Zone

By ShookyBae3

7.9K 734 197

Pokoknya cuma tentang KookV yang sekali atau dua gigit 😁 #kookv# More

-buat aku tersenyum-
#Falling in love : 1#
#she#
-I Like you so much, you'll know it-
-Maybe?-
Genseika
Yours
Mine
suntik itu sakit!

#Falling in love : 2#

829 107 11
By ShookyBae3

.
.
.
.
.
.
.

Setelah prosesi pernikahan yang diadakan di Daegu. Dan tidak mengundang banyak orang. Hanya kerabat dan sahabat saja. Segalanya berjalan lancar dari awal hingga akhir.

Setelah usai keluarga Jeongguk dan Taehyung pulang kerumah Taehyung.

Taehyung dan Jeongguk berencana menginap dulu disana sebelum pulang ke rumah Jeongguk di Seoul.

Suasana dikamar Taehyung sangat canggung. Jeongguk sudah tidur sedari tadi setelah dia selesai mandi. Berkata kalau dia sungguh lelah. Bagaimana tidak lelah, mereka baru tiba di Daegu pada sore hari sebelum hari H pernikahan mereka. Dan dilanjut kan dengan prosesi pernikahan yang berlangsung hingga jam 8 malam. Dan sekarang  Meninggalkan Taehyung yang duduk dipinggir ranjang dengan rasa tidak nyaman.

Baru kali ini dia tidur dengan orang asing, walau yang disebut orang asing itu adalah suaminya sekarang.

Setelah Taehyung yakin Kalau suaminya sudah tidur dengan lelap. Taehyung menarik satu bantal dan gulingnya yang ada di ranjang. Lalu berjalan ke lemari mengambil selimut untuk dirinya. Menyamankan diri di sofa kamarnya Taehyung berusaha tidur. Supaya bisa bangun lebih pagi dari suaminya.

Ya itu rencana Taehyung. Sebelum sebuah suara mengagetkannya.

"Tae, ya ampun. Apa yang kamu lakukan? Kalau kamu tidak nyaman seharusnya kamu bilang ke aku. Jangan malah tidur di sofa seperti ini." Ucap Jeongguk yang kini sudah berdiri didepan Taehyung.

"M-maaf kak, aku_"

"Aku suami mu sekarang Tae, sudah kewajiban ku membuatmu nyaman berada di dekatku. Kalau kamu belum bisa berbagi ranjang denganku, tak apa, cukup katakan aku akan mengerti. Sekarang kamu pindahlah ke ranjang. Biar aku yang tidur di sofa." Ujarnya lagi sembari menarik lengan Taehyung untuk beranjak dari sofa.

Membimbingnya menuju ranjang, dan membaringkan tubuh Taehyung disana lalu menyelimutinya. Saat Jeongguk beranjak menuju sofa jemari Taehyung menangkap pergelangan tangan Jeongguk. Membuat pria yang berstatus suaminya itu menoleh.

"Kak maaf aku, aku hanya belum terbiasa."

Jeongguk tersenyum teduh kearah Taehyung. Merundukkan kepalanya untuk mengecup lama kening Taehyung. Dan mengelus Surai lembut itu.

"Tak apa, aku mengerti itu. Tapi tolong mulailah menerima keberadaan ku Tae."

"I-iya kak."

"Sekarang cepat lah tidur. Aku akan tidur di sofa. Besok kita sudah harus pulang ke Seoul lagi. Penerbangan kita jam 10 pagi." Ujarnya kemudian.

Jeongguk menyamankan dirinya di sofa yang terlihat terlalu pendek untuk tubuh tingginya. Taehyung tidak tega. Tapi dia juga belum bisa berada satu ranjang dengan Jeongguk.  Taehyung tidur menghadap Jeongguk. Memperhatikan wajah lelah suaminya disana. Dadanya berdesir lembut melihat wajah tampan suaminya itu. Hingga tidak sadar ia tertidur dengan wajah tersenyum.

