iL Legame (tamat)

By dramahati

369K 17.4K 284

Pintu di depanku berderit perlahan, bersamaan dengan daun pintunya yang membuka sedikit demi sedikit. Menyemb... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Pengumuman Penting!!!
Tanya Dong
HALO.....

Bab 35

6.3K 314 1
By dramahati

                Aku terbangun dengan keadaan yang tak cukup baik menurutku. Wajahku kaku dan kepalaku masih berdenyutt hebat. Ku kerjapkan mata perlahan, seperti dugaanku aku memang terbaring di rumah sakit lagi sekarang. hebat! Belum genap seminggu aku sudah dua kali menginap di tempat ini.

Hal pertama yang kudapat selain selang infus yang terpasang ditanganku adalah beberapa pasang mata yang menatapku dengan raut khawatir. Tak ada yang tersenyum, mereka semua terlihat mengerutkan alis saat menatapku.

Ada Abian, Tere dengan Glen kekasihnya, Samuel, Bagas dan.....Alexander!

Apa aku bermimpi lagi?

Berkhayal lagi bahwa cowok itu ada di sini.

Untuk memastikan, aku menarik salah satu tangaku dan mencubit lenganku.

"Ooww.....!" Aku memekik.

"Kenapa Sha?" Alexander mencondongkan tubuhnya, begitu juga semua orang yang ada di situ.

Aku menggeleng lalu tersenyum. "Enggak. Aku pikir lagi mimpi."

"Yaelaaaah..." Tere menimpali. "Kita nungguin lo semaleman sampai nggak bisa tidur, dan sekarang lo anggep kita Cuma mimpi?" Decaknya pura-pura kecewa. "Keterlalun lo ya."

"Sorry Ter. Karena terakhir....."

"Kamu udah nggak apa-apa Sha?" Abian memotong kalimatku.

Aku mengangguk pelan.

"Udah nggak papa kok. Cuma agak pusing. Mungkin efek tonjokan." Jawabku.

"Syukurlah, gue cemas lo kenapa-kenapa." Hela Abian lantas melirik Alexander. "Lo kurang kerjaan banget sih Sha, ngapain sih pakek acara keluyuran malem-malem ke tempat kayak begitu!"

Aku tak menjawab karena aku tahu Abian sengaja menyindir Alexander.

"Tapi lo hebat banget Sha." Samuel memecah suasana. "Yang nonjok lo itu algojonya geng-nya Edgar. Pitingannya aja kerasa sampai ubun-ubun apalagi tonjokannya. Dan lo Cuma pusing? Luar biasa!"

Aku tersenyum samar, tidak tahu harus menjawab apa dengan kalimat yang baru saja Samuel katakan. Haruskah aku bangga?

"Terus, gimana Edgar dan teman-temannya?" tanyaku kemudian.

"Di garuk polisi." Jawab Bagas.

"Kok bisa?"

"Gue sebenernya udah ngomong sama mereka buat datang terakhir dan bawa polisi buat jaga-jaga kalau Edgar main curang. Dan ternyata bener." Alexander menyahut. Aku menatapnya dan dia menatapku, kami berpandangan beberapa saat sebelum akhirnya dia membuang muka saat aku hendak bertanya tentang lebam-lebam di pipinya.

*****

Kamar perawatanku menjadi sepi setelah semua orang pergi. Hanya tinggal aku dan Alexander yang duduk di sampingku, masih sama dengan posisinya tadi.

Kami berdua sama-sama hening, mungkin pikirannya sama sepertiku—bingung akan memulainya dari mana setelah kami sama-sama tak pernah bertegur sapa selama hampir sebulan.

"Wajah kamu luka...." kataku setelah keberanianku untuk menyapanya muncul.

Dia meraba wajahnya. "Nggak apa-apa, udah sembuh....." jawabnya datar. Sedang aku hanya mengulas senyum, bagaimana wajah membiru seperti itu sudah dikatakan sembuh?

"Kenapa kemarin kamu harus datang ke tempat itu?" tanyanya kemudian, matanya menatapku. Ada raut sedih dan juga penyesalan disana.

"Maaf..." Desahku. "Aku hanya khawatir saat ada seseorang menelponku dan mengatakan bahwa kamu kecelakaan di sana."

Alexander menghela nafas. "Seharusnya kamu tahu, jika bukan Bagas atau Samuel aku tidak punya teman yang lain."

"Maaf...." ulangku sekali lagi. "Aku mengkhawatirkanmu."

Alexander tak menyahut, tangannya terulur dan mengaitkan jari-jarinya di jariku. Aku menahan nafas, saat tangan lembut itu meyentuh kulitku.

"Al....maafin aku....." aku tak bisa untuk tak menahan air mataku. Kenangan-kenangan bersamanya, serta kesakitan yang didapatkannya karena perbuatan mama terus melompat-lompat di pikiranku. "Atas nama mama aku minta maaf...."

Aku melihat matanya juga berkaca-kaca.

"Kamu sudah ngomong maaf lebih dari empat kali Sha...." ia membelai rambutku. "Seharusya aku yang minta maaf karena menyakitimu. Seharusnya aku tak membalasnya padamu dengan menyakitimu seperti ini."

Aku menggeleng.

"Maaf...maaf...maaf....maaf...." Suaraku parau, bercampur dengan tangis yang tak kunjung reda.

"Ssttt....." Alexander menghapus air mataku. "Seharusnya, kemarin kita menyudahinya dengan baik-baik." katanya.

