Epiphany

بواسطة Lullabybluess

3K 1.2K 42

(Slow Update) "Aku mencintaimu, itulah sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu." -Sapardi... المزيد

P R E L U D E
Selamat Hari Jadi
Pengalih
Cerita Tentang Bintang
Fomalhaut
Rasa dan Karsa dari Bintang
Belum Usai
Sabtu bersama Bintang
Menjadi sebagian
Mungkin, lain kesempatan
Cara mencintai diri sendiri itu, bagaimana?
Talk

Kata Sharon

225 118 6
بواسطة Lullabybluess

Sudah seminggu saya tak mendengar kabar apapun dari Bintang, selama seminggu ini juga saya menyibukkan diri melakukan apapun yang bisa saya lakukan guna mendistraksi pikiran saya agar tak dikuasai oleh Bintang yang sekarang sudah berganti status menjadi mantan pacar saya.

Lathannael Sabintang adalah sesuatu yang tak pernah saya duga kehadirannya, tiba-tiba dekat, tiba-tiba bicara panjang lebar dipukul dua lebih empat lima pagi dengan saya, tiba-tiba dia bilang suka pada saya dan tiba-tiba kami menjadi sepasang kekasih.

Semua hal yang tiba-tiba datang bersamaan dengan Bintang merubah banyak hal dari diri saya. Tak ada lagi malam-malam panjang sebatas begadang mengerjakan tugas kuliah yang seakan tertawa diatas penderitaan saya, tak ada lagi pergi menonton Ardhito Pramono sendirian atau repot membujuk Sharon untuk ikut menemani, tak ada lagi yang namanya sepi pukul dua lebih empat lima pagi.

Sebab, Bintang telah ada dan memberi sedikit hal yang baru bagi saya. Dia sering mengajak saya keluar atau sekedar menemani saya mengerjakan tugas di kost saya, dia yang dengan sukarela menemani saya menonton konser Ardhito Pramono walau dia jelas tidak terlalu suka perihal musik dengan aliran seperti itu, dia dengan tenang menjawab panggilan saya padahal sudah dini hari yang harusnya dipakai untuk tidur tapi malah menemani saya ketika gangguan tidur saya kambuh.

Dua tahun bersama Bintang membuat saya mulai tergantung padanya, atau mungkin sebenarnya saya sudah ketergantungan padanya.

Tapi semua harus kembali ke awal, seperti dahulu.

"Hai kak Biru." tangannya menggeser kursi di depan saya, dia tersenyum manis menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi.

"Oh hai, Nggi." saya menjawab sekena sapa darinya, Anggi mau apa dia?

Saya dan Anggi bisa dibilang tidak dekat, sebab saya hanya mengenalnya melalui perantara Bintang. Lagian saya juga sering merasa tidak nyaman dekat dengannya, mungkin karena saya terlalu skeptis dan memandang buruk padanya makanya seperti itu kali ya?

"Tumben kakak sendirian, kak Sharon mana?" dia bertanya sambil menatap kearah saya, kemudian mengedarkan pandangannya. "Gak ikut kak?"

"Sharon tadi dipanggil ke ruang Bu Hilda, kurang tahu juga mau ngapain. Kamu sendiri tumben ke kantin sini, mau ketemu orang atau-"

"Mau ketemu kakak."

Saya bahkan belum selesai mengucapkan pertanyaan saya, tapi langsung dipotong oleh ucapannya. Benarkan perasaan saya mulai tidak enak.

"Aku? Ada apa?"

Dia tak lantas menjawab, diam sebentar kemudian tersenyum. Oh apakah itu smirk ?

"Kakak sama kak Bintang udah putus ya?" wajahnya terlihat sumringah, entahlah ada senyum kecil dibibir dengan balutan liptint pink itu.

Ditanya seperti itu, saya jelas terkejut tapi buru-buru saya tutupi keterkejutan itu. "Kenapa nanya begitu?" tanya saya balik sambil mengaduk jus jambu yang ada di depan saya tanpa repot menatap kearahnya.

"Ihh kak Biru, kok malah balik nanya sih? Kan Anggi nanya sama kakak." nada bicaranya serupa rengekan yang terdengar seperti melodi dimainkan asal ditelinga saya. Bikin kesel.

"Ya kan aku juga mau tahu kenapa kamu nanya gitu ke aku. Itu aja."

"Yaudah deh aku kasih tahu sama kakak, soalnya aku mau maju kak, ngejar kak Bintang." senyumnya semakin lebar, mungkin dia mau latihan merobek bibir kali?

Tapi,

Hah?!

Bentar maksudnya?!

"Aku suka kak Bintang dari lama, jauh sebelum kak Biru ada. Tapi setelah ada kak Biru, kak Bintang sering nolak kalau aku ajak jalan, gak bisa nemenin aku lagi, dia lebih milih pergi sama kakak. Ya walau kadang aku berhasil ambil kak Bintang, tapi tetap aja kan dia bukan punya aku. Kak Biru, i want him. Bintang is mine."

Senyum miring itu terlihat menjijikan diwajahnya.

