Who Wants To Be My Husband

By baewendyyy

20.4K 1.9K 168

Memiliki wajah sempurna membuat Irene kesulitan mencari pendamping hidup. Semua namja yang datang padanya dia... More

Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Epsiode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 19
LIFE AFTER

Episode 18

854 90 11
By baewendyyy

" Joy-ssi. "

" Eoh ? "

Namja itu tersenyum sambil membukakan pintu mobilnya di seberang sana. Aku melangkahkan kaki ku mendekat ke arahnya dan masuk ke mobilnya.

" Bagaimana hari ini ? "

" Ada kabar baik untuk Wendy. Pihak rumah sakit bilang kornea mata untuknya sudah siap. "

" Jinjja ? "

" Ne. Besok Wendy akan kembali ke rumah sakit untuk persiapan operasi. "

" Hmm. "

" Bagaimana dengan rencana pernikahan itu ? "

" Aku sudah meminta seseorang untuk mengacaukan persiapannya. Tapi aku tidak tahu apakah itu bisa mengulur waktu, aku dengar dari rapat tadi pagi, tuan Kang sangat antusias membicarakan rencana pernikahan yang akan dilaksanakan dua minggu lagi. "

" Aku khawatir Wendy tidak bisa pulih sebelum acara itu. "

" Kau sudah berusaha semaksimal mungkin, masalah waktu biarkan semua berjalan semestinya. Selama kita memiliki sisa waktu, kita bisa mengusahakan segalanya. "

" . . . . "

" Jangan terlalu memikirkan hal itu, aku yakin jika Irene juga sedang berusaha untuk mengulur rencana ini. Pikirkan saja kesehatan kau dan bayi ini, itu jauh lebih penting. "

Aku melihatnya tersenyum dan aku pun ikut tersenyum kecil.

" Kajja, kita makan malam dulu sebelum pulang. "

" Ne. "

Semenjak pertemuan malam itu, dia selalu menungguku pulang di seberang jalan rumah keluarga Son. Rasanya aneh bahkan mustahil, seorang pengusaha yang memiliki kesibukan mau menunggu seorang yeoja seperti ku selesai bekerja dan jam menunggunya tidak pernah terlambat, selalu tepat, bahkan terkadang lebih awal. Terlebih, dia sudah tahu apa yang ku alami, kehidupanku dan bayi yang ada di dalam kandunganku. Raut wajahnya tak sedikit pun melukiskan jika dia keberatan dengan hal itu, dia memperhatikan setiap detail kehidupanku bahkan dia sensitif jika aku seolah tak memikirkan kondisi bayi ini. Mungkin itu semua karena usianya yang sudah matang dan pengalamannya memiliki keluarga.

" Joy ? "

" Oh ? Ne. "

" Gwenchana ? "

" Ne, gwenchana. "

Dia memberikanku beberapa hidangan dan kami menyantapnya sambil bercerita tentang hari itu. Selalu senang mendengarnya bercerita, entah mengapa aku merasa dia mencoba untuk membuatku lupa dengan segala hal buruk yang terjadi di masa lalu. Bohong rasanya jika tidak ada yeoja yang ingin berkencan dengannya.

Selesai makan, aku berjalan di depannya dan saat dia membukakan pintu mobil untukku, sebuah mobil berhenti tepat di depan mobilnya. Seorang namja keluar dari mobil dan menatap ke arah kami. Aku langsung membuang pandanganku dan masuk ke mobil. Pintu mobil tertutup, aku melihat namja itu terus memandang ke arah ku. Mobil melaju dan kami meninggalkan namja itu tanpa sekata pun.

Setibanya di rumah, dia ikut keluar dari mobil dan mengantarku sampai ke depan pintu.

" Gomawo, Taeyeon-ssi. "

" Ne. "

" . . . . "

" Aku harap kau bisa melupakan namja itu. "

" Ne, aku sudah melupakan semua tentangnya. "

Dia tersenyum dan membungkukan sedikit tubuhnya lalu pergi.

Gomawo . . .

