Who Wants To Be My Husband

By baewendyyy

20.4K 1.9K 168

Memiliki wajah sempurna membuat Irene kesulitan mencari pendamping hidup. Semua namja yang datang padanya dia... More

Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Epsiode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 17
Episode 18
Episode 19
LIFE AFTER

Episode 16

775 91 4
By baewendyyy

[Mengandung bawang & agak panjang, biar seneng]




Beberapa minggu berlalu, kini Wendy berada di rumah orangtuanya. Ia terus memaksa Mr Son untuk membawanya pulang, ia tidak tahan berada di rumah sakit sekalipun berada di kelas VVIP. Meski ia berada di rumah, namun perawatan pun tetap dilakukan, bahkan Joy harus datang setiap pagi untuk menemani Wendy sampai waktu tidurnya. Mr Son tidak memberikan akses untuk pelayan rumahnya merawat Wendy, karena ia mengkhawatirkan kondisi putranya itu, ia mempercayai semua hal pada Joy.

" Seungwan, appa berangkat ke Busan dulu ya untuk memeriksa pabrikmu. "

" Ne, appa. "

" Kau yang baik di rumah ya, jika butuh sesuatu katakan pada Sooyoung. "

" Ne, appa. ", senyuman Wendy itu selalu ada meskipun kondisinya tidak seindah senyumannya.

Mr Son mengusap kepala Wendy dan meninggalkan keduanya di taman belakang.

" Mr Son sangat sayang padamu, Wen. "

" I knew. "

" Kau memiliki hidup yang sempurna. Kau baik, ramah, peduli dengan siapapun, keluargamu sangat menyenangkan. "

" Hidup semua orang itu sempurna, Joy, hanya bagaimana cara kita menikmatinya saja. "

" . . . . "

" Mungkin jika kau belum merasakan hal itu, kau perlu mencari sesuatu yang hilang dalam dirimu, mungkin orang yang kau sayangi, karena terkadang kepingan kesempurnaan yang hilang itu ada pada seseorang yang kita sayangi. "

" . . . . "

" Aku yakin jika kau adalah sumber kebahagiaan untuk semua orang. Terlihat jelas pada namamu. "

Joy hanya bisa tersenyum mendengar Wendy mengucapkan hal itu.

" Joy, jeosonghabnida, ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu. "

" Mwo ? "

" Apa kau mengenal namja yang bernama Kang Seulgi ? "

Tentu saja pertanyaan itu membungkam mulut Joy.

" Mianhae, bukan bermaksud mencari tahu tentang kehidupan pribadimu. Aku hanya ingin tahu bagaimana namja itu. "

" Mengapa kau menanyakan hal itu ? "

" Aku menanyakan ini karena aku tidak terlalu yakin kondisi ku bisa kembali seperti semula. "

" Lalu ? "

" Aku berkencan dengan seorang yeoja, tapi keluarganya membawa dia pergi begitu saja tanpa alasan yang jelas. Aku khawatir, yeoja itu akan dipaksa untuk menikah dengan Seulgi. "

Deg . . .

" Terakhir kali saat aku menghadiri sebuah pesta yang diadakan ayahnya, Seulgi ada di sana dan ayahnya tampak sangat bersemangat sekali menyambut Seulgi. "

" . . . . "

" Yang ku tahu, saat pertama kali kami berkenalan adalah dia akan dijodohkan oleh seseorang, dan kemudian semua itu mengarah pada Seulgi. Maka dari itu aku bertanya bagaimana sosok Seulgi ? "

Rasa sakit, sedih, marah, kecewa, semua ada di dalam hati Joy saat ini, ia bahkan sampai kehilangan kata-kata untuk membuat kesan jika Seulgi adalah namja yang baik.

" Joy ? Kau ada di sini kan ? "

" Ah, ne, aku ada di sampingmu. "

" Jadi ? "

" Wendy-ah, jeosonghabnida, aku tidak menceritakan hal ini padamu sebelumnya. "

" Mwo ? "

" Aku dan Seulgi sempat menjalin hubungan, namun semua itu berhenti ditengah-tengah jalan. "

Wendy hanya bisa menyimak meskipun ia sudah lebih tahu.

