My Conglomerate Husband (Comp...

By Au_thorsecret

89.3K 2.6K 132

Jangan lupa follow sebelum membaca 15+ "Cobalah membenciku..." "Aku tidak bisa...." "Kau egois..." Rank #01-L... More

-001-
-002-
-003-
-004-
-005-
-006-
-007-
-008-
-009-
-010-
-011-
-012-
-013-
info
Curhat Author
-014-
MHC 15
-016-
Cast Man
-017-
-018-
MHC 19
-020-
MHC 21
MHC 22
-023-
MHC 24
-025-
-026-
-027-
say thank you
-028-
-029-
MHC 31
-032-
-033-
-034-
-035-
-036-
-037-
-038-
-039-
-040-
Exstra Part -001-
Exstra Part -002-
promosi dan pengumuman

-030-

829 42 2
By Au_thorsecret

Pagi ini Erlina harus kembali ke mansion Amarlic untuk melanjutkan renovasi kamar Amarlic. Ia bersiap-siap mengenakan sweter abu-abu dengan celana levis hitam panjang.

"Erlina, kau mau berangkat, Nak?" tanya Ameera, ketika melihat Erlina sudah rapi. "Iya nih, Mah. Aku harus datang lebih awal. Agar pulang pun lebih awal," jawab Erlina.

Erlina pun mencium pipi kanan dan kiri milik Ameera. Lalu, pamit dan melenggang pergi. Semenjak Erlina mengalami kecelakaan, ia selalu menggunakan sopir pribadi jika berpergian. Ia sedikit trauma dengan mobil dan jalanan.

Supir paruh baya yang bernama Hansen itu membawa Erlina ke mansion Amarlic. Beberapa menit kemudian ia pun sampai. Setelah mengucapkan terima kasih pada supirnya dan menyuruhnya untuk menjemput ia nanti, Erlina menekan bel mansion Amarlic.

Alexsha tersenyum melihat siapa yang datang. Lalu, membukakan pintu agar Erlina dapat masuk. Alexsha memanggilkan Damietta yang berada di kamarnya untuk memberitahukan jika, ada Erlina di ruang tamu.

"Erlina, apa kau sudah sarapan?" tanya Damietta seraya duduk di sebelah Erlina. "Sudah, Tante," jawab Erlina.

"Amarlic sedang keluar sebentar untuk membeli keperluannya. Maaf, ya, kau harus menunggu," tutur Damietta. "Hmm, tidak apa-apa, Tante. Oh, iya, apakah aku diundang di acara pernikahan Amarlic dan Karina?" tanya Erlina ketika hal itu terlintas di ingatannya.

"Pastinya, Sayang. Jika bisa, kaulah yang bersanding dengan Amarlic di altar nanti," jawab Damietta seraya mengusap puncak kepala Erlina. "Hehe, it will not happen, Tante. Apakah undangannya sudah disebar?" tanya Erlina mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Belum, mungkin besok kami membuatnya," jawab Damietta. "Maksud tante undangannya belum dibuat?" Damietta menganggukkan kepalanya mantap, "iya, mudah jika hanya urusan undangan." Erlina mengulas senyum tipis di wajahnya.

"Itu dia, akhirnya Amarlic datang," ucap Damietta ketika melihat Amarlic menghampiri mereka berdua.

"Ayo, kita ke kamarku saja sekarang," ucap Amarlic dingin. Lalu, melenggang pergi menaiki tangga.

"Tante, aku permisi, ya." Damietta pun mengangguk sebagai jawaban. Erlina pun menyusul Amarlic yang sudah menaiki tangga lebih dahulu.

"Kita lihat apa yang terjadi sebentar lagi,"
gumam Damietta seraya memandangi punggung Amarlic dan Erlina yang menghilang memasuki kamar Amarlic.

🗽🗽🗽

"Mih, kemana kak Karina? Ia sudah dua hari tidak berkunjung ke sini?" tanya Jesicca yang baru saja duduk bersandar di bahu Damietta. "Untuk apa kau menanyakan Karina?!" Sarkas Damietta.

