Gamers Couple [Slow Update]

Od AnyaNurand28

18.6K 941 69

Awalnya Thalia hanya ingin menghilangkan kejenuhannya dengan game sampai akhirnya ia bertemu dengan seseorang... Více

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 34
Part 35

Part 33

191 13 7
Od AnyaNurand28

"Jho? Solo? Mabar?"

"Solo."

"Mabar yok."

"Ogah."

"Sama pacar sendiri juga."

"Tanggung Thalia."

"Bilang aja lo takut kalah."

"Enak aja, inget ya gue itu lebih jago dari lo."

"Alah ngucap doang, nyatanya lo pernah kalah dari gue."

"Itu lagi nggak hoki aja."

"Ya udah kalau gitu ayo mabar."

"Gue bilang kan tadi tanggung."

"Pecundang lo!"

"Sialan, ayo mabar. Kalah jangan nangis!"

"Sorry gue nggak selemah itu."

"Mari kita buktikan!"

Percakapan itu baru saja dua hari yang lalu Miya dengar. Seperti biasa mereka semua tengah berkumpul di kantin, di tempat biasa mereka duduki. Selalu dan selalu, Jhonson dan Thalia akan sibuk dengan game, entah itu dengan mabar atau solo.

Namun nyatanya hari ini hal itu tidak terjadi, tempat yang biasanya mereka semua duduki kini terasa sepi. Keadaan tidak sehangat dan seramai seperti biasanya. Hanya dentingan sendok yang beradu dengan mangkok ataupun piring yang berisi pesanan masing-masing juga obrolan ringan mengenai kelas masing-masing, setelah itu mereka semua membubarkan diri.

Thalia dan Jhonson yang biasanya duduk berdampingan, kini berjarak dan sangat jauh terlihat sekali sedang ada masalah di antara keduanya. Mereka memfokuskan pada ponsel masing-masing, namun hari ini Thalia tidak bermain game mobile legend seperti biasanya, mereka bermain game candy crush.

Suara dari masing-masing ponsel yang mereka tengah mainkan bergema, namun begitu tidak membuat keadaan menjadi ramai.

Mereka semua sudah memasuki kelas masing-masing sesuai jurusan, biasanya kelas XII MIPA 3 akan gaduh dan ramai dengan suara gema permainan tatkala jam pelajaran kosong, siapa lagi pelakunya jika bukan Jhonson dan Thalia di tambah beberapa teman yang lainnya sering bergabung.

Kali ini terasa beda, teman-teman yang biasa bermain game bersama Thalia dan Jhonson pun urung mendekati salah satu nya ataupun keduanya. Mereka memutuskan untuk bermain Ludo dan cacing yang masing-masing permainan dipimpin oleh Bimo dan Darrel.

Riuh para peserta dan pendukung menjadi pelengkap pertandingan tersebut, kelas mulai ramai namun tetap tertib. Untung saja kelas sebelah kiri dan kanan tengah kosong, mereka tengah belajar di laboratorium dan lapangan sekolah, jadi suara riuh itu tidak akan mengganggu.

Miya bertopang dagu menatap lurus ke depan, seolah sedang berfikir apa yang harus ia lakukan.

"Yang gue tau sampai sekarang mereka itu nggak pernah berantem kayak gini, apalagi menyangkut kedekatan pasangannya dengan orang lain, biasanya kalau ada yang ngedeketin mereka, mereka berdua bersikap biasa aja dan bodo amat kuat emang mereka berdua selalu sibuk dengan game dan kehidupannya sendiri. Apa karena mereka berdua sama-sama tercurangi jadi emosi tidak terkendali?"

Penjelasan yang di lanjut dengan pertanyaan itu terlontar di mulut Miya begitu saja. Ia berbalik menghadap Kevin yang kali ini duduk di sampingnya.

"Sebenarnya ini yang gue khawatirkan sebelumnya, karena mereka sama-sama sibuk dengan game jadi mereka nggak saling cerita satu sama lain, mereka tertutup seolah enggak terbuka dengan kehidupan masing-masing. Padahal dengan bercerita mereka bisa memahami satu sama lain," Kevin sengaja lebih sedikit membesarkan volume suaranya agar orang yang bersangkutan bisa mendengar.

