PRIDE

By Aoisky1412

407K 49.7K 5.8K

Original Story : Aoisky1412 Asahina Yuuya (17) Baru saja akan memulai debutnya di sekolah barunya. Ia adalah... More

CHAPTER 1 {THE TOWN}
CHAPTER 2{THE ROBOT}
CHAPTER 3 {TSUKASA'S TRAP}
CHAPTER 4 [MEET AGAIN]
CHAPTER 5 [FIRST]
CHAPTER 6 [BROKEN OMEGA]
CHAPTER 7 [COUNTRYSIDE]
CHAPTER 8 [HAYATO'S PLAN]
CHAPTER 9 [CHILDISH]
CHAPTER 11 [WARM]
CHAPTER 12 [RELATIONSHIP]
CHAPTER 13 [WEIRD FEELING]
CHAPTER 14 [REASONS]
CHAPTER 15 [ITS LOVE]
CHAPTER 16 [HAPPINESS]
CHAPTER 17 [ANOTHER OBSTACLE]
CHAPTER 18 [REAL TROUBLE]
CHAPTER 19 [REVEALED]
CHAPTER 20 [HEALER]
CHAPTER 21 [HIDDEN FEELING]
CHAPTER 22 [MISUNDERSTAND]
CHAPTER 23 [HONEST]
CHAPTER 24 [BOND]
CHAPTER 25 [GHOST]
CHAPTER 26 [SORRY]
CHAPTER 27 [ABDUCTION]
CHAPTER 28 [PRECIOUS]
CHAPTER 29 [FIND HIM]
CHAPTER 30 [PRIDE]
SIDE STORY #1
SIDE STORY #2
SIDE STORY #3
SIDE STORY #4
SIDE STORY #5
SIDE STORY #6
SIDE STORY #7
SIDE STORY #8
SIDE STORY #9
SIDE STORY #10
SIDE STORY #11
SIDE STORY #12
SIDE STORY #13
SIDE STORY #14
SIDE STORY #15
SIDE STORY #16
SIDE STORY #17
SIDE STORY #18
SIDE STORY #19
# SIDE STORY 20 - END

CHAPTER 10 [HOME]

9.9K 1.3K 239
By Aoisky1412

Tsukasa yang baru saja selesai makan itu, kini berusaha membuka pintu belakang. Ia frustasi sendiri karena pintu itu tak kunjung terbuka.

"Apa yang kau lakukan?"

"Membuka pintu!"Ujar Tsukasa kesal karena pintu itu tak kunjung terbuka.

Yuuya kini mendorongnya agar ia menyingkir kemudian segera menggeser pintu itu.

"Sial!! Orang gila mana yang membuat pintu seperti ini!!" Protes Tsukasa

"Baa-chan dan Jii-chan tidak gila!!"protes Yuuya.

"Ugh...

"Hei! Kau mau Kemana?"

"Melihat kebun"

"Huh? Kebun? Taman?"tanya Tsukasa

Tsukasa kini mengikuti Yuuya keluar dari dalam rumah itu.

Betapa takjubnya ia melihat begitu banyak tanaman.

"Sup..

"Kau menyukai sup? aku mengambil bahan-bahannya dari sini"Ujar Yuuya

"Aku merasa jika... Bukan aku satu-satunya yang bodoh"Pikir Yuuya sambil tersenyum kecil.

Padahal pagi ini ia sempat galau dengan perlakuan Tsukasa, namun tentu saja ia bukan tipe pendendam.

"Apa yang kau lakukan?"tanya Tsukasa

"Menanam yang baru"

"Aku tidak pernah seperti ini"Ujar Tsukasa sembari menusuk-nusuk tanah itu dengan sebatang kayu.

"Aku melakukan ini sejak kecil"Ujar Yuuya

Kini ia sampai harus memukul tangan Tsukasa karena ia mencungkil keluar biji jagung yang baru saja di tanam Yuuya itu.

"Jangan memukulku!!"

"Jangan mencungkilnya keluar!! Kau tidak akan kuberi makan malam ini!!"Ujar Yuuya yang masih belum puas dan kini malah semakin Antusias memukuli tangan Tsukasa

"Ugh!"

