Annoying But Sexy Guy With Me...

By dellafits

17.8K 683 104

"Aku memang terobsesi padamu, belum mencintaimu." Kata laki-laki itu, menatap Sonya dalam. "Kau gila!" Timpal... More

What the...
Annoying guy
Say Hi
Talkshow
Introduction of cast
Breakfast
Salvador
Sick moment
Bad Festival
Anything
Informasi

Who?

1K 55 11
By dellafits

Sudah seminggu lamanya Sonya di Salvador bersama Gallen dan menemani laki-laki itu untuk syuting di berbagai tempat. Sesekali ia bersyukur karena ia bisa berkeliling kota bahkan negara tanpa harus mengeluarkan sepeser uang. Bukannya apa, tapi Sonya sangat menyayangi uang-uang hasil jerih payahnya sendiri. Ia tidak suka menghambur-hamburkan untuk sesuatu yang tidak penting. Cukup sederhana dan terjamin, itulah Sonya.

Move dari masalah uang, saat ini Sonya bisa bebas keluar hotel dan berjalan-jalan kesana-kemari tanpa Gallen. Sonya senang melihat Gallen kelelahan yang membuat lelaki itu tertidur sangat pulas di kamarnya. Karena itulah kesempatan Sonya menyelinap keluar untuk sekedar menghirup udara pagi.

Jalanan yang lumayan sepi membuat Sonya sedikit bingung, ia tidak tau kemana ia akan pergi. Mengunjungi toko-toko perhiasan elit di sana bukanlah passion-nya. Ia tidak tertarik dengan semua itu.

"Apa aku terlalu pagi untuk menghirup udara segar?" Gumam Sonya pada dirinya sendiri, bingung.

"Rasanya tidak asik jika aku berjalan dengan suasana lenggang seperti ini." Sonya berbicara sendiri.

Tidak sengaja matanya menangkap sebuah pamflet yang tertempel di dinding. Ia mencoba mendekati dan membacanya.

"Arts Festival x Valley Music. Sepertinya menarik." Kata Sonya saat membaca pamflet di hadapannya.

"Kau bisa datang ke sana jika kau mau." Kata seorang dari belakang Sonya sembari memberi tiket Festival kepadanya.

Sonya berbalik, ia terkejut karena keberadaan seorang pria yang ia kenal. "Gavin?"

"Yah! Its me!" Jawab seorang itu yang ternyata Gavin Lexander, pemilik restaurant yang pernah Sonya datangi tempo hari lalu. Gavin menyodorkan tiket kepada Sonya, gadis itu menerimanya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Sonya heran. Apakah sebuah kebetulan bertemu Gavin di kota ini?

"Aku sedang mengurus pembangunan Restoran disini." Jawab Gavin ramah, tak lupa dengan senyum manis andalannya.

Sonya tampak takjub, "Wow! Kau hebat Gavin! Sukses dalam dunia kuliner itu luar biasa."

"Aku memang suka makan, tapi aku juga suka memasak. Tidak seperti Gian yang yang hanya tau makan saja."

Sonya tertawa, "Hahaha! Aku tau itu."

"Bagaimana jika kita mengobrol sambil berjalan? Kaki ku rasanya kram jika terus berdiri seperti patung." Tawar Gavin yang langsung mendapat anggukan antusias dari Sonya.

Mereka memutuskan untuk berbincang sembari berjalan menyusuri trotoar kota Salvador yang tampak sepi.

"Kau..." Ucap Gavin dan Sonya bersamaan, kemudian mereka menertawakan kekompakan masing-masing.

"Kau duluan." Gavin akhirnya mengalah.

"Sejak kapan kau berada disini?" Sonya bertanya.

"Umh.. 2 hari yang lalu. Kenapa?"

"Apa kau memiliki banyak restaurant?"

"Tidak, hanya lima."

Sonya memutar bola matanya, "Kau sombong, Gavin. Lima artinya lebih dari satu dan itu bukanlah 'hanya'."

Gavin terkekeh, "Haha maafkan aku, Soy. Memang untuk saat ini restaurant ku sebanyak lima yang sedang berkembang."

