☆.。.:* .。.:*☆
☆.。.:* .。.:*☆
Hembusan angin pelan menyentuh rambut hitam Keir yang terlihat lembut di bawah langit biru yang teduh.
Keir duduk bersandar pada bangku taman. Lengannya diletakkan di atas sandaran kursi. Kepalanya menengadah ke atas. Mata hazelnya menatap langit. Menatapnya begitu kagum.
Keir selalu nyaman saat memandang langit biru yang teduh. Seakan memberinya sebuah kesadaran di dunia ini juga ada keindahan dibalik kekacauan.
Keir memejamkan kedua matanya. Merasakan udara sejuk yang menerpa wajahnya.
Sedari tadi Keir dapat merasakan perhatian seseorang ke arahnya dan tentu saja ia tau siapa orang itu. Hanya saja ia membiarkannya. Entah kenapa sebagian hati kecilnya menyukai perhatian yang orang itu berikan untuknya.
Orang itu bukan hanya orang biasa. Seseorang yang mengacaukan pikirannya sejak dulu. Yang tidak ingin lepas dari memorinya. Karena sebagian besar memorinya dipenuhi oleh seseorang itu.
Keir membuka kedua matanya. Mata hazelnya yang indah akhirnya membalas tatapannya. Sudut bibirnya sedikit terangkat saat melihat rona merah mewarnai kedua pipi chubbynya.
Ally segera menoleh ke samping saat dirinya ketangkap basah memperhatikan Keir dengan lekat. Wajahnya memanas. Ia yakin, kedua pipinya pasti memerah.
Ally melanjutkan memakan ice cream strawberry cone di tangan kanannya. Sementara tangan kirinya berpegangan pada rantai ayunan. Kakinya mendorong tanah dan membawa ayunan yang ia duduki berayun pelan.
Sehabis dari kedai es krim. Mereka pergi ke taman. Tentu saja dengan paksaan dari Ally.
Saat Ally kembali menatap Keir. Ally mengeratkan pegangannya pada rantai ayunan begitu mendapati Keir terang-terangan memandanginya.
Tidak tahukah hanya tatapan laki-laki itu berikan berhasil membuat heart attack pada jantung Ally. Ally tidak tau betapa besarnya pengaruh Keir pada dirinya.
Laki-laki penuh kharisma dengan caranya sendiri yang dapat menarik perhatian orang-orang. Hanya tinggal menampilkan wajah datar dan kakunya saja sudah membuat orang banyak terpesona.
"Kei!"
Keir tidak menyahut. Memilih menaikkan kedua alisnya seolah berkata apa.
"Kamu tau ga persamaan kamu sama benua antartika?"
Keir menggeleng.
"Kalian sama-sama dingin!!" Kekeh Ally.
Sudut bibir Keir terangkat.
"Terus... Terus... Kamu tau ga persamaan kamu sama langit biru?"
Keir menggelengkan kepalanya lagi.
"Kalian sama-sama menyejukan!! Hahaha!!" Tawa Ally.
Ini sukses membuat sudut bibir Keir melebar namun dengan cepat ia hilangkan.
She is just silly. But cute.
"Aku punya lagi. Apa perbedaan kamu sama samudra pasifik?"
Lagi. Keir menggeleng.
Meski Ally bawel. Aneh. Ia suka melihat gadis itu berceloteh.
"Perbedaannya adalah samudra pasifik, samudra yang terbesar di dunia tapi kalo Keir selalu menjadi impian terbesar untuk Ally."
Ally tersenyum lebar untuk Keir. Sepersekian detik. Tubuh Ally menegang. Keir menatapnya dengan tatapan lembutnya meski hanya beberapa detik.
Itu sukses membuat jantungnya marathon didalam sana. Membuat persendiannya lemas. Berakibat es krim di tangan kanannya terjatuh ke bawah.
"Ah! Es krim Ally!!" Ally menatap es krimnya nelangsa.
Ekspresi wajah Ally yang seperti itu membuat Keir menahan senyumnya namun saat Ally kembali menatapnya Keir segera merubah ekspresi wajahnya.
Keir menunduk menatap hewan ladybug yang hinggap di jari tangannya.
Ally tiba-tiba berceletuk, "Kei tau hewan ladybug mempunyai arti?"
Meski Keir tidak menanggapi pertanyaannya. Ally tetap melanjutkan ucapannya.
