My Perfect Luna (COMPLETE)

بواسطة fatifides2_

1.1M 66.6K 1K

Devanio Alexandro, putra mahkota dari Bluemon pack. Calon Alpha dari pack terbesar dan terkuat dari wilayah t... المزيد

MPL-1
MPL-2
MPL-3
MPL-4
MPL-5
MPL-6
MPL-7
MPL-8
MPL-9
MPL-10
MPL-11
MPL-12
MPL-13
MPL-14
MPL-15
MPL-16
MPL-17
MPL-18
MPL-19
MPL-20
MPL-21
MPL-22
MPL-23
MPL-24
MPL-25
MPL-26
MPL-27
MPL-28
MPL-29
MPL-30
MPL-31
MPL-32
MPL-33
MPL-34
MPL-35
MPL-36
MPL-37
MPL-39
MPL-40
MPL-41
MPL-42
Cerita Baru

MPL-38

18.8K 1K 5
بواسطة fatifides2_

Hening. Tak ada yang berani bersuara di sana. Dengan hati yang sabar para Maid dan juru masak menunggu keputusan dari Luna besar mereka.

"Yang ini, tapi terlihat biasa saja," guman Clara menunjuk salah satu gambar. "Kalau yang ini, kelihatan mewah tapi kebanyakan coklat." Clara menghela napas. Padahal setiap tahun ia memilih ini untuk putranya, tapi ia masih saja kesulitan.

Walaupun ia tau putranya akan memerima model apapun yang ia pilih, tapi tetap saja ia ingin memberikan yang terbaik kepada anak sulungnya itu.

"Mama!" Clara mengalihkan pandangan ke sumber suara. Tampak Rora dan Derin berjalan mendekat ke arahnya.

Melihat ada Rora di sana membuat sebuah ide terlintas di kepalanya. "Rora, menurudmu Devan akan suka model kue yang mana?" tanya Clara berharap menantunya itu dapat menyelesaikan masalahnya.

"Ma, kak Devan dikasih apa saja dia pasti suka asalkan yang ngasih Mama," ucap Derin sangat hafal dengan sifat kakaknya. Dari dulu Devan sangat menyayangi sang Mama. Bahkan pria itu akan melakukan apa saja untuk Mamanya.

"Kau ini!" Sebuah cubitan langsung diterima Derin di pinggangnya. Ia hanya tertenyum kepada sang Mama.

"Bagaimana kalau yang ini," ucap Rora menunjuk gambar kue tart yang di dominasi warna putih di desain dengan lelehan coklat serta remahan coklat serta strawberry di atasnya.

"Oke, Mama setuju. Kalian buatkan tart yang ini. Ingat jangan sampai sampai Devan tau." Berulang kali Clara mengingatkan itu kepada para Maid dan juru masak yang ia beri tugas untuk mempersiapkan pesta kejutan untuk Devan.

Yha, Devan akan berulang tahun besok dan semua sepakat akan merayakan pesta tengah malam ini. Tak ada perta besar-besaran yang akan di adakan. Devan tak menyukai hal itu.

"Ma, kami mau berangkat," ucap Derin meminta izin ke mall bersama Rora dan Nesya untuk membelikan kado untuk kakaknya.

"Kalian ke sana dengan siapa? Kalian nggak bisa membawa mobil kan?" tanya Clara mengingat putrinya dari dulu tidak diperbolehkan menyetir mobil oleh suaminya.

"Sama kak Aditya," balas Rora singkat. Sebenarnya ia dan pria itu sudah berjanji untuk pergi berasama. Dan hari ini ia dapat pergi berjalan-jalan untuk itu sekalian saja ia menepati janjinya kepada pria itu.

"Baiklah. Kalian hati-hati ya." Rora dan Derin langsung bergegas setelah mencium tangan sang Mama. Mereka harus berangkat sebelum Devan melihat mereka. Jika tidak, akan sangat sulit untuk pergi dari pack hous.

Mobil telah berada di depan pintu masuk utama pack hous. Rora dan Derin yang sedah bertemu dengan Nesya langsung memasuki mobil yang sudah ada Aditya di dalamnya.

Dengan kecepatan sedang mobil melaju menyelusuri lebatnya hutan. Rora menurunkan kaca pintu. Menikmati angis sepoy-seopy yang berhembus.

"Hai, kalau kamu masuk angin gimana? Tutup lagi," ucap Aditya melihat Rora memejamkan matanya menikmati angin yang berhembus menabrak wajah wanita itu.

"Lebih enak gini tau. Tutup aja AC-nya." Aditya membuka jendela dan  menutup AC mobilnya, menuruti perkataan gadis yang berada di sebelahnya saat ini.

"Kenapa nggak sekalian dibuka aja atapnya?" tanya Derin sembari membuka kaca pintu mobil.

"Panas," balas Aditya jujur, matahari brsinar sangat terik dan sebentar lagi mereka akan sampai di jalan raya.

Hari ini jalan tampak ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Mengingat hari ini adalah weekend, tentu saja mall akan ramai pengunjung.

Setelah memakirkan mobil, mereka langsung memasuki mall. Tak lupa membawa catatan barang-barang titipan yang lainnya.

"Oke, biar lebih cepat. Bagaimana jika pecah jadi dua aja. Gue sama Nesya, kak Aditya sama kak Rora?" usul Derin yang langsung disetujui oleh semua.

*****

"Kita udah beli semuanya. Tinggal kamu yang belum. Kau nggak beli sesuatu? Atau sudah ada." Rora terdiam. Apa yang ia harus berikan kepada Devan? Ini adalah kali pertama Rora akan memberikan sebuah kado Devan, ia harap dapat memberikan kado yang selalu diingat oleh pria itu.