* * * * *

Pagi-pagi sekali Wendy sudah berada di rumah sakit untuk menerima perawatan sebelum melakukan operasi pada kornea mataya. Sepagi itu juga ia sudah ditemani oleh Joy yang mencoba menghubungi Irene untuk memberikan kabar tentang operasi Wendy.

" Joy-ah, apa Joohyun sudah tahu tentang hal ini ? "

" Aku sedang berusaha menghubunginya, tapi dia tidak menjawab panggilanku. "

" Hmm. "

" Aku mencoba meminta bantuan Taeyeon untuk menghubungi Irene. "

" Ah, Joy. Bicara soal itu, apa kau dan Taeyeon dekat ? "

" Mwo ? "

" Eomma bilang dia beberapa kali melihat Taeyeon menjemputmu di depan rumah dan appa juga bilang kemarin saat rapat Taeyeon menjawab panggilan masuk darimu sambil tersenyum. ", jelas Wendy sambil tersenyum.

" . . . . "

" Aku senang kau menemukan namja yang baik. Meski awalnya aku tidak suka dengannya karena dia mendekati Joohyun, tapi setelah aku mendengar penjelasannya bahkan kejujurannya, aku merasa dia namja yang baik untukmu. "

" . . . . "

" Joy-ah, Taeyeon pantas menjadi ayah dari bayimu, mianhae jika aku lancang mengatakan hal ini. Tapi aku akan sangat bahagia melihatmu bersama Taeyeon. "

" Hmm, aku pergi sebentar ya. ", Joy tersenyum sambil menyentuh bahu Wendy.

Di sisi lain, setelah mendapatkan pesan dari Joy untuk memastikan keadaan Irene, Taeyeon langsung menuju ke rumah keluarga Bae. Ia juga kesulitan untuk menghubungi Irene, ia khawatir sesuatu yang buruk terjadi pada yeoja itu.

Bae Family's House

ting tong . . .

" Annyeonghaseyo. "

" Ne, annyeonghaseyo. "

" Apakah Joohyun ada ? "

" Oh ada tuan. Tapi... "

" Siapa di sana ? ", suara Mrs Bae.

" Annyeonghaseyo, Mrs Bae. "

" Ne. Nugu-ya ? "

" Kim Taeyeon ibnida, aku rekan bisnis suamimu sekaligus teman sekolah Joohyun. "

" Ada yang bisa ku bantu ? "

" Bisakah aku bertemu dengan Irene ? Aku kesulitan menghubunginya. "

" Oh ne. Silahkan masuk. "

Taeyeon tersenyum lega saat Mrs Bae mempersilahkannya masuk, mungkin akan beda jadinya jika Bae Yoon Joon yang ada di rumah. Taeyeon menunggu di ruang tamu dan tak berapa lama Mrs Bae kembali.

" Kha, ikut bersamaku. "

Mrs Bae mengantarkan Taeyeon ke kamar Irene dan itu membuat Taeyeon mulai bertanya-tanya. Tepat di depan pintu kamar Irene, Mrs Bae mempersilahkan Taeyeon masuk. Meski ragu, Taeyeon melangkahkan kakinya dan ia terkejut melihat Irene hanya meringkuk di tepi tempat tidur sambil menatap ke luar jendela. Taeyeon langsung menatap Mrs Bae yang sedang menahan air mata.

" Ayahnya mengambil ponselnya dan tidak membiarkannya keluar dari kamar sejak beberapa hari lalu. Dia hanya melamun dan tidak mau berbicara dengan siapapun. "

Taeyeon kembali melihat ke arah Irene dan sakit sekali hatinya saat itu. Ia melangkahkan kaki masuk ke kamar Irene dan matanya tak lepas dari Irene.

" Joohyun. "

" . . . . "

Taeyeon melihat ke arah Mrs Bae dan memberikan isyarat untuk meninggalkan mereka berdua. Setelah Mrs Bae pergi, Taeyeon duduk di bawah dan bersandar di tempat tidur Irene.

" Joohyun-ah, maukah kau bicara denganku. "

" . . . . "

" Ini tentang Wendy. "

Perlahan Irene menggerakan kepalanya dan ia melihat Taeyeon dari belakang.

" Aku mau menceritakannya jika kau mau duduk di sampingku. "

Tanpa jawaban apapun, Taeyeon bisa merasakan Irene bergerak dari tempatnya dan duduk di sampingnya.

