komen dong gais ehe, kok sepi :)
•
•
•
Happy Reading
Jaemin keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih dikalungkan di lehernya, ia beranjak ke lemari dan mengambil kaos oblong untuk dirinya tidur
Setelah itu ia turun ke bawah dan melihat Jeno yang sedang menata makan di meja makan rumahnya
"Makan apa Jen?" tanya Jaemin lalu beranjak ke meja makan dan melihat beberapa makanan yang sudah tersedia di meja
"Tuh liat sendiri," jawab Jeno santai lalu ia duduk dan menyendokkan nasi serta lauk pauk yang sudah tersedia di meja makannya
Jaemin pun menyendokkan nasi ke dalam piringnya dan mengambil beberapa lauk yang sudah tersedia
"Ini siapa yang masak?" tanya Jaemin sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya
"Bunda yang masak," jawab Jeno singkat dan melahap makanannya
"Emang ayah sama bunda pergi kemana sih?" tanya Jaemin yang baru tahu bahwa kedua orang tuanya pergi ke luar kota untuk beberapa hari
"Ke Malang, katanya sih 3 sampai 4 hari," jawab Jeno dan Jaemin mengangguk lalu mulutnya membentuk huruf 'o'
"Padahal tadi gua udah masak eh bunda nelepon kalo udah masakin buat kita," ungkap Jeno
Jaemin tersedak makanan tiba-tiba karena ia terkejut dengan apa yang dikatakan Jeno tadi
Masak? sejak kapan kakak kembarnya itu bisa masak, ia buru-buru meneguk air agar tidak tersedak lagi dan tertawa meledek Jeno
"Lo kenapa sih sampe keselek gitu?" tanya Jeno bingung
"Lo masak? sejak kapan hahahaha," ujar Jaemin dengan nada penuh ejek dan Jeno memutar bola mata malas
"Yaudah sih, lagian nasi goreng yang gua buat udah gua kasihin ke kucing oren depan rumah," jawab Jeno santai
Mata Jaemin membelalak, "Lo kasih ke kucing itu? gak ngeri sakit lambung apa makan makanan buatan lo." ledek Jaemin
"Dasar adek durhaka, tapi gak tau juga kayanya sih kagak, setau gua lambung kucing itu kuat kan dia sering makan makanan dari tong sampah," jawab Jeno polos
Jaemin kembali tertawa, "Goblok emang, lo cuma jago ngitung tapi kalo mikir otaknya dangkal." ujar Jaemin
"Bangsat lo, emang menurut lo tuh kucing bakal sakit?" tanya Jeno kesal dan Jaemin mengangkat bahunya tak acuh
Jeno memutar bola mata malas dan kembali melahap makanan buatan bundanya itu
Setelah mereka makan, mereka meletakkan sisa piring mereka dan di simpan di wastafel dapur dan membiarkan asisten rumah tangga mereka yang membersihkannya
Mereka masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di ranjang masing-masing
Jaemin tampak bosan, ia membuka ponselnya yang sudah tertumpuk dengan notif para fansnya yang sempat ia dekati
Hanna (3)
| vidcall yuk Jaem
Dewi (4)
| aku mau curhat sama kamu :(
Della (5)
| jangan lupa makan yang banyak ya
Hyunjin versi awewe (3)
| kamu udah makan?
Devina (7)
| kamu lagi ngapain
Hina (3)
| aku kangen kamu, meet up yuk
Arin (6)
| teleponan yuk, aku kangen
Jaemin menatap malas notif-notif tersebut, ia hapus beberapa notif tersebut dan menghapus histori kontak para fansnya itu
"Nara udah makan belum ya?" gumam Jaemin tapi sialnya gumamannya terdengar sampai telinga kakak kembarnya—Jeno
"Ya gak tau, jangan nanya ke gua," tiba-tiba Jeno menjawab dan Jaemin mendengus kasar
"Dih, siapa juga yang nanya lu," ketus Jaemin dan Jeno memutar bola malas lalu kembali sibuk memainkan ponselnya
Jaemin kembali fokus menatap ponselnya, ia ingin menghubungi Nara tetapi ia takut menganggu perempuan itu
Ia bimbang, tapi daripada menganggu lebih baik besok saja, takut kelas Nara ada tugas dan berakhir ia menganggu Nara
Ia mencari room chat yang lain, daripada ia bosan lebih baik merespon perempuan-perempuan yang mendekatinya saja
Dasar alasan. Dasar playboy.
