Happy Reading
Sejak kejadian teleponan dengan Jaemin kemarin, Nara sekarang berusaha menghindar dari laki-laki aneh tersebut
Sekarang saja ia masuk ke sekolah melalui pintu belakang, pintu yang jarang dijamah oleh para murid di sekolah
Nara masuk diam-diam agar tidak ketahuan dan setelah ia berhasil membuka pintu tersebut, ia buru-buru masuk ke koridor dan berlari pergi ke kelasnya
"Nara!" panggil seseorang
Sontak langkah kaki Nara terhenti dan menengok ke belakang, disana ada Jaemin
Ia menatap Jaemin datar sedangkan Jaemin melambaikan tangannya dengan senyuman manisnya itu
"Aku kok gak liat kamu di pintu depan?" tanya Jaemin pura-pura bingung
Nara tercekat, ia terdiam dan sedikit gugup, mana mungkin ia menjawab kalau ia masuk lewat pintu belakang karena ingin menghindari laki-laki ini
"L-lonya kali yang gak liat gua," jawab Nara sedikit gugup dan Jaemin mengerutkan keningnya bingung dan tertawa kecil
"Jangan bohong Nar, aku liat kamu nerobos pintu belakang," ucap Jaemin dan sontak mata Nara membulat, bagaimana Jaemin bisa tahu?
"Lain kali jangan ngehindar, aku jadi merasa bersalah, apa kamu risih?" tanya Jaemin lirih
Nara sedikit tidak tega dengan pria di hadapannya ini, "Enggak berniatan kaya gitu kok, yaudah gua masuk ke kelas dulu ya, ada beberapa tugas yang harus gua cek." pamit Nara
"Ayo bareng, kebetulan aku pelajaran matematika jadi sebelahan sama kelas fisika," ujar Jaemin
Nara mengangguk dan Jaemin reflek menggenggam tangan Nara, ia sedikit terkejut dengan tingkah laku Jaemin, kenapa udah pegangan tangan?
"Gak apa-apa ya aku pegang tangan kamu? sebagai tanda kalau tangan ini nantinya cuma boleh buat aku," ujar Jaemin lembut
Jujur Nara sedikit meleleh tetapi ia harus tahan dan tetap jual mahal, ia takut kalau Jaemin hanya mempermainkannya saja
"Semerdeka lo aja deh," pasrah Nara dan Jaemin tersenyum senang
Ia mengantar Nara ke kelas fisika yang tepat di sebelah kelas matematika, sekolahnya ini memiliki sistem moving class, tiap pelajaran berbeda kelas
Jaemin dan Nara menaiki tangga karena kelas mereka berada di lantai dua
"Kemarin kamu tidur jam berapa?" tanya Jaemin basa-basi
"Jam sepuluhan kayanya," jawab Nara santai dan Jaemin mengangguk mengerti
"Bagus, itu jam tidur yang pas buat pelajar, jauh dari penyakit," kekeh Jaemin dan Nara juga ikut terkekeh saja
Jaemin kayanya pacar yang benar-benar melindungi pasangannya dengan baik, sungguh perhatian dan sangat menggemaskan—pikir Nara
"Udah sampai Nar, nanti kita ketemu di kantin ya," ujar Jaemin dan Nara mengangguk tipis lalu meninggalkan Jaemin di luar kelas fisika
"Anjay, udah dianter sama doi aja nih," sindir Somi sembari menatap temannya lekat
"Apaan sih lo bacot!" ketus Nara dan Somi terkekeh kecil mendengar respon dari Nara, galak sekali
"Jangan galak-galak kanjeng ratu," tegur Somi dan Nara mendengus kasar, lelah berteman dengan Somi
Tanpa Nara sadari, Jaemin masih setia menatap lekat perempuan yang ia gebet sekarang, entah ini perasaan biasa atau lebih, tetapi Jaemin sangat tertarik dengan pesona Nara, unik dan berbeda dari yang lain
"Kamu bakal jadi milik aku, tunggu aja ya Lee Nara," gumam Jaemin lalu tersenyum tipis
Ia sudah memastikan Nara duduk dengan selamat, sekarang, duduk saja ia perhatikan bagaimana nanti
Lalu ia memutuskan untuk masuk ke kelasnya, mungkin kembarannya sudah menunggu, ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke kelas
Baru saja ia masuk tetapi tiba-tiba, ia sudah dicegat oleh beberapa cewek yang sepertinya mantannya tapi Jaemin lupa dan ia tidak peduli
"Jaemin, kita jadi jalan barengkan?"