Wah! Hebat! Benar bukan dugaan saya?

"Kamu terlalu cantik untuk gak laku Anggi. Stop deketin pacar orang." dan kamu kelihatan aneh, kamu terlalu terobsesi padanya bodoh!

"Tapi aku gak mau sama yang lain kak Biru, gimana dong?" dia tersenyum kembali, "Ah iya bukannya kakak yang mutusin kak Bintang?"

"Tahu dari mana kamu?"

"He always came to me, he told me everything. Kakak tahu itu gak? Gak tahu ya pasti? Kak Bintang apa-apa pasti cerita ke aku, kak Biru ngambek, kak Biru kesel, kak Biru ini kak Biru itu... Jujur kak, aku muak.. Aku muak sama semua hal yang ada di kakak yang selalu diceritain kak Bintang ke aku. Emang apa sih hebatnya kak Biru? Kak Biru punya kehebatan apa sih sebenarnya?"

Kantin terlalu ramai untuk jadi saksi kalau saya lemparkan jus jambu ini ke rambut pirang panjang miliknya itu.

Oh ayolah Biru, Anggi tak lebih dari bocah bagimu. Jangan tepancing emosi.

"Kalau gitu kak Biru, aku balik ya cuma mau bilang itu kok, mau bilang kalau sekarang kita bersaing atau mungkin aku udah menang?" ada kekehan sialan dari mulutnya saat menyelesaikan kalimatnya.

Langkah kakinya membawanya hilang dibelokan koridor. Yang benar saja bersaing? Dengan Anggi? Dan yah, saya sudah kalah telak sepertinya.

Dilihat dari segi mana pun Anggi pasti menang, dia setahun lebih muda dari saya. Rambutnya panjang menyentuh pinggang dan dicat pirang yang sialnya terlihat cantik sekali baginya. Tubuhnya langsing dengan kaki jenjang, salah satu primadona dari sastra Inggris. Bandingkan coba dengan saya! Rambut sebahu lebih sedikit yang berwarna merah gosong sebab terbakar sengat matahari. Tinggi saya saja yang hanya sampai di ketiak Bintang, mana ada cocok-cocoknya!

"Apa gue salah ambil keputusan? Kok perasaan gue sakit banget sih?"

Sialan memang.

⋆⋆⋆

"Lo kenapa sih? Dari kemaren ngelamun mulu, bengong mulu. Ada apaan Biru? Cerita sini cerita sama mamah dedeh." Sharon rupanya paham tentang perubahan sifat saya akhir-akhir ini, jelas sebab biasanya saya adalah orang yang hobi tertawa atau lebih tepatnya menertawakannya atau Hadden, tapi yang terjadi belakangan ini adalah saya yang murung, berusaha menyibukkan diri, atau tiba-tiba tak bisa dihubungi.

"Emangnya gue kenapa sih? Biasa aja kali." saya menjawab Sharon dengan tenang sambil memasukkan potongan kentang goreng kedalam mulut saya, kami sekarang sedang berada di salah satu restoran cepat saji tak jauh dari kampus.

Sekarang sudah hampir pukul sepuluh malam dan tugas kami sudah selesai sekitar lima belas menit yang lalu, tapi kami berdua memilih untuk tetap disini dan belum ada niatan untuk kembali ke kost.

"Lo ada masalah apalagi sama kak Bintang?" saya sudah menduga Sharon akan menanyakan hal ini, tapi saya sendiri tak tahu harus memberi jawaban apa padanya.

"Bukan kok, sotoy lo nya. Gak ada masalah kali." dengan senyum canggung saya ucapkan kalimat itu.

Dia diam mengamati saya, meletakkan ponsel yang sedari tadi dipegang olehnya.

"Kalian putus ya?"

DAMN!

Saya diam sebab tak tahu harus menjawab apa lagi, dan Sharon masih setia menatap dengan pandangan menyelidik pada saya. Mau tak mau saya harus menjawab pertanyaan itu.

"Gue yang mutusin Bintang, Sha." satu hela nafas lelah lolos dari saya, jujur saya belum siap membaginya pada orang lain makanya Sharon atau Hadden belum mengetahuinya.

"Hah?! Kapan?!" matanya membulat sempurna, hampir saja dia menyemburkan cola yang sedang dia minum.

"Minggu lalu, waktu lo nginep di kost-an."

Sharon diam, mungkin sedang berusaha mengingat kapan tepatnya kejadian itu.

"Yang lo tiba-tiba bangunin gue itu? Bilangnya kalau lo mau nangis lagi?"

Saya mengangguk tanda mengiyakan.

"Kenapa Biru?!"

Gue juga gak tahu!

Tapi akhirnya saya diam, membiarkan Sharon berdecak kesal sampai memukul pelan meja di depan kami.

"Yah goblok emang lo, kenapa coba lo putusin?! Masalah Anggi?"

"Gak tahu Sha, gue udah gak mau bahas itu."

"Terus kak Bintang? Dia iya-in?"

"Dia gak jawab."

"Hah! Biru lo kalo bego agak ditahan bisa gak sih?!"