Yuuya kini senang. Ia sangat senang ia bisa menang dari Tsukasa. Sementara Tsukasa langsung saja berdiri sembari mengusap-usap punggung tangannya.

"Apa yang mereka berdua lakukan... pasangan itu benar-benar sesuatu sekali...bahkan kakaknya mengatakan jika mereka akan jadi pasangan paling idiot sedunia... namun siapa peduli...kuharap mereka berdua baik-baik saja..."pikir nenek Komatsu yang sibuk mengintip mereka dari rumah sebelah.

"Sejak kecil... Aku hanya menghabiskan waktu untuk membaca buku. Semuanya buku, komputer, alat tulis, alat musik ... Dan belajar setiap hari ..."ujar Tsukasa sembari melempari kayu yang ia pegang itu sejauh mungkin.

Yuuya langsung saja menoleh kearahnya kemudian langsung saja tertawa. Ia tidak menyangka Tsukasa akan bicara seperti itu padanya.

"Aku mengerti sekarang..."

"Mengerti?"tanya Tsukasa

"Kau seperti ternak yang baru melihat dunia yang begitu luas dan langsung jadi liar!"ujar Yuuya sambil tertawa

"Hah?!?"teriak Tsukasa

"Sudah-sudah jangan teriak-teriak...ayo kembali"Ujar Yuuya sembari mendorongnya kembali

"Sebenarnya tempat ini cukup bagus...namun...tidak ada sesuatu yang bisa dijadikan hiburan"pikir Tsukasa

Rasanya setelah mengisi perutnya yang kosong ia mendadak berubah 180 derajat.

"Kurasa ada air terjun di dalam hutan...namun karena penduduk desa tidak begitu banyak tidak ada yang membuka lahan hingga ke tepi air terjun..."Ujar Yuuya

"Ooh...tidak perlu air terjun... pinggir pantai saja sebenarnya sangat cukup untuk membangun penginapan"gumam Tsukasa

"Apa lagi yang kau lakukan??"tanya Tsukasa saat Yuuya tak lagi menjawabnya

Yuuya kini paham mengapa Tsukasa suka meledak-ledak.

"Aku sedang membuat baju untuknya"ujar Yuuya

"Hah??!!!"

"Eh?"

"Kau bisa membelinya! Bila perlu beli dengan pusat perbelanjaannya dan orang-orangnya!"Ujar Tsukasa

Kini Yuuya semakin menertawakannya.

"Aku tidak punya uang..."Ujar Yuuya sambil terkekeh

Tsukasa kini mengerutkan keningnya kesal.

"Itu, tanah kosong itu untuk apa?"tanyanya lagi

"Dulunya lahan pertanian, saat baa-chan masih hidup kami biasa menanam banyak sayuran disana. Namun, kini karena aku sendirian, aku hanya menggunakan halaman belakang"

Tsukasa kini berdiri sambil mengamati lahan itu.

Tak puas ia keluar dari pagar dan bahkan mengitarinya.

"Kurasa ayahmu mulai gila ... padahal ini belum 24 jam..."Ujar Yuuya sambil mengelus perutnya.

"Aku harus kembali ke kota" ujar Tsukasa yang kini sudah masuk lagi

"Ya... Lebih cepat lebih baik"Ujar Yuuya

"Ya!"Ujar Tsukasa

Yuuya kini menghentikan kegiatannya dan segera bangun dari tempat duduknya.

"Kau mau kemana lagi?"

"Aku akan meminta Matsubo-san mengantarkanmu ke dermaga"Ujar Yuuya sembari buru-buru keluar dari pintu pagar itu

"Berani sekali ia mengusirku"Ujar Tsukasa pelan
.

.

Tak lama setelah Yuuya pergi, kini mobil pickup yang tadi pagi mengantarkan Hayato dan Jun itu kembali ke depan rumah Yuuya.

"Kau bisa kembali sekarang"Ujar Yuuya sembari mendorongnya untuk masuk ke dalam mobil.

Tsukasa kini hanya termenung memandangi Yuuya lewat jendela tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Kasihan dia..."Ujar Matsubo pelan

"Huh?"