"Nih ya Ally kasih tau. Ladybug yang mendarat pada seseorang bisa menjadi momen ajaib. Ladybug tidak berbahaya - dan bahkan lebih baik, mereka bermanfaat! Itu sebabnya begitu banyak budaya selama berabad-abad menghargai ladybug dan percaya bahwa mereka membawa keberuntungan."
Ally tidak dapat membaca arti tatapan Keir yang menatapnya. Justru, Ally memberikan senyum manisnya.
"You are so lucky, Kei. I want a ladybug for myself. So that I can be lucky... with you."
Keir melihat kepergian ladybug yang terbang di udara.
Ia merasakan ponsel di saku celananya bergetar. Ada pesan masuk di grup chat dirinya dan dua sahabatnya di dalam ponselnya.
The Bikini Bottom
Theodore
Bro, dimana?
Latihan basket woy
Rick
Sayang, kamu dimana?
Tega ya aku di tinggal
Keir
Jijik Rick
Rick
HAHAHA
Makanya dimana ngab?
Keir
Apny?
Rick
Otak lo. Ya lo sekarang dimana bgst.
Jangan ngajak baku hantam
Theo
Capek ngeliatin makhluk satu ini
Keir
Sama Ally
Rick
Oooh si bangsat satu ini lagi ngebucin
Pengen ngebucin juga hiks
Theo
Udah ketebak si wkwkwk
Setelah membacanya. Keir kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
Keir bangun dari duduknya.
"Ayo."
Tanpa melihat-lihat. Ally yang asal main lari saat menghampiri Keir. Tidak sengaja tersandung batu.
Ally merasakan sepasang tangan hangat bertengger di pinggangnya. Ally perlahan mendongak. Bertemu pandang dengan wajah khawatir Keir.
Ally terdiam. Terbengong menatap Keir.
"Ck! Bodoh!!"
Keir membantu Ally berdiri yang stabil.
Ally menampilkan cengirannya, "makasih Kei. Hehehe." Ally cengengesan.
Keir menggeleng-gelengkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya.
Ally ikut menyusul Keir. Kakinya yang pendek beberapa kali mengambil langkah double untuk menyamai Keir.
"Kei."
Diam. Tak ada sautan.
"Kei!"
Lagi. Tak ada sautan.
"Kei!! Kei!!"
Keir melirik Ally dari sudut matanya. Sedikit memelankan langkah kakinya melihat Ally yang ngos-ngosan.
"Kei mau pergi ya?"
Kei mengangguk.
"Kemana?"
"Sekolah."
"Kei jadi latihan basket?"
Keir mengangguk. Sesampainya di mobil. Keir membuka pintu mobil penumbang bagian depan.
Ally masuk ke dalam. Duduk manis di tempatnya. Ally diam saat Keir memasangkannya seatbelt.
Nafas Ally tercekat saat tangan Keir terangkat. Mengusap sudut bibirnya dengan ibu jarinya.
"Jorok. Makan belepotan." Keir menatap Ally.
Wajah Ally jadi memanas oleh sentuhan Keir.
Saat Keir sudah duduk di bagian kemudi. Ally segera tersadar dari lamunannya.
"Tapi tadi kata Kei ga jadi latihan. Kok jadi?"
Keir mulai menyalakan mesin mobil. Tanpa menatap Ally, Keir menjawab.
"Bawel."
Ally mencemberutkan bibirnya. Yang malah terlihat imut.
"Kesel tapi ga bisa mukul, " gumamnya.
Ally memilih menyalakan musik di radio dan lagu Dendelions terputar, Ally ikut bernyanyi bersama.
Keir melirik ke Ally sekilas sebelum fokus kedepan. Keir suka melihat apapun yang Ally lakukan. Ia suka mendengar Ally bernyanyi.
Hingga akhirnya mobil berhenti di depan rumah Ally. Keir memperhatikan Ally yang menyampirkan satu tali tas ranselnya di pundaknya lalu menatapnya balik dengan senyum lebar.
"Thanks ya, Kei. Ally jadinya bisa pulang bareng sama Keir deh. Semangat latihannya. Hati-hati nyetirnya ya."
Satu tangan Keir terangkat, mengaitkan rambut Ally ke belakang telinganya lalu menganggukkan kepalanya.
Ally terdiam menatap Keir.
Akjjsdhdbhsjsjdsjidhasd gue salting!! jerit batin Ally.
。・:*:・゚★,。・:*:・゚☆