••••
Jam pelajaran pertama dimulai, di kelas Nara sedang pelajaran kimia
Nara pun sedang mencatat materi bab 2 pelajaran kimia itu 'reaksi redoks dan elektrokimia', ia menggaruk kepalanya yang mulai gatal, ia cukup mahir dalam beberapa pelajaran IPA
Tapi untuk materi kimia ini, Nara sedikit kesulitan tapi dengan cepat ia bisa mengatasinya
"Nar, ini gimana sih maksudnya gua gak ngerti," tanya Somi yang ada disebelahnya, ia tampak kebingungan menatap rumus angka yang bercampur huruf itu
"Ini—?!" ucap Somi tetapi ucapannya terpotong karena Bu Dania membuka suara setelah mencatat di papan rulis
"Oh iya anak-anak, saya ada pengumuman penting buat kalian, terutama untuk Nara dan Siyeon," ucap Ibu Dania dan mengetuk-ngetuk spidolnya ke meja
Semua anak kelas 12 IPA 1 pun mulai mengalihkan pandangan mereka menatap ke arah Bu Dania dan mendengarkan gurunya itu
"Jadi Nara dan Siyeon akan ikut seleksi buat olimpiade fisika nanti, akan ada 10 orang yang diseleksi di sekolah ini dan hanya dikirim 2 orang untuk masuk ke tingkat nasional," jelas Bu Dania
"Jadi Siyeon dan Nara bersiap-siap sekarang karena Bu Icha sudah menunggu di lab fisika, silahkan!" ujar Bu Dania
Nara dan Siyeon pun bertukar pandang lalu membereskan buku-bukunya dan menggendong tasnya
"Bye bye Somi sayang," ledek Siyeon dengan mencolek dagu Somi dan langsung ditepis oleh Somi
"Sialan lo!" umpat Somi
Nara dan Siyeon pun pamit pada Bu Dania dan keluar kelas
"Kenapa gua ikut diseleksi juga sih," gerutu Siyeon dan menghentak-hentakkan kakinya kesal
"Gak boleh gitu, berarti lo dipandang hebat sama Bu Icha karena lo salah satu paling unggul fisikanya di kelas," tegur Nara
"Palingan elo juga yang maju, buang-buang waktu aja," dengus Siyeon
Nara menggelengkan kepalanya pelan lalu merangkul sahabatnya itu, "Gak boleh pesimis gitu dong, ayo kita tos dulu! biar makin semangat." ujar Nara menyemangati sahabatnya
Mereka tos ala-ala dan mereka mempercepat langkah mereka menuju ke lab fisika
Mereka pun mengetuk pintu lab fisika pelan dan masuk, disana masih sepi karena hanya ada Bu Icha dan dua murid laki-laki yang sedikit familiar bagi Nara
"Nara? Siyeon? ayo kalian masuk," ajak Bu Icha dan mereka berdua pun mengangguk sopan dan duduk tepat disebelah kedua cowok tersebut—Hyunjin dan Jeno
Sudah tertata meja dan kursi berjumlah 10 dan sekarang baru terisi 4 kursi
"Hyunjin?" ujar Nara dan Hyunjin tersenyum
menatap Nara
"Lo ikut seleksi juga?" tanya Nara dan Hyunjin mengangguk
"Iya gua ikut seleksi perwakilan kelas 12 IPA 2," jawab Hyunjin dan Jeno menatap Hyunjin bingung, bagaimana Hyunjin mengenal gebetan Jaemin itu
Nara menatap Jeno singkat, auranya sedikit mirip dengan Jaemin, apakah dia kembaran Jaemin? entahlah apalagi mereka tidak identik, ia juga bukan cenayang yang bisa menebak-nebak
Nara duduk tepat disebelah Jeno dan menyibukkan dirinya menatap ponsel miliknya
"Jeno?" ujar Siyeon bingung dan Jeno mengangkat wajahnya menatap orang yang memanggilnya tadi
"Siyeon? lu dipilih juga?" tanya Jeno bingung
Siyeon mengangguk, "Lah lo kenapa dipilih juga? bukannya lo anak IPS?" tanya Siyeon bingung
Jeno mengangkat bahunya tak acuh, "Gak tau, dipilih tadi yaudah gak bisa nolak," jawab Jeno santai
Siyeon mengetahui Jeno sudah dari lama tetapi baru resmi kenalan kemarin karena mereka tidak sengaja bertemu, Siyeon sedang membawa tumpukan buku dan bertemu dengan Jeno, akhirnya laki-laki tersebut membantunya kemarin dan mereka berkenalan
Siyeon duduk dan ikut nimbrung bersama Nara, lama-kelamaan beberapa siswa lainnya masuk ke lab fisika sampai jumlahnya mencapai 10 orang
Setelah sudah mencapai 10 orang, Bu Icha pun berdiri dan menyapa mereka semua, "Pagi semuanya!"