" Kau sudah makan ? "

" Kau bilang mau bicara tentang Wendy saat aku duduk di sampingmu. "

" Ne, aku bertanya dulu apa kau sudah makan ? "

" Jangan berbohong seperti mereka. "

" Hari ini Wendy akan melakukan persiapan operasi untuk matanya. "

Irene yang semula menatap lurus dengan tatapan kosong, kini menatap Taeyeon dengan tatapan yang penuh harapan dan membuat Taeyeon tersenyum.

" Sejak tadi pagi aku dan Joy mencoba menghubungimu untuk memberitahu tentang hal ini. "

" . . . . "

" Mereka mengambil ponselmu ? "

" Hmm. "

Taeyeon mengeluarkan ponselnya dan ia mencoba melakukan video call dengan Joy.

" Yeoboseyo. "

" Joy, apa kau bersama Wendy ? "

" Aku sedang menuju kamar rawatnya. Wae ? "

" Ada seseorang yang ingin melihatnya. "

" Oh, ne. "

Taeyeon tersenyum ke arah Irene dan ia mendapati Irene menatap layar ponselnya.

" Wendy-ah, Irene-ssi ingin berbicara denganmu. "

" Seungwanie. "

" Joohyun-ah, apa kau akan datang hari ini ? Aku akan melakukan operasi, aku akan segera melihat lagi. "

" . . . . "

" Joohyun-ah, kau masih menungguku kan ? Aku akan segera datang. "

Tak tahan melihat keadaan Wendy, Irene menangis dan Taeyeon langsung mengakhiri panggilan itu. Ia merangkul Irene dan membawa yeoja itu ke dalam pelukannya. Pecah sudah tangisan Irene di dalam pelukan Taeyeon.

" Uljima, aku akan membawamu keluar dari masalah ini. "

" Tidak ada yang bisa menyelamatkanku. ", lirih Irene.

" Aku berjanji padamu. Aku mohon percayalah. "

" . . . . "

" Dengar, aku tidak akan membiarkan siapapun menghalangi kebahagiaanmu. Bagaimanapun caranya kau harus bahagia dengan pilihanmu. "

" Kau tidak mengerti. "

Taeyeon menggerakan tubuhnya dan membuat Irene menatapnya.

" Aku mengerti semua yang kau alami. Satu hal yang ku pinta agar kau percaya padaku. "

" . . . . "

" Aku tahu kau bisa mempercayaiku, bukan ? "

" . . . . "

Dengan sangat lembut, Taeyeon merapikan anak rambut Irene yang menghalangi wajah cantik yeoja itu. Ia merapikan rambut Irene ke belakang telinga dan mengusap air mata yang membasahi wajah Irene.

" Wae ? Mengapa kau melakukan ini ? "

" . . . . "

" Mengapa kau sangat yakin kau bisa membawaku menemui kebahagiaanku ? "

" Aku menyayangimu. "

" . . . . "

" Tapi aku sadar jika kau sudah memiliki kebahagiaanmu sendiri dan sebagai bukti jika aku benar-benar menyayangimu adalah aku akan mengantarkanmu pada kebahagiaan itu. "

" . . . . "

" Perasaanku akan sangat tenang dan lega jika aku melihat kau bahagia, sekalipun namja itu bukanlah diriku. Arraseo ? "

" . . . . "

" Berjanji lah padaku, selagi kita berjalan menuju kebahagiaan itu, kau harus menjaga kondisimu. Aku tidak ingin melihatmu seperti ini lagi. "

A Few Minutes Later . . .

Mrs Bae terkejut saat melihat Taeyeon menuruni tangga bersama Irene, padahal sudah beberapa hari Irene tidak mau keluar dari kamar.

" Joohyun. "

" Mrs Bae, sepertinya Irene perlu makan siang yang banyak, dia membutuhkan energi setelah kami tertawa bersama tadi. "

Tentu saja ucapan Taeyeon membuat Mrs Bae terkejut karena mustahil rasanya membuat Irene tertawa di saat seperti ini. Taeyeon mengantarkan Irene ke meja makan dan ia tersenyum saat Irene menikmati hidangan makan siang.