"Aku lebih menyukai kak Karina daripada Erlina," balas Jesicca. "Apa yang kau sukai darinya?" tanya Damietta tak habis pikir.

"Dua minggu belakangan ini, dia baik sekali denganku. Membantuku mempersiapkan apa yang harus dipersiapkan ketika nanti kuliah. Bahkan, masih banyak lagi," terang Jesicca dengan bersemangat. "Terserah kau saja," ucap Damietta malas.

Ting ... tong ...

"Biar aku saja yang membukanya," ucap Jesicca ketika Damietta hendak memanggil Alexsha. "Baiklah," sahut Damietta.

Jesicca pun melangkahkan kedua kakinya menuju pintu untuk melihat siapa yang datang. Ia membuka pintunya, dan seketika wajahnya pun berubah menjadi terkejut ketika melihat Karina yang datang dengan derai air mata di kedua pipinya.

"Kak Karina, are you okay?" tanya Jesicca dengan nada cemasnya. "Ayo mas ... "

"Di mana Amarlic?" tanya Karina tanpa menghiraukan ucapan Jesicca. "Kak Amarlic ada di kamarnya sedang bersama temannya, yaitu Erlina," terang Jesicca.

"Siapa Jesicca?" tanya Damietta seraya menghampiri Jesicca yang berada di ambang pintu. "Kak Karina, Mih."

Damietta pun tersenyum melihat Karina yang akhirnya datang dengan keadaan seperti itu. "Jesicca panggilkan Amarlic!" Titah Damietta. "Okay," balas Jesicca. Ia pun memanggil kakaknya yang berada di kamar bersama Erlina.

"Kak, ada tunanganmu datang dan dia menangis," ucap Jesicca yang masuk begitu saja ke kamar Amarlic.

Amarlic dan Erlina yang sedang duduk di sofa pun terkejut mendengar apa yang dikatakan Jesicca. Amarlic beranjak dari duduknya dengan wajah paniknya, ia langsung meninggalkan diskusinya dengan Erlina. Ia berlari turun untuk menghampiri Karina.

"Apa yang kau lakukan kepada kak Karina? Pasti kau merebut kakakku, ya," sindir Jesicca seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"No, I never did that. You are wrong, aku berada di sini hanya karena pekerjaanku," sanggah Erlina. "Seperti itu, ya, tetapi sayangnya aku tidak mempercayai itu." Setelah mengeluarkan racunnya, Jesicca pun melenggang pergi begitu saja.

Erlina menghembuskan nafasnya kasar. Kedua  tangannya pun beralih merapikan alat gambarnya dan memasukkannya ke handbag miliknya. "Ada apa lagi ini, Tuhan ...," lirih Erlina sebelum ia memutuskan turun ke bawah.

Karina langsung menghampiri Erlina yang baru saja turun.

Plak ...

Plak ...

Yang berada di sana pun terkejut melihat Erlina tersungkur di lantai setelah Karina menampar kedua pipinya dengan kasar. "Karina!" Bentak Amarlic memberi peringatan jika dia sudah keterlaluan.

Damietta membantu Erlina untuk berdiri. Rebecca dan Jonathan pun hanya bisa diam, ia tidak memiliki kekuatan untuk membantu. Sedangkan, Jesicca hanya tersenyum bangga.

"Perempuan sialan, kau merebut Amarlic dariku. Kau tahu jika aku sangat mencintainya, 'kan?!Mengapa kau melakukan ini, apa tak cukup untukmu menghancurkan hubunganku dengan Amarlic dahulu?!" Teriak Karina dengan tangannya yang mencengkeram kedua bahu Erlina.

Damietta pun hendak menolong Erlina, tetapi Jesicca menghalanginya. Ia senang melihat Erlina seperti itu, Jesicca pikir Erlina memang pantas diperlakukan seperti itu. Sedangkan Damietta, ia panik jika rencananya berjalan seperti ini. Ia pikir jika memberi foto-foto kebersamaan Erlina dan Amarlic pada Karina. Karina tidak bereaksi seperti ini, ternyata ia salah. Semua orang bisa melakukan apapun demi cintanya.