Masing-masing dari mereka hanya berpindah satu meja ke depan dan satu meja ke belakang. Jhonson memilih duduk di paling belakang di tempat Darrel dan Bimo, sebelumnya Bimo sudah ia usir dan Thalia pindah ke meja yang tepat di depannya tempat dimana meja Reno dan Lolita. Reno ia suruh untuk duduk dengan Bimo saja di tempat Thalia dan Jhonson sebelumnya.

Setelah kejadian tentang Leon yang membuat mereka memutuskan untuk mengubah pasangan duduk masing-masing. Thalia dengan Jhonson, Miya dengan Kevin, Lolita dengan Reno pastinya dan Darrel diharuskan selalu bersama Bimo.

Akibat perang dingin yang sedang terjadi antara Jhonson dan Thalia, partner duduk pun kembali berubah hanya Miya dan Kevin saja yang tetap. Jhonson kini memilih duduk dengan Darrel, Thalia sendiri memilih duduk dengan Lolita meskipun awalnya gadis itu tak menyetujui nya, namun tatapan tajam Thalia menciutkan nyali nya yang otomatis Lolita mengizinkan walau berat berpisah dengan Reno. Reno sendiri duduk dengan Bimo yang di usir secara kasar oleh Jhonson ketika sedang santai bermain game cacing.

Jam kosong kali ini sedikit berbeda karena di adakannya pertandingan lomba permainan Ludo dan cacing yang memang banyak orang memainkannya. Setengah dari populasi murid XII MIPA 3 berkumpul di depan kelas, ada yang mengikuti lomba, ada juga yang hanya sekedar menonton.

Sebagian murid yang lainnya sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang pergi menuju ke perpustakaan, bermain ponsel dan berselancar di dunia maya melihat hal-hal viral yang sedang ramai di perbincangkan akhir-akhir ini atau mencari tahu tentang bias mereka, selfie lalu upload, dan masih banyak lagi.

Keseruan pertandingan semakin bertambah ketika di pertengahan lomba Lolita menjanjikan satu paket makanan dan minuman gratis di kantin untuk siapapun yang memenangkan pertandingan kedua game yang di mainkan kali ini. Alhasil yang mengikuti semakin bertambah dan riuh karena mereka tahu Lolita selaku bersikap royal apapun yang di inginkan pasti dapat mengingat gadis itu adalah salah satu murid yang orang tuanya berpenghasilan sangat tinggi.

*****

Sepulang sekolah Thalia ingin menuntaskan rasa penasarannya tentang hubungan Jhonson dan Laila di masa lalu, satu orang yang ia harus tanyai adalah tak lain dan tak bukan Lala, adik kandung Laila sendiri.

Sesampainya di rumah gadis itu langsung berlari cepat menuju kamarnya yang terletak di lantai dua, mengganti baju dan membawa keperluan lainnya. Sang mama yang terheran melihat anak gadisnya seperti sedang di kejar sesuatu alias terburu-buru menghadang langkah Thalia yang hendak menuruni satu anak tangga lagi.

"Kamu mau kemana sayang?" tanya Mama Alice lembut.

"Ke rumah Lala mah, ada urusan sebentar," jawab Thalia tergesa.

"Nggak bisa lewat telepon?"

"Ini penting, lagian deket ini kan."

"Bukan gitu, tadi pagi mamah liat Lala pergi sama keluarganya katanya mau ke rumah neneknya yang di Bandung," ucapan mama nya membuat Thalia mengernyit bingung.

Pantas saja tadi Thalia tidak melihat Lala di kantin, biasanya gadis itu pasti akan menyapanya jika bertemu. Ia kira mungkin memang sedang sibuk jadi tidak sempat tapi kenapa ia baru sadar jika Nuri yang biasanya dengan Lala tadi terlihat justru dengan orang lain yang Thalia kira itu Lala.

"Emm gitu ya ma, kira-kira katanya kapan pulang?" tanya Thalia ragu.

"Mama nggak tanya sih kapan-kapannya, nanti coba mama tanya ya kebetulan mama ada no orang tuanya."

Thalia menggeleng pelan. "Nggak usah deh mah nggak apa-apa, Thalia tunggu Lala pulang aja baru ngomong."

"Ya udah kalau gitu, terus sekarang kamu jadinya mau kemana?"

"Ketemu Lolita sama Miya aja kebetulan barusan mereka ngajak kumpul."

"Di anterin siapa? Jhonson pacar kamu?"