" Aku pulang dulu ya. ", bisik Taeyeon yang hanya berdiri di samping Irene karena Irene meminta Taeyeon untuk tetap berada di sampingnya.

" Jamkanman. ", secepat kilat Irene menggenggam tangan Taeyeon dan menghentikan langkah namja itu.

" Mwo ? "

" Kau akan menepati janjimu kan ? ", Irene menatap Taeyeon dengan tatapan yang begitu lemah.

" Aku tidak akan lari dari ucapanku. ", Taeyeon tersenyum dan menyentuh pucuk kepala Irene.

Tentu saja Mrs Bae terkejut melihat perlakuan Taeyeon yang bisa membuat Irene tersenyum setelah sekian lama murung.

Siapakan sebenarnya namja itu ? Mengapa semua ucapannya bisa kau turuti, Joohyun ?

* * * * *

" Wendy, karena kondisimu sangat baik, apa kau siap untuk menjalankan operasi untuk mata bagian kiri mu lebih dulu ? "

" Ne, aku sangat siap. "

" Sooyoung-ssi, ku rasa kita bisa memulainya nanti sore. Sekarang kau bisa siapkan obat pereda rasa sakitnya. "

" Ne. "

Aku mendengar langkah kaki dokter itu pergi dari kamar rawatku.

" Joy-ah, aku tidak sabar untuk bisa kembali melihat. "

" Semuanya akan kembali seperti semula, Wen. "

" Aku akan segera menemui Joohyun. "

" . . . . "

" Apa eomma dan appa akan datang ? "

" Ne, mereka sedang dalam perjalanan. "

" Oh ne, arraseo. "

Aku benar-benar menantikan hari ini, hari dimana semuanya akan kembali seperti semula. Aku akan datang padanya sesaat aku bisa kembali melihat meskipun hanya di sisi sebelah kiri.

Joohyun-ah, kita akan segera bertemu lagi.

* * * * *

Tak ada lagi bisa ku pegang selain ucapannya, dia bisa menyakinkan ku melalui tatapannya.

" Aku akan membuktikan janjiku padamu. "

" . . . . "

" Uljima. Aku tidak suka melihat kau menangis, bahkan sejak kita sekolah. "

" . . . . "

" Bae Joohyun. "

" Hm ? "

" Senang sekali bertemu denganmu untuk kali kedua dan aku akan membuatmu bahagia dalam pertemuan kali ini. "

Tidak ada celah untuk berbohong dari sorot matanya, dia memang namja yang baik sejak saat kami berada di sekolah.

tok .. tok ...

Aku melihat ke arah jendela dan mendapati ahjussi berada di luar sana.

" Wae ? "

" Ada titipan dari den Taeyeon. "

" Mwo ? "

Aku menerima satu buah kotak dan kemudian ahjussi segera menghilang karena dia takut ketahuan appa. Aku duduk di kursi kerjaku dan mulai membuka kotak itu

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" Omo! "

"Aku harap warna kesukaanmu belum berubah. "

Aku melihat tulisan tangannya dan di sana juga ia mencantumkan nomor ponsel Joy.

Kau benar-benar membuktikannya, Taeyeon oppa . . . 














Note: 

Taeyeon is a prove when true loves never get angry if their crush falling for others. 

Continue Reading

You'll Also Like

14.9K 1.5K 9
➳ sangat hangat. berada didekatnya, atau hanya sekedar menatapnya. started : 6 april 2019 ended: 18 februari 2019 ©tiegurl, 2019
1.1M 36.5K 63
π’π“π€π‘π†πˆπ‘π‹ ──── ❝i just wanna see you shine, 'cause i know you are a stargirl!❞ 𝐈𝐍 π–π‡πˆπ‚π‡ jude bellingham finally manages to shoot...
1M 65K 119
Kira Kokoa was a completely normal girl... At least that's what she wants you to believe. A brilliant mind-reader that's been masquerading as quirkle...
72.6K 1.7K 16
bakugo has had a crush on todoroki ever since he layed eyes on him, while bakugo is overcoming his anger problems he finds himself in a uncomfortable...