kulamar dirimu | jaedong

Od fullsunprince

21.7K 2.3K 422

[melamarmu | kulamar dirimu] Lee Donghyuck, manusia Borjuis yang memiliki dunia dalam genggamannya. Dan Jung... Více

🔒 Operasi Keluarga Besan
✔ Intro, Cast
✅ Intro, Cast
♾ Last, Intro
2 • Memutar Waktu
3 • Lelahnya Donghyuck
4 • Masa Lalu
5 • Pertemuan Kembali
6 • Sweat Spicy Taste
7 • Rencana
8 • Cerita Air Mata & Kepergian
9 • Japan! Venice, I'll Comin'!

1 • Awal Mula

2K 238 66
Od fullsunprince

Sabtu malam yang suram!

Setidaknya itulah yang di fikiran Donghyuck.
Ia menjadi bagai samsak di tengah keluarga besarnya. Ayah, Ibu, Kakak, Ipar, bahkan adiknya, menekannya dari berbagai sisi.

Tradisi yang tak pernah hilang sejak dia pertama lahir di tengah-tengah keluarga Lee; "menyempatkan makan malam bersama keluarga besar sekalipun telah tinggal terpisah, baik negara maupun benua."

Dan Si manis Lee Donghyuck yang kini jadi pusat perhatian ditengah acara makan malam keluarga.

"Ayah sudah membiarkan Daehwi melangkahimu karena kau berjanji setahun setelah pernikahan adikmu itu kau juga akan menjadi pengantin!"

"Ayah--"

"Jangan menyela, Donghyuck!"

Si manis menciut. Bukan karena takut. Hanya saja dia memang sedang malas mendebat mulut-mulut dengan sendok emas itu.

Lingkaran bundar meja kayu jati terbaik dari daratan New Zealand itu kembali hening, seperti semula, seperti peraturan; tidak ada perdebatan di meja makan!

Dongwook menatap anak dan menantunya random. Dari Taeyong-Johnny, Minhyung-Lucas, Daehwi-Somi, sampai matanya terjatuh pada Donghyuck; anak satu-satunya yang masih sendiri.

"Habiskan makan malammu, setengah jam lagi Ayah tunggu di ruang kerja!"

Dongwook menegakkan posisi duduknya, seorang maid memberikan sebuah sapu tangan berbordir magenta kepada sang Tuan. Setelah menutup suapan dengan sebiji anggur hijau, Dongwook menerima uluran sapu tangan dan meninggalkan meja makan.

Inna menatap sang suami yang beranjak, kemudian bergulir menatap anaknya.

"Habiskan makan malam kalian, Ibu akan menyusul Ayah!"

Setelah itu beranjak menyusul sang suami.

Meja makan kini lebih mencekam. Taeyong hendak menghardik sang adik, tapi tangan halus suaminya menahan. Johnny memberikan isyarat agar dia saja yang membuka suara.

"Ekhem. Donghyuck?!"

Yang terabsen namanya mendongak.

"Ya?"

"Kau tahu, umm-- Kita semua tahu, seberapa kerasnya Ayah! Sebelumnya begitu membingungkan saat dia memberimu sedikit kelonggaran tentang pernikahan, dan mengizinkan Daehwi melangkahimu!"

Johnny menjerat sejenak, mengamati air muka adik iparnya itu.

Datar!

"Alangkah baiknya jika kau segera mencari seseorang untuk kau persunting, atau mempersuntingmu. Ini bukan hanya tentang dirimu sendiri, fikirkan juga bagaimana perasaan Ayah dan Ibu. Mereka sudah cukup merasa tebal muka ketika yang dibahas dalam pertemuan bisnis bukan lagi murni tentang pekerjaan, tapi juga tentang betapa bengalnya anak ketiga keluarga Lee!"

Johnny mungkin hanya menantu di keluarga Lee, tapi dia mempunyai wewenang besar mengatur adik-adik iparnya, itu Dongwook yang meminta.