Pertanyaan mama nya itu sontak membuat Thalia tersentak, keluarganya jangan tahu jika mereka tengah saling diam. "Emm itu mah, aku.. aku berangkat bareng.. taksi aja, ya taksi, taksi online tadi aku udah order," jawab Thalia gugup.

"Ya udah hati-hati di jalan, pulang sebelum Maghrib ya kalau bisa."

Lega, mama nya tidak menaruh curiga sama sekali. Jangan sampai mama dan kakak-kakaknya tahu jika mereka tengah perang dingin. Thalia mengangguk sambil tersenyum, "aku usahain ya mah, hehe."

Dengan langkah yang berubah menjadi lebih santai, Thalia menuruni satu anak tangga lagi lalu menyalami tangan mama nya dan pamit keluar, tak lupa menutup pintu kembali.

Sebenarnya Thalia tidak ada rencana untuk keluar dengan Miya dan Lolita sebelumnya, namun sepertinya ide tersebut tidak buruk. Buru-buru ia menelepon keduanya dan langsung memesan taksi online karena memang sebelumnya belum ia pesan.

Setelah semua selesai, Thalia kembali melangkahkan kakinya menuju gerbang, menunggu taksi pesanannya datang di pos satpam rumahnya.

*****

Tujuan utamanya kali ini yakni Starbucks, tempat dimana ia dan Jhonson pertama kali bertemu. Entah kenapa gadis itu memilih menyambangi tempat tersebut.

Jika di tanya tentang rindu, Thalia mengakui bahwa gadis itu merindukan sosok yang selalu bersama di sampingnya walau hanya sekedar bermain game bersama, itu sudah cukup menjadi kebahagiaan Thalia walau kebahagiaan sesungguhnya ia ingin menjalin hubungan yang normal saja.

Setalah membayar uang taksi yang baru saja ia naiki, Thalia langsung berjalan masuk menuju Starbucks memesan minuman yang sama persis dengan minuman yang pertama ia pesan disini bersama Jhonson yakni Cappucino Latte, lalu ia duduk di kursi yang juga tempat pertama kali ia bertemu Jhonson, sangat kebetulan hari ini tidak ada yang menempati.

Suasana ibu kota cukup cerah hari ini, Thalia melihat jam di pergelangan tangganya yang menunjukkan pukul 14.30. Sebenarnya diantara Miya dan Lolita tidak ada satupun yang bisa menemui Thalia karena ternyata mereka berdua tengah memiliki acara dengan keluarga masing-masing, alhasil Thalia menyendiri.

Starbucks di sore hari lumayan ramai, banyak anak remaja seusia Thalia yang terlihat duduk cantik dengan pesanan mereka masing-masing, bercanda ria dengan teman atau pasangan. Di samping Thalia duduk sepasang kekasih yang tengah menikmati kencan mereka, buru-buru Thalia mengalihkan perhatian. Diantara mereka tidak ada yang terlihat bermain ponsel, mereka berdua menikmati pertemuan dengan saling bertukar cerita dan ini yang selama ini Thalia inginkan.

Andai saja ia bisa seperti itu, namun kenyataannya tidak sesuai yang ia harapkan. Bukan ia tak bahagia dengan hubungannya selama ini, tapi ia hanya ingin menikmati momen seperti pasangan biasanya. Entah kenapa Thalia bisa bertahan di status yang seperti ini, padahal ini tidak sesuai seperti yang ia inginkan sebelumnya. Mungkin hatinya memang sudah benar-benar jatuh pada sosok Jhonson William.

Di tengah lamunannya membayangkan hubungan yang ia harapkan dan kenyataannya, sosok pemuda yang sangat Thalia kenali tiba-tiba duduk tepat di hadapannya. Memberikan senyuman sebagai tanda sapaan yang justru membuat Thalia mengernyit heran. Bukan dia yang Thalia ingin temui, di ingat-ingat pun Thalia tidak membuat janji dengan siapapun sebelumnya apalagi dengan pemuda tersebut.

"Ngapain lo sendiri di sini?"

*****

Nah loh siapa yang tiba-tiba datang dan duduk di hadapan Thalia? Penasaran nggak? Penasaran aja deh ya supaya ceritanya di lanjut lagi, wkwk. Jangan lupa vote dan komentarnya semua ⭐📲

-Anya❤️

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

1.6M 117K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1.1M 43.5K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
3.2M 222K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
GEOGRA Od Ice

Teenfikce

2.4M 101K 57
Pertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berha...