"Apa maksudmu, Karina?" tanya Amarlic tidak mengerti. Ia menghampiri Karina dan Erlina. "Kau bertanya apa maksudnya, Amarlic? Ini apa?, harusnya aku yang bertanya padamu!" Sarkas Karina seraya melemparkan beberapa foto pada Amarlic. Amarlic pun mengambil salah satu foto yang dilemparkan. Kedua matanya terbuka lebar, mengapa ini bisa terjadi? Mengapa ada fotoku bersama Erlina?, pikir Amarlic.

Amarlic mengalihkan pandangannya dari foto itu pada Karina."Kau hanya salah paham, Karina. Jangan seperti ini, kita akan menikah dua minggu lagi. Kita selesaikan baik-baik, ya?" tutur Amarlic seraya menangkup kedua pipi Karina. Namun, karina menangkisnya dengan cepat.

"khe ..., siapa yang mau menikah denganmu, Amarlic. Ini cincinmu, berikan saja pada jalang ini!" Sarkas Karina, ia hendak pergi jika tidak ditahan oleh Amarlic.

"A---apa maksud ucapanmu tidak mau menikah denganku?" tanya Amarlic dengan tatapan sendunya. Karina memutuskan kontak matanya, hatinya lemah ketika melihat tatapannya yang begitu damai. "Aku membatalkan pernikahan kita Amarlic, kau nikahi saja perempuan ini," tekad Karina dengan jari telunjuknya yang mengarah pada Erlina. Sang empu yang ditunjuk pun menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Karin, kau hanya salah paham, yang ada di foto itu kejadian ketika Amarlic terjatuh dan meminta bantuanku. Namun, kekuatan Amarlic lebih besar sehingga aku ikut terjatuh. Jangan memutuskan sesuatu dalam keadaan marah, Karina," ucap Erlina. "Yang dikatakan Erlina itu benar, Karina," timpal Amarlic.

"Khe ... saling membela, ya? Lalu, siapa yang mengambil foto ini jika bukan suruhanmu perempuan kotor?!" Karina menarik rambut Erlina ke belakang hingga Erlina meringis kesakitan.

"Karina, lepaskan!!! Jahitan di kepala Erlina belum pulih sepenuhnya!" Titah Damietta. "Diam, Tante! Ini, 'kan, yang kau inginkan? Aku berpisah dengan Amarlic?" sarkas Karina. Damietta pun hanya terdiam, seketika mulutnya membisu.

"Aku kecewa padamu, Amarlic ...," lirih Karina. Ia pun berlari melenggang pergi entah kemana. Amarlic hanya mampu memandangi Karina yang menghilang dari penglihatannya lagi. Lagi?, Amarlic harus merasakan kehilangan Karina kembali. Ia menatap Erlina dengan sorotan tajamnya, tersirat luapan amarah yang begitu besar.

Plak ...

"Akh ... " Erlina meringis kesakitan ketika untuk sekian kalinya pipinya ditampar. Damietta pun menangis, ia ingin jujur jika dia yang mengambil foto itu dan memberikannya pada Karina. Namun, ia tidak mau Amarlic membencinya.

"Amarlic." Suara bariton terdengar menggelegar di ruangan. "Papih ...," lirih Amarlic ketika melihat Christian yang baru saja datang.

"Mengapa?, kau terkejut? Kau bukan laki-laki Amarlic, jika kedua tanganmu berani menyakiti perempuan. Dia perempuan, Amarlic, ia lemah jika diperlakukan seperti ini. Lihatlah, Erlina hanya bisa menangis dan menahan sakitnya," ucap Christian dengan nada tenang, tetapi menohok.

"Biarkan ia merasakan itu, Pih. Ia pantas mendapatkan ini," sarkas Amarlic. "Amarlic, jangan seperti itu cucuku," ucap Jonathan dengan suaranya yang sudah bergetar.

"Lihatlah, semuanya terjadi karena Erlina datang ke dalam kehidupanku. Bahkan, hanya soal pekerjaan saja ia membawa sial. Memang sulit jika terlahir menjadi gadis pembawa sial," sindir Amarlic.

