votenya dulu gais dan jangan lupa komen
buat ramein story ini :) makasih
double up? bonus nih ehe.
•
•
•
Happy Reading
"Anjir! Na ngagetin aja," dengus Nara
Jaemin diam dan menatap datar Nara lalu memandang Jisung sedikit tajam
"Kamu ngapain sama dia?" tanya Jaemin dan menunjuk adik kelasnya itu—Jisung
"Oh dia, kata Bu Icha gua disuruh ngajarin dia materi fisika kelas 10 soalnya dia kesulitan katanya," jawab Nara santai
"Kamu ngajarinnya sekarang?" tanya Jaemin
Nara mengangguk, "Iya, katanya minggu depan udah ulangan, jadi gua harus ngajarin dia."
Jaemin mengangguk, "Aku tunggu ya?"
"Gak usah, kelamaan gak nanti lu nunggunya?"
Jaemin menggeleng cepat, "Gak apa-apa, pengen sama kamu aja pulangnya."
Nara mendelik, "Yaudah terserah, gua sama Jisung mau ke kelas fisika dulu."
Jaemin mengangguk dan melihat kepergian Nara dan Jisung itu, ia sedikit curiga dengan adik kelasnya—Jisung
Disisi lain, Nara sudah bersama Jisung di kelas fisika dan masuk ke kelas tersebut
"Nama kamu Park Jisung?" tanya Nara dan Jisung mengangguk pelan
"Materi apa yang bakal diuji minggu depan?" tanya Nara
Jisung mulai membuka buku fisika tebalnya itu, "Gerak Lurus kak, aku gak ngerti sama materinya." jawab Jisung
"Dibagi jadi subbab kan?" tanya Nara memastikan dan Jisung mengangguk
"Iya kak, minggu depan ujiannya tentang gerak lurus, kedudukan jarak dan perpindahan," jelas Jisung bersemangat
Anak ini cukup menggemaskan, bagaimana bisa dia kelas 10 padahal mukanya kaya anak TK
"Ayo kita mulai, kita mulai dasarnya dulu ya, gerak lurus itu dibedakan menjadi dua, gerak lurus beraturan atau GLB dan gerak lurus berubah beraturan atau GLBB," jelas Nara
"Kamu tau pengertian gerak?" tanya Nara kepada Jisung
"Perubahan posisi atau kedudukan suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu," jawab Jisung sambil membaca buku paketnya
"Kamu baca tapi paham gak?" tanya Nara sambil tersenyum dan Jisung tersenyum malu lalu ia menggeleng
"Mungkin ini masalahnya, fisika tuh bukan sekedar menghafal materi dan menghafal rumus tapi kita harus ngertiin materi fisika itu, ayo dasar-dasarnya udah kita bahas, buka buku latihan kamu," suruh Nara
Jisung pun mengikutinya, ia merogoh tasnya dan mengambil satu buku tulis lalu ia mulai menuliskan apa yang ditulis Nara di papan tulis
••••
Jaemin sedang menunggu depan ruang guru sekolah sambil memainkan ponselnya, ia benar-benar menunggu Nara di sekolah
"Mati lo! mati lo!" gumam Jaemin bersemangat, ia sedang bermain game di ponselnya
"Ah bangsat! masa kalah, cupu ah beban dasar!" umpat Jaemin pelan
Lagi asik-asiknya dia main, ia mendapat telepon dari Jeno, kakak kembarnya
"Halo Jen, ada apa?" tanya Jaemin sedikit kesal
"Pulang sekarang, ada acara keluarga mendadak, kita harus ke Jakarta hari ini juga,"
"Hah? ngapain emang ada apa?"
"Gak usah banyak tanya mending pulang sekarang, ini suruhan ayah,"
"Hah ayah? tumben udah pulang biasanya suka lembur?"
