Devil Psycho

By bloodkills

42.2K 2.2K 169

Ken Ethan Smith. Lelaki culun, pendiam, cupu dan penakut. Sering dibully oleh temannya kini berubah menjadi p... More

Prolog
Bagian 1 : Who Are You?
Bagian 2 : Rindu.
Bagian 3 : Saling Mengenal.
Bagian 4 : Bertahan.
Bagian 5 : Jadi Gimana?
Bagian 6 : Deal.
Bagian 7 : Thea Alexandra.
Bagian 8 : Aksi Ken.
Bagian 9 : Melepas Rindu.
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14 : Kehilangan.
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17 : Berubah.
Bagian 18 : Salah Masuk Perangkap.
Bagian 19 : Permainan Thea.
Bagian 20 : Beatiful Moment.
Bagian 21 : Dikeluarkan?
Bagian 22 : Keputusan.
Bagian 23 : Masalah Baru.
Bagian 24 : Sebenarnya Ada Apa?
Bagian 25 : Im Jealous?

Bagian 10 : Rencana.

1.3K 71 2
By bloodkills

Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan? Ya, itu benar. Karena membunuh adalah hal yang paling menyenangkan. Melihat orang menderita dengan lumuran darah dimana-mana.

***

Pagi hari, Thea bersiap-siap berangkat ke sekolah, tak lupa ia sarapan sebelum berangkat. Menyiapkan segala kebutuhannya sendirian sudah menjadi kebiasaannya, karena Thea hidup di Apartment nya seorang diri.

Dengan sisa waktu 15 menit, Thea segera berangkat ke sekolah menggunakan motor ninja hitamnya.

Thea mengendarai motornya dengan kebut-kebutan. Hanya waktu 10 menit dia sampai ke sekolahnya. Syukurlah, untuk hari ini Thea tidak ingin mendapat omelan dari guru BK.

Thea memarkirkan motornya, lalu dengan santai berjalan di koridor. Sepanjang Thea berjalan di koridor siswa siswi di sekolahnya masih saja membahas tentang hilangnya Derren. Jangan harap persoalan tentang Derren selesai begitu saja, bahkan orang tuanya sampai menyewa detektif untuk mencari Derren. Sudah seminggu ini permasalahan tentang Derren masih menyebar luas ke sekolah.

"Hahaha, sewa aja sana detektif. Bahkan detektif yang paling professional pun ga akan bisa menemukannya," ucap Thea dalam hati dengan tersenyum miring.

"Sumpah ya sebenernya tuh Derren kemana sih? dia tuh seakan-akan hilang di telan bumi tau ga?" ucap salah seorang siswi di depan kelas bersama temannya.

"Iya heran banget deh udah seminggu ini dia ga ditemuin. Gue takut terjadi sesuatu sama Derren."

Thea muak mendengar semua celotehan-celotehan tentang Derren yang tidak ada habisnya.

"Bacot! Gue sumpelin mulut lo semua pake kapak!" batin Thea dalam hati, ia masih menahan ini semua, ia tidak mau kalap.

Daripada Thea mendengar celotehan-celotehan mereka tentang Derren, ia lebih baik menuju kelasnya, XI IPS 2. Sedangkan Ken berada di kelas yang berbeda dengan Thea, yaitu XI IPA 1 karena Ken genius dalam soal berhitung.

Sesampainya di kelas, Thea langsung menuju bangkunya di barisan tengah bersama temannya, Roseline Nuella. Berbeda dengan Ken yang tidak memiliki teman sama sekali.

Roseline Nuella juga temannya pada waktu mereka kelas 10, dan sekarang mereka sekelas lagi. Mereka juga hanya sebatas teman tidak mengenal lebih, bahkan Roseline pun tidak mengetahui bahwa Thea seorang psikopat.

"Gue kira lo telat tadi," sambut Roseline begitu Thea langsung duduk.

"Ngga, cuma ngaret," jawab Thea singkat.

"Ehh The, lo udah denger kabar hilangnya Derren belum sih? Sumpah ya dia tuh bikin penasaran seluruh warga sekolah. Kalo ter--"

"Bacot! Udah deh gausah lo ngomongin Derren, daritadi sepanjang koridor gue dengernya orang-orang bahas Derren terus, gaada topik lain?" gertak Thea.

Belum sempat Roseline melanjutkan ucapannya, Thea langsung memotong pembicaraannya. Ia sudah benar-benar muak di seluruh sekolah membicarakan Derren terus menerus.

Roseline yang mendengarnya sempat tersentak kaget karena tiba-tiba Thea menyelak pembicaraannya. Roseline mengerti sikap Thea, Thea tidak peduli dengan apapun.

Rose seketika diam tidak melanjutkan pembicaraan lagi sampai Guru Ekonomi masuk kelas. Dan pembelajaran itu berhenti ketika jam istirahat.

***

Ken saat ini sedang ada di koridor kelas 12 tepatnya di lantai atas. Sebelum jam istirahat tadi, Pak Imam menyuruh Ken membawa buku-buku ke koridor kelas 12.