" Harus ku katakan, Seulgi bukanlah namja yang tepat untuk melangkah ke jenjang yang serius. Aku sendiri sudah tahu jika dia akan menikah dengan yeoja pilihan keluarganya. "

" . . . . "

" Aku harus bisa menguatkan diriku sendiri, maka dari itu aku membutuhkanmu, karena setiap aku memiliki masalah dengan Seulgi, entah mengapa Tuhan mengizinkan kita bertemu di saat yang tidak pernah terbayangkan. "

Dengan seluruh keyakinan dan keikhlasan, Joy meraih tangan Wendy. Ia membawa tangan itu ke arah perutnya.

" Joy-ah ? ", tangan Wendy bergetar saat ia merasakan tubuh Joy.

" Dalam kondisi seperti ini Seulgi meninggalkanku. "

" . . . . "

" Aku harap kau mengerti seberapa aku membutuhkanmu, Wendy. "

Tak ada satupun kata yang lolos dari mulut Wendy, matanya menuju ke sembarang arah dengan mulut yang masih terbuka. Ia mendengar suara tangisan Joy dan refleks ia mencoba untuk menyentuh wajah Joy.

" Aku benar-benar tidak tahu bagaimana jadinya jika kau tak sadarkan diri hari itu. "

" Joy-ah. "

" Aku membutuhkanmu. "

Wendy langsung memeluk Joy dengan menggunakan instingnya, ia mengusap pucuk kepala Joy dan seketika bahunya kini penuh dengan air mata Joy.

" Mianhae, Joy-ah. "

" Maukah kau merahasiakan hal ini dari orangtuamu ? "

" . . . . "

" Aku ingin tetap merawatmu sampai kau pulih. "

" Tapi, aku tidak ingin kau kelelahan, Joy. "

" Gwenchana, aku yakin aku bisa karena kau ada untuk menguatkanku. Aku tidak tahu bagaimana rasanya jika dalam kondisi seperti ini aku harus jauh darimu. "

Tak ada jawaban dari Wendy, Joy juga semakin mengeratkan pelukannya dan membuat suasana hening.

Bae Family's House

" Jeosonghabnida, Yoon Joon. Aku benar-benar menyesali hal ini bisa terjadi. "

" Sebaiknya kita harus segera melakukan resepsi, agar ancaman itu bisa kita hadapi. "

" Ne. Aku setuju dengan hal itu. "

" Besok aku akan ke rumah sakit untuk memastikan semuanya. ", ucap Mrs Bae.

" Apapun hasilnya, sebagai bentuk tanggung jawab, aku akan tetap menyarankan pernikahan ini dilangsungkan. ", ujar Mr Kang.

" Aku setuju dengan hal itu. "

Sebisa mungkin Mrs Bae mengulur waktu agar pernikahan Irene dan Seulgi tidak terjadi, karena ia sadar putrinya itu tidak ingin menikah dengan Seulgi. Namun jika terus memaksakan keinginannya, rencananya untuk membawa Irene menemui Wendy bisa gagal, akhirnya ia memilih untuk berdiam diri.

Sementara itu di kamar, Irene terus melamun dan hanya menatap keluar jendela. Tubuhnya mulai mengurus dan wajahnya terlihat tidak fresh.

" Argh. "

Lamunan Irene dibuyarkan dengan suara dari luar jendela.

" Non. "

" Eoh ? Ahjussi ? "

" Besok, non akan ke rumah sakit sama nyonya, saya yang antar. "

" Jinjja ? "

" Ne, tadi si bibi ngasih tahu, dia habis dengar pembicaraan keluarga Kang di ruang tamu. "

" Ahjussi, besok antarkan pagi-pagi ya, aku ingin bertemu Wendy. "

" Siap non. Sekarang non jangan sedih lagi, siap-siap besok mau ketemu den Wendy. Kalau masih sedih, kan non tahu sendiri, den Wendy bisa marah nanti."

(Terimakasih ahjussi sudah rela manjat + naik tangga dan bikin Irene senyum)



Night Day. . .

" Besok kita akan ke rumah sakit untuk melakukan check up ya Joohyun. "

" . . . . "

" Sekalian kita pergi ke butik untuk melihat gaun pernikahanmu. "

" Eomma. ", lirih Irene dengan tatapan tajam.

Namun secepat kilat Mrs Bae memberikan isyarat agar Irene menyetujui hal itu.