"Jaemin, kamu udah janji loh bakal nganterin aku ke mall buat shopping,"
"Jaemin, temenin aku aja, mau aku kenalin ke mamah, gimana?"
Jaemin hanya menatap datar beberapa cewek tersebut, "Maaf, gua lagi gak ada waktu dan jangan ngaku-ngaku gue pacar lo lagi." ketus Jaemin
"Jaem, kok kamu gitu sih kan kita udah jadian?" protes salah satu perempuan di hadapan Jaemin
"Please! jangan ngaku-ngaku ya lo, gua gak pernah bener-bener nembak lo, jadi lo minggir gua mau jalan!" sarkas Jaemin
"Jaem—"
"Lo bisa minggir gak sih? udah dibilangin loh dari tadi," Jeno udah turun tangan, ia tidak menyukai keributan, apalagi keributan yang disebabkan oleh kembarannya sendiri
Jeno malas mendengar para perempuan mengaku-ngaku dan mengemis cinta pada Jaemin, jelas-jelas Jaemin memperlakukan mereka kaya sampah, masih aja diharapkan
Jaemin tidak memperdulikan ketiga perempuan dihadapannya, ia langsung menerobos dan rasanya i sangat berterima kasih kepada kembarannya, Jeno
"Lo bertiga mending keluar, penghancur suasana aja tau gak," ketus Jeno
Mau tidak mau ketiga perempuan tersebut keluar dari kelas Jaemin dengan perasaan kesal serta menghentakkan kaki mereka
Jeno kembali duduk di sebelah Jaemin dan menatap adik kembarnya tajam, "Lo sampe kapan main cewek terus, huh?"
Jaemin diam saja, ia malas berdebat dengan kembarannya karena pasti ia yang kalah, Jeno memiliki seribu satu cara menjawab perdebatan mereka
"Jaem, gua nanya sama lo, gak sopan didiemin," omel Jeno datar, Jaemin menghela nafas kasar
"Udah gak Jen, gua mau berubah," jawab Jaemin singkat tanpa berniat menatap ke arah Jeno sekalipun
Jeno menghela nafas kasar, "Tiap hari lo ngomong kaya gitu tapi lo gak pernah berubah, mau gua kasih tau bunda tentang kelakuan lo di sekolah?" tanya Jeno pasrah
Jaemin menatap tajam kakak kembarnya itu, "Inget kesepakatan kita, lo jangan pernah bongkar semua kelakukan gua di sekolah dan sebaliknya," tekan Jaemin tajam
"Terserah lo, gua udah capek ingetin lo, sekarang lo udah punya target baru lagi, udah berapa cewek
yang lo sakitin? terus di sekolah sebelah udah lo putusin belom?" tanya Jeno bertubi-tubi
Jaemin bungkam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan Jeno karena ia sadar, posisinya sekarang adalah yang bersalah, mau bagaimanapun pembelaannya tetap saja dia yang bersalah
"Huh? gua harap lo berubah, inget dosa-dosa lu dan jadiin ini pelajaran," ucap Jeno lalu ia membuka buku-bukunya karena ingin mengerjakan beberapa soal yang belum ia kerjakan di rumah
Jaemin terdiam, mungkin ia harus benar-benar berubah dan Nara adalah perempuan terakhir yang harus ia dekati, karena Jaemin sudah benar-benar jatuh ke pesona perempuan itu
••••
Bel istirahat berbunyi, baru saja Nara ingin ke kantin bersama teman-temannya tetapi saat ia berjalan keluar, seseorang berjalan ke arahnya
"Hai, Nara!" sapa Jaemin yang kini penampilannya sedikit berantakan
Seragam baju tidak dimasukkan ke celana dan satu kancing terbuka pada seragamnya dan rambut sedikit tidak beraturan, membuat pria ini berkali lipat lebih tampan
"Boleh pinjem Naranya gak?" tanya Jaemin kepada Somi dan Siyeon
Somi dan Siyeon bertukar pandang dan menatap ke arah Nara, tetapi Nara memberi kode menggeleng tanda jangan meninggalkannya
"Hmm tapi Jaem—" ujar Siyeon tetapi belum selesai berbicara, sudah dipotong oleh Jaemin
"Gak boleh ya? padahal sebentar doang," potong Jaemin
"Hmm—yaudah Jaem, boleh," jawab Somi
Mata Nara menatap tajam ke arah Somi, terkutuklah Jeon Somi
"Makasih, ayo Nar aku bawa kamu ke suatu tempat, kamu pasti suka," ajak Jaemin lalu menggandeng tangan Nara untuk keluar kelas
Nara menatap Somi sekilas, pastinya dengan tatapan tajam, ia kesal dengan temannya. Mengapa dengan mudah ia mengiyakan ucapan Jaemin?