***

Pagi harinya Taehyung bangun agak kesiangan. Dengan wajah bantalnya, Taehyung menoleh kearah sofa yang sudah rapi kembali. Suaminya telah bangun dan sedang mandi. Taehyung tau karna ada suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

Tidak lama pintu kamar mandi itu terbuka. Menampilkan Jeongguk yang hanya mengenakan handuk untuk menutupi privasinya. Membuat orang yang tengah duduk diatas ranjang dengan muka bantalnya memerah.

Jeongguk hanya tersenyum. Lalu mendekat kearah Taehyung. Mengusap kepalanya dan memberi kecupan singkat di pipi merah Taehyung.

"Maaf, aku tadi lupa membawa baju gantiku. Apa kamu tidak nyaman?"

Taehyung mengangguk lalu menggeleng salah tingkah. Pipinya semakin memerah. Perlakuan Jeongguk sangat lembut dan manis kepadanya. Tutur katanya sangat menghargai Taehyung.

"Tae, ayo cepat mandi dan turun kebawah kita harus bersiap-siap."

Taehyung menurut tanpa banyak tanya. Segera masuk ke kamar mandi dan membawa baju untuk gantinya.

Sedangkan Jeongguk segera berganti pakaian dan merapikan ranjang lalu duduk diatas ranjang sembari memainkan ponselnya. Berniat untuk menunggu Taehyung untuk turun kebawah.

Setelah selesai mereka segera turun kebawah. Disana sudah ada orang tua Jeongguk dan Taehyung menunggu sepasang pengantin baru itu untuk sarapan bersama.

Mereka segera duduk berdampingan. Taehyung memperhatikan para ibu yang melayani suami mereka dimeja makan. Walau pun belum bisa berbagi ranjang untuk sekarang. Setidaknya untuk urusan lain Taehyung berusaha memenuhi tugasnya sebagai seorang istri untuk Jeongguk.

Taehyung memulainya dengan menyiapkan makanan untuk Jeongguk. Mengambil piring dihadapan suaminya itu lalu menambahkan nasi dan lauk diatas piring itu dan memberikannya ke si pemilik piring. Jeongguk menerimanya dengan senyum dan ucapan terimakasih.

Sarapan itu terasa santai. Terkadang diselingi dengan pertanyaan para orang tua. Dan dijawab dengan sopan oleh Jeongguk.

***

Mereka sudah siap di bandara. Penerbangan mereka hanya tinggal 20 menit lagi. Keluarga juga mereka turut mengantar sepasang pengantin baru itu. Seokjin bunda Taehyung sudah menangis sambil mendekap anak bungsunya. Agaknya masih belum percaya jika anak manjanya sudah bersuami.

"Tae, hormati, rawat dan turuti perkataan suamimu selagi itu baik dan benar. Jangan membuatnya marah sebisa mungkin buat ia betah dan nyaman bersamamu. Dan jangan membuatnya susah ya nak." Nasihat bunda untuk bungsunya.

Taehyung juga terisak dipelukan bunda. Enggan melepaskannya walau telinganya mendengar suara pengumuman bahwa pesawat yang mereka tumpangi akan segera berangkat.

Jeongguk mengusap pundak Taehyung. Berusaha menenangkannya.

"Kita akan sering berkunjung ke Daegu dan Busan jangan khawatir." Ujarnya.

Taehyung akhirnya melepaskan pelukan bundanya. Menatap Jeongguk meminta kepastian. Dan dijawab anggukan dari suaminya.

"Titip anak ayah Jeongguk, tolong bimbing dan jaga dia. Ayah percaya padamu." Ucap ayah sembari menepuk pundak kokoh Jeongguk.

"Pasti ayah."

***

Perjalanan mereka tidak memakan waktu lama. Setibanya mereka dirumah mereka segera istirahat kembali. Setelah itu akan mulai  membereskan barang bawaan mereka dari Daegu.