"Apa kau sering berpindah-pindah tempat?"

"Ya, untuk survey."

"Apa-"

"Izinkan aku bertanya, Soy. Sedari tadi kau mewawancarai ku." Sahut Gavin, sepertinya ia  tidak ingin Soy tahu lebih dalam tentang dirinya.

"Baiklah, apa yang ingin kau tanyakan?"

"Kau dengan siapa disini?"

Sonya tampak berpikir keras, ia harus menjawab apa? Dengan kekasih? Ah tidak! Sonya tidak mengakui hal itu.

"Teman." Putus Soy akhirnya.

"Ouh, lalu kau tinggal dimana selama di kota ini? Mungkin aku bisa berkunjung ditempat tinggalmu?"

"Umm, maafkan aku, aku tidak bisa memberitahumu." Ia tidak ingin jika Gavin datang dan bertemu dengan Gallen yang membuat urusan semakin rumit nantinya.

Gavin tersenyum maklum, "Tidak masalah, asal kau menerima ajakan ku untuk pergi bersama ke Festival itu." 

Sonya melebarkan matanya, "Kau mengajakku berkencan?!" Tanyanya antusias.

Gavin tertawa, "Jika kau berpikir seperti itu, maka jawabannya adalah YA."

Sungguh, Sonya tidak pernah merasa sesenang ini. Berkencan dengan pria manis seperti Gavin adalah impiannya sejak dulu. Tapi bagaimana dengan Gallen? Apa ia harus menduakan Gallen?

Hem, bukankah ia tidak pernah menganggap Gallen kekasih? Gallen saja yang seenaknya mengklaim dirinya sebagai kekasih. Mereka sesungguhnya tidak ada hubungan apapun kan?

Tapi perasaan Sonya masih sangat bimbang. Bagaimanapun ia sudah diklaim kekasih Gallen di depan publik, dan semua orang tau itu. Lalu bagaimana bisa ia berkencan dengan pria lain? Apa kata orang-orang yang mengenalinya nanti? Lagi pula apa Gavin tidak tau jika ia kekasih seorang superstar?

Saat ini Sonya merasa menjadi artis dadakan. Banyak sekali yang mengikuti media sosialnya, sampai ia harus memprivasi ig-nya agar ia tidak perlu membaca komentar buruk para fans Gallen yang memenuhi beranda ponselnya. Ya, ia sadar siapa Gallen jika bersanding dengannya semua tak akan terima. Tapi baiknya, subscribe Sonya ikut meningkat. Semoga saja para fans Gallen tidak mereport channel youtubenya.

Tapi dibalik semua sisi negatif yang Sonya dapatkan bertemu dengan Gallen, ia tidak munafik jika ia memang mengagumi sosok annoying guy tapi seksi itu sejak kejadian kemarin. Mengingat bagaimana ia sangat menikmati sentuhan Gallen. Memang tidak melakukan lebih dari kiss morning tapi tangan Gallen sungguh membuatnya bergairah hanya dengan sentuhan kecil lelaki itu pada tubuh dan wajahnya.

Gavin menjentikkan jarinya tepat di hadapan Sonya, "Are you okay, Soy?"

Sonya mengerjap, tersadar dari lamunannya, "Ah ya, i'm okay."

"So?"

"Maaf, mungkin lain kali." Jawabnya penuh penyesalan, demi menjaga perasaan Gallen.

Penolakan lagi yang didapatkan Gavin.

Gavin tersenyum, "It's okay. Semoga menjadi awal yang baik."

"I hope that." Balas Soy, ia masih terlihat gelisah.

Sangat menyesal sebenarnya menolak ajakan pria manis itu. Rasanya ingin sekali mengawali hidup bertemu Gavin yang sudah pasti baik dan mapan. Tapi takdir malah mempertemukannya dengan seorang laki-laki muda yang dikelilingi banyak persoalan dan kelewat mapan itu.

Gavin menyodorkan ponselnya di hadapan Sonya, "Jika kau berkenan, tuliskan nomormu disini."