"Pagi!!!" jawab seluruh siswa di dalam lab tersebut
"Udah taukan tujuan Bu Icha manggil kalian kesini?" tanya Bu Icha berbasa-basi
"Seleksi olimpiade fisika bu," celetuk salah satu siswa perempuan perwakilan kelas 11 IPA 5
"Oke kalau udah pada tau, Bu Icha sudah memberi kalian tes dadakan soal dasar fisika dan Bu Icha akan mencari 2 nilai tertinggi dan dua orang itu akan dikirim sekolah ke Jakarta, mengerti?" jelas Bu Icha
"Mengerti bu!" jawab seluruh siswa kompak
Bu Icha pun mulai membagikan lembar jawaban beserta lembar soal ke masing-masing siswa
"Yang sudah dapat boleh langsung dikerjakan, jangan nyontek dan jangan curang karena ini untuk penentu perwakilan sekolah sekaligus kabupaten," ujar Bu Icha memperingatkan
Mereka pun mengangguk mengerti dan mulai mengerjakannya dengan serius
••••
Nara dan Siyeon keluar dari lab fisika dan istirahat mereka diundur satu jam pelajaran dan mereka pun beristirahat
Kebetulan kantin sudah sepi karena siswa yang lain sudah masuk ke kelasnya masing-masing untuk kembali belajar
"Cilok Mang Asep masih ada gak ya?" tanya Siyeon lalu mereka pergi ke kantin
Mereka menghampiri Mang Asep sang penjual cilok terbaik di sekolah, "Mang Asep, ciloknya masih ada?" tanya Nara
"Masih ada neng, mau beli berapa porsi?" tanya Mang Asep dan sudah bersiap-siap menyiapkan makanan untuk pembelinya
"2 porsi deh, 10 ribu ya mang," jawab Nara
"Masing-masing 10 ribu, neng?" tanya Mang Asep untuk memastikan pesanan Nara dan Siyeon
"Iya mang," jawab Siyeon
"Siap neng, yaudah cari aja dulu tempat duduk entar Mang Ase yang anterin," ujar Mang Asep
"Beneran mang?" tanya Siyeon memastikan dan Mang Asep mengangguk
"Bener, ngapain atuh Mang Asep bohong, mumpung kantin lagi sepi," jawab Mang Asep dengan logat khas Sundanya
Nara dan Siyeon memasang ekspresi senang dan mereka langsung mengambil spot ternyaman di kantin mumpung kantin tidak ada orang hanya ada siswa yang dipilih seleksi tadi
••••
Setelah istirahat makan siang, seluruh siswa yang dipilih untuk mengikuti seleksi tadi dikumpulkan kembali di lab fisika
Mereka kembali duduk di tempatnya semula dan menunggu kedatangan Bu Icha yang katanya sudah selesai mengecek hasil tes seleksi tadi pagi
"Gua yakin nih Nar, lo pasti yang bakal kepilih lagian tahun lalu udah ikut," ujar Siyeon dengan penuh keyakinan
Nara tersenyum tipis dan mengangkat bahunya tak acuh, "Liat aja nanti, kepilih ya bersyukur kalau kagak yaudah."