Nara pasrah saja, Jaemin mau bawa dia kemana terserah asal tidak macam-macam
Ternyata Jaemin membawa dirinya ke atap dan kita sedang membuka pintu atap diam-diam, untungnya tidak terkunci, mumpung hari ini cuaca Bandung sangat sejuk
"Nah ini Nar, tempat favorit aku, sebenernya aku cuma bawa temen-temen aku kesini tapi bawa kamu juga kayanya perlu deh, kamu jugakan temen aku," ucap Jaemin
Nara terdiam, what? cowok dihadapannya ini hanya menganggapnya teman?
Bukannya berharap lebih tetapi Jaemin mendekati dirinya seperti target untuk menjadi pacar
"Setelah jadi teman terus naik kasta jadi teman hidup aku nanti, kamu maukan?" tanya Jaemin sambil tersenyum manis
Nara tersipu malu, Jaemin memang raja gombal bahkan dengan gombalan sederhananya itu, pantas saja banyak perempuan yang baper dengan Jaemin
Tapi Nara harus tahan, ia harus jual mahal dan tidak merasa dipermainkan, ia harus menunjukkan bahwa semua perempuan bukan mainan, yang seenaknya didekati lalu ditinggalkan begitu saja
"Terserah lo aja deh," jawab Nara asal, Jaemin tersenyum tipis
"Langitnya bagus ya," gumam Jaemin dan Nara menatap ke arah lelaki tersebut
Jaemin sedang memejamkan matanya dan menikmati udara segar kota Bandung ini, langit sedikit mendung, sungguh indah
"Iya bagus, jarang-jarang sekarang Bandung kaya gini," jawab Nara yang ikut menikmati sejuknya udara di Bandung ini
"Apalagi pas sama kamu, rasanya jiwa dan raga aku makin adem tau gak," gombal Jaemin
Nara berusaha menahan diri agar tidak baper dan menggeleng kepalanya pelan, jantungnya ingin lepas saja saat bersama Jaemin
"Ngomong-ngomong kamu belom save nomer aku ya?" tanya Jaemin, ia menatap Nara lekat
Nara sontak membuka matanya dan menatap lelaki tersebut, "O-oh iya, belum soalnya kemarin gua ngerjain tugas jadi gak megang HP lagi." jelas Nara
Jaemin tersenyum, "Yaudah nanti jangan lupa save ya, entar aku chat." ujar Jaemin dan Nara mengangguk pelan saja
Jaemin kembali memejamkan matanya dan menghirup udara sejuk, perasaannya pun menjadi tenang, sungguh
Ia tidak bisa melepaskan pandangannya dari sosok lelaki ini, Na Jaemin, lelaki yang memiliki senyum manis dan tulus, wajahnya sangat sempurna dan tubuhnya yang terlihat proporsional
Hmm, mungkin Tuhan mungkin sedang bahagia saat menciptakannya
"Udah puas liatin akunya?" tanya Jaemin tiba-tiba
Nara ketahuan sedang menatap Jaemin, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, pipinya memanas
Jaemin terkekeh kecil, "Kamu lucu, aku jadi makin suka" kekeh Jaemin
Nara tetap diam, ia masih berusaha menarik nafas agar ia tidak gugup lagi, sungguh sangat menyiksa saat bersama Jaemin, jantungnya selalu berdegup cepat
"Nar, kamu laper gak?" tanya Jaemin
Nara membalikkan badannya dan betapa terkejutnya Jaemin posisinya sangat dekat dengan dirinya dan hidung mereka bersentuhan
"Anjir!" umpat Nara terkejut lalu mengambil beberapa jarak menjauhi Jaemin
Sungguh setiap inci wajah Jaemin sangat-sangat sempurna
"Maaf Nar," kekeh Jaemin sambil mengacak lembut pucuk kepala Nara
"Kamu mau makan gak?" tanya Jaemin dan Nara mengangguk malu dan ia tidak berani menatap Jaemin
"Yaudah aku minta saudara aku pesenin dulu ya, kamu mau apa?" tanya Jaemin lembut
"Ehmm... batagor deh," jawab Nara
Jaemin mengangguk dan mengeluarkan ponselnya lalu menelpon kembarannya itu, "Halo Jen!"