Taehyung sendiri sudah mulai belajar membagi ranjang dengan Jeongguk. Tidak mungkin membiarkan Jeongguk tidur di sofa atau kamar lain. Walau kadang masih bergidik ngeri sendiri saat Jeongguk memeluknya.

Esoknya mereka menuju ke apartemen Taehyung dulu. Hendak mengambil barang-barang Taehyung. Selama diperjalanan mereka mulai bercerita tentang diri masing-masing. Kadang juga diselingi dengan godaan Jeongguk pada Taehyung.

"Aku kaget loh, untuk orang yang sering pergi ke club dan berpacaran dengan orang asing. Masa kamu takut dengan sentuhan." Ujar Jeongguk sambil terkekeh.

"Itulah keistimewaan ku, mereka semua menghormati ku, lagi pula aku berpacaran dengan mereka kan untuk memperluas pergaulanku dan melancarkan conversation."

"Yakin cuma itu saja? Tidak ada yang lain?" Goda Jeongguk lagi.

"Uang juga sih, gaji mereka lebih besar dari ku, jadi waktu mereka gajian pasti aku akan mendapat persennya."

"Wah-wah, ternyata kamu matre juga ya. Sama suami matre gak nih?"

"Oh apa lagi sama suami harus ditingkatkan lagi dong matrenya biar rajin kerjanya." Jawab Taehyung usil.

Jeongguk terkekeh sembari mengusak kepala Taehyung. Setelah itu mereka berhenti di sebuah restoran setelah Taehyung mengeluh lapar.

Mereka turun bersama. Jeongguk berniat menggandeng tangan Taehyung. Tapi dengan refleks Taehyung menepis tangan Jeongguk.

"Tae, please aku suami mu. Biasakan dirimu oke?"

"Maaf. Aku akan berusaha." Jawab Taehyung sambil menunduk.

Jeongguk mengusak rambut Taehyung lagi dan menggandeng tangan lentik itu Menuju restoran.

***

Hari-hari selanjutnya mereka jalani dengan sebagai mana mestinya sepasang suami-istri. Taehyung mulai terbiasa dengan kehadiran Jeongguk disisinya. Mereka menghabiskan waktu libur Jeongguk dengan berjalan-jalan atau berbelanja bulanan.

Jeongguk adalah pribadi yang menyenangkan. Sahabat yang baik juga. Selalu tau bagaimana cara membuat hubungan mereka berjalan baik dan lancar.

Meski untuk urusan ranjang yang satu itu Taehyung masih belum bisa. Biasanya Jeongguk akan mengerti dan mereka akan kembali seperti biasanya di keesokan harinya.

Tapi malam ini ntah karena apa, mungkin lelah atau memang ada banyak masalah di kantor yang dikelola Jeongguk.

Suaminya itu mulai mendekatinya, hendak meminta haknya sebagai seorang suami. Tapi seperti biasa Taehyung meminta pengertian Jeongguk. Dan biasanya pula Jeongguk akan mengerti. Tapi kali ini Jeongguk marah sekali. Untuk pertama kalinya Jeongguk membentak Taehyung.

"Kamu keterlaluan Taehyung. Apa kamu pikir aku tidak tersiksa?! Kapan kamu mau membuka hatimu untukku?! Mau sampai kapan semua ini akan berjalan?!" Suara yang biasanya terdengar lembut itu meninggi. Menggelegar di sepinya kamar mereka.

"M-maaf kak, hanya saja aku belum bisa." Taehyung hampir menangis. Rasa bersalah mulai merayapi hatinya. Tau kalau selama ini dia sudah sangat keterlaluan.

Tapi mau bagaimana lagi. Taehyung belum bisa membuka hati sepenuhnya pada Jeongguk.

"apa semua ini sandiwara?!Atau kamu mau mengujiku ya?!"