" Hm, ne, eomma. "

" Pilih gaun terbaik untuk pernikahanmu nanti. "

" . . . . "

" Saat ini tidak ada yang bisa kuharapkan selain hasil negatif dari pemeriksaan mu nanti. "

" Yoon.... "

" Harus berapa kali aku katakan pada appa ? Aku tidak pernah bersentuhan dengan namja brengsek itu. "

Ucapan kasar itu jelas membuat Bae Yoon Joon berhenti menikmati hidangan makan malam dan kini melemparkan tatapan tajam pada Irene.

" Apapun hasilnya. Kau harus tetap menikah dengan Seulgi. "

" Sangat tidak adil. Kau menukar aku dengan keseimbangan bisnismu. "

" . . . . "

" Bodoh sekali rasanya jika kau hanya menukar diriku dengan harta kekayaan keluarga Kang. Seharusnya kau bisa menukarnya dengan harta kekayaan keluarga Son. Bahkan kau sendiri yang mengatakan keluarga Son adalah keluarga yang berpengaruh dan penting di Korea. "

" . . . . "

" Seandainya dari awal aku tahu tujuanmu, aku akan meminta Wendy untuk melakukan hal yang sama seperti yang Seulgi lakukan. Berpura-pura meniduri putri seorang pengusaha hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan. "

(auto kicep bapaknya ditatap kaya gitu)

Tak banyak bicara, Irene pun beranjak dari meja makan dan masuk ke kamarnya dengan hentakan kaki. Mrs Bae mencoba menenangkan Bae Yoon Joon agar tidak terpancing emosi, karena itu bisa merugikan Irene juga.

Sementara itu saat Joy akan pulang, Wendy meraih pergelangan tangan Joy.

" Ini sudah larut, sebaiknya kau menginap. "

" Wae ? Aku baik-baik saja, kemarin aku juga pulang jam segini. "

" Mianhae, aku membiarkanmu pulang sendirian kemarin. "

" Kau ini kenapa ? Aku baik-baik saja. "

" Joy. "

" Ne ? ", Joy melihat ke arah Wendy.

" Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu dan bayi itu. "

Sakit sekali rasanya mendengar ucapan itu dari mulut Wendy.

" Aku akan segera menikah dengan yeoja pilihan keluargaku. "

" . . . . "

" Sebaiknya kau tidak perlu melahirkan anak itu. "

Sangat terlihat jelas perbedaan sikap keduanya.

" Joy, jebal. Jika kau harus pulang, aku akan mengantarmu. "

" Gwenchana, Wendy-ah, Mr Son tidak mengizinkanmu pergi berdua saja dengan ahjussi kan ? "

" Joy. "

" Tenang saja, aku dan bayiku kuat. ", Joy menempatkan kedua tangannya di wajah Wendy sambil tersenyum.

" Double Happiness, must be strong. ", perlahan Wendy menunjukan senyumannya.

Seolah lupa dengan masalahnya, Joy selalu merasa lebih kuat saat Wendy lebih bersemangat berbicara dengan bayi yang ada di perutnya saat ini.

" Ahjussi, mulai sekarang tolong antarkan Joy sampai depan rumah ya. "

" Ne, tuan muda. "

" Wendy... "

" Gwenchana, Joy, ini sebagai tanda terimakasih ku. "

Diam-diam Mr Son memperhatikan kedekatan Wendy dan Joy meski tidak mendengar jelas apa yang dibicarakan keduanya. Hatinya yang keras itu seolah lunak melihat kesabaran Joy merawat Wendy bahkan membuat Wendy bersemangat dalam menjalani hidup.

" Wae ? "

" Aniya, aku hanya sedang memperhatikan mereka berdua. "

" Sooyoung sepertinya yeoja yang baik dan penyayang. "

" Ne, mungkin itu naluri sebagai seorang perawat. "

" Aniya, aku rasa naluri sebagai seorang yeoja yang siap menikah. "

" Kau ini bicara apa. ", Mr Son tersenyum mendengar ucapan Mrs Son.

Sesaat Joy pulang, pandangan Wendy masih mengarah ke arah Joy meskipun tak ada yang ia lihat.

" Seungwan. "

" Ne, appa ? "

" Sooyoung sudah pulang ? "

" Ye, baru saja. "

" Kajja, kita masuk, di luar dingin. "

" Ne, appa. "

Mr Son menuntun Wendy masuk ke rumah dan menutup pintu. Perlahan Mr Son menuntun Wendy untuk menaiki satu persatu anak tangga.