Minhyung yang duduk tepat disampingnya Donghyuck merasa iba pada sang adik yang kembali menghela nafas berat. Dia mengulurkan tangan sekedar mengelus punggung sempit itu, sebuah formalitas sebenarnya, karena dia sendiri tidak tahu cara menenangkan situasi yang tengah terjadi.

"Apa yang membuatmu masih menunda pernikahan?"

Kali ini Taeyong yang bersuara, tidak tahan dia jika hanya menonton, mulutnya yang lebih berani dari saudaranya yang lain memang terasa gatal jika belum memberikan kuliah kepada adiknya itu.

"...."

"Jika itu berarti karena kau tidak memiliki calon pendamping yang pas, aku bisa membantumu mencarikan, atau kalau kau tidak keberatan, aku juga bisa menghubungi Jaeh--"

"Tidak perlu!"

Donghyuck meninggikan dagunya, menatap Taeyong dan saudaranya yang lain dengan sangsi.

"Tidak perlu ada yang ikut campur!"

Kata-katanya yang penuh penekanan. Sangat kontras dengan suara lembutnya.

"Dan jangan bawa-bawa nama orang itu lagi, Hyung!"
Dia mencoba menggertak kakak tertuanya. Bukan bermaksud tidak sopan, karena itu sama sekali tak pernah diajarkan Ayah maupun Ibu. Tapi dia perlu membungkam mulut kakaknya itu karena telah berani menyebut nama orang itu.

"Aku selesai!"

Donghyuck bangkit dari tempatnya, belum sempat maid memberinya sapu tangan, dia sudah beranjak ke lantai atas; dimana ruang kerja ayahnya berada.

••

Donghyuck dan Dongwook. Karakter keduanya sama. Sama-sama ambisius dalam segala hal. Sama-sama pandai memanipulasi lawan. Darah Dongwook seratus persen mengalir pada Donghyuck.

"Ingin langsung mengatakan pembelaan atau menyampaikan pada Ayah jika kau sudah punya calon?"

Donghyuck menatap wajah sang Ayah. Pria yang menjadi kiblatnya dalam hal apapun. Tapi tidak dengan perasaan!

"Aku disini bukan demi sebuah pembelaan ataupun berdiskusi perihal pernikahan!"

Dongwook menaikan sebelah alisnya.

"Lantas?"

"Aku hanya akan berbicara sebagai Donghyuck anak ayah!"

Mendengar penuturan anaknya, tatapan Dongwook melembut. Bahunya yang tegang ia lemaskan sembari bersandar pada kursi kebesarannya.

"Apa yang ingin kau bicarakan, nak?"

Kelereng sedalam jelaga milik sang putera menatapnya penuh binar. Hanya karena sebuah kata, "nak!", perasaan rindu sebagai seorang anak Ayah yang paling nakal membuncah tanpa permisi.

Donghyuck rindu ayahnya yang seperti ini, Ayah yang menjadi pria di dunia yang paling Donghyuck cintai, bukan CEO LEE's Corp maupun saingan bisnisnya.

"Ayah?"

"Hmm?"

"Aku tahu, ada yang ingin Ayah sampaikan padaku. Katakanlah!"

Dongwook terhenyak. Seperti biasa, anaknya yang satu ini memang paling bisa membacanya seperti sebuah buku yang terbuka.

"Baiklah, sepertinya bertele-tele pun tidak ada gunanya jika itu kau!"

"Memang!"

"Ayah telah memiliki kesepakatan dengan Keluarga Jung, lebih tepatnya Jung Yunho!
Kita setuju menjadikanmu dan anaknya sebagai pasangan suami-istri, tahun ini!"

Harusnya Donghyuck tidak usah terlalu terkejut.

Tentu saja Gelagat sang Ayah yang akhir-akhir ini kembali sering bersama dengan Jung Yunho itu mau tidak mau membuatnya curiga.
Dan kecurigaannya mengerucut hanya pada satu nama, Jung Jaehyun.