"Maksudku...ia sendirian lagi"Ujar Matsubo

"Jika kau punya uang, Mengapa tak coba untuk membahagiakannya. Ia butuh dirimu. Sangat membutuhkanmu. Ia tidak dapat melakukan apapun tanpamu. Sebagai seorang Pria apalagi Alpha, ini adalah kesempatan yang bagus untuk menunjukkan dirimu. Bagaimana bisa disebut Alpha jika kau bahkan tidak bisa membuatnya bahagia"ujar Matsubo pelan

Tsukasa tak menjawabnya dan berbalik menatap Yuuya, namun Yuuya tidak lagi disana.

"Aku...akan ... kembali..."Ujar Tsukasa pelan

Matsubo kini tersenyum kecil mendengarnnya. Ia Yakin Tsukasa pasti mengkhawatirkan Yuuya, hanya ia tidak tahu bagaimana harus mengekspresikannya.

"Mengapa begitu banyak Tsundere yang terlahir di zaman ini?"pikir Matsubo

.

.

.

.

.

Hampir gelap, Tsukasa baru saja tiba di rumah.

"Tu-tuan Muda!! Mengapa anda berpakaian seperti inii??"ujar karyawannya panik

"Dimana Umesaka?!"

"D-di ruangan Anda"Ujar Pelayan itu

"Umesaka!! Umesaka!!"

"Y-ya, Tsukasa-sama?"tanya Umesaka

"Mengapa Sensei ada disini?"tanya Tsukasa

"Mm...itu... "

"Lupakan. Kau, aku ingin beberapa pekerja dan juga bahan bangunan! Aku juga ingin banyak baju! Aku juga ingin semua kebutuhan! Semuanya!!"

"Apa anda ingin camping?"tanya Umesaka

Tsukasa menatapnya dengan sinis.

"Perlukah kau mempertanyakannya?"tanya Tsukasa

"Tidak perlu, Tsukasa-sama..."Ujar Umesaka pelan

"Bagus. Aku juga ingin helikopter. Katakan itu pada ayah!"Ujar Tsukasa

"T-Tsukasa-sama? K-kemana Anda akan pergi?"tanya Umesaka

"Kau perlu tahu?!"

"T-tidak..."

"Kalau begitu pergi dan kerjakan!! Aku ingin semuanya terkumpul sebelum tengah malam!"

"Haaahh?!!!" Ini pertama kalinya Umesaka menaikkan nada suaranya di hadapan Tsukasa.

"Kau! Ingin kupecat?"

"Tidak!! Maafkan Aku Tsukasa-sama! Aku pergi sekarang!!"Ujar Umesaka sembari lari terbirit-birit.

"Tsukasa-kun...malam ini bermainlah denganku"Ujar Sang Dokter sembari memeluk Tsukasa

"Lepaskan..sesak!!"Ujar Tsukasa

"Kau harus terbiasa... Peganglah"ujar sang dokter sembari menuntun tangan Tsukasa ke payudaranya.

"Tsk. Aku sibuk. menyingkirlah Sensei!!"

Sang Dokter melepaskannya dan kini tersenyum lebar.

"Kau serius sekali...apa kau terjebak dengan pekerjaan berbahaya? Lihatlah kau bahkan kembali dengan pakaian ini...Kemana kau pergi semalam?"tanya Sang Dokter

"Bukan Urusanmu! Keluar!"Ujar Tsukasa

Kini ia sibuk sekali menyimpan laptop dan beberapa bukunya.

Kini ia mendorong dokter itu menjauh dari pintu dan segera memanggil para pelayannya.

"Siapkan pakaianku."

"Tuan Muda? Apa ini untuk perjalanan bisnis? Kami takut nyonya akan bertanya.."

"Ya. Katakan pada ibuku ini perjalanan Bisnis"

"Kemana?"

"Jangan banyak Tanya!!!"Seru Tsukasa

Para pelayan kini langsung saja bubar dan mulai mengemasi barang-barang Tsukasa.

"Apa kau mulai gila karena omegamu sudah mati?"

Tsukasa mengangkat sebelah alisnya dan kemudian berbalik menatap sang dokter.

"Ada apa Tsu-kun..."

"Menjijikan!"Ujar Tsukasa sembari keluar dan memeluk laptopnya itu

"Huh? Apa bocah itu keracunan makanan?"tanya wanita itu kesal.