" Rasanya seperti kembali muda, saat kau balita dan aku mengajarimu menaiki tangga. "

" Appa. ", Wendy terkekeh.

Sesampainya di kamar, Mr Son menyelimuti Wendy dan ia memandangi wajah tenang anaknya itu.

" Seungwan, bertahanlah, appa sedang berusaha untuk membuatmu melihat lagi. "

" Ne, appa. Aku akan bertahan. "

" Goodnight, Seungwan. "

" Ne, appa. "

Wendy melihat ke sembarang arah dan kini tepat ke jendela kamarnya yang memancarkan cahaya bulan.

Joohyun, apa yang sedang kau lakukan sekarang ? Aku sangat merindukanmu setiap hari.

* * * * *

Hari ini aku sangat bersemangat, bahkan aku sudah bangun sejak pagi tadi dan sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit bersama eomma.

" Hyun, sudah siap ? "

" Ne, eomma. "

" Kajja, appa mu barusan pergi ke kantor. "

" Ne. "

Aku keluar dari kamar dan melihat bibi memberikan semangat untukku dari dapur. Di depan rumah, aku juga sudah melihat ahjussi membukakan pintu untuk ku dan tersenyum lebar.

Seungwan, kau harus tahu, aku rasa semesta mendukung cerita kita.

Selama di perjalanan, aku tak berhenti tersenyum dan memandang keluar jendela, rasanya seperti seseorang yang baru menghirup udara segar.

K-Hospital

" Annyeonghaseyo. "

" Oh, ne annyeonghaseyo, ada yang bisa kami bantu ? "

" Kami ingin menanyakan pasien atas nama Son Seungwan. "

" Ne, tunggu sebentar, kami akan memeriksa datanya. "

" Gomawo. "

Aku melihat ke sekeliling rumah sakit dan mencoba untuk menemukan namja itu.

" Untuk pasien atas nama Son Seungwan sudah pulang beberapa minggu yang lalu, dokter menyarankan agar pasien melakukan perawatan di rumah. "

" Oh begitu ya, kamsahamnida. "

" Wae, eomma ? "

" Wendy sudah pulang. "

" Kajja kita ke rumahnya orangtuanya. "

" Kau tahu ? "

" Ne. "

Aku langsung meraih tangan eomma dan kembali ke mobil. Aku mengatur gps di mobil dan meminta ahjussi mengikuti arahan gps.

Son Family's House

Aku kembali lagi ke rumah ini, rumah yang cukup mewah dengan penjagaan yang ketat.

" Annyeonghaseyo, ada yang bisa kami bantu ? "

" Ah, aku ingin bertemu dengan Wendy, apa dia ada ? "

" Sudah membuat janji ? "

" Ani. Aku yeojachingunya. "

" Oh, jamkanman, kami akan menanyakan pada perawat. "

Aku menunggu petugas keamanan menghubungi perawat yang bertugas di rumah Wendy.

" Silahkan, lewat sini. "

Mereka membukakan pintu gerbang rumah itu.

" Omo, apa aku tidak salah lihat ? "

" Wae, eomma ? "

" Rumahnya seperti istana, Hyun. "
" Sudah ku bilang, appa akan menyesal. "

Saat berada di teras rumahnya, beberapa asisten rumah tangga sudah siap menyapaku. Mereka juga mengantarku ke halaman samping dimana namja itu berada dan sedang melakukan terapi. Setiap langkahku menjadi lambat sesaat melihatnya sedang duduk bersama seorang yeoja yang bisa ku kira memiliki usia yang sama dengannya. Yeoja itu sedang mengajarkannya membaca huruf di papan khusus. Ketika aku semakin mendekat, yeoja itu tersadar dengan kehadiran ku dan aku langsung memberikan isyarat agar dia tetap diam.

" Joy ? "

Untuk sekian lamanya, aku bisa mendengar lagi suaranya.

" Ada apa ? "

" A-aniya. Aku hanya sedang minum. "

" Ah, kau haus rupanya, kajja istirahat sejenak. "

" Aniya, Wendy. Kita bisa melanjutkannya. "

Yeoja itu tersenyum kecil padaku, ia beranjak dari kursinya dan mempersilahkan agar aku duduk di samping Wendy seolah menggantikan posisinya. Pecah sudah tangisku meski tak bersuara. Namja ini begitu kuat menghadapi kondisi seperti ini. Dengan berani aku menyentuh permukaan tangannya yang sedang meraba huruf di papan.

deg . . .