Tetapi tetap saja, ia belum terbiasa --lagi-- dengan nama pria tersebut.

Donghyuck tak lantas merespon; tidak menolak maupun menerima.

"Apa ayah tahu alasanku mendirikan perusahaan sendiri?"

Dongwook menatap anaknya bingung.
Fikirannya berkecamuk. Selama ini, setelah usaha yang dibangun sang anak bahkan hampir mengungguli perusahaannya, Dongwook tak tahu menahu alasan sang anak lebih memilih mendirikan usahanya sendiri, dari nol, benar-benar dari nol, tanpa campur tangannya.

"Kenapa?"

Donghyuck mengalihkan tatapannya pada sebuah replika pohon bonsai dalam pot disudut ruangan kerja sang Ayah.

"Ada seseorang yang menjanjikanku sebuah kebebasan dari belenggu otoritas dua keluarga paling berpengaruh se-Korea.
Dia bilang, kita harus mendirikan kerajaan sendiri jika ingin terbebas dari sangkar emas. Kita harus bahagia dengan jalan dan cara kita sendiri.
Dia menjanjikan sebuah kebahagiaan tanpa tetek-bengek kekuasaan. Maka dari itu aku berani melepaskan diri dari Ayah, dari keluarga.
Aku rela Daehwi menikah terlebih dahulu dengan Somi, karena wanita itulah yang akan meneruskan Lee untuk seterusnya.
Aku ingin bebas, Ayah!"

Ia bertutur, tanpa mengalihkan kembali pandangannya pada Dongwook.

Raut penuh penyesalan dan tekanan tak bisa lagi disembunyikan oleh Donghyuck. Sudah sejak lama, Ia lelah berada dalam belenggu keluarganya.
Tapi kini, setelah Ia berhasil membangun sangkarnya sendiri, Donghyuck juga tak merasa menang dan bebas.
Sebab, orang yang menjanjikan berbagai hal memikat tersebut nyatanya sudah tak berada disampingnya.
Dia pergi, bahkan sebelum Donghyuck sempat menunjukan bahwa ia bisa keluar dari sangkar emas nya.

"Dia--- Jung Jaehyun?"

Ragu-ragu Dongwook bertanya.

Donghyuck menatap kembali manik sang ayah yang serupa dengan miliknya itu.

"Ya! Dia Jung Jaehyun. Seseorang yang enggan aku temui lagi, mungkin!"

Dongwook menatap prihatin anaknya, pundak sempit itu mengkerut, mendadak lemas pasca bibirnya mengucap kembali nama sang Mantan Kekasih.

"Andai kau tahu, nak!"

Lirih Dongwook.

Sebagai seorang Ayah, se-otoriter apapun dia dalam mendidik dan mengatur keluarganya. Tapi, kebahagiaan anaknya tetap yang utama.
Meskipun dia tahu, kebahagiaan menurutnya dan kebahagiaan menurut anaknya memiliki definisi yang berbeda.

"Maafkan ayah, Donghyuck. Ayah sudah terlanjur berjanji dengan Jung Yunho!"

"--dan juga Jung Jaehyun!"
Lanjutnya dalam hati.





TBC

-----
Eaea, sudah keluar.
maaf karena melewati janji huhuh, ternyata selama bulan puasa ini sama sekali gabisa ngatur jadwal eaaaa

Before end, makasih buat Tante imoy77 yang sudah berpartisipasi huhuyy.

Last Question nih, sudah streaming NCT Dream - Ridin' belum?

Goodbye👋
With Love,
Adm C

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

835K 58.5K 48
Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang bahkan tak terlibat dalam scene novel sedikitpun. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia...
515K 2.7K 18
Cerita ini bagian dari @fantasibersama
nana harem Od ajel

Nezařaditelné

191K 3.1K 11
suka suka saya.
185K 21.1K 76
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...