"Tsukasa-sama..."

"Shinonome, Aku menungu di mobil. Masukan semuanya ke dalam mobil"Ujar Tsukasa merendahkan nada bicaranya.

Shinonome tertegun sejenak.

"Tsukasa-sama...aku akan mengikuti anda kemanapun Anda pergi..."Ujar Shinonome.

"Tidak perlu. Jaga rumah. Jika wanita itu datang lagi, suruh ia pergi. Ia membuatku sakit kepala! Aku ingin... Pulang..."ujar Tsukasa

"Baik Tsukasa-sama"

"Haaah... Umesaka lama!!!"

Cukup lama Tsukasa menunggu hingga ia menelpon umesaka berulangkali.

Beberapa saat kemudian, Truk barang kini terlihat membawa barang-barang yang diminta oleh Tsukasa

"Umesaka! Aku ingin malam ini semuanya bisa dibawa!"

"Tsukasa-sama...ini sudah malam.. tidak bisa semuanya...aku akan mengurus ini untuk dibawa esok..."ujar Umesaka pelan

"Dimana Heli nya?"tanya Tsukasa

Selang beberapa menit kemudian sebuah Helikopter pun terlihat tengah siap-siap untuk mendarat.

"Tsukasa-sama...apa yang ingin anda lakukan?"tanya Umesaka khawatir

Tsukasa tak mempedulikannya dan langsung saja menghampiri pilot itu dan membicarakan beberapa hal.

"Aku hanya bisa mengantar Anda hingga malam tengah malam ini Tsukasa-sama. Tuan besar juga akan pergi, jadi aku harus segera kembali"

Tsukasa terlihat berpikir sejenak.

"Baiklah... Mobilku saja"

"Umesaka!!"

"Y-Ya Tsukasa-sama!"

"Minta ibu meminjamkan kapal pesiarnya besok pagi. Dan bawa semua barang-barang yang kuminta!"

"Dasar anak orang kaya! Malam ini Helikopter, esok Kapal pesiar!!! Apa lusa ia meminta pesawat tempur?! Aku berharap suatu saat ia juga akan memintaku mencarikan gerobak sampah untuknya"

"K-kemana??"tanya Umesaka

"Koyama. Pulau kecil ini"Ujar Tsukasa Sembari menunjukkan petanya pada Umesaka.

"Anda ingin apa disana??!"tanya Umesaka panik

"Kau tidak perlu tahu!!"Ujar Tsukasa

"Tsukasa-sama, aku sudah siap"Ujar Pilot itu

"Baiklah!"

"Umesaka, belikan juga pakaian bayi, sebanyak mungkin, aku ingin dengan merk terbaik...bukan yang murahan"Ujar Tsukasa pelan

"Ehhhhhhhhh??"

"Jangan banyak bertanya!!!"Ujar Tsukasa yang kini memerah hingga ke lehernya.

"B-baik..."

"Apa ia akhirnya menghamili seseorang dan memilih untuk tinggal di tempat terpencil??!!"pikir Umesaka sembari Menutupi wajahnya sendiri dan menatap Helikopter yang kini harus membawa mobil Tsukasa itu.

"Ya ampun... akhirnya anak itu dewasa..."Ujar Umesaka sembari melepaskan kacamatanya dan mengusap air mata di sudut matanya.
.

.

.

.
Sementara itu, waktu Kira-kira sudah pukul 11. Yuuya baru saja akan menyiapkan Futonnya dan tidur, namu warga terlihat ribut sekali diluar sana.

Yuuya yang tak dapat menahan rasa penasarannya pun langsung saja keluar.

"Komatsu-san, Misaki-kun..."

"Ada apa?"tanya Yuuya

"Itu! Nii-cha! Ada naga terbang-terbang diatas"Ujar Anak-anak

"Naga?"tanya Yuuya sembari menengadah ke atas

"Na..ga..."Ujar Yuuya

Ia belum pernah melihat Helikopter sebelumnya kini ia kebingungan sendiri dan percaya bahwa itu adalah Naga.

"Kalian! Larilah!! Bagaimana jika ia menyemburkan apinya?!"tanya Beberapa pria.