Sonya dengan senang hati menerima ponsel Gavin dan menuliskan nomornya di sana, kemudian menekan tombol call hingga menimbulkan dering pada ponselnya sendiri.

Sonya mengembalikan ponsel Gavin, "Kita bisa komunikasi tanpa ada ketersengajaan lagi."

Gavin terkekeh mendengarnya.

*****

Sonya dan Gavin sudah duduk di sebuah restaurant yang sepertinya berkelas tapi sepi pengunjung. Mungkin karena cuaca yang sedang mendung atau harinya yang tidak bagus. Tapi Sonya bersyukur atas hal itu, karena ia tidak perlu repot-repot untuk menyamar.

"Kau bisa memesan apapun yang kau mau." Kata Gavin dengan seraya tersenyum hangat.

"Samakan saja dengan mu." Sonya menjawab dengan senyum pula.

Setelah waiters menyingkir dari meja nomor tujuh itu, Gavin menyatukan kedua tangannya yang digunakan untuk menopang dagu. Laki-laki itu menatap Sonya yang terlihat gelisah. Sonya yang menyadari tatapan Gavin padanya mengernyit bingung.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Soy.

"Kau cantik, tapi..." ujar Gavin menggantungkan perkataanya.

"Tapi?"

"Jika tidak gelisah seperti ini." jawabnya, tersenyum damai.

Sonya ikut tersenyum simpul. Ia akui Gavin adalah pria lembut dan tampan, sepertinya Gavin adalah sosok laki-laki yang sangat menghargai dan pengertian terhadap seorang wanita, tidak seperti Gallen yang terlalu ambisius dan bar-bar, ya walaupun tampan juga.

Senyum Sonya surut tatkala matanya melihat Axell dan sang istri memasuki restaurant dengan sangat mesranya. Ini bukan masalah Sonya yang terbakar api cemburu karena memang ia adalah fans berat pianist tampan itu, tapi ini soal dirinya dan adik seorang Axellio Robert.

Bagaimana tanggapan Axell dan Clyre jika mengetahui keberadaanya disini bersama pria lain dan bukan adiknya? Ia yakin kedua orang itu pasti sudah tahu hubungannya dengan Gallen.

Apakah aku akan diperbincangkan oleh seluruh dunia karena aku berselingkuh dari Galleno sialan itu? Batin Sonya kesal sekaligus bingung.

Intinya, Sonya tidak suka terlibat skandal apapun dengan orang-orang ternama. Ia sangat tidak suka ketenaran di atas sebuah permasalahan.

"Aku akan segera kembali." Ucap Sonya pada Gavin, lelaki itu berkerut heran melihat Sonya yang kali ini seperti ketakutan.

"Kemana?" Tanya Gavin saat Sonya berdiri.

"Hanya sebentar." Jawab Sonya, kemudian berjalan cepat dan menunduk melewati meja Axell untuk pergi ke toilet.

Sonya membasuh mukanya di wastafel usai menyelesaikan urusan toiletnya. Ia berniat untuk kabur saja dari restaurant ini sebelum Axell dan istrinya mengetahui keberadaannya.

"Kau Sonya?" Tanya seseorang. Sonya melihat orang itu melalui pantulan cermin di depannya.

Alangkah terkejutnya dia... Sonya terdiam kaku layaknya patung liberty.

"Ah maaf, mungkin kau tidak mengenalku." Gadis itu mengulurkan tangannya pada Sonya, "Clyreline Dealova, panggil saja Clyre, kakak ipar Gallen."

Bodoh sekali kau Sonya! Menghindar malah tertangkap! Batin Sonya merutuki.

Lantas saja Sonya menjabat tangan Clyre, "Sonya Lorraine."

"Senang bertemu denganmu disini, Sonya." Kata Clyre ramah.

Sonya tersenyum canggung, "Ya, aku juga tidak menyangka." bertemu denganmu di toilet.. lanjutnya dalam hati.

"Apa kau bersama Gallen? Aku tidak melihatnya."

"Emm.. ti- tidak. Bagaimana denganmu? Apa kau sendirian?"  Tanya Sonya mengalihkan topik.