Aku tak menjawab . hanya air matalah yang mewakili perasaanku saat ini.

"Sha...." Panggil Alexander lembut.

"Apa?"

"Aku mencintaimu, tapi....." ia tak meneruskan kalimatnya. Aku juga melihat jika ujung matanya basah.

"Aku tahu." Jawabku cepat. "Aku tahu kamu tidak bisa memaafkan mama. Benar bukan?"

"Belum bisa Sha, bukannya tidak bisa." Ralatnya cepat. "Tuhan saja pemaaf, masa aku manusia biasa tidak bisa memaafkan orang lain?"

Aku tak menyahut.

"Aku juga tak menginginkan ini terjadi Sha. Andai aku bisa, aku pasti akan berusaha untuk melupakan semua itu. namun...." ia menunduk, menghapus air matanya. "Namun aku belum bisa. Setiap melihat mama, aku tidak sanggup!"

"Di sini, aku memang ingin mengatakan bahwa aku mecintaimu. Tapi maafkan aku jika aku tidak bisa meneruskan hubungan ini. mungkin aku butuh waktu...."

Aku semakin menangis. Inilah patah hati paling menyakitkan menurutku. Sama-sama masih cinta, tapi tak bisa bersama karena masa lalu yang menyakitkan. Ada sebagian orang mengatakan, bahwa kita harus berdamai dengan masa lalu untuk ketenangan hidup kita, namun dalam masalah ini aku tak ingin memaksa Alexander memaafkan mama yang telah membuat keluarganya hancur berantakan. Aku tahu jika dia tetap akan membenci mama jika terus melanjutkan hubungan ini, dan aku tidak mau dia tersiksa degan hubungan semacam itu.

"Aku mencintaimu Alisha....sangat mencintaimu! Andai saja kita sama-sama tidak tahu dengan masa lalu orangtua kita, mungkin kita akan tetap bisa bersama."

"Cukup....jangan diteruskan!" Aku meraihnya lantas memeluknya. Aku merasakan jika dia menangis di dalam pelukanku. "Aku tak akan memaksaku jika kamu tak bisa. Pernyataan bahwa kamu mencintaiku sampai sekarang, itu sudah lebih dari cukup daripada aku harus bersamamu namun kamu tak bisa melupakan masa lalu."

Alexander melepaskan pelukannya, ia menatapku dengan isak yang belum juga sirna.

"Jika suatu saat nanti kamu menemukan seseorang yang bisa kembali membuatmu tersenyum, bersamalah dengannya Alisha." Ia membelai rambutku.

Aku menggeleng. "Itu urusanku...." decakku. "Kamu hanya harus memastikan dirimu untuk baik-baik saja. hiduplah dengan baik. jadilah dokter hewan yang baik, dan jaga mamamu dengan baik."

"Tentu saja. tapi....apa aku boleh meminta satu hal padamu?"

"Apa?"

"Jangan pernah sakit lagi. Makanlah yang teratur dan jangan pernah minum kopi." Pintanya. "Melihatmu terbaring di rumah sakit dengan kondisi demam seperti waktu itu membuat hatiku sakit."

Aku mengerutkan kening.

"Rumah sakit?" tanyaku penasaran. "Jadi malam itu aku tidak bermimpi?"

Dia menggeleng. "Apa kamu menganggapnya mimpi?"

"Iya!"

Dia tertawa lantas mencubit hidungku. "Kamu tidak mimpi Alisha. Aku menjagamu sepanjang malam."

"Tapi bagaimana kamu tahu kalau aku masuk rumah sakit?"

"Tere memberitahuku."

"Tapi kenapa dia tak memberitahuku jika kamu datang malam itu?"

"Aku memintanya untuk tak memberitahumu."

Aku berdecak kesal.

"Jadi, jaga dirimu baik-baik mengerti. Karena aku akan marah jika kamu tidak bisa menjaga dirimu sendiri."

"Iya..."

"Janji?" Alexander mengeluarkan jari kelingkingnya.

"Aku janji." Aku menautkan jari kelingkingku di jari kelingkingnya. Dan kami berdua sama-sama tersenyum. Meski aku tahu, jika saat ini sebenarnya kami tak sanggup untuk tersenyum dan hati kami benar-benar tercabik.

Saling cinta, tapi memutuskan untuk tak bersama. Apakah ada hal lain yang lebih menyakitkan dari ini semua?

***** 

Continue Reading

You'll Also Like

2.1M 139K 43
Taken by Him merupakan cerita lengkap dari 'Taken by Him (Oneshoot)' Ketika sampai dirumah, Vivian dikejutkan dengan berita pernikahannya yang akan d...
125K 18.9K 36
➪ [ 𝐉𝐢𝐛𝐚𝐤𝐮 𝐒𝐡𝐨𝐮𝐧𝐞𝐧 𝐇𝐚𝐧𝐚𝐤𝐨-𝐤𝐮𝐧 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬 ] 𝐒𝐭𝐚𝐭𝐮𝐬 : 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞/𝐄𝐧𝐝 •───────•°•❀•°•───────• 𝐘/𝐧 𝐬𝐞�...
24.5K 1.4K 34
Seorang ketua gangster yang terkenal nakal, brutal, keras kepala, dan tempramen bertemu dengan seorang gadis kalem dan cerdas sehingga mereka ditunan...
233K 16.6K 40
Sekuel My CEO, My First Love Bisa dibaca terpisah, namun akan lebih baik jika membaca My CEO, My First Love terlebih dahulu. Highest Rank : 1 #guar...