"Karena ada urusan penting ayah jadi pulang cepet jadi lo juga cepet pulang!" desak Jeno
"Ck, iya iya gua pulang sekarang," jawab Jaemin pasrah
Padahal ia ingin mengajak Nara keliling-keliling Bandung tapi rencananya hancur karena perihal urusan keluarga—sepenting apa sih?
Jaemin bangkit dari duduknya dan ia membuka ponselnya, ia mengirim pesan kepada Nara karena tidak bisa mengantar pulang
Setelah itu, ia langsung pergi menuju parkiran dan mencari vespa kuningnya dan setelah menemukan si kuningnya itu, ia menyalakan mesin motornya dan menancap gasnya meninggalkan sekolah
••••
Sekitar sejam lebih Nara dan Jisung berada di kelas fisika, akhirnya mereka keluar kelas juga
"Kamu udah ngerti semuakan? nanti kalau kamu gak tau, kamu chat kakak aja, udah save nomor kakak kan?" tanya Nara
Jisung mengangguk, "Oke kak!"
Nara membuka ponselnya dan melihat jam, waktu sudah menunjukkan pukul 15.46, Ia pun membuka notif chat yang masuk satu jam yang lalu
15.46
WhatsApp
Nana
terakhir dilihat hari ini pukul 14.46
Nana
| Nara
| aku pulang duluan ya
| Jeno nelepon aku katanya
| harus cepet-cepet pulang
| aku ada urusan keluarga
| maaf gak bisa nganterin kamu
| Na Jaemin—tertanda, calon milik Nara
(read.)
Nara tertawa kecil melihat isi chat Jaemin, laki-laki tersebut mengirimnya pesan seolah-olah ia sudah melakukan kesalahan besar kepada Nara
Mungkin itu akan terjadi. Nanti.
Jisung terlihat kebingungan, "Kak Jaemin mana kak? katanya mau nganterin kakak?" tanya Jisung
Nara menutup ponselnya, "Dia pulang duluan katanya ada urusan keluarga" jawab Nara
Jisung mengangguk, "Berarti kakak pulang sama siapa dong?" nadanya sedikit khawatir
"Tenang aja, kakak pake angkot aja," jawab Nara santai
"Hah? jangan kak, kakak ikut aku aja daripada naik angkot," tawar Jisung
Dahi Nara mengkerut, adik kelasnya menawarkan tumpangan untuk dirinya dan nadanya terdengar sangat khawatir? Well, sangat menggemaskan adik kelasnya ini
"Hah? udah gak usah, kamu pulang aja biar kakak naik angkot," tolak Nara
Jisung langsung menggeleng cepat, "Jangan, kakak ikut aku aja, itung-itung tanda terima kasih aku buat kakak."
Nara tertawa kecil mendengar jawaban adik kelasnya itu, "Gak ngerepotin emangnya?" tanya Nara memastikan
"Enggak kok, lagian aku juga mau ke McD tapi gak ada temen, sama kakak aja ya?" tanya Jisung memelas
Nara tertawa kecil, "Yaudah kalo gak ngerepotin mah." jawab Nara
Jisung tersenyum lebar, "Yaudah yuk, aku ambil motor dulu ya kak"
Jisung menuju ke parkiran dan Nara menunggu Jisung di depan pintu lobby sekolah
Tidak lama Jisung mendatanginya dan Nara ternganga sejenak, muka seimut Jisung tapi ke sekolah pake Vixion, Wow? tidak disangka-sangka
"Ayo kak naik! kita ke McD sekarang," ajak Jisung dan memberikan helm cadangannya ke Nara
Nara menerima helm tersebut dan memakainya lalu naik ke motor tinggi milik Jisung itu
"Jisung, motor kamu tinggi banget dah," keluh Nara dan Jisung tertawa kecil
"Kakak kesusahan?" tanya Jisung dan Nara mengangguk pelan
"Iya sih tapi gak apa-apa," tolak Nara pelan dan akhirnya ia berhasil naik ke motornya Jisung
"Pegangan kak," suruh Jisung
Nara sedikit kikuk, maksudnya pegangan apa? pegangan seragam sekolahnya, tasnya yang digendong dari depan atau memeluk perut Jisung
"Hah—?"