"Sangat tidak mungkin aku pergi sendiri tanpa suamiku itu. Dia akan sangat marah jika tau aku pergi sendirian haha!" Clyre sedikit mencairkan suasana dengan jawabannya, tapi Sonya masih saja merasa gelisah, ia harus pergi!

Sonya tersenyum simpul menghargai Clyre yang tertawa karena ucapannya sendiri, "Maaf Clyre, aku harus segera pergi karena Gallen sudah menungguku di hotel."

Clyre mengangguk dan tersenyum, "Sampaikan salamku padanya ya!"

"Ya, akan ku sampaikan. See you." Ucap Sonya dan berlalu dari hadapan Clyre.

Clyre menatap kepergian Sonya sembari menampilkan senyumnya, "Cantik. Apa Gallen tidak benar-benar mencintai gadis itu?"

******

Sonya sudah sampai di depan gedung hotel dimana tempatnya tinggal. Tanpa sengaja ia meninggalkan Gavin di restaurant sendirian. Tapi ia sudah menghubungi lelaki itu untuk menyuruhnya pulang. Merasa bersalah sebenarnya meninggalkan Gavin, tapi ia harus melakukan itu demi nama baiknya.

Sonya melangkah masuk di ikuti tatapan semua pegawai hotel. Sonya sudah terbiasa seperti itu semenjak namanya muncul di televisi dan bersanding dengan seorang Galleno Robert. Bahkan tak jarang orang-orang hotel memperlakukannya secara berlebihan dan sangat menghormatinya.

Di samping itu, Sonya melangkah ragu memasuki kamar. Entah apa yang akan dilakukan Gallen padanya jika tau ia keluar tanpa izin dan parahnya bersama pria lain jika Gallen tau.

Saat langkahnya sampai depan pintu hotel Sonya menghembuskan nafas panjang.

Ok. Tenang, buka dan hadapi. Batinnya meyakinkan diri sendiri.

Ia mulai menempelkan id card pada handle pintu. Pintu stainless pun terbuka dengan anggunnya. Perlahan kakinya melangkah masuk, membuka kamarnya dan sontak matanya melotot sempurna.

Ia sangat dikejutkan dengan keberadaan seorang wanita berdress biru seksi bersama Gallen dengan posisi Gallen yang Shirtless berada di bawah wanita itu dengan sangat intim tepat diatas tempat tidurnya.

"Apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan bodoh muncul dari mulut Sonya.

Gallen langsung menoleh ke sumber suara yang berdiri disana sedang memandanginya. Wanita asing itu juga menoleh kearah Sonya dan menampilkan senyum liciknya.

Sonya berbalik keluar dari kamarnya dan berjalan cepat menuju dapur untuk sekedar meneguk air minum karena nafasnya sedang tidak normal. Sesak rasanya. Ia bingung dengan dirinya sendiri, kenapa merasa kesal sekaligus marah karena Gallen bersama wanita lain?

Kenapa rasanya sedikit sakit? Sonya membatin dengan tatapan kosong.

Padahal ia sudah menolak ajakan Gavin demi menjaga perasaan Gallen, tapi ternyata Gallen sama sekali tidak menjaga perasaannya.

Ia merogoh ponsel disaku celananya, kemudian mencari sebuah nomor yang tidak sempat ia simpan tadi, menghubunginya untuk mengatakan sesuatu.

"Sepertinya aku menerima ajakanmu untuk pergi ke festival bersama." Kata Sonya pada Gavin melalui telepon kemudian langsung memutus sambungan teleponnya.

*****

Hola👋 I'm comeback guys!
Maafin ya lama update, lagi nggak mood nulis :(
Peminatnya dikit kali ya?
Its okay👌

Jangan lupa vote+komen untuk penyemangat ✨

TBC

15 Mei 2020

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 31.2K 29
REYNA LARASATI adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang di idamkan oleh banyak pria ,, dia sangat santun , baik dan juga ramah kepada siap...
4.8M 263K 52
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
765K 37K 45
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
1.1M 101K 24
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...