Taehyung hanya dapat memilih ujung bantalnya. Takut dengan mata Jeongguk yang biasanya menatapnya lembut kini memerah karena marah.

"Jawab Taehyung! Atau kamu sudah sering melakukannya dengan pacar-pacar mu dulu?! Iya?!"

Tangis Taehyung pecah. Hatinya sakit mendengar perkataan Jeongguk. Kepalanya mendongak menatap tepat mata merah Jeongguk.

"Kamu boleh gak percaya kak. Tapi aku gak pernah ngelakuin apa yang kakak bilang tadi! Aku punya harga diri! Aku punya martabat! Aku bukan manusia murahan!"

"Terserah apa katamu! Pikirkan kesalahanmu itu!" Ujar Jeongguk. Setelah itu terdengar bantingan keras dipintu kamar mereka.

Taehyung semakin keras menangis. Membenamkan wajahnya di bantal yang sudah basah dengan Air mata.

"Pernikahan ini bukan keiinginanku kak." Gumamnya.

Taehyung sepenuhnya menyadari bahwa kesalahan ada pada dirinya. Tidak ada yang salah dari Jeongguk. Semua ada padanya.

Taehyung terus menangis. Hingga dia menyadari bahwa Jeongguk tidak kembali ke kamar mereka sejak tadi. Taehyung berusaha mencarinya keruangan lain namun nihil. Mengecek garasi mobil ternyata mobil Jeongguk tidak ada. Dia meninggalkan Taehyung sendiri.

Taehyung takut Jeongguk menceritakan semua ini kepada orang tua mereka. Tidak bisa membayangkan betapa kecewa dan malunya orang tua Taehyung.

Taehyung tidak bisa tidur. Membolak-balikkan tubuhnya untuk mencari posisi yang nyaman. Tapi tetap saja matanya tidak mau terpejam. Hingga telinganya mendengar suara gerbang terbuka dan deru mesin mobil yang memasuki garasi.

Taehyung menoleh ke arah jam diatas nakas. Pukul 2 malam. Dari mana saja Jeongguk?. Rasa takut mulai menyerang Taehyung. Tapi disisi lain Taehyung juga amat merasa menyesal. Pasrah dengan apa yang akan dilakukan dan dikatakan Jeongguk padanya nanti.

Jantung Taehyung berasa akan lepas dari tempatnya kala mendengar suara pintu yang dibuka pelan dan langkah kaki yang mendekat kearahnya. Terasa ada beban disebelah Taehyung. Dan lengan kekar Jeongguk yang memeluk pinggangnya.

"Taehyung, maafkan segala ucapanku tadi. Aku tidak serius mengatakannya. Aku hanya merasa lelah. Maaf melampiaskannya padamu. Kita coba lain waktu ya? Aku pun tidak akan sanggup melakukannya padamu bila hatimu belum seutuhnya milikku. Maaf kan aku Taehyung." Ujar Jeongguk sambil mengeratkan pelukannya pada Taehyung.

Taehyung semakin menyesal. Teganya dia membuat lelaki malaikat itu tersiksa dengan sikapnya selama ini. Jadi tanpa ragu Taehyung langsung membalik tubuhnya menghadap Jeongguk membalas pelukan suaminya itu. Menumpahkan segala rasa sesaknya di dada bidang suaminya.

"Maaf kak, maafkan Taehyung. Semua salah Tae."

"Sttt... Tak apa, kita coba lain kali ya? Besok kakak ngambil libur. Kita liburan ke Daegu ya? Kita cari cara supaya hati kita bertemu. Mau?"

Taehyung hanya dapat mengangguk. Semakin mengeratkan pelukannya pada Jeongguk. Ada rasa lega dihari Taehyung. Jeongguk tidak benar-benar meninggalkannya.

***

Keesokan harinya mereka benar-benar pergi ke Daegu. Tentu saja kedatangan mereka disambut baik oleh ayah dan bunda.