Jisung menarik tangan Nara dan melingkarkannya di perut dirinya, Nara terdiam setelah apa yang dilakukan Jisung
Apa maksudnya?
"Biar kakak gak jatuh," jelas Jisung dan Nara mengangguk kaku saja
Na Jaemin! lo ada saingannya Na! Jisung manis banget ini ya Tuhan, gak kuat—batin Nara
Jisung menancap gasnya dan pergi menuju McD yang dekat dengan sekolahnya, mungkin sekitar lima menit kalau naik motor
••••
Mereka berakhir nongkrong di McD, Jisung membeli McFlurry Oreo dan Nara membeli McFlurry Milo
Ada kejadian lucu saat membeli es krim tadi, karena Jisung memaksa untuk mentraktirnya
"Kakak mau apa?"
"McFlurry Milo aja deh,"
"Oke, aku yang traktir,"
"Eh gak usah, kakak aja yang bayar sendiri, kamu juga bayar sendiri,"
"Gak! aku aja yang bayar, itung-itung ucapan terima kasih sama kakak,"
"Kan terima kasihnya nganterin kakak doang, kenapa jadi traktir kakak juga?"
"Gak apa-apa, yaudah kakak tidur aja nanti aku samperin kakak lagi, oke?"
"T-tapi Sung?"
Jisung langsung pergi ke kasir dan meninggalkan Nara yang berdiri di depan pintu McD tersebut, lalu ia pasrah saja dan mencari bangku kosong untuk kapasitas dua orang
Nara tertawa kecil mengingat kejadian beberapa menit lalu, Jisung yang sedang lahap memakan es krim miliknya pun menyadari Nara tertawa sendiri
"Kakak kenapa ketawa sendiri?" tanya Jisung polos sekaligus bingung
Nara tersentak sadar, "O-oh enggak kok, lucu aja tadi kamu kekeuh banget pengen traktir kakak." kekeh Nara
Jisung memanyunkan mulutnya, "Ketawain aku ternyata." ambek Jisung dan Nara tertawa kecil
"Ngambek kamu?" tanya Nara dan Jisung mengangguk pelan
Nara tertawa gemas dan melanjutkan makan es krimnya lahap, karena ia juga pecinta es krim McD dan berterima kasih juga pada Jisung yang mentraktirnya itu
"Oh iya Sung, kok kakak gak pernah liat kamu ya? padahal udah jalan dua bulan loh tapi gak pernah liat kamu," tanya Nara
Jisung mengangguk mengerti, "Gak tau juga tapi kalau aku udah sering liat kakak mungkin kakaknya aja yang gak liat aku.
Nara mengangguk mengerti, "Kebanyakan murid kali ya di sekolah kita."
"Mungkin?" jawab Jisung singkat, "Eh kak, aku mau nanya dong, kalau daftar OSIS dimana ya?" tanya Jisung
"Hah? daftar OSIS? kakak juga gak tau kan kakak mau gak pernah jadi OSIS," jawab Nara
Jisung memanyunkan bibirnya, "Yah kakak gak tau ya? padahal aku pengen ikut, soalnya waktu SMP aku diajakin tapi aku nolak" ungkap Jisung
"Oh kamu dulu pernah diajakin tapi nolak?" tanya Nara dan Jisung mengangguk membenarkan perkataan Nara
Mereka membicarakan banyak hal, tentang sekolahnya dan menurut Nara adik kelasnya
ini—Jisung
Hmm, cukup asik juga dan sangat ramah sebenarnya si Jisung ini.
••••
"Makasih ya Sung, kakak masuk dulu ya," pamit Nara yang kini berada di depan rumahnya
Jisung baru saja mengantarnya, "Yaudah aku juga pamit pulang ya kak."