"Belum kepikiran ya?" ucap Aditya melihat wanita di sampingnya itu terdiam.

Ponsel Rora bergetar. Rora merogoh sakunya mengambil ponsel. Sebuah pesan masuk tertara di sana. 'Lo dimana? Gue udah sampai.'

'Oke. Gue ke sana sekarang.' Selesai membalas pesan Rora memasukkan ponsel ke tasnya. "'Dia' sudah sampai gimana kalau kita ke sama dulu?" tawar Rora yang di jawab anggukan oleh Adtya dan mereka pun beranjak dari tempat itu.

"Ra, sebaiknya kau ke sana duluan. Aku ke toilet dulu." Rora mengangguk. Setelah Aditya melangkahkan kaki menjauh, barulah Rora melanjutkan perjalanannya.

Sampai sudah Rora, di tempat tujuannya. Salah satu stand yang menjual makanan. Sekarang tinggal mencari dimana dimana gadis itu berada.

"Rora!" Seseorang melambaikan tangannya. Dia tidak lain adalah Tania, sahabat dekat Rora.

Tak menunggu lama, Rora menghampiri Tania dan langsung memeluk gadis itu. Sudah lama mereka tidak bertemu.

"Eh," merasakan  sesuatu yang janggal, Tania melepaskan pelukannya. "Lo gemukan?" tanya Tania dengan tatapan tak percaya.

"Enggak. Dia calon keponakan lo," jawab Rora mulai mengetahui maksud dari ucapan sahabatnya itu sembari mengelus perutnya.

"Lo hamil?" Rora menganggukkan kepala. "Lo udah nikah?" tanya Tania tak percaya.

"Ya sudalah. Memangnya aku cewek apaan?" jawab Rora tak terima.

"Lo sih nggak ngundang gue e pernikahan lo. Yha mana gue bisa tau." Tania meminum jusnya.

"Ya sorry, acaranya juga mendadak. Aku tidak mengundang siapapun." balas Rora jujur mengingat pernikahannya lalu.

"Oo, nggak nyangka ya lo bakal nikah duluan. Padahal lo sama Sila bilang kalau bakalan aku yang menikah terlebih dulu dari kalian berdua."

"Ya itu kan cuma tebakan," ucap Rora sembari membuka-buka buku menu. "Terus gimana sekarang, udah ada cogan yang bapetin lo belum?"

"Nggak ada. Sekarang gue udah nggak suka cogan lagi." Rora menatap gadis dihadapannya itu tak percaya. Dari dahulu cewek satu itu adalah pengagum para cogan dan apakah sekarang ia telah menyerah.

"Lo_"

"Hai!" Mendengar sapaan itu, Rora dan Tania menolehkan kepalanya ke sumber suara. Seorang pria tinggi berdiri di dekat meja mereka.

*****

"Rora itu orangnya gimana sih?" Pertanyaan itu sontak membuat Rendra menolehkan kepalanya, menatap seseorang yang telah melontarkan pertanyaan itu.

"Dia baik, care, mandiri, friendly," Rendra dia sejenak. "Kenapa lo tanya itu?" tanya Rendra curiga yang hanya dijawab dengan sebuah senyuman tipis. "Jangan bilang lo suka sama Rora!"

"Hai! Sadar dia itu Matenya sepupu lo," ucap Rendra berusaha mengingatkan. "Jika lo udah capek nyari Mate lo , mendingan lo cari aja cewek lain."

"Gimana cara lo deketin dia?" tanya Aditya singkat yang membuat perasaan Rendra tiba-tiba tak enak.

"Maksud lo?" jawab Rendra berusaha tenang. Ia tak ingin pria di sampingnya itu curiga.

"Gue tau, lo udah pernah deket sama dia." Rendra menghentikan langkah kakinya.

"Mau lo apa sih?" ucapnya merasa terancam. Pria itu kembali melangkahkan kekinya. Bagaimana bisa Aditya mengetahui itu semua? Pikir Rendra

"Gue tadi nanya, gimana caranya deketin Rora?" ucap Aditya mengulangi pertanyaannya.

"Buat apa?" jawab Rendra tak acuh.

"Lo nggak mau Devan sampai tau hubungan lo sama Rora kan? Jadi mending kasih tau gue cara deketin Rora," ucap Aditya mengintimidasi.

"Yha, lo tinggal bersikap baik sama dia. Tapi jangan berlebihan, nanti dia ilfile sama ilfil sama lo." Tak ada pilihan lain. Mau tidak mau Rendra harus mengatakan apa yang Aditya mau.

"Oke. Gue nggak akan bilang ke Devan soal hubungan lo sama Rora selagi lo juga nggak bilang ke dia soal tencana gue." Setelah mengatakan itu Rendra langsung melangkahkan kakinya melanjutkan perjalanana.

.

.

.

.

.

.

.

______________________________________

Selamat menunaikan ibadah puasa

Jangan lupa vote dan commentnya
Terima kasih
❤❤❤❤❤

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

565K 19.9K 46
[ maaf apabila ada typo ataupun alurnya gak jelas . Karena ini yang pertama ] Thanks guys for read and vote my story Aku adalah seorang gadis yang h...
3.7M 169K 69
"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ------------- Sejak mempunyai kekuatan membaca pi...
75.3K 3.9K 44
Hidupku baik baik saja, sampai akhirnya umurku menginjak 20 tahun. Semuanya tampak aneh bagi diriku, banyak teka teki didalam hidupku mulai tersusun...
378K 34K 53
*** Takdir selalu tak terduga, suka atau tidak kita harus menjalaninya. Agnoraga Demetri Apollo, keturunan murni Dewa Serigala itu telah melenyapkan...