Bahkan ayah mulai membicarakan tentang cucu. Taehyung mulai merasa buruk lagi dan tentu saja takut tentang fakta rumah tangganya. Tapi Jeongguk adalah lelaki yang sangat baik. Menutupi kondisi sebenarnya rumah tangga mereka. Taehyung merasa beruntung memiliki Jeongguk sebagai suaminya.

Mereka menginap semalam dirumah keluarga Taehyung. Disana Taehyung belajar dari bunda bagaimana ibu melayani ayah. Taehyung berusaha membuka hati sepenuhnya untuk Jeongguk.

Keesokan harinya dengan meminjam mobil ayah mereka berangkat ke Biseulsan. Mereka akan menginap di hotel di dekat sana untuk beberapa malam. Kebetulan mereka datang pada bulan April yang bertempatan dengan festival Azalea.

Sesampainya disana Jeongguk benar-benar memanjakan dirinya dan hobinya. Kemanapun selalu membawa kameranya. Kadang Taehyung sampai cemburu dan iri pada kamera Jeongguk. Taehyung akan diabaikan untuk beberapa saat.

"Aku gak tau kalau Biseulsan seindah ini. Aku udah pernah jalan-jalan bahkan sampai keluar negri cuma buat cari tempat indah. Gak taunya ada tempat seindah ini di Daegu. Kalau bukan karena kamu aku gak mungkin sampai sini." Ujarnya sembari menoel hidung Taehyung.

Taehyung mencubit lengan Jeongguk keras.

"Wahhh udah berani cubit-cubit ya...mulai nakal deh." Ujarnya sambil mendekat hendak meraih pinggang Taehyung.

Taehyung segera berlari menghindar dari rengkuhan Jeongguk. Sambil berteriak. Jeongguk yang melihatnya jadi lemas lagi.

Malam harinya di restoran hotel tempat mereka menginap ada kejadian yang membuat Taehyung gerah setengah mati. Bagaimana tidak? Acara makan malam mereka harus terganggu dengan datangnya seorang wanita yang memang sedari awal mereka masuk ke dalam restoran sudah memperhatikan Jeongguk.

Ditambah sifat ramah Jeongguk kepada semua orang itu yang membuat Taehyung ingin mengusir wanita itu.

"Ah, jadi kamu juga dari Seoul? Kalau begitu nanti jika ada waktu bisa mampir ya?" Kata wanita itu sembari melempar senyum genitnya.

Jeongguk tersenyum lalu memeluk pinggang Taehyung. "Kalau saya dan istri ada waktu kami usahakan mampir."

"O-oh saya kira dia adik anda." Ucap wanita itu gelagapan.

Taehyung rasanya baru saja mendapatkan hadiah jutaan won. Jadi dengan beraninya dia balas memeluk Jeongguk didepan wanita itu. Dan melempar senyum kemenangannya.

Tak lama wanita itu lalu pamit. Taehyung segera melepaskan pelukannya. Jeongguk menatap heran Taehyung.

Setelah selesai makan Jeongguk mengajak Taehyung kembali ke kamar hotel. Selama perjalanan Taehyung hanya diam saja. Berusaha mempercepat langkahnya. Hatinya masih terasa panas. Tidak rela Jeongguk berlaku manis pada orang lain.

"Tae, kamu kenapa? Cemburu?"

Taehyung hanya abai dan segera membuka pintu kamar yang mereka pesan. Dan tidur membelakangi Jeongguk. Jeongguk juga ikut tidur disamping Taehyung. Heran sebenarnya dengan sikap Taehyung.

Esoknya mereka kembali menikmati indahnya. Pemandangan di Biseulsan. Jeongguk tetap sibuk dengan kameranya. Mengabaikan Taehyung yang sudah lelah mengikutinya.