Dia mencoba mengarahkan pandangannya menatap ku dan aku melihat lagi ekspresi terkejut yang khas itu. Bola matanya bergerak meski aku tahu itu tak lagi berfungsi.

" Joohyun-ah ? "

Sakit rasanya, mendengar dia menyebut namaku hanya dengan satu sentuhan pada permukaan tangannya.

" Joy ? Apa Joohyun ada di sini ? ", dia terus mengerjapkan matanya.

Aku meraih tangannya dan membawanya menyentuh wajahku. Senyuman khasnya itu, aku sangat merindukannya.

" Joohyun-ah! ", secepat kilat dia memelukku tepat sasaran.

" Seungwan. ", lirih ku dalam pelukannya.

" Joohyun-ah!! ", dia menangis.

Nan bogoshipo . . .

* * * * *

Meski sesak rasanya melihat semua ini, aku harus berbesar hati, Wendy berhak mendapatkan kebahagiaannya dan menyelamatkan yeoja ini dari kelakuan jahat Seulgi.

" Annyeonghaseyo. "

" Ne, annyeonghaseyo. "

" Apa kau yang merawat Wendy ? "

" Ne. Park Sooyoung ibnida. "

" Gomawo, Sooyoung-ssi, kau sudah merawat Wendy dengan baik. "

Aku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan itu.

" Bisa kita bicara sebentar ? "

" Oh, ne. "

Meski berat meninggalkan Wendy sebentar saja, tapi aku harus berlaku profesional.

" Bagaimana kondisi Wendy saat ini ? "

" Saat ini kondisinya semakin membaik, dia mulai terbiasa dengan kondisinya. Hanya menunggu waktu yang tepat untuk kornea mata baru. "

" Hmm. Apa Wendy ada cerita denganmu tentang putriku ? "

" Ne, dia selalu menceritakannya, dia sangat mencintai putri anda. "

Aku bisa merasakan jika yeoja paruh baya ini menaruh harapan besar pada Wendy.

" Nyonya, jeosonghabnida, jika aku lancang. "

" Ada apa ? "

" Apakah benar putri anda akan menikah dengan namja lain ? "

" Apa Wendy menceritakan semuanya ? "

" Ne. "

" Hm, ne, putri ku akan menikah dengan seorang namja lain. Mereka sudah berada pada tahap pemilihan baju. "

" Uhm. "

" Wae, Sooyoung-ssi ? "

" Aniya. Aku hanya bertanya saja. "

Rasanya tidak pantas jika aku ikut campur dalam masalah mereka. Aku harap Wendy bisa menjelaskan semuanya pada yeoja itu dengan baik dan benar.

" Tapi aku rasa pernikahan itu tidak akan terjadi sebagaimana mestinya, putriku menolak keras dan dia hanya ingin kembali bersama Wendy. "

Aku mengikuti pandangannya ke arah putrinya dan Wendy yang masih saling memeluk satu sama lain.

" Apa putri anda bisa menerima keadaan Wendy saat ini ? "

" Putriku sangat mencintai Wendy, bahkan saat mengetahui Wendy mengalami kebutaan, dia tidak bisa makan dan tidur dengan baik. Aku sendiri khawatir itu akan merusak dirinya sendiri. "

Aku hanya bisa menghela nafas dan sekuat mungkin menahan air mata ini.

Apa yang harus ku lakukan agar Seulgi tidak merusak kebahagiaan mereka ?





Luv to Joyie! Baik sekali~

Continue Reading

You'll Also Like

20.4K 1.9K 20
Memiliki wajah sempurna membuat Irene kesulitan mencari pendamping hidup. Semua namja yang datang padanya dianggap tidak memiliki standar yang sudah...
5.8K 519 17
Jensoo (Jennie X Jisoo Blackpink) ✔️ Bahasa Indonesia 🇮🇩 Warning ⚠️ GxG, 18+ "i think you are my serendipity. i wasn't even looking for you and i w...
6.7K 197 25
The Avengers and their friends all agree to spend their Christmas together. During this time Bucky eventually gains feeling for Sam, which is reveale...
192K 4K 46
"You brush past me in the hallway And you don't think I can see ya, do ya? I've been watchin' you for ages And I spend my time tryin' not to feel it"...