Siyeon tersenyum mendengar jawaban dari Nara dan tidak lama kemudian Bu Icha masuk ke lab fisika, sontak semua siswa yang di dalamnya langsung diam
"Selamat siang semuanya, udah pada kenyangkan?" tanya Bu Icha santai
"Udah!" jawab siswa serentak
"Oke siang ini ibu akan mengumumkan dua siswa dari kalian yang meraih nilai tertinggi dan akan dipilih sekolah untuk maju ke olimpiade nasional," ucap Bu Icha
"Pertama-tama ibu mengucapkan terima kasih atas semua kerja keras kalian karena tes tadi hasilnya banyak yang mengagumkan tetapi ada 2 orang yang memiliki nilai tertinggi," lanjutnya
"Oke langsung ibu umumkan, orang pertama yang akan maju dipilih sekolah untuk mengikuti olimpiade fisika adalah—Lee Nara," ujar Bu Icha sontak semuanya yang berada di dalam lab bertepuk tangan ke arah Nara
Nara pun berdiri dan maju ke depan lalu berdiri tepat di sebelah Bu Icha
"Oke dia ini peraih nilai tertinggi diantara kalian semua dan satu orang lagi, siswa ini gak
disangka-sangka, selamat kepada—Lee Jeno," ujar Bu Icha dan seisi ruangan bertepuk tangan ke arah Jeno
Jeno menatap sekeliling tidak percaya lalu ia berdiri dan maju ke depan
"Dia dari anak IPS tetapi nilainya sangat fantastis, ibu juga pilih dia untuk seleksi karena rapot dia saat SMP itu sangat mengagumkan dan pengetahuannya tentang fisika luar biasa makanya sekolah awalnya kaget ia memilih jurusan IPS," ungkap Bu Icha
"Selamat untuk keduanya dan mulai besok kalian akan pulang lebih telat satu jam untuk mulai melakukan bimbingan khusus persiapan olimpiade nanti," ujar Bu Icha
"Oke Nara dan Jeno dipersilahkan duduk dan terima kasih juga atas partisipasi kalian semua, kalian boleh meninggalkan lab, selamat siang, terima kasih," pamit Bu Icha
••••
Nara membereskan buku-bukunya lalu keluar kelas, bel pulang sekolah baru saja berbunyi satu jam yang lalu
Ia melangkahkan kakinya menyusuri koridor kelas tetapi tiba-tiba ada yang memanggilnya dari belakang
"Lee Nara," panggil seseorang dan Nara pun menengok ke belakang dan melihat siapa yang memanggilnya—Jeno
"Jeno? iya lo Jeno kan, ada apa?" tanya Nara sambil mengerutkan keningnya bingung
Jeno tampak merogoh tasnya dan mengeluarkan beberapa lembar fotokopian dan menyodorkannya kepada Nara
"Nih Nar, dari Bu Icha isinya materi-materi buat olimpiade fisika nanti," ucap Jeno dan Nara menerima fotokopian tersebut dan mengecek-cek isinya
"Oh oke makasih Jen, lo udah dapet juga?" tanya Nara balik
Jeno mengangguk dan mengangkat sebuah fotokopian yang sama dengan milik Nara dan Nara mengangguk mengerti
"Yaudah deh makasih ya Jen," ujar Nara sopan
Sudut bibir Jeno tertarik tipis, ia tersenyum menatap Nara, ia tahu bahwa perempuan yang ada dihadapannya ini gebetan Jaemin dan memang benar, Nara sangat cantik dan menarik
"Lo pulang sama sia—"
"Nara!" panggil seseorang dan Nara langsung mengalihkan pandangannya ke arah orang tersebut
Na Jaemin
Bersambung
•
•
muka Jaemin pas ngeliat Nara bareng Jeno
LR.
Playboy, 2020