"Ayo Nar, hujan udah reda nih, gua anterin ke rumah lo," ajak Jeno lalu menarik tangan Nara menuju parkiran
••••
Jeno menginjakkan kakinya di rumah, ia masuk tetapi mengapa suasana sangat sepi, biasanya Jaemin nongkrong di ruang keluarga
Ia masuk ke rumah dan mencari keberadaan adik kembarnya itu
"Jaemin! Na Jaemin!" panggil Jeno dan matanya menelisik ke seluruh ruangan di rumahnya itu
Tetapi ia terkunci pada jendela belakang rumah yang dimana di jendela belakang rumah adalah taman rumah dan kolam renang
Ia menghampiri taman di rumahnya dan mencari dimana keberadaan Jaemin
Ternyata Jaemin berada disana sedang menikmati udara dingin di daerahnya ini apalagi tadi habis hujan membuat udara semakin dingin dan angin semakin kencang
Jeno menghampiri adik kembarnya itu yang sedang duduk di gazebo belakang rumah, ia duduk disebelah Jaemin
"Jaem, tumben disini? kenapa?" tanya Jeno bingung dan ia melihat penampilan Jaemin yang masih memakai seragam dengan keadaan basah kuyup
"Kok lu basah Jaem?" tanya Jeno lagi
Tetapi ia tidak mendapatkan jawaban sama sekali dari Jaemin, adiknya masih membuang muka dan enggan menatap Jeno
Jeno menghela nafas lalu, "Lu kenapa Jaem?" tanya Jeno lagi dengan nada penuh kesabaran
Jaemin menatap Jeno datar, tetapi Jeno terkejut karena wajah Jaemin sedikit pucat dan bibirnya kering
"Jaem? lo kenapa, lo sakit?" tanya Jeno lalu ia ingin menyentuh dahi adiknya itu tetapi segera ditepis kasar oleh Jaemin
Jeno menatap adiknya bingung, "Lo kenapa sih? lo ujan-ujanan ya? lo demam nih kayanya." ujar Jeno sedikit meninggi
Jeno kembali menyentuh dahi Jaemin dan untungnya tidak ditepis sama sekali oleh Jaemin
Suhu tubuh Jaemin sangat tinggi, "Jaem, lo demam Jaem ayo ke kamar, gua kompres dulu." ajak Jeno khawatir
Jaemin menghela nafas dan menatap tajam kakak kembarnya itu
"Lo ada hubungan apa sama Nara?" nada dengan penuh penekanan dan menusuk itu terdengar ke indera pendengaran Jeno
Bersambung
•
•
•
ekspresi Jaemin sekarang
LR.
Playboy, 2020