"Bukannya lo juga gak suka kan sama Bintang sama Anggi? Kenapa malah marah pas tahu gue putus sama Bintang?"

"Biru, denger gue! Gue marah kemaren-kemaren bukan berarti gue nyuruh lo putus sama kak Bintang kan? Emangnya gue nyuruh lo putus?" saya hanya menggeleng menjawab ucapannya.

"Nah itu, asal lo tahu dengan lo putus itu tandanya lo kalah. Bukan cuma sama Anggi tapi sama diri lo sendiri, sama perasaan lo sendiri. Lo kalah karena gak bisa mertahanin perasaan sayang lo sama kak Bintang dan lo juga kalah karena ngebiarin perasaan cemburu lo ke Anggi yang otomatis bikin dia menang dari lo."

Apa yang Sharon bilang ada benarnya, dan semua itu sudah lumayan mengganggu pikiran saya belakangan ini. "Tapi gue capek Sha, gue capek harus jadi pilihan terakhir antara gue sama Anggi."

"Terus gimana kalau sebenarnya pilihan itu gak ada? Kalau sebenarnya lo itu udah punya ketetapan sendiri buat kak Bintang? Gimana coba?"

"Ihh lo sih Sharon! Kok malah belain Bintang bukan belain gue sih?!"

"Gue kesel sama cowok lu yang kaku kaya kanebo, dingin kaya es batu mang cendol depan kampus tuh. Tapi gue juga gak bego kaya lo tahu gak!" dia menoyor pelan kepala saya.

"Ih anjing hobi banget ya lo noyor kepala gue!"

"Makanya Biruuu jangan goblok dong!" dia terkekeh singkat beranjak dari depan saya untuk duduk disamping saya, kemudian kembali melanjutkan ucapannya, "Gue tahu kalau lo sama kak Bintang itu perasaannya kuat banget, apa tuh kata bocah SMP, bucin. Budak cinta, lo berdua sama-sama bucin gitu, geli banget dih."

"Lo ngatain gue gitu?!"

"Ya enggak kali. Maksud gue tuh gimana pun masalah dalam hubungan kalian, kalian pasti bisa nyelesainnya. Gue tahu ini gak gampang, lagian cewek mana sih yang tahan kalo cowoknya deket sama cewek lain kan? Tapi selama ini lo bisa ngelewatin itu semua, dua tahun gak sebentar loh Bi, udah lama, udah jauh, tanggung kalo gak dilanjutin. Masa iya cuma karna satu kerikil kecil lo mundur gitu aja? Pasti diujung sana kak Bintang lagi galau gara-gara lo, atau jangan-jangan doi malah nangis. Wehhh!"

Lagi, saya mendengus kasar mendengar ucapan Sharon, bukan sebab kesal melainkan karena ucapannya benar dan menohok perasaan saya. "Terus gue harus balikan sama Bintang?"

Dia kembali meminum cola yang ada ditangannya,"Kalau lo mau kak Bintang dicomot sama si Anggi, ya gak usah."

"Anjing lo kira apaan dicomot? Kue lebaran?"

"Aww mantan kok dibelain."

"Sialan."

Terkadang Sharon bisa sangat membantu, dia adalah pendengar yang baik. Berbanding terbalik dengan Hadden yang akan terang-terangan menolak ketika saya ingin bercerita perihal hubungan saya dengan Bintang. Ya saya tidak bisa memaksa juga sebab Hadden dan Bintang tinggal di kost yang sama, mereka juga lumayan dekat jadi tidak enak jika membicarakannya dengan Hadden.

"Eh Bi..."

"Apaan?"

"Nanti kalo lo beneran balikan, jajanin gue ke Starbucks ya."

Tapi saya lupa, Sharon juga anjing.

⋆⋆⋆
🍂🍂🍂

a/n:

Halo semoga suka dibagian ini, semoga mereka balikan... I guess? Balikan sih kalo putus mah ceritanya kelar hahah.

Dan yah, saya udah keluarin Anggi disini, jangan kesel dulu ya, jangan benci dia dulu. Nanti aja.

Untuk visual Biru atau Anggi, kalian bebas bayangin siapa aja. Mau itu kalian sama mba pelachor nya crush kalian terserah. Tapi mungkin Anggi dibayangan saya seperti Yuna Itzy? Mata lebar, rambut panjang, tinggi langsing. Mantep gak?

Bab selanjutnya adalah sudut pandang Bintang, jangan kaget atau gimana ya sama Bintang. Apalagi kesel duluan, Bintang gampang disayang kok. Cuma gitu kaya kata Sharon, dingin kaya es batu mamang cendol depan kampus. Hahaha.

Oh iya mungkin selama bulan ini saya usahakan up cepat, tapi kalau sudah masuk perkuliahan gak bisa kaya begini ya. Huhu, semangat semua.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, kritik, saran semua saya terima kok.

With luv 💚
-blu☁

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

2.4M 177K 33
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
248K 19.5K 33
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...
6.9M 342K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
1.2M 58.7K 68
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...