Mereka sudah berkeliling selama satu jam. Beberapa kali mereka berhenti untuk beristirahat. Sampai akhirnya mereka menaiki tangga yang menuju taman Azalea Taehyung merasa kesulitan karena kakinya yang sudah lelah berjalan. Tapi yang membuat Taehyung sebal adalah Jeongguk yang sama sekali tidak membantunya. Sibuk membidik objek entah apa. Mengabaikan Taehyung yang tertinggal beberapa langkah dibelakangnya.

Hingga Taehyung oleng saat memijak salah satu anak tangga. Membuatnya terpeleset dan untungnya sempat berpegangan dengan pembatas tangga. Suara pekikan Taehyung akhirnya menyadarkan Jeongguk.

Jeongguk segera menghampiri Taehyung yang sudah duduk diajak tangga yang dipijaknya tadi.

"Tae? Kamu gak papa?" Tanya Jeongguk khawatir.

Taehyung mengibas-ngibaskan tangannya. Tidak mau disentuh oleh Jeongguk. Air matanya mengalir merasa teramat kesal. Pikirannya mengingat dari awal pernikahannya dengan Jeongguk. Sikap manis Jeongguk saat memperlakukannya. Taehyung merasa marah dan sedih. Dadanya yang sedari kemarin memang menyimpan beban bertambah sesak. Meminta untuk segera diluapkan. Taehyung terisak keras.

Jeongguk kebingungan melihat istri manisnya yang terisak-isak. Tidak tau apa yang melukainya.

"Kenapa Taehyung? Apa yang sakit?"

Taehyung bertambah kesal karena Jeongguk tidak mengerti juga apa yang dirasakannya.

"Kakinya sakit?"

Taehyung hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Lalu kamu kenapa by?"

"Sesak k-kak, dadaku sesak. Aku gak suka kak Jeongguk ramah sama orang lain. H-hiks... Gak suka kak Jeongguk perhatiin orang lain, gak suka kakak abaiin aku, gak suka kakak sibuk sama kamera...hiks aku gak suka... Aku kesal dengan diriku yang buat kakak kesiksa, rasanya sakit sekali... a-aku_ " Ucapan Taehyung  terhenti oleh dekapan Jeongguk.

Taehyung balas memeluk Jeongguk erat. Tidak mau melepasnya lagi. Tidak rela diacuhkan oleh Jeongguk. Tidak mau jauh dari Jeongguk. Taehyung rela menyerahkan dirinya seutuhnya untuk Jeongguk.

Taehyung rasa dirinya benar-benar jatuh cinta pada suaminya. Rasanya bahagia sekali waktu Jeongguk menggendongnya menuruni tangga.

"Tae, kamu sudah benar-benar membuka hatimu?" Tanya Jeongguk.

Taehyung hanya mengangguk. Membenamkan dan menghirup aroma tubuh Jeongguk.

Jeongguk sangat bahagia Sekarang. Hati mereka sudah benar-benar bertemu.

"Taehyung. Aku mencintaimu." Ucapnya dengan berani sekarang.

Taehyung mengeratkan pelukannya. Berucap dengan malu-malu membalas pernyataan Jeongguk.

"Taehyung juga cinta kakak."

Taehyung merasa sangat beruntung memiliki Jeongguk sebagai pendamping hidupnya. Rasa cintanya yang dulu sempat padam kini kembali dinyalakan oleh Jeongguk suaminya. Terimakasih untuk ayah yang telah memperkenalkan lelaki malaikat yang menyandang sebagai suaminya ini kepada Taehyung. Taehyung sungguh beruntung dan bersyukur.

_Fin_

Hahh...ini panjang banget!😪

Bonus pict ...


Ini pas nikahan mereka!🙄


Pokoknya KookV! Titik gak pake koma tanda seru apalagi tanda tanya😌

Continue Reading

You'll Also Like

46.7K 3.3K 49
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
1M 84.5K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
456K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
461K 8.5K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.