Jisung melambaikan tangannya dan Nara membalas lambaian tangan tersebut dan ia masuk ke rumahnya
Ia masuk dan seperti biasa ada bundanya yang sedang menonton TV, serial tobat mungkin Nara juga tidak tahu dan tidak peduli
"Permisi bunda, Nara pulang!" ucap Nara sopan, sontak bundanya menengok ke arahnya dan tersenyum simpul
"Anak bunda udah pulang, kamu kok lama banget sih jam 5 baru pulang?" tanya bundanya khawatir, "Diteleponin juga gak aktif lagi."
"Tadi HPnya aku matiin soalnya udah mau abis terus tadi juga aku abis ngajarin adek kelas, dia kesusahan fisika," jelas Nara
Bundanya mengangguk mengerti
"Yaudah sana kamu ke atas, ada orang noh di kamar kamu," ujar bundanya
Nara mengernyit, siapa yang ada di kamarnya? kan kamarnya salah satu ruang pribadinya dan tidak
sembarang orang bisa masuk ke kamarnya
"Siapa bun?" tanya Nara bingung
"Ada, udah sana naik," jawab bundanya singkat lalu bundanya pergi ke dapur
Nara menghela nafas lalu ia naik ke atas dan menuju kamarnya, ia membuka kamarnya
"DOR!"
"Eh anjing! ada kingkong!" umpat Nara kaget dan ia menatap oknum yang mengagetkannya itu
"Bang Lucas bangsat! kenapa lo kesini? sono ke kandang kingkong sono!" omel Nara yang kesal melihat Lucas disini
"Gua nginep sist, bonyok gue ke luar kota and you know i am afraid if di home sendiri," jelas Lucas sambil tertawa ngakak
"Emang pembantu lo mana?" tanya Nara ketus
"Pada libur, minggu depan baru balik lagian juga, gua disini pas weekend doang kok," jelas Lucas
Nara memijit pelipisnya, kenapa sekarang cobaannya sekarang adalah Lucas?
Lucas adalah sepupunya, lebih tepatnya sepupu yang paling menyebalkan dan paling tidak bisa diam diantara semua sepupunya Nara
"Kalo gini ceritanya, gua butuh Kak Doy nih," ujar Nara pasrah
"Eh jangan dong! entar gua diceramahin sepertiga malam," balas Lucas cengengesan lalu ia membanting badannya di kasur milik Nara, tanpa tidak tahu malu—orang gila
"Alay banget bahasa lo! gua bener-bener telepon Kak Doy nih," ancam Nara
"Telepon aja kalo gak salah dia lagi ada urusan kampusnya jadi dia di luar kota sekarang, biasa ketua BEM," jelas Lucas
Kenapa Nara meminta tolong Kak Doyoung kalau ada Lucas? karena Kak Doyoung juga sepupunya tetapi ia paling galak diantara semua sepupunya, jadi Kak Doy satu-satunya harapan untuk mengkondisikan makhluk gaib kaya Lucas ini
"Awas aja lo bikin rusuh disini, gua usir lu!" delik Nara tajam
"Coba aja kalo bisa," tantang Lucas dan menjulurkan lidahnya—mengejek Nara
Nara duduk di pojokan kasurnya dan mengeluarkan charger yang ada di laci dan mencolokkannya di ponsel miliknya
Lalu ia menyalakan ponsel miliknya
"Eh tumben banget dah you late pulang ke rumah? bukannya lu go home jam 2 o'clock?" tanya Lucas dicampur bahasa inggris yang berantakan itu
"Ada urusan sekolah, kenapa?" tanya Nara galak
Lucas ketawa kecil, "Galak banget deh sister, cuma asking some question doang malah marah-marah" delik Lucas
Nara tidak menggubris Lucas lagi lalu ia fokus pada notif telepon yang masuk ke ponselnya
76 missed call from Nana
3 missed call from Bunda
Bersambung
•
•
•
10 komen dari kalian, author
up lagi, pengen tau kalian antusias
gak sih sama cerita ini
maaf jaeminnya disini jarang muncul gehehe
LR.
Playboy, 2020