Dari kejauhan Andrew melihat Ken sedang berada di dekat kelasnya. Ya, Andrew sudah pulang dari Bali bersama Kintan tepat kemarin malam dini hari. Sebuah ide licik terlintas di pikiran Andrew.

Dengan sengaja, Andrew menyelengkat kaki Ken saat berjalan. Teman-teman Andrew yang melihat aksinya pun tertawa.

Kepala Ken terjatuh, hampir mencium lantai koridor. Seketika Ken mendongak ke atas, siapa yang melakukan ini kepada Ken. Dan ternyata Andrew, Andrew yang melihat itu tersenyum senang.

"Hahaha, sorry-sorry gue sengaja. Sakit yaa? Hm?" ucap Andrew meledek.

Ken tidak mendengarkan ucapan Andrew. Lebih baik, ia langsung berjalan ke kelas yang di perintahkan Pak Imam untuk menaruh buku-bukunya. 

Dengan sengaja lagi, Andrew menyelengkat kaki Ken kembali berusaha menghadang Ken dengan cara kasar. Tidak bisakah dengan cara yang baik?

"Awhh." Ken meringis kembali, kali ini selengkatan Andrew sangat kasar. Buku-buku yang ada di tangan Ken sudah jatuh berserakan di lantai koridor.

"Eits, mau kemana lo? Main pergi-pergi aja. Bagus lo kaya gitu?!" bentak Andrew pada Ken. Sekarang mereka sudah menjadi perhatian pusat mata di koridor kelas 12.

"Maaf kak, ada apa lagi? Kenapa kakak menghadang saya?" ucap Ken masih berusaha tenang.

"Kakak-kakak! Gue bukan kakak lo!"
senyum picik terlintas di sudut bibir Andrew. Andrew memiliki ide gila yang mungkin bisa membuat Ken malu berada di sekolah ini setelahnya.

"Penampilan lo boleh culun, tapi kelakuan lo diluar sana liar! Lo bunglon, hah?! Gausah nyamar sok baik. Gue tau kelakuan lo!" Andrew berjalan santai kearah Ken mengucapan kata-kata dustanya.

"Maksudnya apa ya kak ngomong kayak gitu?"

"Ckckck, masih aja belaga polos! Gue tau lo di luar sering mabuk-mabukan dan nidurin banyak cewek kan?! Ngaku lo?!" tuduh Andrew.

Saat ini mereka sudah menjadi perhatian pusat mata, dan seketika langsung omongan-omongan dari siswa-siswi terdengar membicarakan Ken.

Ken yang mendengarnya seketika terkejut, Kakak Kandungnya sendiri memfitnah Ken dengan sangat tega.

"Itu semua fitnah! Kenapa kakak fitnahin saya?" ucap Ken.

BUGH!

Andrew memukul pelipis Ken entah maksudnya apa.

"Gue sering tiap malam ngelihat lo ada di club!" Andrew tetap kekeh ingin membuat Ken malu.

Andrew teringat jika ia memiliki foto temannya di club tapi dengan wajah yang tidak terlihat. Foto itu ia dapat dari teman nya saat di Bali kemarin. Terlintas di pikiran Andrew untuk membuat Ken malu dengan foto yang di tunjukannya di ponsel Andrew. Lelaki di foto tersebut dari belakang tampangnya sama seperti Ken.

"WOI DENGERIN LO SEMUA YANG ADA DISINI, INI ANAK SATU LAGANYA DOANG POLOS TAPI KELAKUANNYA DI LUAR BENER-BENER BUSUK! KALIAN SEMUA MAU LIAT BUKTINYA?" teriak Andrew di koridor kelas 12 dan dengan cepat Andrew mengambil ponsel di saku celananya dan mencari sebuah foto.

"Nihh!" Andrew langsung memperlihatkan foto tersebut tinggi-tinggi.

Ken yang melihatnya wajahnya sudah memerah menahan marah, emosinya sudah tak tertahan lagi. "Kak itu bukan foto gue jangan ngaco!" Ken langsung menarik ponsel yang ada di tangan Andrew tapi tidak bisa. Pikiran Andrew licik sekali.

"Lo lihat kan, No? Tampangnya mirip kan sama dia?" Andrew menunjukkan bukti foto kepada temannya yang bernama Vano untuk memperkuat bukti.

"Bukan mirip lagi, tapi emang persis kaya dia," ucap Vano.

Andrew yang mendengarnya tersenyum kemenangan. Sekarang hampir seluruh koridor kelas 12 membicarakan Ken.

"Eh demi apa Ken kayak gitu? Bukannya dia selama ini terkenal sebagai sosok yang pendiam banget ya?" ucap salah seorang siswi di sekitar Ken.

"Apalagi gue, gue aja ga nyangka banget. Gue kira dia anak baik-baik tapi ternyata kayak gitu kelakuannya di luar," jawab salah seorang siswi.