"Napa Jaem?" jawab Jeno diseberang sana
"Bisa pesenin makanan gak? siomay satu kaya biasa sama batagor satu," ujar Jaemin
"Lah? emang lo sama siapa kok mesen dua makanan?" tanya Jeno bingung
"Ada lah, cepet ya kasian dia laper," ujar Jaemin
"Ya ya ya, dimana lo?" tanya Jeno kembali sebelum memesankan makanan untuk saudaranya
"Atap," jawab Jaemin singkat
"Oke, gue pesenin dulu," ujar Jeno lalu memutuskan sambungan teleponnya sepihak
Jaemin memasukkan ponselnya kembali ke dalam kantongnya dan memandang wajah cantik Nara
Sungguh, wajahnya sangat cantik bahkan setiap incinya sangat sempurna dari hidung mancung, mata tidak terlalu bulat dan sipit, kulit ciri khas kulit Indonesia dan rambut panjang terurai
Nara yang merasa ditatap oleh Jaemin pun menjadi salah tingkah, "Jaem?" gumam Nara
"Aku mau liatin muka kamu, boleh gak?" tanya Jaemin seperti anak kecil, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu
"Lah ngapain?" tanya Nara bingung
Jaemin terkekeh gemas, "Gak apa-apa pengen liatin doang."
••••
Jeno menaiki tangga dan mendorong pintu atap yang tertutup itu, ia membawa dua bungkus makanan pesanan adik kembarnya itu
Mengapa mereka kembar tetapi tidak terlalu mirip? karena mereka adalah kembar tidak identik atau fraternal dalam bahasa lainnya, sebenarnya kasus ini lebih sering terjadi dibanding kembar identik
Jadi jangan bingung mengapa mereka tidak terlalu mirip
Jeno masuk dan melihat Jaemin yang sedang menatap lekat perempuan di sampingnya itu, "Jaem!" panggil Jeno memecah keheningan
Sontak Jaemin menatap ke arah Jeno yang memanggilnya, "Udah lengkap?" tanya Jaemin dan Jeno mengangguk
Lalu ia merogoh dompetnya dan membayar kembarannya itu, tumben banget sih Jeno mau dipinta tolong, apalagi ia posisinya lebih tua 5
menit—pikir Jaemin
"Jadi 25 ribu, termasuk ongkir oke?" ujar Jeno yang jiwa mata duitannya keluar dan Jaemin memutar bola malas dan mengangguk
Jaemin memberikan beberapa lembar uang ke Jeno dan Jeno seperti tertarik menatap perempuan yang kini menatapnya juga
"Itu target baru lo?" bisik Jeno dan Jaemin tersenyum lalu mengangguk kecil
"Menarik," bisik Jaemin
Jeno menatap perempuan itu, semua yang dikatakan Jaemin benar adanya, perempuan ini menarik dan pesonanya juga tidak main-main
Jaemin menyadari kalau Jeno menatap Nara
diam-diam
"Udah gak usah diliatin, gua colok mata lu!"
Dan pada akhirnya, Jeno juga kini jatuh ke dalam pesona seorang Lee Nara
Bersambung
•
•
•
Happy Eid Mubarak semua
(bagi yang merayakan🙏)
minal ai din wal faizin
tetap stay at home ya
gimana gaes? seru gak?
apa gombalan-gombalannya cringe?
gak jago sih wkwkwk
jangan lupa vote & komen oke?
LR.
Playboy, 2020