"Bagaimana ini Yuuya-nii!??"

"Bagaimana? Nii-san bilang mereka itu tidak ada ...namun...namun..

Yuuya terus menatap helikopter itu dengan was-was sembari menggendong Misaki dan bersiap-siap untuk lari.

"Yuuya-nii lari!! Ia terbang semakin rendah!!"

"Eh? Mo...bil..."Ujar Yuuya pelan dan masih berdiri disana.

Karenanya, warga desa yang lain pun tidak jadi melarikan diri dan menunggu.

"Nii-chan yang bau!"Seru anak-anak menghampiri Tsukasa

"Terimakasih. Jangan Katakan pada Ayahku kau mengantarku kemari. "Ujar Tsukasa

Sang pilot kini tertegun kemudian mengangguk canggung.

"Bukankah Alpha kaminaga ini... biasanya tidak mengenal kata terima kasih"Ujar sang pilot pelan

"Woooooooaaaaaahhhhhh!!!!"Anak-anak sekampung kini bahkan harus mengelilingi Tsukasa

Betapa bangganya Tsukasa saat ini. Ia bahkan tak lupa mencakar pinggangnya.

"Woaaah... nii-chan penunggang Naga?"

"Naga?"tanya Tsukasa

"Nii-san baru saja naik Naga!! Bagaimana rasanya?! Panas? Dingin?! Mual?!" Tanya Ken

"Apa yang kalian bicarakan? Dan mengapa kalian disini? Bubar! Dan kembali lagi esok!"Seru Tsukasa

"Eeh?? Untuk apa Nii-chan??"

"Aku akan memberikan hadiah untuk kalian! Jadi berkumpul lagi disini esok!!"Ujar Tsukasa

"Yaaa!! Sampai jumpa bNii-chan!!"ujar anak-anak itu

"Ia tidak buruk Yuuya-han...

"Ya. Ia kembali lagi untukmu"Ujar Matsubo

"Kau bilang ia kembali? Bagaimana jika ia ..

"Otae, ayo pulang!! Jangan banyak bicara"ujar Matsubo sembari mendorong Istrinya itu.

"Misaki...Kita juga"Ujar Nenek Komatsu pelan

"sampai jumpa Yuuya-nii"

"Sampai jumpa Misaki-kun"

"Kau belum tidur?"tanya Tsukasa

"Belum"Ujar Yuuya yang kini kebingungan melihatnya.

"Masuk!"

"Huh?"

"Maksudku masuk sekarang dan tidurlah. Bawa ini!"Ujar Tsukasa memberinya sebuah dos yang tidak begitu berat itu

"Apa ini?"

"Selimut"

"Kau repot-repot ke kota untuk mengambil selimut?"tanya Yuuya

"Selimutku lebih baik daripada futon busuk itu"

"Namun kau tetap menggunakannya...padahal sudah tahu itu busuk"Ujar Yuuya

Rasanya seperti baru saja di tikam, kini Tsukasa hanya mengepalkan tangannya kesal.

"Dasar cerewet!"

"Kau sudah makan?"tanya Yuuya pelan

"Belum..."ujar Tsukasa pelan

Yuuya kini kembali duduk di depan perapian dan membuka panci itu.

"Sup.."ujar Tsukasa pelan

"Ya. Selamat datang, Tsukasa-sama"

"Aku pulang"Ujar Tsukasa begitu pelan sampai-sampai hampir tak terdengar

Tsukasa kini duduk dihadapannya sembari melahap makanan itu tanpa sepatah katapun.

"Aku merasa seperti seorang ibu yang tengah merawat bayi besar... Kekanak-kanakan, bahasa yang keluar dari bibirnya pun tak dipikirkannya... Orang yang baru bertemu dengannya akan sakit hati liar biasa...aku juga sensitif sekali menghadapinya..."pikir Yuuya sambil cekikikan sendiri membuat Tsukasa kebingungan.




Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

14.2K 830 24
Sebuah kebohongan dan penghianatan yang tak mampu termaafkan. Disaat itu pula penyesalan datang menjerumus salah satu nya. Akan kah berakhir bahagia...
1.3M 61.4K 68
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
2.7M 291K 49
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
2M 18.7K 25
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...