Ken yang mendengarnya sangat marah, amarah di hatinya sudah memuncak. Ia benar-benar tidak terima di fitnah dengan tega oleh kakaknya sendiri. Andrew yang melihat itu tersenyum kemenangan.

Ken ingin melawan tapi ia ingat ini di sekolah dan saat ini Ken sudah menjadi perhatian pusat. Ia tidak mau namanya tercoreng di sekolah, biarkan mereka berkata apapun.

Ken yang mendengar celotehan tentangnya itu tidak peduli. Padahal di dalam hati, Ken menaruh amarah. Langsung saja Ken pergi dari kerumunan dan segera mengambil buku-buku Pak Imam.

Sepanjang Ken berjalan, omongan-omongan tentang dirinya masih terdengar. Ken mempercepat jalannya agar sampai di kelas yang di perintahkan Pak Imam.

Setelah menaruh buku-buku Pak Imam, Ken tidak langsung menuju kelasnya. Ia belum siap lagi mendengar kembali omongan-omongan dari teman kelasnya. Pasti berita fitnah tentangnya sudah menyebar luas.

Ken berjalan menuju rooftop sekolah sebelum bel masuk berbunyi, ia ingin menenangkan pikiran.

***

"EhhThea, lo mau kemana? Ga ke kantin dulu?" tanya Roseline saat melihat Thea ingin pergi keluar kelasnya.

"Biasa rooftop. Gak nafsu gue makan makanan kantin," jawab Thea. Kebiasaan Thea saat istirahat lebih memilih menghabiskan waktu di rooftop sekolahnya.

Roseline yang mendengarnya hanya ber oh ria saja.

Langsung saja Thea berjalan menuju rooftop sekolahnya. Dan ketika sampai di pintu rooftop, betapa herannya Thea saat melihat ada seorang laki-laki sedang duduk di bangku rooftop. Dengan cepat Thea mendekatinya.

"Ken? Ngapain lo disini?" tanya Thea.

"Hah, Thea? Lo kenapa ada disini?" ucap Ken sedikit terkejut.

"Harusnya gue yang nanya, lo kenapa disini? Bukannya setiap istirahat lo di kelas terus?"

Ken tidak menjawab, ia masih teringat berita fitnah tentangnya. Ia sungguh tak menyangka segitu teganya Andrew pada Ken.

"Lo kenapa? Gue tau lo ada masalah," ucap Thea mengerti sikap Ken. Ken masih terdiam.

"Ken, kita sekarang temenan kan? kalo ada masalah cerita aja," bujuk Thea.

"Lo emang belum denger seluruh sekolah ngomongin gue?" tanya Ken.

"Ngomongin apa?"

"Huft.. udahlah gue permisi dulu ya, Thea." Thea mengangguk membiarkan Ken pergi.

***

Bel pulang berbunyi, Thea dengan santai berjalan di koridor. Tapi para siswi masih membicarakan Ken. Dan sekarang, Thea tahu apa penyebabnya.

Di gerbang sekolah, Thea melihat Ken sedang berjalan di dekat gerbang sekolah.

"Ken, lo pulang jalan kaki?" tanya Thea dan Ken mengangguk saja.

"Sekarang gue tahu apa penyebabnya lo kayak tadi, kenapa ga lo coba lawan?"

Ken tidak menjawab. Untuk saat ini ia malas membahas fitnah tentang dirinya.

"Maaf, gue pamit dulu."

"Tunggu!" Thea mencegah Ken.

Thea mempersiapkan rencana, agar Ken mau mengikutinya dengan bujukan yang amat sadis. Thea membisikkan ide gila di telinga Ken.

"Lo gila? Gue gamau!" ucap Ken.

"Ikutin perkataan gue, atau 'anu' lo gue cincang!"

Dengan berat hati, ken mengangguk tanda 'iya'.

Thea langsung berjalan menuju ke parkiran mengambil motornya, dan meninggalkan Ken yang masih terdiam membisu.

***

Rencana apa ya kira kira?? Coba komen dong! Hihi.

Ikutin terus! Bintangnya jangan lupa.

Next?

Continue Reading

You'll Also Like

5.8K 84 8
Now you gotta ask yourself. What would it be like to find out that the people you love and would die for, turn out to be self centered assholes who w...
Burn Marks By Icecold101

Mystery / Thriller

6.8K 305 8
My TikTok - E.writer🖤 (whteverwhnever) I've just started the Hierarchy Kdrama And I love it !! ( I will definitely be editing this story a lot se...
6.1K 270 20
In which flora mikaelson is reborn in to Harry Potter older twin sister Kol mikaelson x fempotter Please leave a comment Love y'all-rose No mine
24.7K 3.7K 36
مــن نــەم زانـیـبـوو ئـەو پـیـس تـریـن و گـەورەتـریـن مـافـیـای سـەر ئـاسـتـی ئـاسـیـایـە.... "دووبارە ھەوڵی ڕاکردن لەم ماڵە بدەیت ھەڵبژاردن لەنێوان...