Erlina hanya menangis seraya menyentuh kedua pipinya yang terasa sangat panas.kepalanya pusing, kedua telinganya berdenging. "Tante, Om, Nek, Kek. Maafkan aku, ya, Amarlic maafkan aku yang selalu membuatmu sial jika berada di dekatku ...," lirih Erlina. Setelah mengucapkan itu, Erlina pun melenggang pergi dengan tubuh lemahnya serta penuh luka di hatinya.

"Puas kau, Amarlic!" Sarkas Christian. Ia pun menyusul istrinya yang sudah terlebih dahulu pergi untuk menenangkan diri di kamar. Sedangkan, Rebecca dan Jonathan dibawa oleh perawatnya untuk beristirahat. Jesicca pun tertawa di dalam hatinya, melihat drama gratis, haha ... , batinnya.

Play music,  reff : bad liar

"Shit, apa yang aku lakukan?" Amarlic memandangi tangan kanannya yang memerah karena telah menampar Erlina.

Amarlic pun memutuskan untuk mengejar Erlina menggunakan mobil.  Yang mungkin Erlina belum terlalu jauh berlari.  "Kemana dia, cepat sekali hilangnya," gumam Amarlic. "Arrgh ..., mengapa aku menjadi merasa bersalah seperti ini?"

Amarlic meminggirkan mobilnya ketika melihat Erlina yang sedang menatap kosong ke atas memandangi langit yang damai. Amarlic pun menghampiri Erlina. "Erlina ...," panggil Amarlic yang berhasil membuat Erlina terkejut.

Erlina hendak pergi jika Amarlic tidak menarik tangan Erlina dan membawanya ke dalam dekapannya. Erlina menumpahkan air matanya di dada Amarlic. "Maafkan aku, Erlina. Aku tidak bermaksud menamparmu," tutur Amarlic.

Erlina menggelengkan kepalanya lemah, "tidak, Amarlic, jangan meminta maaf padaku. Aku memang pembawa sial, dan kumohon larang aku jika aku ingin mendekatimu. Aku tidak mau menyakitimu ...," lirih Erlina seraya melerai pelukan Amarlic.

"Aku memang masih mencintaimu, tetapi percayalah, aku tidak melakukan apapun untuk merusak hubunganmu dengan Karina," jelas Erlina.

Erlina menundukkan wajahnya, tangan dinginnya menyentuh tangan besar Amarlic dan menggenggamnya lemah. Amarlic hanya memperhatikan apa yang dilakukan Erlina. Erlina menatap mata Amarlic, tanpa disuruh kedua manik mata Erlina pun meneteskan air mata. Dengan perlahan-lahan Erlina mulai memejamkan matanya dan terjatuh di dekapan Amarlic.

"Erlina," panggil Amarlic. Ia menjatuhkan air matanya ketika melihat Erlina tak sadarkan di dalam pelukannya.

Tuhan, jika aku tidak bisa bersama Amarlic.  Setidaknya aku bisa memejamkan mataku untuk selamanya di dalam dekapan Amarlic, batin Erlina.

End
.
.
.









Tapi bohong, hehehe ...





Wah kasian banget Erlina, sabar ya!
Jangan lupa vommentnya, ya:)

Continue Reading

You'll Also Like

45.8K 1.1K 42
kia melakukan kesalahan, karena telah menabrak nita ibu dari Bean hingga membuatnya koma,yang menyebabkan kia Andrian putri terjebak dengan putra Sin...
173K 5.7K 32
Elvano yang terbangun dari koma tiba-tiba di jodohkan dengan seorang gadis yang memiliki wajah yang cacat, tak cukup sampai di situ. Ternyata gadis i...
4.7K 447 14
Xabiru tidak tahu apa itu definisi seorang papa. Siapa yang harus dia panggil papa? Atau dimana papanya berada. Itulah pertanyaan yang selalu bersara...
1.9K 173 171
27 Desember 2022 Raw No Edit Google Translate MTL Novel 1: http://www.jjwxc.net/onebook.php?novelid=4204284 穿成炮灰后我掰弯了反派总裁 (Setelah bertransmigrasi me...